Anda di halaman 1dari 7

PETUNJUK PRAKTIS

SISTEM PEMELIHARAAN DAN REHABILITASI JEMBATAN

1. Sistem Manajemen Jembatan Dan Pemeriksaan Jembatan

1.1. Sistem Manajemen Jembatan

Sistem Manajemen Jembatan (BMS) di Indonesia pertama kali dikembangkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga dalam manajemen kejembatanan. Dalam tahap pertama BMS yang
dikembangkan adalah Sistem Manajemen Jembatan Antar Kota (IBMS) yaitu untuk jembatan-
jembatan pada Jalan Nasional dan Jalan Propinsi.

Dalam IBMS ini tercakup Sistem Manajemen Informasi Komputer (IBMS-MIS) dimana
didalamnya terdapat database Jembatan dan sejumlah program komputer yang mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
 Memasukkan dan mengambil data pemeriksaan Jembatan dan data lainnya.
 Mempersiapkan standar laporan jembatan
 Melihat database Jembatan dan mengambil data dengan kombinasi informasi yang
diinginkan.
 Skrining dan perangkingan Jembatan serta mempersiapkan jenis program penanganan.
 Mempersiapkan program Jembatan tahunan dan lima tahunan.
 Analisa strategi penanganan secara satu per satu dalam menentukan jenis penanganan
Jembatan yang optimum untuk setiap Jembatan.

Salah satu dari program dalam IBMS-MIS ini adalah modul Skrining dan Rangking secara
Teknis, yang mana menggunakan data dari hasil pemeriksaan guna merekomendasikan jenis
penanganan untuk tiap Jembatan. Jenis penanganan yang direkomendasikan merupakan
suatu usulan dan harus diperiksa kembali sebelum dipastikan sebab data yang diskrining
tersebut merupakan data yang ekstrim.

Untuk jenis pekerjaan besar, usulan penanganan harus melibatkan pemeriksan khusus atau
jenis pemeriksaan lain di lapangan yang dilaksanakan oleh personil bagian Seksi
Perencanaan yang memenuhi syarat, dan untuk pekerjaan kecil/ringan, cukup dengan data
yang ada.

Didalam proses penyaringan dapat mengindentifikasikan Jembatan yang mempunyai kondisi


jelek dan tidak cukup untuk menampung lalu lintas yang ada atau sudah tidak mampu
menahan beban yang ada, dan secara teknis perangkingan ini berdasarkan kriteria tersebut
diatas dan tingkat kepentingan ruas jalan tersebut dalam suatu jaringan jalan. Daftar Jembatan
yang tertulis paling atas dalam daftar rangking Jembatan merupakan Jembatan yang
memerlukan penanganan paling besar/utama.

Setelah selesai dilakukan skrining, data selanjutnya diproses kembali untuk membuat rangking
secara ekonomi sesuai dengan jenis penanganannya.

1.2. Pemeriksaan/Inspeksi Jembatan

1.2.1. Umum

Pemeriksaan jembatan atau Inspeksi jembatan merupakan salah satu komponen


dalam Sistem manajemen Jembatan yang terpenting. Pemeriksaan jembatan ini
adalah suatu hal yang paling pokok yang menghubungkan antara jembatan yang ada
dengan rencana pemeliharaan atau peningkatan untuk masa mendatang.

Pemeriksaan/Inspeksi jembatan mempunyai beberapa tujuan yaitu:


 Memeriksa keamanan jembatan pada waktu jembatan masih berfungsi.
1
 Mencegah terjadlnya penutupan lalu lintas pada jembatan.
 Mendata kondisi jembatan pada saat Itu.
 Menyiapkan umpan balik untuk personal perencanaan, pelaksanaan &
pemeliharaan.
 Memeriksa pengaruh akibat beban kendaraan dan jumlah kendaraan.
 Memantau keadaan jembatan dalam jangka waktu yang lama.
 Menyediakan Informasi untuk rating pembebanan jembatan

Data dari Pemeriksaan Jembatan digunakan guna merencanakan pemeliharaan,


rehabilitasi, perkuatan dan penggantian jembatan.
Terdapat 3 (tiga) jenis pemeriksaan jembatan yang dilaksanakan dibawah Sistem
Manajemen Jembatan, yaitu sebagai berikut:
 Pemeriksaan Inventarisasi
 Pemeriksaan Detail
 Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan Khusus juga dilaksanakan apabila diperlukan.


