Anda di halaman 1dari 8

1.

Anggrek Gergaji Doreng


Disebut anggrek gergaji doreng (Thrixspermum merguense (Hook.f) O. Kuntze) karena
tandan bunga dari marga Thrixspermum umumnya berbentuk gergaji dan bunganya berwarna
doreng-doreng. Batang anggrek tersebut sangat pendek dan tertutup oleh pangkal daun yang
tingginya antara 2–4 cm. Daunnya sendiri berbentuk lonjong dengan ukuran 2,5 cm x 7 mm
serta berdaging tebal. Umumnya, dalam satu tangkai ada delapan helai daun. ”Thrixspermum
merguense ini tipenya menyukai tempat terbuka. Umumnya tumbuh diketinggian 500–1.000
meter di atas permukaan laut (mdpl) dan menumpang pada pohon.
Klasifikasi ilmiah
Class : Equisetopsida C. Agardh
Subclass : Magnoliidae Novák ex Takht.
Superorder : Lilianae Takht.
Order : Asparagales Link
Family : Orchidaceae Juss.
Genus : Thrixspermum Lour.

Jika berbunga, anggrek ini akan tampak sangat cantik karena perhiasan bunganya
berwarna kuning dengan bercak-bercak cokelat. Juga terdapat bulu halus di tengahnya. Tandan
bunganya muncul dari samping batang dengan jumlah 4–6 tandan dengan panjang sekitar 5
cm. Sedangkan jumlah bunga di setiap tandannya, rata-rata 2–4 kuntum dan mekarnya bertahan
5 hari. Musim berbunga terjadi pada Januari–Februari, Mei–Juni, dan September–Oktober.
Selain di Malang Selatan, anggrek jenis ini juga bisa didapati di Jawa Barat serta Sumatera.
Hanya, statusnya rawan (vulnerable) alias mendekati kepunahan. (Sumber:
https://radarmalang.id/anggrek-gergaji-doreng-itu-betah-di-pohon-jati/).
2. Pohon Winong
Pohon winong atau binong (Tetrameles nudiflora) termasuk tumbuhan yang langka.
Pohon winong termasuk salah satu nama pohon yang kurang terkenal dan familier di telinga
kita. Ukuran pohon winong atau binong yang raksasa (besar) dan akarnya yang dapat menjalar
kemana-mana sering menjadi ancaman bagi bangunan. Pohon winong atau binong sering
ditemui di tempat-tempat yang dianggap keramat. Di Vietnam dan Kamboja pohon ini biasa
tumbuh di antara reruntuhan candi atau bangunan kuno. Biasanya pohon ini sudah berusia
ratusan tahun. Di Indonesia pohon winong mempunyai beberapa nama lokal yang berbeda
seperti binong, binung (Sunda), winong (Jawa), kayu tabu (Palembang), dan mengkundor
(Melayu). Sedangkan dalam bahasa Inggris tumbuhan ini dinamai dengan nama
genusnya, Tetrameles. Tumbuhan langka bernama pohon winong ini mempunyai nama
latin Tetrameles nudiflora dengan beberapa sinonim seperti; Tetrameles grahamiana (Nimmo)
Wight, Tetrameles grahamiana var. ceylanica A. DC., dan Tetrameles rufinervisMiq.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Datiscaceae
Genus : Tetrameles
Spesies : Tetrameles nudiflora R.Br.

Pohon binong ciri khas pada akar tambinya yang dapat menjalar dipermukaan tanah dan
batuan. Selain itu sosok batangnya yang tinggi mampu mencapai 50 meter. Batang bagian
bawah tidak bercabang hingga ketinggian sekitar 30-an meter. Kulit batang halus. Diameter
batang juga cukup besar dan mampu mencapai 2 meter. Daun pohon winong berbentuk hati
berwarna hijau dengan tepi daun bergerigi dengan panjang 10-26 cm dan lebar 9-20 cm.
Bunganya tersusun dalam malai yang terdiri atas bunga jantan dan bunga betina. Buah binong
lonjong atau bulat telur.
Pohon ini selain di Indonesia juga tumbuh tersebar di Australia, Bangladesh, Bhutan,
China, India, Laos, Malaysia, Myanmar, Sri Lanka, Kamboja, Thailand, dan Vietnam. Di
Indonesia pohon winong atau binong dapat dijumpai di Sumatera, Jawa, Nusa
Tenggara, Sulawesi, dan Papua. Habitat tumbuhan langka bernama latin Tetrameles
nudiflora ini adalah hutan hujan dan hutan gugur di dataran rendah dan lereng pegunungan
kapur hingga ketinggian 700 meter dpl. Populasi pohon winong (Tetrameles nudiflora)
diyakini semakin mendekati terancam. Karena itu IUCN memasukkannya ke dalam daftar
merah (redlist) dengan kategori Least Concern (Beresiko Rendah).
Tidak banyak yang diketahui tentang manfaat pohon winong. Alamendah berusaha
menelusurinya tetapi data dan penelitian tentang pohon langka ini masih teramat minim apalagi
di Indonesia. Namun dari beberapa referensi tidak resmi yang didapat Alamendah, banyak
masyarakat Indonesia yang meyakini kayu winong sebagai salah satu kayu yang mempunyai
tuah (kekuatan magis). Namun tentang khasiat magis ini Alamendah’s Blog tidak dapat
menguraikannya lebih detail. Melihat fisik pohon yang unik, besar dan tingginya pohon, serta
semakin langka populasinya di alam liar seharusnya para ahli botani kita tergerak untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang pohon winong ini. Pembudidayaanya maupun
manfaatnya bagi manusia. Alamendah percaya tidak satupun di dunia ini yang diciptakan
Tuhan dengan percuma. Temasuk Si Pohon Raksasa Langka, Winong (Tetrameles nudiflora)
ini.

