Anda di halaman 1dari 5

2.1.

12 Evaluasi Sediaan Larutan


1. Organoleptis : Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari seeiaan emulsi pada penyimpanan pada
suhu endah 5oC dan tinggi 35oC pada penyimpanan masing-masing 12 jam.
2. Volume Terpindahkan (FI IV, <1089>)

Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah, dan selanjutnya
ikuti prosedur berikut untuk bentuk sediaan tersebut. Kocok isi dari 10 wadah satu persatu.
Prosedur:
Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan
kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi,
secara hati-hati untuk menghindarkan pembentukkan gelembung udaa pada waktu penuangan
dan diamkan selama tidak lebih dari 30 menit.
Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran: volume rata-rata
larutan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100 %, dan tidak satupun volume wadah
yang kurang dari 95 % dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika A adalah volume rata-rata
kurang dari 100 % dari yang tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satu wadahpun volumenya
kurang dari 95 % dari volume yang tertera pada etiket, atau B tidak lebih dari satu wadah volume
kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90 % dari volume yang tertera pada etiket, lakukan
pengujian terdadap 20 wadah tambahan. Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 30 wadah
tidak kurang dari 100 % dari volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30
wadah volume kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90 % seperti yang tertera pada etiket.
(Voigt, R. 1995. )

2.1.7 Evaluasi Suspensi


1. Organoleptis digunakan untuk mengetahui karakteristik sediaan sus[ensi meliputi bau, warna,
rasa, bentuk.
Cara penujian :
Bau Warna Bentuk Rasa *
Sediaan

NB: * Tidak untuk sediaan topikal


2. Homogenitas digunakan untuk mengetahui tingkat tercampurnya sediaan suspensi topikal secara
merata ( menjadi satu ).
Cara pengujian : ~ Dikocok sediaan suspensi topikal secara merata
3. Uji daya sebar digunakan untuk mengetahui kemampuan menyebarnya suspensi topikal pada
kulit.
Cara pengujian : ~ Diambil sampel, Letakkan sampel dipusat lempeng
gelas.
~ Di atas lempeng gelas diberi beban 50 gram, amati.
4. Evaluasi laju sedimentasi digunakan untuk mengetahui kecepatan pengendapan dari partikel-
partikel suspense.
Kecepatan sedimentasi berdasarkan hukum stokes dipengaruhi :
~ Kerapatan fase terdispersi dan kerapatan fase pendispersi partikel ringan. Kerapatan pembawa
mengambang menjadi sulit didistribusikan.
~ Diameter ukuran partikel semakin kecil ukuran maka kecepatan jatuhnya lebih kecil.
~ Viskositas medium pendispersi yaitu lau sedimentasi dapat berkurang dengan cara menaikkan
viskositas medium dispersi.
5. Evaluasi volume terpindaahkan (Anonim b. 1995. Halaman 1089)
Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah, dan selanjutnya ikuti
prosedur berikut untuk bentuk sediaan tersebut. Kocok isi dari 10 wadah satu persatu.
Prosedur:
Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas
gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara
hati-hati untuk menghindarkan pembentukkan gelembung udaa pada waktu penuangan dan
diamkan selama tidak lebih dari 30 menit.
Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran: volume rata-rata
larutan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100 %, dan tidak satupun volume wadah
yang kurang dari 95 % dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika A adalah volume rata-rata
kurang dari 100 % dari yang tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satu wadahpun volumenya
kurang dari 95 % dari volume yang tertera pada etiket, atau B tidak lebih dari satu wadah volume
kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90 % dari volume yang tertera pada etiket, lakukan
pengujian terdadap 20 wadah tambahan. Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 30 wadah
tidak kurang dari 100 % dari volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30
wadah volume kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90 % seperti yang tertera pada etiket.
6. Evaluasi volume sedimentasi digunakan untuk perbandingan dari volume endapan yang terjadi
terhadap volume awal ari suspense sebelum mengendap setelah suspense didiamkan.
( Anief,1993:31 )
Cara pengujian : ~ Sediaan dimasukkan ke dlam tabung sedimen yang
berkala
~ Volume yang diisikan merupakan volume awal.
~ Setelah didiamkan beberapa waktu diamati volume akhir
dengan terjadinya sedimentasi volume akhir terhadap
volume yang diukur.
~ Dihitung volume sedimentasi.
7. Evaluasi waktu redispersi digunakan untuk mencampurnya zat aktif dengan pelarut.
Cara pengujian : ~ kocok sediaan
~ Suspensi didiamkan hingga mengendap
~ Dikocok sampai homogen
~Dicatat waktunya. Waktu redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dengan
pengocokan dalam waktu maksiamal 30 detik.

Stabilitas Emulsi
 Jika didiamkan tidak membentuk agregat
 Jika memisah antara minyak dan air jika dikocok akan membentuk emulsi lagi
 Jika terbentuka gregat, jika dikocok akan homogen kembali.
ii. Evaluasi Sediaan Emulsi
1. Organoleptis : Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari seeiaan emulsi pada penyimpanan
pada suhu endah 5 C dan tinggi 35oC pada penyimpanan masing-masing 12 jam.
o

2. Volume Terpindahkan (Anonim b. 1995. Halaman 1089)


Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah, dan selanjutnya ikuti
prosedur berikut untuk bentuk sediaan tersebut. Kocok isi dari 10 wadah satu persatu.
Prosedur:
Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas
gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara
hati-hati untuk menghindarkan pembentukkan gelembung udaa pada waktu penuangan dan
diamkan selama tidak lebih dari 30 menit.
Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran: volume rata-rata
larutan yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100 %, dan tidak satupun volume wadah
yang kurang dari 95 % dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika A adalah volume rata-rata
kurang dari 100 % dari yang tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satu wadahpun volumenya
kurang dari 95 % dari volume yang tertera pada etiket, atau B tidak lebih dari satu wadah volume
kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90 % dari volume yang tertera pada etiket, lakukan
pengujian terdadap 20 wadah tambahan. Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 30 wadah
tidak kurang dari 100 % dari volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30
wadah volume kurang dari 95 %, tetapi tidak kurang dari 90 % seperti yang tertera pada etiket.
3. Penentuan viskositaas: Dilakukan terhadap emulsi, pengukuran viskositas dilakukan dengna
viskometer brookfield pada 50 putaran permenit (Rpm).
4. Daya hantar listrik : Emulsi yang sudah dibuat dimasukkan dalam gelas piala kemudian
dihubungkan dengan rangkaian arus listrik. Jika mampu menyala maka emulsi tipe minyak
dalam air. Jika sistem tidak menghantarkan listrik maka emulsi tipe air dalam minyak.
5. Metode pengenceran : Emulsi yang sudah dibuat dimasukkan dalam gelas piala kemudian
diencerkan dengan air. JIka dapat diencerkan maka emulsi tipe minyak dalam air dan sebaliknya.
6. Metode percobaan cincin: Jika satu tetes emulsi yang diuji diteteskan pada kertas saring maka
emulsi minyak dalam air dalam waktu singkat membentuk cincin air disekeliling tetesan.
7. Metode warna : Beberapa tetes larutan bahan pewarna lain ( metilen ) dicampurkan ke
dalam contoh emulsi. Jika selurih emulsi berwarna seragam maka emulsi yang diuji berjenis
minyak dalam air, oleh karena air adalah fase luar. Sampel yang diuji bahan warna larut sudan III
dalam minyak pewarna homogen pada sampel berarti sampel tipe air dalam minyak karena
pewarna pelarut lipoid mampu mewarnai fase luar.

Anda mungkin juga menyukai