Meskipun demikian, pemeriksaan jembatan dapat dilakukan kapan saja, oleh orang
yang memenuhi syarat. Jenis pemeriksaan lain yang sering dilakukan yaitu
Pemeriksaan Sekilas. Pemeriksaan sekilas ini tidak merupakan bagian dari Sistem
Manajemen Jembatan.

1.2.2. Pemeriksaan Inventarisasi

Pemeriksaan inventarisasi mendaftar semua detail secara fisik jembatan yang terkait
yaitu panjang, lebar, jenis konstruksi, fungsi, lalu-lintas dan sebagainya. Pemeriksaan
ini dilaksanakan hanya sekali yaitu pada saat awal pekerjaan Sistem Manajemen
Jembatan, saat jembatan diganti atau dilakukan pekerjaan utama. Penjelasan detail
tersebut sangat berguna bagi organisasi pemeliharaan ketika mempersiapkan jadwal
kerja dan jadwal kebutuhan bahan untuk suatu jembatan.

1.2.3. Pemeriksaan Mendetail

Pemeriksaan detail jembatan melakukan pengecekan/pemeriksaan secara rinci


terhadap semua elemen jembatan. Pemeriksa jembatan akan memberi nilai pada
elemen dan bagian bagian jembatan yang diperiksa. Penilaian ini dipergunakan untuk
menetapkan peringkat dan program penanganan yang dibutuhkan agar jembatan
tersebut dapat berfungsi secara efektif. Pemeriksaan ini dilakukan dalam tenggang
waktu 2 sampai 5 tahun tergantung dari kondisi jembatan yang bersangkutan.

1.2.4. Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan Rutin jembatan dilakukan setiap tahun untuk menjamin tidak adanya
sesuatu yang tidak diharapkan terjadi dan untuk memeriksa bahwa pemeliharaan rutin
dilaksanakan secara efektif.

1.2.3. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan Khusus akan dilakukan bila masih ragu dengan hasil pemeriksaab detail
atau tidak dapat menganalisa kerusakan secara tepat. Pemeriksaan Khusus dilakukan
oleh personil yang ahli.

1.2.3. Pemeriksaan Sekilas

Pemeriksaan Sekilas merupakan pemeriksaan visuil secara singkat terhadap


jembatan, yang biasanya berhubungan dengan pemeriksaan jalan.
Pemeriksaan Sekilas dapat dilakukan oleh personil pemeliharaan untuk:
 Memeriksa apakah struktur jembatan masih aman untuk dilalui kendaraan

2
 Memeriksa keselamatan struktur secara keseluruhan dan terpadu
 Memeriksa apakah timbul suatu kondisi yang tidak lzim yang membutuhkan
penelitian lebih lanjut, pemeliharaan berkala atau penanganan darurat.

Personil pemeliharaan dapat melaksanakan Pemeriksaan Sekilas biasanya hanya


memeriksa kondisi komponen utama dan elemen utama seperti: daerah aliran sungai,
timbunan, bangunan bawah, bangunan atas dan gorong-gorong.

2. Pemeliharaan Rutin

2.1. Umum

Pemeliharaan Jembatan mencakup tiga jenis pekerjaan yaitu


 Pemeliharaan Rutin
 Pemeliharaan Berkala
 Rehabilitasi dan Perbaikan Besar

Sebagai tambahan, Pekerjaan Penunjangan kadang kala dilakukan agar jembatan tetap
berfungsi sampai menunggu adanya dana untuk perbaikan atau penggantian. Tingkat
pelayanan jembatan yang mendapat penunjangan biasanya lebih rendah daripada jembatan
asalnya dan hal ini dilaksanakan untuk sementara waktu saja, tergantung dari pelaksanaan
perbaikan besar atau perencanaan untuk penggantian jembatan baru.
Kegiatan ini mencakup pekerjaan menunjang jembatan dengan pilar sementara atau jenis
penunjangan lainnya, pembatasan lebar, pembatasn muatan dan lain-lain. Dalam beberapa
hal, pekerjaan penunjangan jembatan memerlukan penyelidikan dan perencanaan sebelum
dilaksanakan.

Perbaikan darurat kadang-kadang memerlukan pembatasan kecepatan kendaraan agar


jembatan tetap aman.

