Anda di halaman 1dari 14

1

Analisa Teoritis Terganggunya Keseimbangan Lingkungan Air Tanah & Lingkungan DAS
Di Sekitar Area Cikalong Wetan Akibat Pembangunan Kota Baru Walini Dan Statsiun
Walini Kereta Cepat Jakarta Bandung

Adhitya Dwipayana Raspati

Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sangga Buana YPKP Bandung
Kampus Jl. Suropati No. 189, Cihaur Geulis, Cibeunying Kaler, Kota Bandung 40123

PENDAHULUAN
Target pertumbuhan ekonomi nasional dan transfer of technology (ToT) dalam bidang perkeretaapian
menjadi alasan utama pemerintah Indonesia melaksanakan pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung,
seperti dilansir dari Sindonews.com (12/02/2016), Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
(Bappenas) mengungkapkan, proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung telah direncanakan sejak 2008.
Namun, karena dana yang dibutuhkan besar maka proyek tersebut tidak kunjung diimplementasikan.
Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) memutuskan untuk membangun proyek
prestisius tersebut. Direktur Transportasi Bappenas Bambang Prihartono mengungkapkan, alasan
pemerintahan Jokowi mengambil proyek tersebut lantaran hasrat politik (political will) yang timbul
berbeda dibanding pemerintahan sebelumnya. "Pemerintahan Jokowi political will-nya berbeda. Karena
memang dalam RPJMN kita kan ingin capai target pertumbuhan ekonomi 5% sampai 6%," di Gedung
Bappenas, Jakarta, Jumat (12/2/2016). Menurutnya, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 6%
dibutuhkan investasi besar. Sebab itu, pulau Jawa yang menjadi andalan untuk mendatangkan investasi
dalam jumlah besar.

Sejak masa kemerdekaan sampai masa sekarang bangsa Indonesia belum bisa membuat kereta api
komersil secara mandiri apalagi kereta api cepat seperti kereta api sinkansen di Jepang yang telah
beroperasi sejak tahun 1964. Dengan adanya keputusan pemerintah untuk membangun kereta api cepat
Jakarta Bandung yang pelaksanaan pembangunannya antara BUMN Indonesia dan perusahaan swasta
Cina yaitu China Railway Corporation yang mana perusahaan Cina tersebut bersedia memberikan
teknologi kereta api cepat kepada Indonesia, dengan kerjasama ini terbentukah sebuah perusahaan
patungan (Joint Venture Company) bernama PT. KCIC (Kereta Cepat Indonesia Cina). Seperti dilansir
dari Liputan6.com (31/01/2016) Direktur Utama PT. KCIC Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan
pihaknya menginginkan adanya pembelajaran dari proyek tersebut karena adanya transfer teknologi. Tak
sekadar itu, pihaknya juga mengincar adanya pasar yang lebih luas dan menjadikan Indonesia sebagai
produsen kereta api. "Kita juga menyiapkan agreement dengan China, membangun pabrik rolling stock di
Indonesia. Bukan hanya kereta api cepat, kereta lain juga kerja sama dengan PT. INKA (Industri Kereta
Api). Kita harapkan bukan hanya market Indonesia, dan implisit China sepakat masalah kereta api
regional Cina akan disuplai dari Indonesia,"
Kereta api cepat Jakarta Bandung ternyata bukanlah satu-satunya infrastruktur yang dibangun pemerintah
untuk menghubungkan Kota Jakarta ke Kota Bandung, disepanjang jalur kereta api cepat Jakarta
1
2

Bandung memiliki 4 (empat) statsiun yaitu Statsiun Halim Perdana Kusuma DKI Jakarta, Statsiun
Karawang Kabupaten Karawang, Statsiun Walini Kabupaten Bandung Barat dan Statsiun Tegalluar Kota
Bandung, pada Statsiun Walini ternyata akan dibangun sebuah kota baru berupa kawasan ekonomi khusus
seperti dilansir dari sindonews.com (10/08/2018) Kawasan perkebunan Walini di Kecamatan
Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dirancang untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK). Konsep itu untuk mendukung keberadaan Transit Oriented Development (TOD) dari Kereta Api
Cepat Jakarta Bandung yang akan melewati kawasan tersebut. Plt Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) KBB Agustina Piryanti
menyebutkan, konsep KEK untuk mendukung TOD Kereta Api Cepat di kawasan Walini yang
mengalami perluasan. Hal itu diusulkan PT. KCIC pada 31 Mei 2018 lalu dari asalnya 1.270 hektare (ha)
menjadi 2.800 ha. Namun imbas dari adanya KEK secara otomatis harus mengubah Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) KBB. RTRW KBB yang berlaku saat ini masih memakai RTRW tahun 2012. Padahal,
sesuai aturan semestinya setiap 5 tahun sekali harus dilakukan revisi terhadap RTRW suatu daerah. Saat
ini kawasan Walini masuk zona B4 atau kawasan hijau dan direvisi menjadi B2 atau perkotaan oleh
pemerintah pusat.

