Anda di halaman 1dari 12

A.

Definisi
Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik
konsekuensinya terhadap penurunan kualitas sumberdaya manusia maupun
penyebabnya. Gizi buruk secara langsung maupun tidak langsung akan menurunkan
tingkat kecerdasan anak, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta
menurunkan produktivitas. Gizi buruk secara langsung disebabkan oleh kurangnya
asupan makanan dan penyakit infeksi dan secara tidak langsung disebabkan oleh
ketersediaan pangan, sanitasi, pelayanan kesehatan, pola asuh,kamampuan daya beli
keluarga, pendidikan dan pengetahuan.
Gizi buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius. Berbagai upaya
telah dilakukan pemerintah antara lain melalui revitalisasi Posyandu dalam
meningkatkan cakupan penimbangan balita, penyuluhan dan pendampingan,
pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) atau Pemberian Makanan Tambahan
(PMT), peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi melalui tata laksana gizi buruk di
Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit, penanggulangan penyakit menular dan
pemberdayaan masyarakat melalui Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).
Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Surat
Edaran No. 347/Menkes/IV/2008, Tanggal 10 April 2008 tentang Penanggulangan Gizi
Buruk dan dengan merujuk kepada Peraturan Menteri Kesehatan No.
949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan
Dini Kejadian Luar Biasa (SKD KLB)
Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mencegah terjadinya KLB gizi buruk di
beberapa wilayah, terutama di wilayah rawan pangan dan gizi, pemerintah telah
mengeluarkan kebijakan dengan melakukan Respon Cepat Penanggulangan Gizi
Buruk. Langkah ini sebagai salah satu upaya untuk lebih mengaktifkan kembali
surveilans gizi terutama dalam pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar
Biasa (SKD-KLB) Gizi Buruk di seluruh Indonesia. Dalam rangka respon cepat
penanggulangan gizi buruk, Direktorat Bina Gizi Masyarakat perlu menjabarkan
kebijakan dan langkah terpadu seluruh instansi terkait di dalam Pedoman Pelaksanaan
Respon Cepat Penanggulangan Gizi Buruk
B. Ruang Lingkup
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
a. Penemuan kasus gizi buruk
i. Operasi Timbang
ii. Penentuan status gizi
b. Rujukan balita gizi buruk
c. Perawatan balita gizi buruk
d. Tindak lanjut pemulihan status gizi
e. Pendampingan pasca perawatan