2.2. Pemeliharaan Rutin

2.2.1. Umum

Pemeliharaan Rutin pada dasarnya menjaga jembatan dalam keadaan seperti semula
dan mencakup beberapa pekerjaan yang berulang, yang secara teknis cukup
sederhana. Pemeliharaan rutin harus dimulai pada waktu jembatan selesai dibangun
(jembatan masih dalam keadaan baru) dan dilanjutkan seumur jembatan tersebut. Hal
ini merupakan suatu pengalokasian dana yang efektif dalam hal pemeliharaan.
Pemeliharaan Rutin Jembatan biasanya dimasukkan dalam pekerjaan Pemeliharaan
rutin jalan dan dilaksanakan bersamaan dengan pemeliharaan rutin jalan tersebut.

Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan adalah sebagai berikut:


• Pembersihan secara umum
• Membuang tumbuhan liar dan sampah
• Pembersihan dan melancarkan
• Penanganan kerusakan ringan drainase
• Pengecatan sederhana
• Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan

2.2.2. Pelaksanaan Pembersihan

Jembatan harus dibersihkan dengan baik/tepat untuk menjamin bahwa penumpukan


kotoran tidak akan menyebabkan kerusakan elemen jembatan atau jembatan secara
keseluruhan dikemudian hari.
Kegiatan pembersihan mencakup:

3
 Membersihkan tanah, kerikil, pasir dan sebagainya dari tempat-tempat yang
seharusnya tidak ada dan yang mungkin, mempunyai pengaruh yang
membahayakan
o Semua drainase
o Lantai dan siar muai (Expansion joint)
o Daerah sekitar perletakan/landasan dan siar muai (expansion joint)
o Semua komponen rangka yang menahan kotoran dan sampah
o Tiang sandaran dan sandarannya
o Gelagar melintang ,,
o Ikatan angin horisontal
o Flensl sayap pada gelagar dan diafragma yang berbentuk rangka
o Kabel pendukung pada pylon jembatan gantung
o Bagian atas balok kepala
o Lubang suling-suling di kepala jembatan
o Pembersihan sampan-sampan yang masih sedikit di bagian aliran sungai
 Pembersihan tumbuhan liar, terutama pada daerah perletakan/landasan dan siar
muai (expansion joint), pada dinding batu atau beton dan sekitar struktur kayu.
Pembersihan tersebut harus dilakukan pada daerah kurang lebih 3 meter dari
setiap sisi jembatan. Pada setiap pekerjaan pembersihan harus diingat adanya
pengaruh yang mungkin terjadinya erosi yang disebabkan oleh pembabatan
tumbuhan yang ada.
 Membersihan/mencuci tanda-tanda lalu lintas, papan nama jembatan dan sandaran
yang dicat.

Pada umumnya kegiatan tersebut diatas dilaksanakan dengan menggunakan sapu


atau sekop.
Untuk membersihkan tumbuhan dapat dipakai parang pembabat, kapak dan/atau
gergaji.

Pembersihan biasanya dilakukan pada elemen-elemen jembatan seperti aliran sungai,


tebing sungai, timbunan oprit, lapisan perkerasan, dinding/tembok sayap, balok kepala,
drainase dinding, batang tepi bawah, papan jalur roda kendaraan, trotoir/kerb, pipa
cucuran, joint profil baja, perletakan baja, rambu-rambu, pelat nomor, patung,
penerangan, tiang lampu, culvert/gorong-gorong.

2.2.3. Pengecatan sederhana

Pengecatan-pengecatan sederhana atau sedikit pada sandaran dan parapet


tercakup dalam pemeliharaan rutin.

2.2.4. Penanganan kerusakan

Yang termasuk dalam pekerjaan adalah penanganan lubang-lubang dan kerusakan pada
permukaan lantai kendaraan serta jalan pendekat.

2.2.5. Pemeliharaan Permukaan Jalan

Pemeliharaan Permukaan Jalan terdiri dari penambalan lubang-lubang dan perbaikan


kerusakan lapisan aspal pada jembatan serta jalan pendekatnya. Dan hal ini pada
dasarnya merupakan kelanjutan dari pekerjaan pemeliharaan jalan.

