pelayanan kesehatan khusus yang dan orang dengan gangguan jwa yang
memenuhi syarat dan yang sesuai seharusnya tidak dipasung tetapi wajib
dengan ketentuan peraturan mendapatkan pengobatan dan perawatan
perundang-undangan. di fasilitas pelayanan kesehatan.
Selanjutnya dapat dilihat dalam
Ketentuan Pasal 147 menyatakan Rancangan Undang-Undang tentang
bahwa Pemerintah, pemerintah daerah dan Kesehatan Jiwa, Rancangan Undang-
masyarakat bertanggung jawab dalam Undang ini telah disahkan pada Rapat
melakukan upaya penyembuhan penderita Paripurna DPR RI tanggal 8 Juli 2014 dan
gangguan jiwa yang dilakukan oleh tenaga saat ini masih dalam proses penomoran di
kesehatan yang berwenang ditempat yang Sekretariat Negara:
tepat dan tetap menghormati hak asasi Pasal 1 angka 2 menyatakan bahwa: Orang
manusia. Pemasungan tentu saja Dengan Masalah Kejiwaan yang selanjutnya
bertentangan dengan ketentuan disingkat OMDK adalah orang yang
sebagaimana diatur dalam Pasal 147 mempunyai masalah fisik, mental sosial,
tersebut, tindakan pemasungan bukan pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau
merupakan upaya penyembuhan serta kualitas hidup sehingga memiliki risiko
bukan dilakukan oleh tenaga kesehatan mengalami ganguan jiwa
yang berwenang dan tentu saja melanggar Pasal 1 angka 3: Orang Dengan Gangguan
hak asasi manusia. Seharusnya untuk Jiwa yang selanjutnya disingkat ODGK
merawat penderita ganguan kesehatan jiwa adalah sesorang yang mengalami
digunakan fasilitas kesehatan khusus yang gangguan dalam pikiran, perilaku, dan
memenuhi syarat bukan dipasung. perasaan yang termanifestasi dalam bentuk
sekumpulan gejala dan/atau perubahan
Pasal 148 ayat (1):“Penderita gangguan perilaku yang bermakna, serta dapat
jiwa mempunyai hak yang sama sebagai menimbulkan penderitaan dan hambatan
warga negara.” dalam melaksanakan fungsi sebagai
Berdasarkan pengaturan pasal manusia.
tersebut, tersebut orang dengan masalah Undang-Undang tentang kesehatan
kejiwaan dan orang dengan gangguan jiwa jiwa membagi menjadi 2 (dua) kriteria yaitu
mempunyai hak yang sama sebagai warga ada orang dengan masalah kejiwaan
negara sehingga bebas dari pemasungan. (OMDK) dan orang dengan gangguan jiwa
Kemudian Pasal 149: “Penderita gangguan (ODGJ). Pasal 3 huruf c menyatakan bahwa:
jiwa yang terlantar, menggelandang, Upaya kesehatan jiwa bertujuan
mengancam keselamatan dirinya dan/atau memberikan perlindungan dan menjamin
orang lain, dan/atau mengganggu pelayanan kesehatan jiwa bagi OMDK dan
ketertiban dan/atau keamanan umum ODGJ berdasarkan hak asasi manusia;
wajib mendapatkan pengobatan dan Pemasungan tentu saja bertentangan
perawatan di fasilitas pelayanan dengan Pasal 3 yang menentukan bahwa
kesehatan.” tujuan upaya kesehatan memberikan
Pasal 149 undang-Undang ini perlindungan dan menjamin pelayanan
sebenarnya juga merupakan jawaban kesehatan jiwa bagi OMDK dan ODGJ
terhadap orang dengan masalah kejiwaan berdasarkan hak asasi manusia karena
RechtsVinding Online
yang terkait dengan sanksi pidana bagi jelasnya pengaturan sanksi terhadap pihak
orang yang melakukan pemasunga terdapat yang memasung dalam Pasal 333 KUHP ini
dalam Pasal 333 Kitab Undang-Undang maka seharusnya Pemerintah lebih tegas
Hukum Pidana yang menyatakan: menindak pelaku pemasungan sehingga
(1) Barang siapa dengan sengaja dan diharapkan tidak adanya lagi pemasungan
melawan hukum merampas terhadap orang dengan masalah kejiwaan
kemerdekaan seseorang, atau dan orang dengan gangguan jiwa.
meneruskan perampasan kemerdekaan
yang demikian, diancam dengan pidana Kesimpulan
penjara paling lama delapan tahun. Pemasungan bertentangan dengan
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka- ketentuan Peraturan perundang-undangan
luka berat, maka yang bersalah karena pengaturan mengenai larangan
diancam dengan pidana penjara paling pemasungan terhadap orang dengan
lama sembilan tahun. masalah kejiwaan dan orang dengan
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam gangguan jwa sebenarnya telah lengkap
dengan pidana penjara paling lama dua diatur dalam peraturan perundang-
belas tahun. undangan di Indonesia hanya
(4) Pidana yang ditentukan dalam pasal ini penegakannya yang masih perlu
diterapkan juga bagi orang yang ditingkatkan. Kemudian perlu adanya
dengan sengaja dan melawan hukum kerjasama masyarakat dengan pemerintah
memberi tempat untuk perampasan untuk menghindari terjadinya pemasungan
kemerdekaan. terhadap orang dengan masalah kejiwaan
dan orang dengan gangguan jiwa yang
Memasung berarti merampas seharusnya dilindungi.
kemerdekaan seseorang. Dengan telah
*
Penulis adalah Perancang Muda Bidang Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia Sekretariat Jenderal DPR RI