C. Tata Laksana
1. Persiapan
a. Puskesmas
 Kepala Puskesmas membentuk tim pelaksana operasi timbang dan
konfirmasi penentuan status gizi.
 Petugas puskesmas melakukan pemutahiran data sasaran yang diperoleh
dari catatan kader PKK/Posyandu.
 Mempersiapkan kebutuhan alat dan bahan dari seluruh Posyandu yang
ada di wilayahnya, kemudian dibandingkan dengan data sebelumnya
untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan kegiatan.
 Menyusun kesepakatan bersama dengan wakil desa tentang kegiatan
operasi timbang di masing-masing desa/kelurahan di wilayahnya.
b. Posyandu
 Jadual pelaksanaan Operasi Timbang sesuai dengan hasil kesepakatan.
 Kader, petugas kesehatan dan tim/perangkat desa mendata sasaran balita
yang ada di wilayah kerja Posyandu. Kegiatan ini dilakukan sebulan
sebelum operasi timbang dilaksanakan.
 Kader, petugas kesehatan dan tim/perangkat desa menyebarluaskan
informasi tentang bulan operasi timbang kepada seluruh masyarakat di
desa wilayah kerjanya agar semua keluarga membawa balita ke Posyandu
untuk ditimbang pada hari yang telah ditentukan.
 Menyiapkan alat dan bahan
2. Pelaksanaan
a. Penemuan Kasus gizi buruk
i.Operasi Timbang
Langkah-langkah Operasi Timbang
 Kader ƒ Menyebarkan informasi sehari sebelum pelaksanaan ƒ
Melakukan pendaftaran ƒ Melakukan penimbangan ƒ Mencatat
hasil penimbangan pada buku bantu/register ƒ Memplotkan pada
KMS/buku KIA ƒ Melakukan kunjungan ke rumah balita yang tidak
hadir (sweeping)
 Petugas kesehatan ƒ Melakukan pengukuran tinggi/panjang badan
pada balita 2T dan atau BGM ƒ Mengambil data dari hasil
pencatatan kader ƒ Menentukan status gizi seluruh balita dengan
indeks berat badan menurut umur (BB/U) ƒ Bersama kader
melakukan kunjungan ke rumah balita yang tidak hadir
ii. Penentuan status gizi
Langkah-langkah penentuan balita gizi buruk.
 Melakukan konfirmasi seluruh balita BGM dan 2T yang ditemukan
dalam operasi timbang dengan Memeriksa tanda-tanda klinis
marasmus, kwasiorkor, dan marasmikkwasiorkor.
 Apabila tidak ditemukan tanda-tanda klinis, dilakukan pengukuran
TB dengan microtoise dan PB dengan alat ukur panjang badan
(length board). Untuk menentukan status gizi digunakan standar
WHO-NCHS. Jika hasilnya <-3SD ditetapkan sebagai gizi buruk.
b. Rujukan Balita gizi buruk
Langkah-langkah merujuk balita gizi buruk
 Segera merujuk dengan membawa KMS atau buku KIA
 Segera melengkapi persyaratan administrasi rujukan yang berlaku di
masing-masing wilayahnya
c. Perawatan balita gizi buruk
Perawatan balita gizi buruk dilaksanakan di Puskesmas
Perawatan/TFC atau Rumah Sakit setempat. Tim Asuhan Gizi yang terdiri
dari dokter, nutrisionis/dietisien dan perawat, melakukan perawatan balita gizi
buruk dengan menerapkan 10 Langkah Tata Laksana Anak Gizi Buruk
meliputi : fase stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak lanjut.
Langkah-langkah perawatan balita gizi buruk Perawatan balita gizi buruk
dengan menerapkan 10 Langkah Tata Laksana Balita Gizi Buruk meliputi :
fase stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak lanjut.
 Fase Stabilisasi diberikan makanan formula 75 (F 75) dengan asupan gizi
80 -100 Kkal /kg BB/hari dan protein 1 – 1,5 gr/kg BB/hari
 Fase Transisi diberikan makanan formula 100 (F 100) dengan asupan gizi
100 – 150 Kkal /kg BB/hari dan protein 2 – 3 gr/kg BB/hr. Perubahan dari
F75 menjadi F100
 Fase Rehabilitasi diberikan makanan formula 135 (F 135) dengan nilai gizi
150- 220 Kkal/kg BB/hari dan protein 3 – 4 gr/kg BB/hr.
 Fase tindak lanjut dilakukan di rumah setelah anak dinyatakan sembuh,
bila BB/TB atau BB/PB ≥ -2 SD dan tidak ada gejala klinis dan memenuhi
kriteria sbb:
- Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan,
- Ada perbaikan kondisi mental,
- Anak sudah dapat tersenyum,
- Duduk, merangkak, berdiri atau berjalan sesuai umurnya, - Suhu
tubuh berkisar antara 36,50 – 37, 70 C,
- Tidak muntah atau diare,
- Tidak ada edema,
- Terdapat kenaikan BB sekitar 50g/kg BB/minggu selama 2 minggu
berturut-turut.
d. Tindak lanjut pemulihan status gizi
Tindak lanjut pemulihan status gizi diberikan kepada anak BGM dan 2T yang
tidak perlu dirawat, anak gizi buruk pasca perawatan dan yang tidak mau dirawat,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Anak 2 T dan atau BGM tanpa perawatan
a. Diberi MP-ASI/PMT sesuai umur selama 90 hari
- Diberikan MP-ASI. bubur diberikan kepada bayi usia 6 – 11 bulan.
- MP-ASI biskuit diberikan kepada anak umur 12 -24 bulan.
- Anak umur 25 -59 bulan diberikan PMT. Pemberian MP-ASI/PMT bertujuan agar
anak tidak jatuh pada kondisi gizi buruk.
b. Konseling gizi
2. Anak gizi buruk pasca perawatan dan yang tidak mau dirawat
Anak gizi buruk yang telah pulang dari Puskesmas Perawatan atau Rumah
Sakit, baik yang sembuh maupun pulang paksa akan mendapat pendampingan dan
pemberian
a. Makanan formula 100 (F 100)/Formula modifikasi selama 30 hari, kemudian
dilanjutkan dengan PMT/MP-ASI selama 90 hari.
b. Konseling gizi
e. Pendampingan pasca perawatan
Langkah-langkah pedampingan pasca perawatan Kader dan atau petugas kesehatan
 Membuat jadual untuk kunjungan ke rumah keluarga sasaran, dengan
mempertimbangkan jauh dekatnya sasaran, berat ringannya masalah dll.
 Melakukan kunjungan ke keluarga sasaran berdasarkan rencana yang telah
disusun dan sesuai kesepakatan dengan keluarga sasaran.
 Memberikan konseling dengan membawa buku nasehat gizi, KMS/buku KIA,
formulir pencatatan.
 Memberikan makanan Formula 100/Formula modifikasi, MP-ASI dan PMT.
 Membantu sasaran menyiapkan makanan Formula 100/Formula modifikasi,
MP-ASI/ PMT.
 Memberikan kapsul Vitamin A kepada balita yang belum mendapat kapsul
Vit A pada bulan Februari atau Agustus. Memberikan KMS/buku KIA bagi
yang belum memiliki.
 Mendorong keluarga untuk membawa balita secara rutin ke posyandu.