Perubahan rencana tata ruang wilayah tersebut diatas yang berasal dari kawasan hijau (hutan lindung atau
perkebunan) akan menjadi perkotaan tentunya akan mempengaruhi keseimbangan lingkungan khususnya
air tanah, jika keseimbangan lingkungan air tanah terganggu maka akan memberikan dampak negatif
secara sistemik terhadap lingkungan lainnya atau terhadap lingkungan yang terhubung dengan lingkungan
yang terganggu tersebut, contoh keberadaan vila-vila di puncak bogor sangat mempengaruhi kuantitas
limpasan permukaan (Run Off) terhadap badan air penerima dalam hal ini sungai, run off dapat
meningkatkan debit sungai ketika hujan dan berpotensi banjir disepanjang DAS sungai tersebut serta
keberadaan vila-vila tersebut mengurangi influent air tanah didaerah chatment area yang berdampak pada
berkurangnya atau turunnya muka air tanah di daerah yang lebih rendah dari chatment area yaitu Jakarta
dan sekitarnya.

PEMBAHASAN
a. Kerjasama BUMN

Keputusan kerjasama antara BUMN Indonesia dengan Swasta China Railway Corporation dalam
pembangunan kereta api cepat Jakarta Bandung yang direpresentasikan oleh PT. KCIC dengan alasan
investor yang terlibat harus berinvestasi dan harus melakukan transfer of technology (ToT) dalam bidang
perkeretaapian khususnya kereta api cepat. Alasan pemerintah Indonesia menggandeng Swasta China
Railway Corporation seperti dilansir dari Sindonews.com (12/02/2016) lantaran keuangan pemerintah
terbatas maka pemerintah tetap mengandalkan sumber pendanaan lain selain dari APBN. Sebab, APBN
akan dipetakan untuk di luar Jawa. Karena itu, melihat ada swasta dalam hal ini China Railway
Corporation yang tertarik untuk membangun kereta cepat, pemerintah akhirnya memutuskan untuk
membangun proyek tersebut. Sepanjang tidak menggunakan APBN yang lebih diprioritaskan untuk
daerah terluar, hal ini menjadi peluang bagus. "Sebab itu pemerintah memilih proyek dikerjakan swasta
3

China Railway Corporation. Kalau Jepang kan minta duitnya pusat. Pertimbangannya itu. Sehingga
harapan kita, dengan adanya investasi besar di Jawa maka akan dapat membantu pertumbuhan ekonomi
nasional," tandasnya.

Jika kita melihat Peraturan Menteri BUMN No. 03/MBU/08/2017 serta perubahannya berupa Peraturan
Menteri BUMN No. 04/MBU/09/2017 yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Peraturan Menteri BUMN No. 03/MBU/08/2017 dan


Peraturan Menteri BUMN No. 04/MBU/09/2017
Peraturan Menteri BUMN No. 03/MBU/08/2017 Peraturan Menteri BUMN No. 04/MBU/09/2017
Pasal 2 Huruf c : Pasal 2 Huruf c :
Kerja Sama mengutamakan sinergi antar BUMN Kerja Sama mengutamakan sinergi antar-BUMN
dan/atau anak perusahaan BUMN dan/ atau dan/ atau antar-anak perusahaan BUMN dan/atau
perusahaan terafiliasi BUMN dan peningkatan antar-perusahaan terafiliasi BUMN dan
peran serta usaha nasional; peningkatan
peran serta usaha nasional melalui penunjukan
langsung, atau Kerja Sama langsung dengan
membandingkan paling sedikit dua (2) BUMN,
anak perusahaan BUMN, dan/ atau perusahaan
terafiliasi BUMN;
Pasal 6 Ayat 4 Huruf b dan c :
b. Dokumen yang diperlukan, antara lain studi Tidak ada perubahan/Tetap
kelayakan (mencakup manfaat paling optimal
yang diperoleh BUMN), rencana bisnis
(meliputi aspek operasional, finansial, hukum
dan pasar), kajian manajemen risiko dan
mitigasi risiko;
c. Persyaratan/kualifikasi Mitra;
Sumber : jdih.bumn.go.id

Skema penunjukan langsung pada pasal 2 huruf c Peraturan Menteri BUMN No. 04/MBU/09/2017 untuk
sebuah mega proyek sangatlah riskan dilakukan, karena umumnya penunjukan langsung sebuah badan
usaha konstruksi hanya untuk proyek-proyek kecil yang memiliki resiko kecil, seharusnya untuk proyek
besar atau mega proyek seperti pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta Bandung idealnya melalui
sebuah mekanisme tender karena resiko kegagalan konstruksi cukup besar dan permasalahan teknis
lapangan yang cukup variatif yang membutuhkan sumberdaya manusia yang mumpuni. Dari dua buah
peraturan menteri BUMN tersebut diatas tidak ada pasal atau ayat yang mengharuskan pengawasan secara
periodik oleh pemerintah terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan BUMN.
Dalam pasal 6 ayat 4 huruf b Peraturan Menteri BUMN No. 03/MBU/08/2017 tertulis tentang studi
kelayakan, kajian manajemen risiko dan mitigasi risiko terkait Standar Operasional Prosedur yaitu
pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas/pekerjaan. Dalam hal ini terdapat sebuah pertanyaan
4

apakah kerjasama dengan swasta China Railway Corporation sudah melalui kajian yang intensif tentang
keuntungan untuk bangsa Indonesia dari bisnis kereta api cepat yang akan dilaksanakan atau
pertimbangan kerjasama tersebut dilakukan hanya karena pihak swasta China Railway Corporation siap
berinvestasi saja dengan transfer of technology yang belum jelas.

