Anda di halaman 1dari 13

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

SEBAGAI INSTITUSI TUNGGAL DALAM PERKARA


PERSAINGAN USAHA

Diajukan untuk Penelitian Skripsi


Pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyusun

RISKA FEBRIANA
(16230049)

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2018

2
KERANGKA PROPOSAL SKRIPSI PENELITIAN HUKUM
NORMATIF

Sampul cover depan


Sampul judul dalam
Lembar persetujuan

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Orisinalitas Penelitian
2.2 Kerangka Teoritik

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
3.2 Subyek Penelitian
3.3 Data dan Jenis Data
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA

3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN


HALAMAN JUDUL

SISTEMATIKA PROPOSAL SKRIPSI .............................................................................. 3.


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 6
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................................................................
1.5 Orisinalitas Penelitian .....................................................................................................................
BAB II KERANGKA TEORITIK/KAJIAN PUSTAKA ..................................................... 8
2.1 Komisi Pengawas Persaingan Usaha ............................................................................................ 8
2.2 Peranan strategis KPPU sebagai Institusi Tunggal ....................................................................... 8
2.3 Kewenangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha ..................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................... 13
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................................................. 13
3.2 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................................... 13
3.3Analisis Data ................................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dibentuk berdasarkan Undang-Undang


Nomor 5 Tahun 1999 memiliki peran sebagai lembaga penegakan hukum dan advokasi
persaingan usaha. KPPU mendukung program kebijakan pemerintah guna mewujudkan
pembangunan berkelanjutan serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan
mendorong kemandirian ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi
kesenjangan antar wilayah.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha dibentuk untuk mencegah dan adanya praktek
monopoli untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat kepada para pelaku usaha di
Indonesia. Pada pasal 30 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat maka dari itu KPPU adalah suatu lembaga
independen yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah serta pihak lain dan
bertanggung jawab kepada Presiden.1
Penerapan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dan mencegah adanya praktik monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat di berbagai sektor perekonomian Indonesia, kendala besar yang
dihadapi KPPU dalam aspek kelembagaan.
Oleh karena itu, sebagai lembaga pengawas, KPPU menjalankan tugas pengawasan
penuntas perkara persaingan usaha untuk mendorong peningkatan kesadaran dan perubahan
perilaku pelaku usaha dengan mengimplemantasikan kebijakan persaingan usaha oleh
pengambil kebijakan serta peningkatan perekonomian berupa peningkatan kesejahteraan
rakyat.
Arah kebijakan KPPU senantiasa sejalan dan sinergis dengan arah kebijakan
pembangunan nasional sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan oleh UU
Nomor 5 Tahun 1999, KPPU akan selalu mendorong peningkatan efisiensi perekonomian
nasional, mendorong perbaikan iklim usaha dan mendorong terciptanya regulasi yang
kondusif.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha merupakan institusi tunggal yang mempunyai
kewenangan dalam melakukan pengawassan persaingan usaha dan menjatuhkan sanksi yang

1
Suyud Margono, 2009, Hukum Anti Monopoli, Sinar Grafika, Jakarta, h. 136.

5
telepas dari pengaruh pemerintahan dalam pihak lain dalam pemutusan sebuah perkara. Meskipun
Komisi Pengawass Persaingan Usaha merupakan lembaga institusi tunggal atau independen
namun dalam menjalankan fungsinya Komisi Pengawas Persaingan Usaha masih campuran yaitu
dengan fungsi regulasi, fungsi administrasi, dan fungsi semi peradilan.2

Persaingan ini terbentuk pada tahun 1999 saat Undang-Undang No 5 Tahun 1999
tentang larangan praktek Monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, selayaknya Komisi
pengawas persaingan usaha di negara lain komisi ini juga diberikan yang sangat luas dan
kebradaannya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha memiki wewenang sebagai penyidik
pemeriksa, penuntut,pemutus maupun konsultatif, tapi pada dasarnyaa Komisi Persaingan
Usaha sebagai lembaga penegak hukum yang mengawasi persaingan usaha.3

Komisi pengawas persaingan usaha karena multifungsi yang tidak biasa dikenal
dalam sistem hukum di Indonesia, KPPU dapat bertindak secara ultra vires (melebihi tupoksi
yang sudah ada). Kedudukan sebagai institusi tunggal yang diberikan negara kepada Komisi
Pengawas Persaingan Usaha, menimbulkan inisiatif penulis untuk memperdalam kajian
mengenai pengawasan persaingan usaha yang dilakukan oleh Komisi Pengawas Persaingan
Usaha.4
Pada dasarnya komisi pengawas persaingan usaha dilihatt dari konteksnya bisa
memutus perkara karena diatas sudah dijelaskan bagaimana skema kewenangan, fungsi dan
tugasnya komisi pengawas persaingan usaha, karena komisi tersebut multifungsi mereka bisa
berada dalam memutus mebuat bahkan memvonis sering kali juga sebagai konsultang
pengusaha.

