Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RUTIN BAB 3

(BELAJAR)

1. Menjelaskan pengertian belajar


Jawab : Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru dan menghasilkan perubahan
tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai
yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang
telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah,
dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja.

2. Mendeskripsikan proses berlangsungnya belajar


Jawab : Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang terjadi di dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif
dalam arti berorientasi kea rah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya.
Proses Belajar menurut Ahli yaitu :
Menurut Bruner terbagi 3 yaitu :
 Fase informasi (tahap penerimaan materi)
 Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
 Fase evaluasi (tahap penilaian materi)

Proses Belajar Berdasarkan Kerja Otak

 Otak Kiri, Pada individu dengan pola belajar memakai otak kiri walau
dapat membaca cepat, belum tentu pemahamannya baik. Untuk
memahami apa yang dibaca, harus dengan membaca perlahan (silent) dan
pelan-pelan (slowly) sehingga kata tersebut masuk ke dalam pikirannya.
 Otak Kanan, Proses berpikir pada individu dengan otak kanan adalah
secara visual dan spasial (penglihatan dalam ruang). Orientasi visualnya
yang multidimensi membuat kecenderungan untuk melakukan kesalahan
dan menyalin huruf dan angka.

3. Menguraikan beberapa dimensi perubahan kognitif dan perilaku sebagai hasil belajar
Jawab : Perilaku yang diakibatkan perubahan kognitif/kematangan :
Kematangan termasuk pengalaman. Kematangan bisa mengubah tingkah
laku dan perubahan tingkah laku akibat kematangan juga berlangsung lama
sekali. Tetapi perubahan tingkah laku akibat kematangan bukan termasuk
belajar. Contohnya : anak anak berubah dari tidak bisa berjalan menjadi bisa
berjalan. Anak-anak tersebut tidak membutuhkan teknik-teknik berjalan.
Secara instinskif, dia bisa berjalan ketika sudah tiba waktunya. Yang
dibutuhkan anak untuk berjalan hanyalah kesempatan,lingkungan,fasilitas.

Perilaku yang diakibatkan sebagai hasil belajar :


a. Perubahan yang Disadari dan Disengaja (Intensional)
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari
individu yang bersangkutan. Contohnya : seorang mahasiswa sedang belajar
tentang psikologi pendidikan. Ia menyadari bahwa dia sedang berusaha
mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar
Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dirinya telah terjadi perubahan
perilaku yaitu dengan memperoleh sejumlah pengetahuan,
sikap,keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan.
b. Perubahan yang Berkesinambungan
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya
merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah
diperoleh sebelumnya.
Contohnya : seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang
“Hakekat Belajar”. Ketika ia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar
Mengajar” maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakekat
Belajar”akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam megikuti
perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.
c. Perubahan yang Fungsional
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan
masa sekarang maupun masa mendatang.
Contohnya : seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan maka
pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat
dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya
sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta
didiknya kelak ketika dia menjadi guru.
d. Perubahan yang Bersifat Positif
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normative dan menunjukkan ke
arah kemajuan.
Contohnya : seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi
Pendidikan menganggap bahwa dalam proses belajar mengajar tidak perlu
mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan
perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti
pembelajaran Psikologi Pendidikan dia memahami dan berkeinginan untuk
menerapkan prinsip-prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip
perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.
e. Perubahan yang bersifat aktif
Untuk memperoleh perilaku baru,individu yang bersangkutan aktif berupaya
melakukan perubahan.
Contohnya : mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang
psikologi pendidikan maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan
membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan,berdiskusi dengan
teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.

4. Mendeskripsikan hubungan antara perkembangan dan belajar


Jawab : Hubungan antara perkembangan dengan belajar memiliki hubungan yang
sangat erat, sehingga hampir semua proses perkembangan memerlukan belajar.
Dalam konteks belajar formal, antara proses perkembangan dengan belajar (proses
belajar mengajar) yang dikelola oleh guru terdapat ikatan yang sangat kuat yang
mengikat kedua proses tersebut. Demikian eratnya ikatan tersebut, maka hampir tidak
ada proses perkembangan siswa baik jasmani maupun rohani yang terlepas dari
proses belajar mengajar dalam pendidikan. Adapun hal-hal yang mempengaruhi
proses belajar yaitu kegiatan fisik dan perkembangan kognitif.

