PENDAHULUAN
Kata bell’s palsy diambil dari nama seorang dokter pada abad 19, Sir
Charles Bel, orang pertama yang menjelaskan tentang kondisi bell’s palsy dan
nervusfacialis (nervus VII), yang menyebabkan kelemahan pada salah satu sisi
parsial atau lengkap dari wajah yang dapat terjadi dengan nyeri ringan, mati rasa,
dan rasa yang berubah. bell’s palsy merupakan salah satu penyakit idiopatik,
tetapi proporsi mungkin disebabkan oleh reaktivasi virus herpes dari ganglia saraf
palsy, yaitu teori iskemik vaskuler, virus, bakteri, herediter dan imunologi. Bell’s
palsy paling sering menyerang pada semua usia. Sebagian besar melakukan
pemulihan spontan dalam waktu satu bulan, tetapi hingga 30% mengalami
sekitar 40-70% dari semua kelumpuhan saraf fasialis perifer akut. Prevalensi rata-
rata berkisar antara 10–30 pasien per 100.000 populasi per tahun dan meningkat
sesuai pertambahan umur. Insiden meningkat pada penderita diabetes dan wanita
1
2
terkena penyakit ini, namun wanita muda yang berumur 10-19 tahun lebih rentan
terkena dari pada laki-laki pada umur yang sama. Bell’s palsy dapat menyerang
semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur 15-50 tahun. Pada kehamilan
trimester ketiga dan dua minggu pasca persalinan kemungkinannya lebih tinggi
Kesehatan RI No : 1363/MENKES/SK/III/2001).
keterbatasan fungsi motorik. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membatasi
juga merupakan jenis teknik rehabilitasi control motorik yang didasarkan pada
3
kasus Bell’s palsy terbukti memberikan tingkat pemulihan yang lebih baik dan
cepat dibanding rehabilitasi yang hanya mengandalkan obat (Barbara et al., 2010).
Rehabilitasi kabat terdiri atas fasilitasi respons sukarela dari otot yang terganggu
melalui pola global dari seluruh bagian otot yang mengalami resistensi. Metode
ini sangat rasional untuk otot wajah, karena sebagian besar otot wajah berjalan
secara diagonal, dengan iradiasi yang mudah kedaerah wajah atas karena
Dalam hal ini diperlukan peran fisioterapi untuk mengatasi hal tersebut.
Maka penulis tertarik untuk mengangkat judul Karya Tulis Ilmiah “APLIKASI
1. Asimetris wajah karena adanya kelemahan pada salah satu sisi wajah yang
2. Kelemahan otot-otot wajah akibat adanya gangguan pada saraf fasialis yang
mensarafinya.
3. Spasme otot wajah pada salah satu sisi karena adanya kelemahan otot pada
5. Gangguan sensoris seperti hilangnya rasa pengecapan pada 2/3 anterior dari
lidah.
4
Dalam kasus bell’s palsy terdapat masalah yang cukup kompleks. Maka
Tujuan umum penulisan Karya Tulis Ilmiah pada kasus bell’s palsy adalah
Tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah pada kasus bell’s palsy
adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi latihan dengan metode kabat
bell’s palsy.
5
1. Bagi Penulis
mendalami pengetahuan tentang bell’s palsy dan penerapan terapi latihan dengan
2. Bagi Institusi
3. Bagi Masyarakat