2
Jimly Asshiddiqie, 2007, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi,
Jakarta: Gramedia, Hal. 23.
3
Ningrum Natasya Sirait, “Hukum Persaingan di Indonesia” (Medan: Pustaka Bangsa Press, 2011) hlm. 110
4
Ningrum Natasya Sirait, “Hukum Persaingan di Indonesia” (Medan: Pustaka Bangsa Press, 2011) hlm. 111

6
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha?


1.2.2 Bagaimanakah peran strategis Komisi Pengawas Persaingan Usaha sebagai
sebagai Institusi Tunggal dalam perkara Persaingan Usaha?
1.2.3 Bagaimanakah kewenangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam
ketatanegaraan indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Berkaca dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ditetapkan oleh peneliti
adalah:

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha


1.3.2 Untuk mengetahui peranan strategis Komisi Pengawas Persaingan Usaha
sebagai Institusi Tunggal dalam perkara Persaingan Usaha
1.3.3 Untuk Mengetahui kewenangan Komisi Pengawas Persainga Usaha dalam
ketenegaraan di Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengembangan keilmuan dalam
pengetahuan bagaimanakah kewenangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
di Inonesia guna menciptakan usaha di indonesia yang bersih akan dari
monopoli dan usaha yang tidak sehat

1.4.2 Manfaat Praktis


Memberikan pemahaman bagaimanakah ukuran indenpedensi Komisi
Pengawas Persaingan Usaha sebagai lembaga pengawas persaingan usaha, dan
sebagai pehaman mengenai kedudukan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
dalam sistem Ketatanegaraan Indonesia sebagai lembaga quasi yudisial
1.5 Orisinalitas Penulisan

7
BAB 11
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Komisi Pengawas Persaingan Usaha


Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU merupakan salah satulembaga
independen yang dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan UU no. 5 tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat terlepas dari dari kekuasaan
pemerintah atau pihak lain,namun didalam tugas nya KPPU bertanggung jawaab kepada
Presiden.
Meskipun dalam hal ini KPPU bertanggung jawab kepada presiden namun dengan
demikian KPPU tetap bebas dari pengaruh kekuasaan pemerintah , kewajiban memberikan
laporan adalah hanya untuk semata-mata dilakukan hanya untuk melaksanakan prinsip
administratif yang baik.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha disini juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
lapran secara berkala ke DPR, laporan tersebut dilaksankan karena sudah menjadi kebiasaan
internasional.5
Persaingan usaha merupakan instrumen hukum yang menentukan bagaimanakah
persaingan itu harus dilaksanakan, meskipun secara khusus persaingan usahanlebih
menekankanpada aspek persaingan dengan tujuan supaya hukum persaingan supaya
persaingan dapat tertata secara sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi sarana untuk
mendapatkan monopoli. Namun dalam artikan lain atau pendapar dari para pakar hukum
bahwasannya, komisi persaingan usaha ini adalah suatu aspek penggabungan dan
pengambilalihan, perjanjian perdaagangan yang membatasi bagaimakah praktik penerapan
anti persaingan. Persaingan usaha sendiri juga dapat di paparkan bahwasannya merupakan
seperangkat aturan hukum yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan adengan persaingan
usaha , dan aya yang mencakup hal-hal yang dilarang pelaku usaha. 6

Dari paparan mengenai ulasan tentang artian komisi pengawas persaingan usaha
diatas apabila dilihat dari perspektif nonhukum adalah yang pertama kondisi penjual maupun
pembeli terstruktur secara atomistikyang ada dalam persaingan , kekuasaan ekonomi atau
yang didukung secaara terdesentralisasikan , terlepas dari campur tangan kekuasaan
pemerintah maupun pihak swasta yang memegang kekuasaan, persaingan yang kompetitif

5
Knud Hansen dkk, 2002, Undang-Undang No. 5 Tahun 1999: Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
6
Hermansyah. 2008. Pokok-pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia,hlm 2

8
bisa untuk menyelesaikan persoalan secara impersonal, menciptakan kebebasan manussia
guna mendapatkan kesempatan yang sama didlam berusaha dan kesempatan untuk
mengembangkan usaha secara sehat tanpa adanya monopoli.7

2.2 Peranan strategis KPPU sebagai Institusi Tunggal dalam Perkara


Dalam memtuskan perkara KPPU sebagai lembaga independen aau intitusi tunggal
dimana KKPU ini dibentuk berdasarkan Pasal 30 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 yang membahas tentang masalah Praktik Monopoli atau Praktik Tidak Sehat.

Dijelaskan pula pada Pasal 34 ayat 1 Undang-Undnag Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat mengamanatkan,
pembentukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi Komisi yang ditetapkan oleh presiden.

Presiden Bachruddin Yusuf Habibie mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 75


Tahun 1999, melalui pasal 1 Ayat (1) Keputusan Presiden Nomor 75 thun 1999 dibentuklah
sebuah Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU yaitu lembaga independen yang
terlepas dari pengaruh pemerintahan dan pihak lain, yang mempunyai kewenangan
melakukan pengawsan persaingan usaha dan menjatuhkan sanksi,.Sampai disinilah
bahwasannya saat pemutusan suatu perkara yang berkaitan dengan KPPU atau tentang
masalah sebuah usaha maka yang berhak menjatuhkan sanksi adalah KPPU itu sendiri
dikarenakan sesuai dengan Keputusan Presiden pada Pasal 1 Ayat (1) tentang kewenangan
KPPU dalam menjatuhkan sanksi kepada pelanggar.

Di imeplementasikan dalam pemutusan perkara persaingan usaha yang efektif


dibentuk dari hal dengan ssinergi yang positif atar kewenangan dalam persaingan usaha di
suatu negara itun sendiri. Ke efektifitasan dalam implementasi untuk mewujudkan keadilan
dalamsebuah pemutusan perkara maka dapat meningkatkan keberhasilan suatu lembaga yang
ditegakkan sesuai dalam penegakan hukum suatu komisi tersebut, namun negara yang
memiliki hukum persaingan usaha berada dalam kondisi aktual yang memiliki perbedaan
dalam egi hukum maupun kewenangannya didalam lembaga. Apabila suatu komisi yang
mempunyai kewenangannya dipersoalkan oleh lembaga lain yang tidak memiliki keweangan
dala sebuah komisi tersebut akan menambah keruwetan dan kerancuan penegakkan hukum. 8
Pemutusan perkara dalam Komisi Pengawas Persaingan Usaha di Indonesia juag di tuangkan

7
Arie Siswanto. 2002. Hukum Persaingan Usaha. Ciawi Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.hlm 14
8
Hermansyah, 2008, Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta hlm 45

9
dalam Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam Nomor 01 Tahun 2010 tentang
cara penanganan perkara

Adapun pearuran perundang-unangan yang mengatur suatu tindak pemutusan perkara


dalam KPUU yaitu ;

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan


Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1999 tentang Komisi


Pengawas Persaingan Usaha.

3. Peraturan KPPU Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penanganan


Perkara.

4. Peraturan KPPU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pedoman Tugas Pokok, Fungsi
dan Wewenang Ketua/Wakil Ketua Komisi, Anggota Komisi, dan
sekretariat Komisi dalam Lingkungan komisi Pengawas Persaingan
Usaha.

2.3 Kewenangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha


KPPU merupakan suatu organ khusus yang mempunyai tugas ganda selain
menciptakan ketertiban dalam persaingan usaha juga berperan untuk menciptakan dan
memelihara iklim persaingan usaha yang kondusif.9

Meskipun KPPU mempunyai fungsi penegakan hukum khususnya Hukum Persaingan


Usaha, namun KPPU bukanlah lembaga peradilan khusus persaingan usaha. Dengan
demikian KPPU tidak berwenang menjatuhkan sanksi baik pidana maupun perdata.
Kedudukan KPPU lebih merupakan lembaga administratif karena kewenangan yang melekat
padanya adalah kewenangan administratif, sehingga sanksi yang dijatuhkan merupakan
sanksi administratif.