5. Identifikasilah tahap perkembangan perilaku psikososial siswa SMA di sekolah


berdasarkan teori Erikson. Apa kesimpulan Anda terhadap perkembangan siswa
tersebut? Bagaimana penjelasan Anda tentang kesiapan siswa tersebut untuk belajar
secara kelompok?
Jawab : Perkembangan Perilaku siswa SMA menurut teori Erikson :
Ø Kepercayaan versus tidak kepercayaan : pada tahap ini siswa SMA sudah mulai
percaya diri pada dirinya tidak seperti siswa SMP
Ø Inisiatif versus rasa bersalah : pada tahap ini siswa SMA sudah mulai mandiri dan
mulai tau melakukan sesuatu tanpa harus ada perintah dari orang lain, tahap ini juga
siswa SMA sudah mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk dan mulai
bertangggung jawab terhadap sesuatu yang telah dilakukannya.
Ø Upaya versus Inferioritas setalah rasa bertanggung jawab pada masa ini siswa
SMA memiliki semangat pada diri untuk berbuat banyak, semangat dalam belajar,
menambah pengetahuan dan kemampuan serta berusaha berjuang untuk mencapai
cita-cita/keinginannya
Ø Identitas versus kebinggungan : pada tahap ini siswa SMA tidak lagi binggung
terhadap identitas dirinya karena dia sudah mengetahui identitas dirinya dan
memhami bagaimana dirinya dan dia juga sudah memikirkan tujuan hidupnya
Ø Intimasi versus isolasi : tahap membentuk hubungan positif dengan orang lain.
Dalam tahap-tahap ini siswa SMA sudah mulai dapat membina hubungan social dan
tidak lagi merasa bahwa dalam kehidupan ini dia hanya sendiri.
Ø Generativitas versus stagnasi : siswa SMA belum menggalami tahap seperti ini
karena tahap ini dialami kita kita sudah berumah tangga dan memiliki pengalaman
dalam hal tersebut
KESIMPULAN : siswa SMA sudah dapat memahami dan mengenal identitas dirinya
sehingga dia sudah memikirkan arah tujuan hidupnya dan berjuang untuk mencapai
apa yang dicita-citakannya.
KESIAPAN UNTUK BELAJAR KELOMPOK : sudah siap karena dia sudah bisa
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