Cara Cina berinvestasi umumnya menghindari seluruh biaya investasi agar tidak semua jatuh ke pihak
yang menerima investasi. Contoh kasus pada pembangunan Bendungan Jati Gede, Cina merupakan
investor utama dengan syarat seluruh peralatan berat akan didatangkan dari Cina serta hampir seluruh
pekerja baik yang ahli atau pekerja kasar harus dari negara Cina, tujuannya selama melakukan proses
investasi sebagian dana yang Cina keluarkan akan kembali ke negaranya secara teratur melalui
penyewaan alat berat dari negara Cina serta pembayaran gaji para pekerja Cina yang dilibatkan dalam
sebuah proyek selama pekerjaan berlangsung, sehingga dana investasi dari Cina dalam pembangunan
Bendungan Jati Gede tidak akan seluruhnya jatuh ke tangan Indonesia, cara investasi tersebut diatas
kemungkinan diaplikasikan pada investasi Cina dalam pembangunan kereta api cepat Jakarta Bandung.
Dalih pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui investasi besar di pulau Jawa
mengandalkan investasi dari Cina adalah sebuah kesalahan besar karena dengan cara Cina berinvestasi
seperti tersebut diatas maka sebagian dana investasi Cina akan kembali kenegaranya secara teratur dan
pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan sesuai target yang direncanakan sementara lingkungan
menjadi rusak. Keuntungan finansial ketika kereta api cepat Jakarta bandung dioperasikan maka pihak
investor Cina tetap akan menerima porsi finansial sesuai perjanjian kontrak kerjasama.

b. Penetapan Tarif

Untuk penetapan tarif kereta api dalam hal ini kereta api cepat Jakarta Bandung seperti Dikutip
Liputan6.com (22/01/2016), dari data PT. Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC), menyebutkan tarif
kereta api ini akan ditetapkan sebesar Rp 200.000 per orang untuk sekali perjalanan. Harga ini sudah
dihitung sesuai perkiraan ekonomi dan daya beli masyarakat pada tahun 2019. Jalur kereta api cepat ini
membentang sepanjang 142 Km, yang sepanjang 22,5 km akan melewati jalur bawah tanah
(underground). Kecepatan maksimal 250 Km/jam, maka waktu tempuh Bandung-Jakarta diprediksi
hanya sekitar 35 menit.

Jika dibandingkan dengan kereta api cepat di Jepang yaitu sinkansen yang mana kereta api cepat tersebut
mulai dioperasikan pada tahun 1964. Dari Statsiun Shin Aomori ke Statsiun Shin-Hakodate-Hokuto dapat
ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit dengan jarak tempuh 148,9 Km, kecepatan shinkansen 260
Km/jam dengan harga tiket tahun 2018 dari Statsiun Shin-Aomori menuju Statsiun Shin-Hakodate-
Hokuto maupun sebaliknya sekitar ¥ 7.260 per orang atau Rp. 939.074 per orang.

Jika kita membandingkan harga tiket antara kereta api cepat Jakarta Bandung dengan kereta api cepat
sinkansen dengan jarak tempuh yang hampir sama yaitu ± 140 Km maka tarif kereta api cepat Jakarta
Bandung sangat murah, pertanyaan pertama apakah dengan tarif murah tersebut mampu mencukupi
keseluruhan biaya operasional kereta api cepat Jakarta Bandung diantaranya biaya operasional langsung
(Biaya Pegawai Awak Sarana KA, Biaya Penggunaan Sarana, Asuransi, Biaya bahan bakar, Listrik Aliran
5

Atas, Air, On Train Cleaning, Cucian sarana, Pelumas, Tunjangan Kerja Operasional) dan biaya
operasional tidak langsung (Biaya Pegawai Non Awak, Tunjangan Kerja Operasional Non Awak,
Prasarana milik PT. KCIC, Biaya Pemasaran, Biaya Penelitian dan Pengembangan, Biaya Pengembangan
SDM). Pertanyaan kedua apakah PT. KCIC akan mendapat keuntungan dengan tarif murah tersebut
diatas, dikhawatirkan infrastruktur kereta api cepat Jakarta Bandung ketika beroperasi akan mengalami
kegagalan target keuntungan sehingga mengalami kerugian, agar kereta api cepat Jakarta Bandung tetap
bisa beroperasi sehingga kemungkinan membutuhkan subsidi pemerintah atau menjadi beban baru APBN
seperti kasus BPJS yang harus disubsidi oleh pemerintah, jika di masa yang akan datang PT. KCIC
mengalami kerugian maka subsidi dibutuhkan, jika tidak disubsidi infrastruktur kereta api cepat tersebut
akan menjadi monumen seperti infrastruktur Hambalang, sementara kondisi keseimbangan lingkungan
sudah rusak.

c. Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah

Dampak dari adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan nama Kota Baru Walini otomatis harus
mengubah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KBB. Konsep ini untuk mendukung keberadaan
Transit Oriented Development (TOD) dari Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang akan melewati
kawasan tersebut. RTRW KBB yang berlaku saat ini masih memakai RTRW tahun 2012. Adapun luas
TOD yang direncanakan ± 3.000 Ha.