D. Dokumentasi
1. Kegiatan di Dalam Gedung :
- Pencatatan status gizi
2. Kegiatan di Luar Gedung :
Pelacakan kasus

Jenis Laporan Survey Kadarzi

1. Laporan langsung lewat WA


2. Laporan tertulis dengan form pelacakan
FORMAT PELACAKAN GIZI BURUK
DI KOTA MOJOKERTO

Tanggal Kunjungan
Nama Petugas
Nama Puskesmas

I Data Anak
1 Nama Anak
2 Tempat Lahir
3 Tanggal lahir
4 Jenis Kelamin
5 Saat Ditemukan
Tanggal
Umur (bulan penuh)
BB
TB
LILA
Status TB/U
Status BB/U
Status BB/TB
Status IMT/U
Status LILA/U
6 Saat Ini
Tanggal
Umur (bulan penuh)
BB
TB
LILA
Status TB/U
Status BB/U
Status BB/TB
Status IMT/U
Status LILA/U
7 Kasus Baru / Lama
8 Tanda-Tanda Klinis Gibur (jika ada sebutkan)
9 Kondisi mental anak
10 Alergi Obat
11 Alergi Makan
12 Pantangan Makan
13 Peristiwa penting yang mempengaruhi
pertumbuhan anak (sebutkan tanggal) :
(misalnya kematian / perceraian orang tua,
perpisahan dengan orangtua dalam
pengasuhan, kematian saudara kandung umur
<5 tahun)
II Kondisi Anak Saat ini
1 sakit / tidak, jika ya sebutkan penyakit
2 Apakah anak sering lesu, mencret, batuk pilek
atau demam
3 Penyakit yang sering diderita
4 Penyakit Infeksi
5 Cacat Bawaan

