Anda di halaman 1dari 3

Refleksi Perkuliahan Assoc. Prof.

Sayaka Kotera : Public Health Nurses in Japan:


Challenge and Strategy

By: Diah Hastuti

Masyarakat yang sehat merupakan cerminan dari sistem pelayanan kesehatan yang
bagus. Berbicara tentang pelayanan sistem kesehatan, tidak hanya terkait akan pelayanan
dalam upaya kuratif di rumah sakit ataupun praktik mandiri lainnya. Bagian yang terpenting
dari pelayanan ini adalah pencegahan sebelum sakit. Bak kata bijak yang sering kita
degungkan mencegah lebih baik daripada mengobati.

Pelaksanaan pencegahan ini merupakan tugas dari public health care, sebagaimana
diterangkan oleh professor diawal perkuliahan bagan intervensi sistem PHC dari WHO. Pada
bagan ini diterangkan beberapa tahapan dari PHC yang utama adalah promosi kesehatan
sendiri. Di jepang pelaksanaan kesehatan masyarakat, khususnya ranah nursing dibagi dalam
dua konteks yaitu perawat home care dan perawat komunitas atau public health nursing.
Kedua jenis pelayanan keperawatan in mempunyai tugas dan proporsi yang jelas, dimana
perawat home care berfokus penyediaan perawatan terhadap pasien dengan penyakit akut atau
kronik di rumah, sedangkan perawat komunitas lebih pada layanan keseluruhan komunitas
masyarakat yang bertujuan untuk pencegahan dan mencegah kecacatan.

Sistem pelayanan kesehatan Jepang dimulai dari level terendah dalam masyarakat,
desa sampai ke level nasional. Pada level masyarakat di Jepang dilakukan oleh relawan-
relawan atau organisasi-organisasi kemasyarakatan. Pada level tingkat desa juga terdapat
pusat pelayanan kesehatan. sampai tingkat nasional yang dilakukan oleh kementrian
kesehatan. Semua pelayanan ini dilaksanakan oleh pemerintahan daerah yang hampir
keseluruhan pelayanannya adalah gratis. Hal unik yang menjadi ciri khas pelayanan ini adalah
tidak melakukan treatment dan setiap pusat pelayanan memiliki ciri khas dan spesifikasi
sendiri.

Public health center yang merupakan pelayanan kesehatan pada area kota
menyediakan pelayanan yang luas untuk menangani masalah kesehatan yang beragam dan
unik. Community health centers menyediakan pelayanan kesehatan primer tingkat desa atau
kecamatan yang berfokus pada kesehatan anak dan lansia. Semua pelayanan ini ilaksanakan
dengan berbagai cara baik itu home visit, networking, dan banyak cara lainnya. Oleh
karenanya perawat komunitas si Jepang banyak yang bekerja di pusat pelayanan kesehatan
atau puskesmas. Selebihnya menyebar dengan proporsi yang lebih kecil di pendidikan dan
penelitian, industry, rumah sakit dan klinik, sera panti jompo atau fasilitas sosial lainnya.

Prof. Sayaka menjelaskan di Jepang terdapat beberapa hal khusus dalam pelayanan
kesehatan komunitas yang mereka lakukan. Salah satunya adalah kesehatan ibu dan anak,
berbeda dengan Indonesia yang bidang ini sering diserahkan ke bidan, di Jepang kesehatan
ibu dan anak menjadi salah satu ranah pelayanan yang harus dilakukan perawat komunitas.
Berbagai program dilakukan untuk mencapai kesehatan ibu dan anak yang optimal, salah
satunya adalah penyebaran merata perawat komunitas di berbagai pelosok dan sebagainya.
Program ini terbukti membuahkan hasil yang sangat memuaskan.