3. Pohon Mundung
Menteng, kepundung, atau (ke)mundung (terutama Baccaurea racemosa (Reinw.)
Muell. Arg.; juga B. javanica dan B. dulcis) adalah pohon penghasil buah dengan nama sama
yang dapat dimakan. Sekilas buah menteng mirip dengan buah duku namun tajuk pohonnya
berbeda. Rasa buahnya biasanya masam (kecut) meskipun ada pula yang manis. Menteng dulu
biasa ditanam di pekarangan namun sekarang sudah sulit ditemui akibat desakan penduduk dan
penanaman tanaman buah lain yang lebih disukai. Tumbuhan ini asli dari Pulau Jawa. Di
sekitar Jakarta dan Bogor kadang-kadang masih ditemukan penjual buah menteng.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Phyllanthaceae
Bangsa : Antidesmeae
Upabangsa : Scepinae
Genus : Baccaurea; Spesies: Baccaurea racemosa (Reinw.) Muell. Arg.

Habitus: Pohon, tinggi 10-25 m. Batang: Tegak, berkayu, bulat, kasar, percabangan
simpodial, putih kecoklatan. Daun: Tunggal, tersebar, lonjong, tepi bergerigi, ujung runcing,
pangkal membulat, pertulangan menyirip, panjang 7-20 cm, lebar 3-7,5 cm, tangkai silindris,
hijau muda, panjang + 2 cm, hijau. Bunga: Majemuk, berkelamin satu, di batang atau di cabang,
tangkai silindris, panjang ± 10 cm, kelopak bentuk mangkok, benang sari empat sampai enam,
bunga betina lebih besar dari bunga jantan, mahkota terbagi lima, kuning. Buah: Buni, bulat,
diameter ± 2 cm, masih muda hijau setelah tua kuning. Biji: Bulat, diameter ± 0,5 cm, putih
kekuningan. Akar: Tunggang, putih kotor.
Kandungan Kimia Daun dan kulit batang kepundung mengandung saponin, flavonoida
dan tanin, di samping itu daunnya juga mengandung alkaloids. Khasiat daun kepundung
sebagai obat mencret dan untuk peluruh haid. Untuk peluruh haid dipakai ± 20 gram daun segar
kepundung, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil
saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.
4. Pohon Kepayang
Pohon kepayang, kluwek, atau picung memang bisa bikin mabuk kepayang. Bahkan
istilah mabuk kepayang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia salah satunya mempunyai arti
‘mabuk karena makan buah kepayang’. Anehnya, meski memabukkan kepayang justru sering
dipakai sebagai bumbu masakan terutama rawon. Pohon dan buah ini disebut dengan berbagai
nama seperti kepayang (Melayu dan Jawa), kluwek, keluwek, kluak, keluak (Jawa), picung
(Sunda), pucung (Betawi), atau pohon lunglai, kalawak (Banjar), atau panarassan (Toraja).
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai durian, false durian, football fruit, atau raual. Dan nama
latin tumbuhan kepayang atau kluwek ini adalah Pangium edule. Disebut
sebagai durian atau false durian diduga lantaran buahnya yang berbau tajam
akibat hydrocyanic acid yang terkandung di dalamnya, sehingga orang Eropa keliru menyebut
buah ini dengan nama durian. Sedangkan nama football fruit lebih disebabkan oleh bentuk
buah kepayang yang mirip bola rugby atau American Football.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Achariaceae
Genus : Pangium
Spesies : Pangium edule