Dan sebagai penegakan hukum khususnya Hukum Persaingan Usaha, namun KPPU
bukanlah lembaga peradilan khusus persaingan usaha. Dengan demikian KPPU tidak
berwenang menjatuhkan sanksi baik pidana maupun perdata. Kedudukan KPPU lebih
merupakan lembaga administratif karena kewenangan yang melekat padanya adalah
kewenangan administratif, sehingga sanksi yang dijatuhkan merupakan sanksi administratif.10

9
Suyud Margono, 2009, Hukum Anti Monopoli, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 136.
10
Andi Fahmi Lubis Hukum Persaingan Usaha Teks dan Konteks ,Jakarta.hlm 331

10
Adapun tugas dan wewenang KKPU adalah sebagai berikut :

Tugas Komisi Pengawas Persaingan Usaha meliputi :

a. melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya


praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam
pasal 4 sampai dengan pasal 16;
b. melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat sebagaimana diatur dalam pasal 17 sampai dengan pasal 24
c. melakukan penilaian terhadap ada atau tidaknya penyalahgunaan posisi dominan
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat sebagaimana diatur dalam pasal 25 sampai dengan pasal 28
d. mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam
pasal 36
e. memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
f. menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Undang-undang ini;
g. memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan
Dewan Perwakilan Rakyat.
Wewenang Komisi Pengawas Persaingan Usaha meliputi ::

a. Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
b. Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku
usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat.
c. Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau
oleh pelaku usaha atau yang ditemukan oleh Komisi sebagai hasil dari penelitiannya;
d. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak adanya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
e. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan undang-undang ini.

11
f. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan setiap orang yang dianggap
mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang ini.
g. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau
setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak bersedia
memenuhi panggilan Komisi.
h. Meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan
dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan Undang-
undang ini.
i. Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen atau alat bukti lain guna
penyelidikan dan atau pemeriksaan.
j. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha
lain atau masyarakat.
k. Memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
l. Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang
melanggar ketentuan Undang-undang ini.11
J adi Kedudukan KPPU sebagai lembaga pengawas persaingan usaha yang independen
berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yaitu KPPU mempunyai fungsi penegakan
hukum khususnya Hukum Persaingan Usaha, KPPU lembaga administratif karena
kewenangan yang melekat padanya adalah kewenangan administratif.

Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya yang diatur pada pasal 35 dan pasal 36
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat bahwa KPPU telah sesuai dengan statusnya sebagai lembaga independen.

11
Suyud Margono, 2009, Hukum Anti Monopoli, Jakarta hlm 45

12
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif, karena jenis
penelitian ini mengkaji bahan-bahan pustaka serta meneliti dan mengkaji norma-norma
hukum yang ada didalam perundang-undangan serta penggunaan literatur yang lainnya. Jenis
dari penelitian ini berfokus pada pada norma hukum positif peraturan-peraturan perundang-
undangan yang ada keterkaitannya dengan Komisi Pengawas Perssaingan Usaha, penelitian
normatif disini juga mengedepankan analisis,interpretasi dan menilai dari segi hukum positif
yang mengatur didalamnya dan metode penilitian ini adalah suatu mekanisme kerja yang
berurutan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menghasilkan sebuah informasi yang ilmiah
untuk tujuan tertentu.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan bahan ini diperoleh dengan cara melakukan suatu studi kepustakaan.
Melakukan studi kepustakaan ini dilakukan guna mempelajaru hukum yang primer berupa
Peraturan Perundang-undangan, bahan yang sekunder disini adalah berupa buku-buku
literatur, karya ilmiah, hasil penelitian, dan jurnal yang ada hubungannya dengan Komisi
Pengawas Persaingan Usahaguna mencegah sitem persaingan usaha yang tidak sehat di
Indonesia.

3.3 Analisis Data


Penelitian hukum normatif tentang KPPU dilakukan dengan mencari bahan – bahan
hukum sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan. Seluruh bahan hukum yang diperoleh
dikumpulkan secara lengkap, selanjutnya disistematisasikan untuk dilakukan analisis.
Analisis dari bahan tersebut dilakukan dengan pendekatan Perundang – Undangan (statute
approach), yaitu dengan menelaah semua Undang – Undang dan regulasi yang bersangkut
paut dengan isu hukum tersebut. Pendekatan Perundang – Undangan membuka kesempatan
bagi peneliti untuk mempelajari dan meneliti kesesuaian antar Peraturan Perundang –
Undangan dan regulasi yang terkait dengan isu hukum. Hasil telaah tersebut merupakan suatu
argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi, tentunya semua hasil data yang diperoleh
yang berkaitan dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha merupakan melalui kajian dari
beberapa kepustakaan dan literatur yang bersangkutan.

13
14

Anda mungkin juga menyukai