Terdapat hal yang menarik dalam pelayanan ibu dan anak ini, selain bertugas
menurunkan angka kematian dan lain sebagainya terkait kesehatan, perawat komunitas di
Jepang ternyata juga mengurus kekerasan (violent/ abuse) terhadap anak. Perawat dalam hal
ini bertugas untuk menkaji kekerasan pada anak dan mendamping semua proses pemecahan
masalah ini. Oleh karenanya jangan heran jika banyak kekerasan pada anak ditemukan dan
dilaporkan oleh perawat. Pencegahan terhadap kekerasan pada anak ini malah telah dirancang
dengan sangat terencana, mulai dari pencegahan, pendeteksian dini hingga perlindungan anak
dari kekerasan dan program yang mendukung orang tua sehingga kekerasan tidak terjadi.

Selain kesehatan ibu dan anak pemerintahan Jepang juga memberikan perhatian
khusus pada kesehatan lansia. Hal ini dipicu oleh latar belakang meningkatnya populasi lansia
di Jepang yang bertolak belakang dengan angka kelahiran yang kian hari semakin
memprihatinkan. Bertambahnya usia ini tentunya akan memberikan kontribusi perhatian pada
angka kesakitan terkait penyakit yang berhubungan dengan umur seperti resiko stroke,
demensia, dan kelemahan. Kesehatan lansia di Jepang menitik beratkan akan dukungan pada
lansia yang membutuhkan perawatan jangka panjang dalam menjalani kehidupannya sehari-
hari. Layanan kesehatan lansia ini dilakukan dengan berbagai cara baik itu home visit services
maupun program lainnya.

Program terakhir yang menggambarkan keunikan pelayanan kesehatan komunitas di


Jepang adalah disaster management. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Jepang
merupakan salah satu negara dengan tingkat bencana alam tertinggi didunia. Hal ini tentunya
akan memberikan efek pada kesehatan masyarakat, sehingga perawat komunitas memegang
peranan penting dalam mengatasi hal ini. Pelayanan kesehatan terkait bencana di Jepang
dilakukan dalam beberapa fase baik itu sebelum maupun sesudah bencana terjadi. Umumnya
perawat komunitas mengkaji kebutuhan dari masyarakat terkait kesehatan secara umum,
pendidikan kesehatan terkait kebencanaan dan juga kesehatan mental dari masyarakat.

Umumnya pelayanan kesehatan komunitas yang dilakukan di Jepang mempunyai


banyak kesamaan dengan yang dilakukan di Indonesia, walaupun terdapat beberapa
perbedaan terkait ranah peran dari perawat yang sedikit berbeda dengan yang dilakukan di
Indonesia. Pembeda yang menjadi ciri khas di Jepang adalah ketaatan dalam penerapan
sistem. Contohnya kesehatan lansia, ditempat kita juga telah terdapat beberapa program yang
dirancang khusus untuk para lansia, seperti posbindu lansia. Namun dalam pelaksanaannya
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, dengan kata lain masih terdapat home work
bagi pelayanan kesehatan kita yang pelu diperbaiki.

Sistem pelayanan yang baik akan tampak pada antusiasme masyarakat untuk
mengikuti program yang ditawarkan. Di Indonesia masih banyak dari masyarakat kurang
mempercayai akan program kesehatan yang dilaksanakan pemerintah. Salah satu contoh yang
bisa kita lihat adalah program imunisasi. Sistem yang diciptakan pemerintah bisa dikatakan
masih gagal untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat untuk bersama-sama
berkonstribusi menyukseskan program. Dalam hal ini kita perlu banyak bercontoh pada
sistem yang diterapkan di Jepang yang dalam setiap programnya melibatkan semua
komponen masyarakat, sehingga penerimaan masyarakat juga akan semakin baik. Hal yang
senada juga tertuang pernyataan dari Paul Farmer yang menyatakan bahwa “the biggest
public health challenge is rebuilding health systems”. Maka sudah seyogyanya bagi kita
untuk membangun sistem kesehatan yang benar-benar selaras dan seiras dengan masyarakat
kita dengan cara melibatkan komponen masyarakat disetiap tahapannya. Sehingga
penerimaan dan antusiasme masyarakat akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai