Anda di halaman 1dari 7

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017

KARAKTERISTIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT


NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT
UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON
Cynthia A. F. Mandagi
Hendro Bidjuni
Rivelino S. Hamel

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email :cynthiamandagi9@gmail.com

Abstract :Fracture is a potential or actual threat against someone inegritas, so will be


impaired physiological and spikologis which can cause a response in the form of pain. Pain
is a subjective situation where a person shows any inconvenience verbal and nonverbal.
Research purposes to know the characteristics associated with the level of pain in patients
with fracture in Surgery Room General Hospital Bethesda GMIM Tomohon.Research design
used is descriptive analytic design with cross sectional approach. The sampling technique is
to use sampling in accordance with the purposivae sample of 42 people.Research resultusing
statistical tests chi-square obtained to age the value ρ = 0.001 <α = 0.05 Gender value ρ =
0.000 <α = 0.05 Works value ρ = 0.0047 <α = 0.05 and factors that affect pain value ρ =
0.000 <α = 0:05. Conclusion his study has shown there is a relationship between age,
gender, occupation and the factors that affect pain with pain level in patients with fracture in
Surgery Room General Hospital Bethesda GMIM Tomohon.

Keywords :Patient Characteristics, Factor Affecting Pain, Pain Levels in


Patients
with fractures.

Abstrak :Fraktur merupakan ancaman potensial maupun actual terhadap inegritas seseorang,
sehingga akan mengalami gangguan fisiologis maupun spikologis yang dapat menimbulkan
respon berupa nyeri. Nyeri tersebut adalah keadaan subjektif dimana seseorang
memperlihatkan ketidaknyamanan secara verbal maupun nonverbal.Tujuan Penelitian ini
untuk mengetahui karakteristik yang berhubungan dengan tingkat nyeri pada pasien fraktur di
Ruang Bedah Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon.Desain Penelitian yang
digunakan yaitu desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposivae sampling sesuai dengan sampel
yaitu 42 orang.Hasil penelitian menggunakan uji statistic chi-square didapatkan untuk umur
nilai ρ = 0.001 < α = 0.05, Jenis kelamin nilai ρ = 0.000 < α = 0.05, Pekerjaan nilai ρ =
0.0047 < α = 0.05 dan factor yang mempengaruhi nyeri nilai ρ = 0.000 < α = 0.05. Simpulan
hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, pekerjaan
dan factor yang mempengaruhi nyeri dengan tingkat nyeri pada pasien fraktur di Ruang
Bedah Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon.

Kata Kunci :Karakteristik Pasien, Faktor yang Mempengaruhi Nyeri, Tingkat Nyeri
pada
Pasien Fraktur.