III Status Kesehatan Ibu saat Hamil


1 Keluhan saat hamil
2 Masalah / Faktor risiko saat hamil, sebutkan
3 Kejadian yang mempengaruhi kehamilan,
sebutkan (seperti : kehamilan tidak diinginkan
/ depresi)
IV Data Orangtua
1 Nama Ayah / Umur
2 Nama Ibu / Umur
3 Alamat Orangtua
4 Alamat anak skrg
5 Pekerjaan Ayah
6 Pekerjaan Ibu
7 Pendidikan Ayah
8 Pendidikan Ibu
9 Nama Pengasuh (bila bukan ortu)
10 Pengasuh Anak Ibu / Nenek / Pembantu / lainnya, sebutkan :
11 Anak ikut sejak
12 Alasan Diasuh
13 Status Kependudukan Anak Penduduk Kota / Luar Kota
14 Tempat tinggal anak saat ini dalam wilayah / luar wilayah
15 Jumlah Anak
16 Jarak kelahiran anak dengan kakaknya ……. Tahun
17 Jarak kelahiran anak dengan adiknya ……. Tahun
18 Tanggal Lahir Adik Kandung berikutnya
19 Status Ekonomi Keluarga Gakin / Non Gakin
20 Punya asuransi kesehatan? sebutkan

V Data Kelahiran
1 Umur Kehamilan
2 Kelahiran tunggal / kembar
3 Anak Ke-
4 Penolong Persalinan

VI Hasil Pengukuran bayi saat lahir


1 Berat lahir
2 Panjang Badan
3 Lingkar Kepala
4 Proses Persalinan Normal / SC / Vakum
5 Kondisi bayi saat lahir
VII Riwayat Kasus di Posyandu dan Akses Perawatan
1 Apakah rajin dibawa ke posyandu
2 Bila tidak, sebutkan alasannya
3 Pd usia brp bln status gizi anak mulai menurun
4 Apakah pernah diberi penyuluhan di posyandu
5 Bila anak sakit dibawa kemana
6 Alasannya

VIII Riwayat Perjalanan Penanganan Kasus di Rawat


Inap Puskesmas / RS
1 Apakah pernah rawat inap di Puskesmas/RS
2 Bila ya, kpn pertama kali dirawat
3 Berapa lama
4 Apakah pernah dirawat > 1 kali
Bila ya, sebutkan berapa kali
Sebutkan keluhan apa saja saat dirawat
Sebutkan tanggalnya
Sebutkan nama tempat perawatan
Sebutkan berapa hari dirawat
5 Perawatan di Puskesmas / Rumah Sakit yang paling akhir
Sebutkan nama Puskesmas / RS
Tanggal Masuk
Keluhan saat masuk
Gejala / Tanda Klinis
Diagnosa
Lama Perawatan
Tanggal Keluar
6 Apakah mendapat jaminan asuransi kesehatan
IX Pemberian Makan
1 Menyusui / tidak
2 Berapa kali menyusui dalam sehari
3 Menyusui malam & siang hari
4 Brp menit sekali menyusui?
5 Menyusui kanan kiri atau salah satu sampai
kosong br ganti
6 Bgmn posisi menyusui
7 Bgmn pelekatannya
8 Kapan menyusui
9 Jika ibu bekerja, bgmn cara memberikan ASI
saat bekerja
10 Jika diberi ASI dan susu formula, brp
gelas/botol susu yang dikonsumsi dlm sehari
11 Umur pertama kali diberikan makanan atau
minuman lain (MP-ASI) ……… hari/bulan
12 Umur berhenti menyusui

13 Kalau tidak menyusui, apakah mengkonsumsi


susu formula
14 Merk susu formula
15 brp gelas/botol susu yang dikonsumsi dlm
sehari
16 Brp takaran dlm 1 botol / gelas susu
17 Susu yang dibuat dihabiskan anak / tidak
18 Brp hari sekali membeli susu formula? Brp
gram?
19 Apakah ditambah gula? Brp banyak?