Pohon kepayang atau kluwek (Pangium edule) berbatang lurus yang tingginya mampu
mencapai 60 meter dengan diameter batang mencapai 120 cm. Percabangannya tidak terlalu
rapat. Daunnya berbentuk jantung, dengan lebar 15 cm. dan panjang 20 cm. berwarna hijau
gelap dan mengkilap di bagian atas, sementara bagian bawahnya agak keputihan dan sedikit
berbulu. Bunga kepayang atau kluwek (Pangium edule) tumbuh di pucuk ranting, berwarna
putih kehijauan, mirip dengan bunga pepaya. Buah kepayang berbentuk lonjong dengan bagian
ujung dan pangkal meruncing, berukuran panjang 30 cm dan lebar 20 cm. Bentuk buah
kepayang mirip bola rugby atau American Football. Warna kulit buah cokelat, dengan
permukaan agak berbulu. Daging buah putih dan lunak. Biji kepayang bertempurung,
berbentuk asimetris, dengan ukuran 3 – 4 cm. Tempurung biji bertekstur dengan warna cokelat
kehitaman. Ketebalan tempurung antara 3 sd. 4 mm. dan sangat keras. Daging biji berwarna
sangat putih. Tanaman ini tumbuh di hutan hujan tropika basah dan merupakan tanaman asli
yang tumbuh mulai dari Asia Tenggara hingga Pasifik Barat, termasuk di Indonesia. Kepayang
yang merupakan anggota famili Flacourtiaceae mampu tumbuh di daerah dataran rendah
hingga ketinggian 1.500 m dpl.
Seperti namanya, tanaman ini mampu membuat orang menjadi kepayang (mabuk atau
pusing). Hal ini dikarenakan, terutama bijinya, mengandung asam sianida dalam konsentrasi
tinggi. Selain asam sianida, beberapa kandungan kimia lainnya yang terdapat pada buah
kepayang (Pangium edule) antara lain vitamin C, ion besi, betakaroten, asam hidnokarpat,
asam khaulmograt, asam glorat, dan tanin. Berbagai kandungan zat tersebut menjadikan
tanaman kepayang, kluwek, picung atau Pangium edule memiliki berbagai macam manfaat
dan kegunaan, seperti; bahan batang korek api (batang), obat cacing (daun), antiseptik,
penghilang kutu, bahan pengawet, dan bahan pembuat minyak (biji). Manfaat yang tidak kalah
pentingnya adalah buahnya yang sering kali digunakan sebagai bumbu dapur masakan
Indonesia seperti rawon. Bijinya pun dapat dimakan langsung setelah menjalani proses
pemeraman untuk menghilangkan zat asam sianida yang dikandungnya. Meskipun demikian
bila dimakan dalam jumlah tertentu apalagi bagi yang kurang tahan dapat mengakibatkan efek
pusing (mabuk). Selain itu, kayu kepayang juga cukup baik dan kuat sebagai bahan
pertukangan. Dan lagi, tumbuhan asli Indonesia ini memiliki perakaran yang kuat sehingga
cocok digunakan sebagai pohon pelindung dan penghijuan di daerah aliran sungai.
Untuk menghilangkan kandungan asam sianida, buah kepayang atau kluwek (Pangium
edule) yang telah matang dan jatuh dari pohon dikumpulkan dalam satu karung dan dibiarkan
basah oleh air hujan atau malah direndam dalam air dalam waktu 10-14 hari. Dengan begitu,
selain kulit atau sabutnya lebih mudah dikupas juga dapat menghilangkan racun asam sianida
yang terdapat pada bijinya. Meskipun bukan termasuk tanaman langka, namun nyatanya pohon
kepayang kini mulai jarang ditemukan.
5. Pohon Randu
Kapuk randu atau kapuk (Ceiba pentandra) adalah pohon tropis berasal dari bagian utara
dari Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia, dan (untuk varitas C.
pentandra var. guineensis) berasal dari sebelah barat Afrika. Kata "kapuk" atau "kapok" juga
digunakan untuk menyebut serat yang dihasilkan dari bijinya. Pohon ini juga dikenal
sebagai kapas Jawa atau kapok Jawa, atau pohon kapas-sutra. Juga disebut sebagai Ceiba,
nama genusnya, yang merupakan simbol suci dalam mitologi bangsa Maya. Biji Kapok yang
berisi serat di dalamnya Pohon ini tumbuh hingga setinggi 60-70 m dan dapat memiliki batang
pohon yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 m. Pohon ini banyak ditanam di Asia,
terutama di pulau Jawa, Malaysia, Filipina, dan Amerika Selatan.
Klasifikasi ilmiah

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (Bombacaceae)
Genus : Ceiba
Spesies : C. pentandra

Di Bogor terdapat jalan yang di sepanjang tepinya dinaungi pohon kapuk. Pada saat
buahnya merekah suasana di jalanan menyerupai hujan salju karena serat kapuk yang putih
beterbangan di udara. Kapuk merupakan pohon dengan tinggi 70,. akar menyebar hozontal,
dipermukaan tanah. batang atau dengan tampa cabang, kadang-kadang berduru. kapuk tumbuh
bagus pada ketinggian <500 m. temperatur malam hari di bawah 17 derajat Celcius. kapuk
menyukai curah hujan yang melimpah. curah hujan sebaiknya sekitar 1500 mm/tahun. pohon
ini mudah rusaj oleh angin yang kuat. buah kapuk merupakan sumber serat, digunakan untuk
bahan dasar matras, bantal, hiasa dinding, pakaian pelindung, dan penahan panas serta suara.
kulit kering dugunakaan sebagai bahan bakar, biji yang mengandung minyak yang digunakan
dalam industri sebagai pelumas dan minyak lampu, oleh sebab itu dapat dipakai sebagai bahan
baku energi. daun muda di makan sebagai sayuran di Filiphina, bunga dan buah muda dimakan
di Thailand, dan polong yang sangat muda dimakan dijawa.

Anda mungkin juga menyukai