PENDAHULUAN
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017

Badan Kesehatan Dunia pada tahun manajemen farmakologi dan manajemen


2009 mencatat lebih dari jutaan orang non farmakologi.Manajemen farmakologi
meninggal dikarenakan insiden yaitu manajemen yang berkolaborasi
kecelakaan, dan sekitar 2 juta orang antara dokter dengan perawat, yang
menalami kecelakaan fisik yaitu patah menekankan pada pemberian obat yang
tulang atau fraktur. Data Riset Kesehatan mampu menghilangkan rasa nyeri.
Dasar (RIKESDAS) tahun 2008, di Sedangkan manajemen non farmakologi
Indonesia terjadinya fraktur yang merupakan manajemen untuk
disebabkan oleh cedera yaitu jatuh, menghilangkan rasa nyeri dengan
kecelakaan lalu lintas dan trauma tajam menggunakan teknik yaitu pemberian
atau tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh kompres dingin atau panas, teknik
yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 relaksasi, terapi hypnothis, imajinasi
orang, dari 20.829 kasus kecelakaan lalu terbimbing, distraksi, stimulus saraf
lintas, yang mengalami fraktur sebanyak elektrik transkutan, stimulus, terapi music
1.770 orang, dari 14.127 trauma benda dan massage kutaneus (Mediarti, 2015).
tajam atau tumpul, yang mengalami Penelitian yang dilakukan oleh
fraktur sebanyak 236 orang (Depkes RI, Septiani (2015), tentang analisis faktor-
2009). faktor yang mempengaruhi nyeri pada
Fraktur merupakan ancaman potensial klien fraktur di RS PKU Muhammadiyah
maupun aktual terhadap inegritas Yogyakarta, menunjukkan bahwa faktor
seseorang, sehingga akan mengalami usia dengan nyeri pada pasien fraktur yaitu
gangguan fisiologis maupun spikologis dengan nilai signifikasi 0,932 (ρ > 0,05)
yang dapat menimbulkan respon berupa dan tingkat keeratan antara kedua variabel
nyeri. Nyeri tersebut adalah keadaan menunjuk pada nilai – 0,016, dengan
subjektif dimana seseorang demkian tidak terdapat hubungan antara
memperlihatkan ketidaknyamanan secara faktor usia dengan nyeri pada pasien
verbal maupun nonverbal. Fraktur lebih fraktur. Faktor ansietas (Kecamasan)
sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan nyeri pada pasien fraktur yaitu
dengan perempuan, dengan umur dibawah dengan nilai signifikan 0,15 (ρ > 0,05) dan
45 tahun, biasanya berhubungan dengan tingkat keeratan kedua variabel menujuk
olahraga, pekerjaan atau luka yang pada nilai 0,448, maka terdapat hubungan
disebabkan oleh kecelakaan kendaraan antara faktor ansietas dengan nyeri pada
bermotor. Pada usia diatas 60 tahun, lebih pasien fraktur. Faktor dukungan keluarga
sering mengalami fraktur dibandingkan dengan nyeri pada pasien fraktur yaitu
dengan laki-laki yang berkaitan dengan dengan nilai signifikan 0,481 (ρ > 0,05)
perubahan hormone pada saat menopause, dan tingkat keeratan antara kedua variabel
sehingga mengakibatkan osteoporosis menunjuk pada nilai 0,129, maka tidak
(Mediarti, 2015). terdapat hubungan antara faktor dukungan
Dampak yang timbul pada pasien keluarga dengan nyeri pada pasien fraktur.
dengan fraktur yaitu dapat mengalami Penelitian yang dilakukan
perubahan pada bagian tubuh yang terkena Purnamasari (2014), tentang Efektifitas
cedera, merasakan cemas akibat rasa sakit kompres dingin terhadap penurunan
dan rasa nyeri yang dirasakan, resiko intensitas nyeri pada pasien fraktur di
terjadinya infeksi, resiko perdarahan, RSUD Ungaran, menunjukkan bahwa
gangguan integritas kulit, serta berbagai intensitas nyeri sebelum pemberian
masalah yang mengganggu kebutuhan kompres dingin mempunyai median 5,00
dasar lainnya. Selain itu fraktur juga dapat dengan nilai minimum 4,00 dan nilai
menyebabkan kematian (Septiani, 2015). maksimum 6,00. Intensitas nyeri sesudah
Manajemen untuk mengatasi nyeri pemberian kompres dingin mempunyai
dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu nilai median 2,00 dengan nilai minimum
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017