6. Gunakan tori kognitif Piaget, teori psikososial Erikson dan teori perkembangan moral
Kohlberg untuk menganalisis perkembangan seorang siswa di SMP yang Anda
tentukan sendiri. Ambil kesimpulan tentang kualitas perkembangannya apakah
terlambat, sesuai atau cepat. Beri penjelasan tentang acuan yang Anda pakai untuk
mengambil kesimpulan tersebut!
Jawab : Dunia anak SMP masih termasuk dunia yang labil, masih tergolong masa
pancaroba, sehingga jika salah arah akan mengakibatkan anak SMP terjerumus ke hal
negatif.
a. Perkembangan Kognitif
Pada tahap ini daya piker anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional
dan objektif, memiliki daya ingat yang masih kuat. Dalam tahap ini anak sudah mulai
dapat membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya
b. Perkembangan Psikososial
Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan-
perbuatan yang membuahkan hasil. Anak sudah siap meninggalkan rumah dan
orangtua nya dalam waktu terbatas yaitu pada saat anak berada disekolah. Melalui
proses pendidikan ini anak belajar untuk bersaing (kompetitif), kooperatif dengan
orang lain, saling member dan menerima, setia kawan dan belajar peraturan-peraturan
yang berlaku dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan
teman.
c. Perkembangan moral
Pada tahap ini anak tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku , remaja mulai
bertanya tentang kebenaran dari susatu yang selama ini diterimanya. Pada tahap ini
anak sering melihat adanya kejanggalan antara yang mereka percayai dahulu dengan
kenyataan disekitarnya kemudian mereka mulai mempertanyakan dan memcari tau
jawabannya. Sehingga sering remaja menemukan susuatu yang berbeda dengan apa
yang diajarkan dan kenyataan yang mereka lihat sehingga terjadi konflik nilai pada
diri mereka. Dan saat inilah seorang remaja akan terjatuh jika dia tidak dapat
menemukan jawabannya sehingga terjadi kenakalan-kenakalan remaja yang
disebabkan oleh hal baru yang mereka terima dan juga lingkungan sekitarnya.
7. Pada taraf manakah perkembangan identitas gaya hidup, identitas prestasi, identitas
religious Anda? Apakah Anda berada pada taraf diffused, foreclosed, moratorium,
achieved? Bagaimanakah kesiapan Anda berdasarkan perkembangan tersebut untuk
menjadi seorang guru?
Jawab :
 Identitas diffusion. Orang tipe ini, yaitu orang yang mengalami kebingungan
dalam mencapai identitas. Ia tidak memiliki krisis dan juga tidak memiliki
tekad untuk menyelesaikannya. Ciri seseorang yang memiliki identitas ini
adalah : tidak mempunyai pilihan-pilihan yang dipertimbangkan secara
serius, tidak mempunyai komitmen, tidak yakin pada dirinya sendiri,
cenderung menyendiri, orang tua tidak mendiskusikan mengenai masa depan
dengannya, mereka sering bicara semua terserah mereka, beberapa dari
mereka tidak mempunyai tujuan hidup, cenderung tidak bahagia, sering
menyendiri karena kurangnya pergaulan.
 Identitas foreclosure; identitas ini ditandai dengan tidak adanya suatu krisis,
tetapi ia memiliki komitmen atau tekad. Sehingga individu seringkali
berangan-angan tentang apa yang ingin dicapai dalam hidupnya, tetapi
seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapinya. Akibatnya,
ketika individu dihadapkan pada masalah realitas, tidak mampu menghadapi
dengan baik. Bahkan kadang-kadang melakukan mekanisme pertahanan diri
seperti ; rasionalisasi, regresi pembentukan reaksi dan sebagainya.
 Identitas moratorium ; identitas ini ditandai dengan adanya krisis, tetapi ia
tidak memiliki kemauan kuat (tekad) untuk menyelesaikan masalah krisis
tersebut. Ciri seseorang yang memiliki identitas moratorium adalah : dalam
keadaan krisis, ragu-ragu dalam membuat keputusan, banyak bicara, percaya
diri, tetapi juga mudah cemas dan takut, pada akhirnya mungkin akan keluar
dari krisis dengan kemampuannya membuat komitmen.
 Identitas achievement ; seorang individu dikatakan telah memiliki identitas,
jika dirinya telah mengalami krisis dan ia dengan penuh tekad mampu
menghadapinya dengan baik. Justru dengan adanya krisis akan mendorong
dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya mampu menyelesaikannya dengan
baik. Walaupun kenyataannya ia harus mengalami kegagalan, tetapi bukanlah
akhir dari upaya untuk mewujudkan potensi dirinya.
Bila dilihat dari ciri – ciri keempat identitas maka : identitas gaya hidup
berkembang pada taraf identitas achievment karena pada identitas ini remaja
telah mengalami krisis dan ia dengan penuh tekad mampu menghadapinya
dengan baik. Justru dengan adanya krisis akan mendorong dirinya untuk
membuktikan bahwa dirinya mampu menyelesaikannya dengan baik. Identitas
prestasi berkembang pada taraf identitas moratorium karena seseorang yang
memiliki identitas moratorium adalah : dalam keadaan krisis, ragu-ragu dalam
membuat keputusan, banyak bicara, percaya diri, tetapi juga mudah cemas dan
takut, pada akhirnya mungkin akan keluar dari krisis dengan kemampuannya
membuat komitmen. Identitas religius berkembang pada taraf identitas diffusion
kerena pemilihan tentang keyakinan religius bersumber dari orang tua dan orang
tua tidak pernah mendiskusikan hal tersebut pada anak.
Seorang guru haruslah memahami setiap taraf identitas agar identit dapat
mengembangkan identitas siswa sesuai d engan taraf perkembangannya sehingga
siswa dapat mengerti tugas – tugas perkembangannya.

8. Identifikasilah karakteristik perkembangan kognitif seorang siswa di SMP menurut


teori kognitif Piaget. Kemudian identifikasi juga karakteristik perkembangan Anda
sebagai guru setelah tamat kelak. Analisislah jarak antara perkembangan kognitif
siswa dan Anda. Apa yang dapat Anda lakukan untuk memperkecil gap (kesenjangan)
antara perkembangan kognitif Anda dengan siswa tersebut dalam membahas topic
“perilaku membantu orang lain”!
Jawab : Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur –
angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan
egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang
lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga
anak benar-benar berada pada stadium belajar.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak SMP disebut pemikiran Operasional
Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan
pada objek – objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam
sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari
pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang
tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah
mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi – operasi, yaitu :
a). Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami
hubungan – hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau
keadaan yang lain.
b). Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-
akibat dalam suatu keadaan.
c). Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda
yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu
perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini
anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk
melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
Perkembangan saya sudah mulai memiliki pemikiran yang matang dan
kesiapan untuk menjadi guru. Karena pengalaman yang belum banyak mungkin awal-
awalnya agak sedikit gugup karena jarak yang tidak terlalu jauh dengan siswa tetapi
tetap berusaha agar dapat mengajar dengan baik dan lebih terbuka, ramah kepada
siswa agar siswa tidak menjadi takut kepada kita melainkan dia menjadi lebih terbuka
dan mau menerima pelajaran yang diberikan. Bahkan kalau bias berusaha juga untuk
menjadi sahabat bagi siswa.

Anda mungkin juga menyukai