20 Selain susu, apakah anak mengkons minuman


lain spt : tajin, teh, saridele sbg pengganti susu
setiap hari
21 Sebutkan brp bnyk jumlahnya

22 Apakah anak sudah diberi MPASI


23 Apa saja jenisnya

X Jenis bahan makanan yang dikonsumsi


1 Jenis bahan makanan yang sering dikonsumsi
Sumber KH
Protein nabati
Protein Hewani
Sayur
Buah
2 Jenis bahan makanan yang jarang dikonsumsi
Sumber KH
Protein nabati
Protein Hewani
Sayur
Buah

3 Makanan yang tidak disukai anak


4 Jenis pengolahan
5 Berapa kali anak ibu makan dlm sehari
6 Berapa sendok setiap kali makan
7 Bgmn variasi makannya
8 Adakah makanan selingan yang diberikan
9 Apa saja jenisnya
10 Berapa kali anak memakannya
11 Jajanan yang sering dikonsumsi anak
12 Sebutkan banyaknya dan frekuensinya
XI Cara Pemberian Makan
1 Siapa yang memberi makan
2 Bgmn cara memberikan makan anak
3 Apa anak menerima ketika diberi makan
4 Bgmn nafsu makan anak
5
Suasana makan dan alat makan yang digunakan

XII Perubahan Pola Makan


1 Apakah anak makan lebih sedikit dr biasanya
2 Brp kali makan dlm sehari
3 Berapa sendok setiap kali makan

XIII Kondisi Rumah


1 Punya WC / Kamar mandi
2 Apakah keluarga menggunakan kakus / toilet
3 Bgmn mendapatkan air untuk kebutuhan
sehari2
4 Apakah air selalu dimasak
5 Bgmn cara merebus airnya
6 Bgmn cara menyimpan air
7 Bgmn cara menyimpan makanan dgn aman dan
bersih
8 Apakah alat-alat dicuci dengan air bersih
9 Bgmn cara mencuci dot/botol susu
10 Brp bnyak orang yang tinggal di rumah
11 Apakah ventilasi cukup
12 Frekuensi menyapu dlm sehari
13 Catatan Kondisi Rumah
14
Dengan siapa anak tinggal
15 Apakah orangtua meluangkan waktunya untuk
anak dan membantu mengawasi anaknya

16 Cukupkah ketersediaan makanan dalam


keluarga untuk makanan keluarga. jIka tidak
apa sebabnya
17 Apakah suami membantu mengasuh anak
18 Bgmn kesehatan ibu & anggota keluarga
19 Adakah yang sedang sakit, sebutkan

XIV Intervensi dari Puskesmas


1 Sebutkan apa saja, kapan dan brp lama

XV Riwayat Bantuan untuk keluarga dan gizi anak


(selain dari Dinas Kesehatan & Puskesmas)
1 Apakah keluarga anak pernah mendapat bantuan
Berapa kali
Kapan
dari siapa
berupa apa
brp lama
2 Apakah anak pernah mendapat bantuan
Berapa kali
Kapan
dari siapa
berupa apa
brp lama

XVI Keterangan Tambahan (Jika Ada)


XVII Kendala yang dihadapi

XVIII Dokumentasi
1 Foto anak
- Seluruh badan berpakaian (depan)
- Seluruh badan tdk berpakaian (depan)
- Seluruh badan tdk berpakaian (blkg)
(foto anak gizi buruk sebelum dan sesudah
wajib ada)
2 Foto kondisi rumah
3 Foto Intervensi / Pemberian Bantuan
4 Foto Petugas saat Pelacakan maupun intervensi

Mengetahui, Petugas Gizi


Kepala Puskesmas

__________________________ __________________________
Refrensi

1. Pedoman Respon Cepat penanggulangan gizi buruk, DepKes RI,Direktorat


Jendral Bina Kesehatan Masyarakat,Direktorat Gizi Masyarakat,Jakarta,2008
2. Buku Bagan Tata Laksana Anaka Gizi Buruk, DepKes RI,Direktorat Jendral
Bina Kesehatan Masyarakat,Direktorat Gizi Masyarakat,Jakarta,2006

Anda mungkin juga menyukai