0,00 dan nilai maksimum 3,00. Dari hasil bukan dengan fraktur dan yang tidak
uji Wilcoxon dengan nilai ρ-value = 0,000 bersedia untuk menjadi responden.
maka terdapat pengaruh kompres dingin Instrument penelitian yang digunakan
terhadap penurunan intensitas nyeri pada yaitu kuesioner dan lembar
pasien fraktur. observasi.Analisis bivariat pada penelitian
Data awal yang telah diambil dari ini menggunakan uji statistikchi-square
Ruang Bedah Rumah Sakit Umum GMIM karena kelompok yang dibandingkan tidak
Bethesda Tomohon, jumlah seluruh pasien berpasangan serta variabel yang
fraktur yang masuk dari bulan Juni – dihubungkan ordinal dan ordinal dengan
Agustus sebanyak 47 Orang, dengan derajat kepercayaan 95% atau tingkat
bermacam-macam fraktur. Jumlah pasien kemaknaan (α = 0,05).
dengan fraktur tegkorak dan tulang wajah
sebanyak 6 Orang, fraktur cervical, toraks
dan pelvis sebanyak 6 orang, fraktur femur HASIL dan PEMBAHASAN
sebanyak 6 orang, fraktur tulang anggota Tabel 1.Distribusi frekuensi berdasarkan
gerak lainnya sebanyak 29 orang. Jumlah umur responden di Ruang Bedah Rumah
pasien dengan < 25 tahun sebangyak 25 Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon
orang, umur 25 – 44 tahun sebanyak 9 tahun 2017.
orang, umur 45 – 64 tahun sebanyak 7
orang dan > 65 tahun sebanyak 6 orang. Umur n %
Jumlah pasien laki-laki dengan fraktur
sebanyak 34 orang dan jumlah pasien < 25 Tahun 14 33.3
perempuan dengan fraktur sebanyak 13 25-44 Tahun 16 38.1
orang.
Data masalah yang telah diuraikan ada > 45 Tahun 12 28.6
di atas, maka peneliti tertarik untuk Total 42 100.0
melakukan penelitian tentang
Sumber : Data Primer, 2017
“Karakteristik yang berhubungan dengan
Tingkat Nyeri pada Pasien Fraktur di
Berdasarkan distribusi responden yang
Ruang Bedah Rumah Sakit Umum GMIM
mengisi kuesioner menurut umur,
Bethesda Tomohon”.
didapatkan paling banyak dengan umur 25
– 44 tahun yaitu 16 responden
(38.1%).Muscari (2006) mengatakan
METODE PENELITIAN bahwa umur merupakan faktor yang
Desain penelitian ini menggunakan
penting dalam mempengaruhi nyeri pada
desain deskriptif, analitik dengan
individu.Dewasa muda cenderung rentang
pendekatan cross sectional. Penelitian ini
terhadap kecelakaan karena penggunaan
dilakukan di Ruang Bedah Rumah Sakit
kendaraan bermotor sehingga
Umum GMIM Bethesda Tomohon pada
mengakibatkan nyeri.
tanggal 18 November 2016 – 12 Januari
2017 dengan populasi yaitu sebanyak 47
Tabel 2.Distribusi frekuensi berdasarkan
responden.Teknik pengambilan sampel
jenis kelamin responden di Ruang Bedah
menggunakan purposive sampling. Sampel
Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda
dalam penelitian ini yaitu 42 responden
Tomohon tahun 2017.
yang telah memenuhi kriteria inklusi :
pasien yang masuk Ruang Bedah dengan
fraktur, pasien fraktur yang dalam keadaan Jenis Kelamin n %
sadar dan bersedia untuk menjadi 23 54.8
responden. Kriteria eksklusi :pasien yang Laki-laki
19 45.2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017

Perempuan PNS 6 14.3


Total 42 100.0 Petani 9 21.4
Sumber : Data Primer, 2017
Nelayan 3 7.1
Distribusi responden menurut jenis Lain-lainnya 24 57.1
kelamin responden yang paling banyak
dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 23 Total 42 100.0
responden (54.8%).Potter & Perry (2006) Sumber : Data Primer, 2017
bahwa jenis kelamin dipengaruhi oleh
faktor budaya dalam mengekspresikan Distribusi responden menurut
nyeri. Beberapa kebudayaan yang pekerjaan, didapatkan bahwa yang
mempengaruhi jenis kelamin misalnya memiliki pekerjaan yang paling banyak
menganggap seorang laki-laki harus berani yaitu pekerjaan lain-lainnya (Wiraswasta,
dan tidak boleh menangis, sedangkan anak Swasta, Siswa dan Mahasiswa) yaitu 24
perempuan boleh menangis dalam situasi orang (57.1%).Menurut peneliti pekerjaan
yang sama. dan aktivitas seseorang sangat beresiko
untuk mengalami cedera atau patah tulang,
Tabel 3.Distribusi frekuensi berdasarkan sehingga sangat rentang terhadap nyeri.
pendidikan terakhir responden di Ruang
Bedah Rumah Sakit Umum GMIM Tabel 5.Distribusi frekuensi berdasarkan
Bethesda Tomohon tahun 2017. kecemasan responden di Ruang Bedah
Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda
Pendidikan Terakhir n % Tomohon tahun 2017.