Jika alasannya untuk pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi kenapa tempat kawasan ekonomi
khusus tersebut harus berada di pulau Jawa, sejatinya pulau lain seperti Sumatera atau Kalimantan atau
Sulawesi membutuhkan kawasan ekonomi khusus untuk pemerataan ekonomi nasional sehingga tidak
semuanya bertumpuk di pulau Jawa. Apakah pulau-pulau besar di luar pulau Jawa tidak berpotensi
dijadikan kawasan ekonomi khusus padahal sumber daya alam di pulau-pulau tersebut masih cukup
banyak yang belum tergarap.

Perubahan rencana tata ruang suatu wilayah yang dikarenakan ambisi penguasa untuk tujuan tertentu
sangatlah tidak bijak, karena jika area walini dengan ketinggian + 499 mdpl diperuntukan untuk kawasan
hutan lindung/kawasan hijau yang menjadi daerah tangkapan air akan dipaksa dirubah menjadi sebuah
kota maka dampak negatif akan lebih banyak daripada dampak positifnya dan juga melanggar beberapa
peraturan yang sudah disahkan.

Jika dilihat dari nilai pekerjaan sebesar US$ 5.573, mega proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta
Bandung wajib memiliki dokumen AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) sebelum pekerjaan
dimulai, pada proses pelaksanaan dan setelah pelaksanaan, apakah di dalam dokumen AMDAL
Pembangunan Kota Baru Walini terdapat kajian mendalam terkait dampak negatif potensi perubahan
muka air tanah dan perubahan lahan konservasi hutan menjadi sebuah kota yang dapat mempengaruhi
keseimbangan lingkungan sekitarnya atau dokumen AMDAL yang dibuat hanya untuk meluluskan
proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta Bandung dengan merekomendasikan perubahan tata ruang
wilayah.
6

Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional – SPPN (UU. No. 25/2004) Tujuan
pasal 2 ayat 4 huruf d yaitu mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dalam pembangunan kereta api cepat
Jakarta Bandung tidak ada usaha pemerintah untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat, bahkan
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat mengijinkan kereta cepat melintasi wilayahnya asalkan ada
dampak positif bagi warganya, permintaan tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah pusat yang
sedang berkuasa tidak melakukan upaya melibatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kereta
api cepat Jakarta Bandung, dan huruf e yaitu tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
berkeadilan dan berkelanjutan, berkelanjutan yaitu revolusioner, berwawasan lingkungan atau upaya
menyeluruh untuk membangun kualitas hidup yang lebih baik bagi setiap orang saat ini dan untuk
generasi mendatang. Dengan memaksakan harus merubah RTRW wilayah Cikalong Wetan (Walini) Kab.
Bandung Barat yang berada di zona B4 atau kawasan hijau (hutan lindung dan perkebunan) akan direvisi
menjadi B2 atau perkotaan oleh pemerintah pusat, tetapi dampak negatif sepertinya kurang
diperhitungkan maka pemerintah pusat secara tidak langsung mengabaikan konservasi lingkungan.
Bagaimanapun pentingnya pembangunan kereta api cepat Jakarta Bandung dan pembangunan Kota Baru
Walini tidak akan berarti apabila lingkungan hidup menjadi rusak. Beberapa dampak negatif perubahan
area konservasi menjadi area non konservasi akan diuraikan secara teoritis dan terbatas pada sub bab
selanjutnya.

d. Kajian Teoritis Aspek Lingkungan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah kajian yang harus dilakukan pemerintah daerah
sebelum memberikan izin pengelolaan lahan maupun hutan. KLHS tertuang dalam UU No 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pembuatan KLHS ditujukan untuk
memastikan penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pembangunan suatu wilayah, serta
penyusunan kebijakan dan program pemerintah.

Sebelum pembangunan Kota Baru Walini apakah dalam dokumen KLHS yang dibuat oleh pemerintah
daerah Kabupaten Bandung Barat menitik beratkan prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu
pembangunan berwawasan lingkungan, jika dalam KLHS berpedoman pada prinsip pembangunan
berkelanjutan maka kebijakan merubah RTRW dari zona B4 atau kawasan hijau (hutan lindung dan
perkebunan) akan direvisi menjadi B2 atau perkotaan adalah sebuah kebijakan yang bertentangan dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan, bertentangan dalam peruntukan lahan, yaitu lahan/kawasan hijau
yang merupakan lahan konservasi termasuk didalamnya chatment area air hujan yang mempengaruhi
debit air tanah menjadi sebuah kawasan perkotaan dengan luas sekitar ± 3.000 Ha, jika kawasan
perkotaan didirikan dibekas kawasan hijau (dialih fungsikan secara cepat) maka kawasan perkotaan
tersebut bukanlah kawasan konservasi meskipun diberikan slogan kota ramah lingkungan, kota seperti itu
lebih tepatnya kota yang berkontribusi terhadap kerusakan keseimbangan lingkungan terutama penurunan
muka air tanah, sehingga menurunkan daya dukung lingkungan.

