2. Etiologi
a. Hipertensi
b. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi
atrium, penyakit jantung kongestif)
c. Kolesterol tinggi, obesitas
d. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
e. Diabetes melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
f. Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar
estrogen tinggi)
g. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol
3. Patofisiologi (Pathway)
Stroke iskemik (Stroke Non Hemoragik) adalah tanda klinis gangguan
fungsi atau kerusakan jaringan otak sebagai akibat dari berkurangnya aliran
darah ke otak, sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan darah dan oksigen
di jaringan otak.16 Aliran darah dalam kondisi normal otak orang dewasa adalah
50-60 ml/100 gram otak/menit. Berat otak normal rata-rata orang dewasa adalah
1300- 1400 gram (+ 2% dari berat badan orang dewasa). Sehingga dapat
disimpulkan jumlah aliran darah otak orang dewasa adalah + 800 ml/menit atau
20% dari seluruh curah jantung harus beredar ke otak setiap menitnya. Pada
keadaan demikian, kecepatan otak untuk memetabolisme oksigen + 3,5 ml/100
gram otak/menit. Bila aliran darah otak turun menjadi 20-25 ml/100 gram
otak/menit akan terjadi kompensasi berupa peningkatan ekstraksi oksigen ke
jaringan otak sehingga fungsi-fungsi sel saraf dapat dipertahankan.
PATHWAY
4. Manifestasi Klinis
a. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan
b. Tiba-tiba hilang rasa peka
c. Bicara pelo
d. Gangguan penglihatan
e. Nyeri kepala hebat
f. Gangguan daya ingat
g. Kesadara menurun
h. Gangguan fungsi otak
i. Proses kencing terganggu
j. Mulut mencong atau tidak simetris
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurism atau malformasi vaskular.
b. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukkan adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada
intrakranial.
c. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma,
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
d. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi
dan infark akibat dari hemoragik.
e. EEG (Electroencephalogram)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan
otak.
6. Penatalaksaan
a. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan
otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan,
tindakan awal difokuskan untuk menyelematkan sebanyak mungkin area
iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan aliran darah yang adekuat
dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama dan frekuensi) serta
tekanan darah.
b. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK (Tekanan Intrakranial)
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebihan, pemberian dexamethason.
c. Pengobatan
1. Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada
fase akut
2. Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa
trombolitik/emobolik seperti manitol (misalnya tissue plasminogen activator,
streptokinase dan urokinase)
3. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral seperti manitol 20%
d. Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak.
Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa
penyulit seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas.
Adib M, 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan Stroke.
Edisi ke-2 Yogyakarta : Dianloka Printika
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Neurologi. Jakarta : Salemba Medika.