SD 6 14.3 Kecemasan n %
SMP 14 33.3
Tidak Merasa Cemas 17 40.5
SMA/SMK 12 28.6
Merasa Cemas 25 59.5
PT (Perguruan Tinggi) 10 23.8
Total 42 100.0
Total 42 100.0 Sumber : Data Primer, 2017
Sumber : Data Primer, 2017
Distribusi responden menurut
Distribusi responden menurut kecemasan, didapatkan bahwa yang paling
pendidikan terakhir rata-rata responden banyak yaitu merasa cemas berjumlah 25
berpandidikan SMP sebanyak 14 responden (59.5%).Gill (2012) yang
responden (33.3 %). Menurut peneliti dikutip oleh Yanuar (2015) bahwa nyeri
tingkat pendidikan sangatlah berpengaruh dapat menyebabkan kecemasan, hal ini
terhadap nyeri fraktur karena jika tingkat disebabkan karena rasa nyeri sangat
pendidikan lebih tinggi akan lebih mengganggu kenyamanan seseorang
mengetahui nyeri yang dapat dirasakan sehingga menimbulkan rasa cemas.rasa
saat terjadi fraktur. cemas tersebut timbul akibat seseorang
merasa terancam oleh dirinya atau adanya
Tabel 4.Distribusi frekuensi berdasarkan akibat yang lebih buruk dari nyeri tersebut.
pekerjaan responden di Ruang Bedah
Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tabel 6.Distribusi frekuensi berdasarkan
Tomohon tahun 2017. tingkat nyeri pada pasien fraktur di Ruang
Bedah Rumah Sakit Umum GMIM
Pekerjaan n % Bethesda Tomohon tahun 2017.
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017

nyeri sedang. Pada uji statistikchi-square


Tingkat Nyeri pada didapatkan nilai ρ = 0.001, hal ini berarti
n %
Pasien Fraktur bahwa nilai ρ lebih kecil dari α (ρ = 0.001
< α = 0.05), maka dengan demikian dapat
Ringan 13 31.0
dikatakan bahwa H0ditolak dan Haditerima
Sedang 22 52.4 atau terdapat hubungan antara umur
dengan tingkat nyeri pada pasien fraktur di
Berat 7 16.7
Ruang Bedah Rumah Sakit Umum GMIM
Total 42 100.0 Bethesda Tomohon.
Sumber : Data Primer, 2017 Judha dkk (2012) menyatakan tentang
umur merupakan variable penting yang
Distribusi responden menurut tingkat mempengaruhi nyeri, khususnya pada
nyeri pada pasien fraktur, didapatkan umur anak-anak sampai umur
bahwa yang paling banyak dengan tingkat lansia.Perbedaan perkembangan yang
nyeri yang sedang yaitu 22 responden ditemukan diantara kelompok umur ini
(52.4%).Nyeri merupakan sensasi yang dapat mempengaruhi bagaimana umur
tidak menyenangkan yang terlokalisasi anak-anak sampai lansia dapat bereaksi
pada suatu bagian tubuh. Rasa nyeri terhadap nyeri.Penelitian yang dilakukan
merupakan mekanisme pertahanan tubuh, oleh Yanuar (2015) didapatkan bahwa
timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini terdapat homogenitas umur dari
akan menyebabkan individu bereaksi responden.Sehingga faktor umur
dengan memindahkan stimulus nyeri cenderung tidak menimbulkan perbedaan
(Judha dkk, 2012). persepsi nyeri antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 8.Tabulasi silang hubungan antara