Gambar dibawah ini akan menjelaskan kondisi lingkungan muka air tanah normal berdaya dukung
dengan kondisi lingkungan air tanah yang terganggu.
7

Area Hutan Lindung


Sketsa Kondisi Normal
Muka Air Tanah Di Area
Walini Pra Pembangunan

Muka Air Tanah

Area Perkebunan
& Hutan Lindung

Muka Air Tanah

Area Permukiman
Penduduk

Ekploitasi Air Tanah Terbatas

Muka Air Tanah

Badan Air Penerima


(Sungai)

Gambar 1. Kondisi Lingkungan Muka Air Tanah Normal Berdaya Dukung


8

Area Hutan Lindung


Sketsa Kondisi Muka Air Tanah
Di Area Walini Pasca
Pembangunan Kota Baru

Penurunan
Muka Air
Tanah Area Kota Baru Walini &
Statsiun Kereta Cepat

Muka Air Tanah Penurunan


Muka Air
Tanah

Peningkatan Run Off

Ekploitasi Air Tanah


Penurunan Potensi Erosi/Longsor
Muka Air Pada lereng Area Permukiman
Tanah Penduduk

Penurunan
Muka Air Potensi Banjir
Muka Air Tanah Tanah Potensi Erosi/Longsor
Pada lereng

Peningkatan Run Off


Ekploitasi Air Tanah Terbatas Musim Hujan
Peningkatan
Penurunan Sedimentasi Dan
Muka Air Banjir Sekitar DAS
Tanah
Muka Air Tanah

Badan Air Penerima


(Sungai)

Gambar 2. Kondisi Lingkungan Muka Air Tanah Terganggu


9

Karena keseimbangan lingkungan terganggu karena pengalihan fungsi lahan secara cepat maka dampak
negatif yang akan timbul diantaranya :

1. Terganggunya sistem hidrologi daerah aliran sungai (DAS)

Area Walini berada pada ketinggian + 499 mdpl, termasuk kedalam area pegunungan kecil atau area
perbukitan yang menjadi daerah tangkapan air atau daerah konservasi, Menurut (Van Noordwijk, et al.
2003) daerah pegunungan dan hutan berperan menahan dan menyimpan air hujan, serta menghindari
terjadinya banjir dan kekeringan, serta hal yang perlu dipertahankan adalah tutupan vegetasi dan
lapisan serasah dalam bentuk hutan atau bukan hutan (Perkebunan).

Sumberdaya hutan Indonesia yang berfungsi sebagai sumberdaya alam dan lingkungan hidup telah
mempunyai peranan sangat strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Sumberdaya hutan juga telah melindungi puluhan daerah aliran sungai dari bahaya banjir, kekeringan,
erosi dan sedimentasi.

(Pawitan, 1999) menyatakan bahwa perubahan pola penggunaan lahan berdampak pada penurunan
ketersediaan air disekitar wilayah terganggu akibat meningkatnya fluktuasi musiman dengan gejala
banjir dan kekeringan yang semakin ekstrim dan ukuran DAS serta kapasitas system storage DAS,
baik di permukaan (tanaman, sawah, rawa, danau/waduk, dan sungai) maupun bawah permukaan
(lapisan tanah dan air dalam bumi yaitu perkolasi), merupakan faktor dominan yang menentukan
kerentanan dan daya dukung sistem sumber daya air wilayah terhadap perubahan iklim.

Perubahan tutupan lahan mengakibatkan perubahan sistem hidrologi DAS Citarum, wilayah Cikalong
wetan termasuk kedalam DAS Citarum, dengan adanya perubahan fungsi lahan dari kawasan
hijau/hutan lindung menjadi sebuah Kota Baru Walini maka akan mempengaruhi kuantitas debit air
dan penigkatan sedimentasi pada DAS Citarum, ketika musim hujan sangat mungkin mengalami
peningkatan kuantitas debit yang tinggi karena run off serta peningkatan laju sedimentasi disepanjang
DAS Citarum dikarenakan laju erosi permukaan tanah yang disebabkan oleh infiltrasi pendek, jika
kapasitas sungai berkurang karena sedimentasi yang terjadi secara terus menerus sementara run off
yang tinggi terus memasuki badan sungai maka bencana banjir dan erosi tebing sungai tidak dapat
dihindarkan terutama di bagian hilir sungai dan ketika musim kemarau pada area sekitar Kota Baru
Walini terutama area yang memiliki ketinggian dibawah Kota Baru Walini akan mengalami kesulitan
air dan kekeringan karena turunnya muka air tanah.