2.3. Pemeliharaan Berkala

2.3.1. Umum

Pemeliharaan berkala adalah usaha untuk menjaga jembatan tetap dalam kondisi dan
daya layan yang baik setelah pembangunan yang mencakup beberapa kegiatan yaitu
• Kegiatan pemeliharaan berkala yang diduga
4
• Perbaikan sederhana

Kegiatan pemeliharaan berkala diduga mencakup hal-hal sebagai berikut:


• Pengecatan ulang
• Penggantian lapisan permukaan
• Penggantian lantai kayu
• Penggantian kayu jalur roda .kendaraan
• Pembersihan jembatan secara keseluruhan
• Pemeliharaan peletakan/landasan
• Penggantian siar muai (expansion joint)

Perbaikan sederhana mencakup hal-hal:


• Penggantian bagian-bagian kecil dan elemen yang kecil
• Perbaikan tiang dan sandaran
• Perkuatan bagian-bagian yang bergerak
• Perkuatan bagian yang struktural
• Perbaikan tebing yang longsor dan terkena erosi
• Perbaikan bangunan pengaman yang sederhana

2.3.2. Pemeliharaan Berkala yang Terencana

2.3.2.1. Pengecatan

Kegiatan pengecatan dilakukan dengan maksud:


• Melindungi bagian-bagian baja terhadap karat
• Member! tanda pada elemen tertentu
• Mengarahkan lalu-lintas
• Melindungi kayu terhadap pembusukan dan serangga
• Melindungi beton terhadap kelembaban

Elemen-elemen yang biasanya memerlukan pengecatan meliputi: pondasi,


kepala jembatan/pilar, perletakan, gelagar, rangka, jembatan gantung, sistem
lantai, sandaran, perlengkapan.

2.3.2.2. Penggantian Lapisan Aspal Permukaan

Lapisan permukaan jalan pada jembatan memerlukan penggantian secara


berkala.

Permukaan aspal yang berada diatas lantai baja atau lantai beton akan tahan
sekitar 5 tahun sampai 8 tahun sebelum memerlukan penggantian. Lapisan
aspal permukaan sebaiknya dikupas terlebih dulu dari lantai sebelum lapisan
yang baru dipasang. Ketebalan lapisan aspal tidak boleh melebihi 50 mm.

Permukaan lantai kendaraan yang menggunakan kerikil dengan semprotan


bahan pengikat biasanya mengalami perubahan bentuk (deformasi) atau pecan,
untuk mengatasi hal tersebut maka lapisan tersebut harus digali kemudian
ditambah kerikil dan dipadatkan kembali sebelum diberi lapisan atas yang
memakai bahan pengikat aspal yang disemprotkan.

2.3.2.3. Penggantian lantai kayu dan jalur roda kendaraan

Papan lantai kayu yang melintang jembatan biasanya dapat bertahan sampai
kurang lebih 5 tahun. Bilamana lantai papan digunakan diatas gelagar baja maka
bersamaan dengan mengganti papan lantainya harus dikerjakan pengecatan
gelagar bajanya, masa penggantian papan lantai dengan masa pengecatan
ulang gelagar kurang lebih sama.

Juga diharapkan penggantian papan jalur roda kendaraan bersamaan dengan


penggantian papan lantai karena hal itu akan merupakan pekerjaan
5
pemeliharaan yang efisien dipandang dari sudut gangguan terhadap lalu-lintas
dan kemudahan pembangunan lantai baru.
Papan jalur roda kendaraan yang terbuat dari kayu memerlukan penggantian
setiap 2 tahun. Papan baru tersebut harus dibaut pada lantainya.

2.3.2.4. Pembersihan Utama

Pembersihan utama suatu struktur akan memerlukan pembersihan yang


memakai sistem pembersihan dengan air bertekanan tinggi, lebih disukai apabila
alat tersebut dapat dipindah-pindah dengan truk. Daya tekan semprotan tersebut
disarankan mempunyai tekanan hingga 35.000 kPa.
Volume pekerjaan pembersihan tidak selalu sama antara jembatan yang satu
dengan jembatan yang lain tetapi pada umumnya, mencakup pembersihan
bagian luar gelagar, flens gelagar dimana banyak kotoran yang menumpuk,
dudukan perletakan/landasan dan bagian lain yang tidak dapat terjangkau
pada waktu diadakan pemeliharaan rutin.

Jenis pekerjaan ini mungkin memerlukan tangga/perancah dan sebaiknya


kelompok pekerja pemeliharaan ini dilengkapi dengan tangga.

2.3.2.5. Landasan/perletakan

Landasan harus dibersihkan dengan baik dari tumbuh-tumbuhan, lumut dan


kotoran. Pencucian, penyikatan dan penggosokan hendaknya dilakukan
apabila diperlukan.

Jenis landasan yang bergerak sebaiknya diberi pelumas setiap 3 tahun sekali
dan banyak jembatan yang memerlukan tangga atau peralatan lainnya untuk
melakukan jenis pekerjaan ini.