jenis kelamin dengan tingkat nyeri pada
pasien fraktur di Ruang Bedah Rumah
Tabel 7.Tabulasi silang hubungan antara Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon
umur dengan tingkat nyeri pada pasien tahun 2017.
fraktur di Ruang Bedah Rumah Sakit
Umum GMIM Bethesda Tomohon tahun Tingkat Nyeri pada Pasien
Jenis Fraktur Total P
2017. Kelamin Ringan Sedang Berat Value
n % n % n % n %
Tingkat Nyeri pada Pasien Laki-laki 13 31.0 6 14.3 4 9.5 23 54.8
Fraktur Total P 0.000
Umur Perempuan 0 0.0 16 38.1 3 7.1 19 45.2
Ringan Sedang Berat Value
Total 13 31.0 22 52.4 7 16.7 42 100.0
n % n % n % n %
< 25 Tahun 4 9.5 7 16.7 3 7.1 14 33.3 Sumber : Data Primer, 2017
25-44 Tahun 0 0.0 13 31.0 3 7.1 16 38.1 0.001
> 45 Tahun 9 21.4 2 4.8 1 2.4 12 28.6 Hasil uji statistikchi-square antara
Total 13 31.0 22 52.4 7 16.7 42 100.0 jenis kelamin dengan tingkat nyeri pada
Sumber : Data Primer, 2017 pasien fraktur di Ruang Bedah Rumah
Sakit GMIM Bethesda Tomohon
Hasil uji statistikchi-square antara didapatkan bahwaresponden terbanyak
umur dengan tingkat nyeri pada pasien adalah dengan jenis kelamin laki-laki yaitu
fraktur di Ruang Bedah Rumah Sakit 23 responden (54.8%) dan 22 responden
GMIM Bethesda Tomohon didapatkan (52.4%) dengan tingkat nyeri sedang.
bahwaresponden terbanyak adalah umur Secara umum, pria dan wanita tidak
25 – 44 tahun yaitu 16 responden (38.1%) berbeda secara makna dalam respon
dan 22 responden (52.4%) dengan tingkat terhadap nyeri. Toleransi nyeri sejak lama
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017

telah menjadi subjek penelitian yang dengan demikian dapat dikatakan bahwa
melibatkan pria dan wanita, akan tetapi H0ditolak dan Haditerima atau terdapat
toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh hubungan antara pekerjaan dengan tingkat
factor-faktor biokimia dan merupakan hal nyeri pada pasien fraktur di Ruang Bedah
yang unik pada setiap individu tanpa Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda
memperhatikan jenis kelamin (Judha dkk, Tomohon.
2012). Penelitian yang dilakukan oleh
Yanuar (2015) bahwa jenis kelamin dan Tabel 10.Tabulasi silang hubungan antara
tingkat nyeri adalah homogen.faktor jenis kecemasan dengan tingkat nyeri pada
kelamin tidak menimbulkan perbedaan pasien fraktur di Ruang Bedah Rumah
persepsi nyeri antara kelompok Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon
eksperimen dan kelompok kontrol. tahun 2017.

Tingkat Nyeri pada Pasien


Fraktur Total P
Kecemasan
Ringan Sedang Berat Value
n % n % n % n %
Tidak Merasa
11 26.2 6 14.3 0 0.0 17 40.5
Cemas
0.000
Merasa
2 4.8 16 38.1 7 16.7 25 59.5
Cemas
Total 13 31.0 22 52.4 7 16.7 42 100.0
Sumber : Data Primer, 2017
Tabel 9.Tabulasi silang hubungan antara
Hasil uji statistikchi-square antara
pekerjaan dengan tingkat nyeri pada pasien
Kecemasan dengan tingkat nyeri pada
fraktur di Ruang Bedah Rumah Sakit
pasien fraktur di Ruang Bedah Rumah
Umum GMIM Bethesda Tomohon tahun
Sakit GMIM Bethesda Tomohon
2017.
didapatkan bahwaresponden terbanyak
Tingkat Nyeri pada Pasien adalah faktor yang mempengaruhi nyeri
Fraktur Total P pada tingkat merasa cemas yaitu 25
Pekerjaan
Ringan Sedang Berat Value responden (59.5%) dan 22 responden
n % n % n % n %
(52.4%) dengan tingkat nyeri sedang. Pada
PNS 0 0.0 6 14.3 0 0.0 6 14.3
uji statistikchi-square didapatkan nilai ρ =
Petani 3 7.1 4 9.5 2 4.8 9 21.4
0.047 0.000, hal ini berarti bahwa nilai ρ lebih
Nelayan 3 7.1 0 0.0 0 0.0 3 7.1
kecil dari α (ρ = 0.000 < α = 0.05), maka
Lain-lainnya 7 16.7 12 28.6 5 11.9 24 57.1
dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Total 13 31.0 22 52.4 7 16.7 42 100.0
H0ditolak dan Haditerima atau terdapat
Sumber : Data Primer, 2017 hubungan antara faktor yang
mempengaruhi nyeri dengan tingkat nyeri
Hasil uji statistikchi-square antara pada pasien fraktur di Ruang Bedah
pekerjaan dengan tingkat nyeri pada pasien Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda
fraktur di Ruang Bedah Rumah Sakit Tomohon.
GMIM Bethesda Tomohon didapatkan Kecemasan timbul dari perasaan takut
bahwaresponden terbanyak adalah dengan terhadap penolakan saat berhubungan
pekerjaan lain-lainnya (wiraswasta, dengan orang lain. Kecemasan ini juga
swasta, siswa dan mahasiswa) yaitu 24 dihubungkan dengan trauma pada masa
responden (57.1%) dan 22 responden pertumbuhan, seperti kehilangan dan
(52.4%) dengan tingkat nyeri sedang. Pada perpisahan dengan orang yang dicintai.
uji statistikchi-square didapatkan nilai ρ = Penolakan terhadap eksistensi diri oleh
0.047, hal ini berarti bahwa nilai ρ lebih orang lain atau masyarakat akan
kecil dari α (ρ = 0.047 < α = 0.05), maka menyebabkan individu yang bersangkutan
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017