Program Citarum Harum yang di gagas pemerintah saat ini pasti akan terganggu jika Kota Baru
Walini terealisasikan. Di satu sisi pemerintah ingin memperbaiki DAS Citarum yang menjadi Sungai
paling tercemar didunia, namun di sisi lain dengan pembangunan Kota Baru Walini secara tidak
langsung pemerintah berkontribusi terhadap kerusakan Sungai Citarum.

2. Peningkatan kuantitas limpasan permukaan (run off)

(Asdak, 2002) kegiatan tata guna lahan yang bersifat mengubah bentang lahan dalam suatu DAS
seringkali dapat mempengaruhi hasil air atau simpanan air, terutama pengelolaan vegetasi dimana
hutan sebagai regulator mempengaruhi waktu dan penyebaran aliran air. Faktor lain yang
10

mempengaruhi limpasan permukaan adalah tanah, iklim dan persentase luas DAS, semakin besar
perubahan tata guna lahan semakin besar pula limpasan permukaan yang terjadi.

Berdasarkan teori diatas jika lahan hutan dihilangkan maka kuantitas run off akan meningkat tajam
karena air hujan akan langsung sampai permukaan tanah sehingga air hujan akan mengalami infiltrasi
pendek yang dapat menyebabkan erosi permukaan tanah atau tergerusnya lapisan permukaan tanah
yang akan terbawa kearah yang lebih rendah oleh laju run off, jika laju run off dan erosi permukaan
tanah terus terjadi maka wilayah yang berada dibawahnya akan terancam bencana banjir dan longsor.

3. Muka air tanah menurun


Perubahan pola penggunaan lahan hutan menjadi lahan bukan hutan akan memberi dampak pada
pengurangan kapasitas resapan air tanah yang dapat menurunkan muka air tanah, jika pada suatu lahan
tidak terdapat pohon dan tumbuhan maka yang akan terjadi adalah infiltrasi pendek dari air hujan dan
air hujan yang meresap kedalam tanah atau infiltrasi panjang akan sangat sedikit, karena infiltrasi
panjang memerlukan pohon dan tumbuhan lainnya sebagai penahan laju run off.

Penurunan muka air tanah juga sangat dipengaruhi oleh ekploitasi besar-besaran oleh manusia, jika
Kota Baru Walini sudah dihuni oleh manusia maka penggunaan air tanah secara terus-menerus pasti
terjadi terutama dimusim kemarau. Pengambilan air tanah dalam volume yang cukup banyak akan
menyebabkan berkurangnya volume air pada suatu lapisan tanah. Kurangnya air tanah ini akan
memberikan dampak pada pori-pori tanah, sehingga tekanan hidrostatik yang ada di bawah permukaan
tanah menjadi berkurang. Dampak negatif lanjutan dari ekploitasi air tanah ini dapat menurunkan
muka air tanah di daerah yang lebih tinggi dari Kota baru Walini, dibawah Kota baru Walini dan area
yang lebih rendah dari Kota Baru Walini sehingga daya dukung lingkungan akan semakin menurun.

4. Berkurang/rusaknya lahan hutan

Dampak dari rusaknya hutan yaitu dapat menurunkan kuantitas oksigen, hutan merupakan produsen
terbesar yang menghasilkan Oksigen (O2) yaitu dari proses photosintesis tumbuhan/pohon, hutan juga
membantu menyerap gas rumah kaca carbon (c) yang sebagian besar dihasilkan oleh aktivitas
transportasi dan industri yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Dampak negatif lain
dari kerusakan atau penghilangan hutan yaitu berkurangnya/punahnya keanekaragaman hayati (flora
dan fauna setempat) dan terganggunya ekosistem hutan secara permanen.

Banjir besar disebabkan karena penebangan pohon yang akan membuat hutan semakin gundul atau
tidak rapat, dengan sedikitnya pohon yang terdapat di wilayah hutan maka permukaan tanah tidak
akan mampu menyerap air hujan secara efektif, sehingga saat hujan datang, air akan meluap karena
tidak bisa berinfiltrasi panjang.

Bencana kekeringan bisa terjadi karena kerusakan hutan. Ketika pohon jumlahnya hanya sedikit, air
yang diserap tanah pada daerah tangkapan air hanya sedikit, sehingga air tanah juga menjadi sedikit.
Air tanah yang sedikit bisa menyebabkan bencana kekeringan. Fungsi tumbuhan dan pohon di area
hutan akan menjadi penguat struktur tanah, jadi saat terjadi hujan deras, air tidak langsung menyentuh
tanah sebab akar pohon dan daun akan menjadi penahan laju run off. Kerusakan hutan dan
11

penggundulan hutan akan menjadi pemicu terjadinya tanah longsor karena sudah tidak ada lagi akar
tanaman dan daun yang mampu manahan laju run off, sehingga proses infiltrasi yang terjadi hanya
infiltrasi pendek.

