Disusun Oleh :
Adhitya Dwipayana Raspati
NPM. 2212181002
Keterangan :
: Meliputi
: Mengasilkan
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Kata “Pamali” Sebagai Filsafat Kearifan Lokal Di Kampung Adat
Masyarakat di beberapa kampung adat yang disebutkan pada bab sebelumnya memiliki
filsafat atau filosofi kearifan lokal yang sudah diwariskan oleh leluhur. Bentuk kearifan lokal
yang dijalankan masyarakat kampung adat tersebut yaitu budaya pamali. Pamali (tabu/bisa
celaka) sebagai pranata sosial yang dapat mengendalikan perilaku manusia dalam
berinteraksi dengan alam atau dengan sesamanya.
Pamali merupakan prinsip yang berhubungan dengan konservasi sumber daya alam
merupakan norma adat yang sangat mengikat masyarakat karena sudah dilakukan secara
turun-temurun.
Di beberapa kampung adat yang ada di Jawa Barat memiliki ciri khas yaitu mempunyai
kesamaan dalam bentuk dan bahan fisik bangunan rumah karena mereka masih patuh dan
taat pada aturan yang berlaku dari leluhurnya dan merupakan salah satu bagian dari budaya
pamali.
3.2. Filsafat Kata Pamali Berperan Dalam Konservasi Sumber Daya Air
Konservasi Hutan
Masyarakat di kampung adat tidak sembarangan memasuki hutan larangan karena mereka
memiliki kepatuhan absolut terhadap kepercayaan akan dampak buruk jika memasuki hutan
tanpa ijin dari ketua adat, hal tsb berdampak positif pada kelestarian hutan.
Hutan merupakan salah satu elemen penting dalam siklus hidrologi, salah satu fungsi hutan
yaitu eksistensi alami proses photosintesis -> reduksi carbon -> Suplly Oksigen -> tekanan
udara -> Kondensasi -> Optimalisasi Presipitasi (Embun & Hujan)
Konservasi Sumber Daya Air (SDA)
Keberadaan/kondisi hutan yang masih baik sangat penting untuk mengendalikan runoff atau
limpasan permukaan air hujan dipermukaan tanah, karena dedaunan yang rapat dapat menahan
penetrasi hujan -> air tersebut akan diresapkan atau berinfiltrasi kedalam tanah secara perlahan-
lahan sehingga permukaan tanah tidak tererosi -> Ruang Infiltrasi & Perkolasi -> Mata air akan
terus terjaga
Runoff yang dapat dikendalikan oleh hutan dengan kondisi sangat baik -> Mengurangi erosi
permukaan tanah berupa sedimen yang terbawa ke sungai -> Kualitas air sungai tetap terjaga
atau air sungai tidak keruh ketika musim hujan serta dapat meminimalisir sedimentasi dalam
sungai.
Pelarangan pembuatan sumur oleh masyarakat kampung adat -> Mempertahankan eksistensi air
tanah yang memberikan konstribusi kontinuitas air tanah ke wilayah yang lebih rendah juga
mempertahankan tekanan hidrostatis air tanah -> Mempertahankan stabilitas tanah permukaan
& akan menambah kesuburan tanah
Desain rumah adat yang berbentuk rumah panggung -> Menjaga bidang resapan air, sehingga
chatchment area tetap ada. Rumah panggung tahan terhadap gempa .
Mitigasi Bencana
Masyarakat kampung adat secara tidak langsung mampu melakukan mitigasi
bencana/mengurangi resiko-resiko bencana baik untuk keselamatan komunitasnya yang
berimplikasi pada keselamatan masyarakat didaerah sekitarnya yang bukan komunitasnya. Kata
Pamali adalah sebuah kata yang reflektif yang dapat membentuk kepatuhan dan keyakinan
masyarakat adat akan keselamatan jiwa mereka dari berbagai bencana yang mengancam seperti
banjir, kekeringan dan tanah longsor.
BAB IV KESIMPULAN & SARAN
4.1. Kesimpulan
Tindakan yang protektif terhadap lingkungan hidup khususnya lingkungan hutan merupakan
kunci dalam tindakan konservasi SDA & mitigasi bencana seperti banjir, kekeringan pada
musim kemarau dan pergerakan tanah, melaksanakan tindakan konservasi terhadap hutan
dan terhadap SDA wajib mengikut sertakan masyarakat sekitar hutan yang memiliki tingkat
kepatuhan dan kepercayaan secara adat.
Jika masyarakat dan pemerintah bisa patuh pada sebuah aturan tertulis yang bersifat
konservatif atau yang tidak tertulis seperti kata Pamali, kemudian dilaksanakan secara
sempurna maka berbagai bencana yang mengancam akibat ulah manusia yang disebutkan
diatas akan dapat diminimalisir, pembangunan dan konservasi SDA yang berkelanjutan
dapat dilaksanakan sesuai rencana.
4.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan kearifan lokal masyarakat di
beberapa kampung adat yang bersifat konservatif terhadap konservasi sumber daya air.
Dengan diketahuinya kearifan lokal masyarakat yang lebih mendalam, maka diharapkan
akan menjadi titik awal dalam menentukan bentuk pembangunan dan konservasi sumber
daya air yang berkelanjutan
- TERIMAKASIH -