Bagian nipel atau lubang guna pelumasan seringkali tersumbat atau rusak,
maka bagian tersebut diganti agar pelumas dapat dipompakan dengan efektif
ke dalam nipel tersebut sampai dibagian ujung yang lain.

Landasan tersebut perlu diberi pelumasan tetapi hendaknya tidak berlebihan


atau secukupnya saja sehingga jangan sampai menutupi masalah yang akan
timbul (sebelum pelumasan berikutnya) dan menghalangi pendeteksian pada
pemeriksaan berikutnya.

2.3.3. Perbaikan ringan

2.3.3.1. Umum

Elemen-elemen yang pada umumnya memerlukan perbaikan sederhana/


ringan: aliran sungai, bangunan pengaman, tanah timbunan,
kepalajembatan/pilar, sistem lantai, sambungan lantai, landasan/perletakan,
sandaran, perlengkapan, gorong-gorong.

2.3.3.2. Penggantian Bagian-bagian Kecil

Penggantian bagian-bagian kecil dilaksanakan apabila diperlukan agar bagian-


bagian kecil/sekunder tersebut dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya.
Kegiatan penggantian mencakup semua bagian kecil/sekunder, seperti pipa
cucuran, sambungan karet, perletakan baja, perletakan karet, rambu-rambu dan
tanda-tanda, papan nama, patung, lampu penerangan.

2.3.3.3. Membersihkan/memperbaiki Bagian-bagian yang Bergerak

Bagian-bagian yang bergerak perlu dibersihkan atau diperbaiki agar bagian


tersebut tetap dapat berfungsi dengan baik. Agar bagian tersebut tetap dapat
6
berfungsi dengan baik biasanya diberi pelumasan yang teratur dengan jenis
gemuk berat setelah dibersihkan terlebih dulu.

2.4. Rehabilitasi Dan Perbaikan Utama


Rehabilitasi dan perbaikan utama jembatan mengikuti petunjuk tersendiri.

2.5. Perbaikan Darurat Dan Penanganan Sementara

2.5.1. Umum

Perbaikan darurat pada hakekatnya merupakan kejadian yang tak terduga. Sehingga
sangat penting apabila pada setiap propinsi tersedia sumber-sumber yang diperlukan untuk
dapat bertindak secara cepat dan pasti bila terjadi keadaan darurat.
Perbaikan darurat dapat berbentuk dari yang paling sederhana yaitu perbaikan sandaran
jembatan yang rusak atau pemasangan jembatan sementara diatas jembatan yanng runtuh
akibat banjir atau beban yang berlebihan.

Karena dana pemeliharaan seringkali terbatas jumlahnya, maka biasanya diprioritaskan


jembatan-jembatan untuk pemeliharaan berkala, rehabilitasi dan perbaikan atau
penggantian. Tak dapat dihindari bahwa beberapa jembatan tidak akan tetap berada pada
tingkat kemampuan yang diinginkan hingga diselesaikannya tindakan-tindakan perbaikan
dan mungkin suatu bentuk pekerjaan sementara dibutuhkan untuk mempertahankan
struktur tersebut tetap dapat dipakai walaupun kemampuannya pada tingkat yang lebih
rendah. Penanganan sementara tersebut dapat berupa pembuatan pengaku sementara
balok, menopang balok pada saat pengerjaan struktur sementara, baik pada lokasi yang
sama atau berdekatan dengan struktur yang sudah ada.

2.5.2. Jenis-Jenis Penanganan

Penanganan sementara harus dilaksanakan dalam hal kerusakan jembatan disebabkan


oleh kecelakaan, untuk menjamin keselamatan struktur itu sendiri dan pemakai jalan.

Penanggulangan darurat dapat mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


 Perbaikan pada bagian awal guard rail (pengaman)
 Pembuatan bangunan penahan tanah untuk menahan timbunan dan sebagainya.
 Perbaikan bangunan pengamanan aliran sungai
 Pembuatan pembatasan sementara lalnnya atau mengallhkan lalu-lintas ke jalan
alternatif
 Pemasangan jembatan sementara
 Penggantlan komponen

Penanganan sementara dapat mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


 Membuat penyangga sementara dari bagian bawah gelagar
 Penambahan baut untuk memperkuat komponen
 Penambahan tiang pancang pada tiang pancang yang sudah ada
 Memasang bangunan sementara diatas bangunan yang sudah ada guna
memindahkan beban bangunan atas yang ada.

Anda mungkin juga menyukai