5. Peningkatan polusi carbon (c) ke udara

Dengan adanya aktivitas di sebuah wilayah kawasan ekonomi khusus Kota baru Walini maka kegiatan
transportasi dan industri pasti terjadi, tentunya dengan aktivitas tersebut polusi udara/pencemaran
udara tidak bisa dihindarkan. Setiap aktivitas transportasi dan industri selalu menghasilkan polutan gas
dalam berbagai macam unsur yang berbahaya bagi kesehatan manusia, polutan yang signifikan
dibuang ke lingkungan yaitu unsur carbon (c), selain membayakan kesehatan manusia unsur carbon
adalah kontributor utama terbentuknya gas rumah kaca disekitar atmosfir bumi yang menjadi
penyebab pemanansan global, pengaruh pemanansan global sangat banyak, salah satunya adalah
perubahan iklim seperti distribusi hujan yang tidak merata, perubahan waktu musim hujan dan durasi
waktu musim hujan bisa pendek atau panjang.
Polusi udara umumnya selalu dianggap tidak mempengaruhi kehidupan dan diabaikan, sebenarnya
tingkat bahaya polusi udara lebih tinggi dari tingkat bahaya polusi air atau polusi tanah, polusi udara
secara bertahap dapat merubah prilaku iklim karena pemanasan global yang membahayakan seluruh
umat manusia di muka bumi. Salah satu elemen lingkungan yang dapat mereduksi polutan udara yaitu
keberadaan hutan, jika sebuah kawasan hutan secara cepat di alih fungsikan menjadi sebuah kota maka
kebijakan tersebut tidak konservatif.

6. Peningkatan air limbah domestik dan limbah padat/sampah

Setiap aktivitas manusia yang memanfaatkan air untuk keperluan kesehariannya pasti akan
menghasilkan limbah cair atau dikenal dengan limbah domestik (black water), selain limbah domestik,
limbah lain yang dihasilkan oleh aktivitas manusia adalah limbah padat atau dikenal dengan sampah.
Apakah sebuah kota modern seperti Kota Baru Walini nantinya akan memiliki fasilitas pengelolaan
sampah dan fasilitas pengolahan air limbah domestik?

Perlu diingat terkait biaya pengelolaan dan pengolahan sampah dan limbah domestik tidaklah murah,
industri-industri menengah dan besar di Indonesia jarang sekali melakukan pengolahan limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan industrinya hal ini disebabkan karena biaya yang harus dikeluarkan untuk
pengolahan limbah umumnya 3 (tiga) kali lipat dari biaya produksi, limbah industri dan sampah
industri hanya dibuang begitu saja ke lingkungan dengan cara menjauhkan limbah dari tempat industri
tersebut seperti limbah cair industri dibuang ke sungai terdekat tanpa pengolahan agar limbah menjauh
dari tempat industri.

Biaya untuk mengolah limbah domestik dari suatu kawasan perkotaan umumnya tidak jauh berbeda
dengan biaya untuk mengolah limbah dari sebuah industri (biaya tinggi/mahal). Dikhawatirkan limbah
cair domestik dan sampah yang dihasilkan dari Kota Baru Walini tidak diolah dan langsung dibuang
kebadan air penerima dalam hal ini anak sungai Citarum yang terkoneksi ke Sungai Citarum yang
berada disekitar Kota Baru Walini, kekhawatiran selanjutnya jika Kota Baru Walini memiliki fasilitas
12

pengolahan sampah dan limbah domestik namun pengoperasinnya terbatas karena biaya yang
diperlukan tinggi maka limbah cair domestik dan sampah yang tidak terolah akan dibuang begitu saja
ke lingkungan sekitar, jika hal ini terjadi maka program Citarum Harum akan terhambat dan Kota baru
Walini bukanlah kota yang ramah lingkungan.

Pada UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 2
menyebutkan Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas : huruf b,
kelestarian dan keberlanjutan dan huruf c, keserasian dan keseimbangan. Pasal 3 menyebutkan
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan :
a. Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup;
b. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
c. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;
d. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;
f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan;
g. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi
manusia;
h. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
i. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
j. Mengantisipasi isu lingkungan global.

Jika kita membandingkan kebijakan pemerintah membangun jalur kereta api cepat Jakarta Bandung yang
melalui statsiun Walini dan Kota Baru Walini dengan UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup maka terdapat beberapa poin-poin tertentu pada pasal-pasal tertentu yang
terlanggar oleh kebijakan pembangunan kereta api cepat Jakarta Bandung dan pembangunan Kota Baru
Walini. Kebijakan tersebut mengabaikan konservasi lingkungan dan bertabrakan dengan program
konservasi pemerintah sendiri yaitu program Citarum Harum.