menjadi cemas. Namun, bila IGD RSMH Palembang Tahun


keberadaannya diterima oleh orang lain, 2012. http://ejurnal.unsri.ac.id; 22
maka ia akan merasa tenang dan tidak Oktober 2016; Jam 13:42 wita.
cemas.Kecemasan berkaitan dengan
hubungan antara manusia (Potter & Perry, Muscari, M (2006). Keperawatan
2006). Penelitian yang dilakukan oleh Pediatrik. EGC. Jakarta.
Septiani (2015) bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara kecemasan dan Potter & Perry (2006).Fundamental
tingkat nyeri pada pasien fraktur. Keperawatan.EGC. Jakarta.

SIMPULAN Purnamasari Elia. (2014). Jurnal :


Berdasarkan hasil penelitian yang
Efektifitas Kompres Dingin
dilakukan peneliti di Ruang Bedah Rumah
terhadap Penurunan Intensitas
Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon
Nyeri pada Pasien Fraktur di
maka hasil penelitian ini dapat
RSUD Ungaran.
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
http://182.253.197.100; 22 Oktober
yang signifikan antara umur dengan
2016; Jam 14:35 wita.
tingkat nyeri pada pasien fraktur di Ruang
Bedah Rumah Sakit Umum GMIM
Septiani Lisa. (2015). Naskah Publikasi :
Bethesda Tomohon, terdapat hubungan
Analisa Faktor-faktor yang
yang signifikan antara jenis kelamin
Mempengaruhi Nyeri pada Klien
dengan tingkat nyeri pada pasien fraktur di
Fraktur di RSU PKU
Ruang Bedah Rumah Sakit Umum GMIM
Muhammadiyah Yogyakarta.
Bethesda Tomohon, terdapat hubungan
http://opac.unisayogya.ac.id; 17
yang signifikan antara pekerjaan dengan
Oktober 2016; Jam 12:11 wita.
tingkat nyeri pada pasien fraktur di Ruang
Bedah Rumah Sakit Umum GMIM
Yanuar Alan. (2015). Naskah Publikasi :
Bethesda Tomohon dan terdapat hubungan
Pengaruh Terapi Musik Klasik
yang signifikan antara kecemasan dengan
terhadap Intensitas Nyeri pada
tingkat nyeri pada pasien fraktur di Ruang
Pasien Post Operasi Fraktur di
Bedah Rumah Sakit Umum GMIM
RSU PKU Muhammadiyah
Bethesda Tomohon.
Yogyakarta.
http://opac.unisayogya.ac.id; 22
DAFTAR PUSTAKA Oktober 2016; Jam 15:21 wita.
Depkes RI. (2009).Profil Kesehatan
Indonesia pada Tahun
2008.http://www.depkes.go.id; 09
Oktober 2016; Jam 16:22 wita.

Judha M dkk.(2012). Teori Pengukuran


Nyeri dan Nyeri Persalinan. Nuha
Medika. Yogyakarta.

Mediarti Devi. (2015). Jurnal : Pengaruh


Pemberian Kompres Dingin
terhadap Nyeri pada Pasien
Fraktur Ektremitas Tertutup di

Anda mungkin juga menyukai