KESIMPULAN

1. Kebijakan pemerintah dalam pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta Bandung statsiun Walini
dan pembangunan Kota Baru Walini terkesan ambisius dan terburu-buru serta kebijakan tersebut
kurang berwawasan lingkungan.
2. Terdapat beberapa pelanggaran kaidah lingkungan yang bersifat konservatif yang tertuang dalam UU
No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup termasuk didalamnya
yang membahas tentang pembangunan yang berawawasan lingkungan dan perubahan tata ruang
(RTRW). Akan sulit sekali memperbaiki kondisi lingkungan yang sudah rusak dikembalikan ke
kondisi lingkungan awal.
13

3. Pembuatan dokumen AMDAL dan KLHS kegiatan pembangunan kereta api cepat Jakarta Bandung
dan Pembangunan Kota Baru Walini hanya untuk meloloskan proyek tersebut agar memiliki
kelayakan lingkungan, analisis teoritis lingkungan dapat membuktikan bahwa kegiatan tersebut
diatas mengabaikan konservasi lingkungan dan bertabrakan dengan program konservasi pemerintah
sendiri yaitu program Citarum Harum. Di satu sisi pemerintah sedang memperbaiki DAS Citarum
yang menjadi Sungai paling tercemar didunia, namun di sisi lain dengan pembangunan Kota Baru
Walini yang dilewati jalur kereta api cepat Jakarta Bandung, secara tidak langsung pemerintah
berkontribusi terhadap kerusakan Sungai Citarum
4. Pola investasi Cina dengan mengahruskan keterlibatan tenaga ahli dan pekerja kasar dari Cina serta
dengan mengharuskan penyewaan alat berat dari Cina maka pendanaan yang Cina investasikan tidak
akan sepenuhnya jatuh ke tangan Indonesia, sehingga harapan pertumbuhan ekonomi dengan
investasi besar dipulau Jawa tidak akan maksimal.
5. Dikhawatirkan tarif kereta api cepat Jakarta Bandung pada masa yang akan datang (setelah masa
promosi) akan ditentukan secara sepihak oleh investor lewat PT. KCIC, sehingga biaya tarif menjadi
mahal dan hanya orang atau kelompok tertentu saja yang dapat menikmati infrastruktur kereta api
cepat Jakarta Bandung, hal ini adalah bentuk marginalisasi ekonomi yang dapat menimbulkan
kesenjangan dan konflik sosial, marginalisasi inipun kemungkinan berlaku terhadap kepemilikan
fasilitas tinggal di Kota Baru Walini.
6. Sangat disayangkan para pemikir yang idealis, independent dan cerdas dari sebuah kampus
terkemuka terpecah belah (pro dan kontra) dalam pembangunan infrastruktur kereta api cepat Jakarta
Bandung dan pembangunan Kota Baru Walini, karena kebiasaan pemerintah sekarang yaitu
memecah belah suatu kelompok, baik itu kelompok ormas, partai politik dan kampus, agar mendapat
dukungan dalam sebuah kebijakan.
14

DAFTRA PUSTAKA

academia.edu/24550743/Kajian_Hukum_Perubahan_Tata_Ruang
Asdak, C., 2002, Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai (DAS), Yogyakarta: Gadjah Mada.
dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2007_23.pdf (UU No 23 Tahun 2007 Perkerata Apian)
ekbis.sindonews.com/read/1084819/34/alasan-pemerintah-jokowi-bangun-kereta-cepat-jakarta-bandung-
1455272619
ekbis.sindonews.com/read/1329441/34/dilalui-trase-ka-cepat-walini-dijadikan-kawasan-ekonomi-khusus-
1533901549
id.wikipedia.org/wiki/Hokkaido_Shinkansen
id.wikipedia.org/wiki/Kajian_Lingkungan_Hidup_Strategis
ilmugeografi.com/bencana-alam/penurunan-permukaan-tanah
Ir. CD. Soemarto B.I.E. Dipl HE, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional Surabaya, 1986
jdih.bumn.go.id/lihat/PER-04/MBU/09/2017 (PER-04/MBU/09/2017 tanggal 13 September 2017, tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-03/MBU/08/2017
Tentang Pedoman Kerja Sama)
kaorinusantara.or.id/newsline/36706/tarif-shinkansen-hokkaido-lebih-murah
liputan6.com/bisnis/read/2425055/alasan-kereta-cepat-jakarta-bandung-penting
liputan6.com/bisnis/read/2418265/jakarta-bandung-cuma-35-menit-berapa-harga-tiket-kereta-cepat
lodayabandung.web.id/stasiun-maswati-dan-kota-raya-walini/
matriks.sipil.ft.uns.ac.id/index.php/MaTekSi/article/download/48/45 (Evaluasi Tarif Kereta Api)
Noordwijk, V.M., Farida, B., Verbist, and T, P. Tomich., 2003, Agroforestry and Watershed Functions of
Tropical Land Use Mosaics, The Second Asia Pacific Training Workshop on Ecohydrology,
Cibinong
Pawitan, H., 1999, Penilaian Kerentanan dan Daya Adaptasi Sumber Daya Air Terhadap Perubahan
Iklim, Jakarta: Makalah Seminar Nasional-Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.
pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/03/08/badan-geologi-siapkan-peta-kajian-geologi-untuk-tata-
ruang-walini-420904
pusatkrisis.kemkes.go.id/dampak-buruk-akibat-kerusakan-hutan-bagi-kehidupan.
Rosmalinda Permatasari, Arwin, Dantje Kardana Natakusumah, Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan
terhadap Rezim Hidrologi DAS (Studi Kasus : DAS Komering), Jurnal Teknik Sipil ITB 31
Maret 2017
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. 175.184.234.138/p3es/uploads/unduhan/UU_32_Tahun_2009_(PPLH).pdf

Anda mungkin juga menyukai