Abstrak :Fraktur merupakan ancaman potensial maupun actual terhadap inegritas seseorang,
sehingga akan mengalami gangguan fisiologis maupun spikologis yang dapat menimbulkan
respon berupa nyeri. Nyeri tersebut adalah keadaan subjektif dimana seseorang
memperlihatkan ketidaknyamanan secara verbal maupun nonverbal.Tujuan Penelitian ini
untuk mengetahui karakteristik yang berhubungan dengan tingkat nyeri pada pasien fraktur di
Ruang Bedah Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon.Desain Penelitian yang
digunakan yaitu desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposivae sampling sesuai dengan sampel
yaitu 42 orang.Hasil penelitian menggunakan uji statistic chi-square didapatkan untuk umur
nilai ρ = 0.001 < α = 0.05, Jenis kelamin nilai ρ = 0.000 < α = 0.05, Pekerjaan nilai ρ =
0.0047 < α = 0.05 dan factor yang mempengaruhi nyeri nilai ρ = 0.000 < α = 0.05. Simpulan
hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, pekerjaan
dan factor yang mempengaruhi nyeri dengan tingkat nyeri pada pasien fraktur di Ruang
Bedah Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon.
Kata Kunci :Karakteristik Pasien, Faktor yang Mempengaruhi Nyeri, Tingkat Nyeri
pada
Pasien Fraktur.
PENDAHULUAN
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017
0,00 dan nilai maksimum 3,00. Dari hasil bukan dengan fraktur dan yang tidak
uji Wilcoxon dengan nilai ρ-value = 0,000 bersedia untuk menjadi responden.
maka terdapat pengaruh kompres dingin Instrument penelitian yang digunakan
terhadap penurunan intensitas nyeri pada yaitu kuesioner dan lembar
pasien fraktur. observasi.Analisis bivariat pada penelitian
Data awal yang telah diambil dari ini menggunakan uji statistikchi-square
Ruang Bedah Rumah Sakit Umum GMIM karena kelompok yang dibandingkan tidak
Bethesda Tomohon, jumlah seluruh pasien berpasangan serta variabel yang
fraktur yang masuk dari bulan Juni – dihubungkan ordinal dan ordinal dengan
Agustus sebanyak 47 Orang, dengan derajat kepercayaan 95% atau tingkat
bermacam-macam fraktur. Jumlah pasien kemaknaan (α = 0,05).
dengan fraktur tegkorak dan tulang wajah
sebanyak 6 Orang, fraktur cervical, toraks
dan pelvis sebanyak 6 orang, fraktur femur HASIL dan PEMBAHASAN
sebanyak 6 orang, fraktur tulang anggota Tabel 1.Distribusi frekuensi berdasarkan
gerak lainnya sebanyak 29 orang. Jumlah umur responden di Ruang Bedah Rumah
pasien dengan < 25 tahun sebangyak 25 Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon
orang, umur 25 – 44 tahun sebanyak 9 tahun 2017.
orang, umur 45 – 64 tahun sebanyak 7
orang dan > 65 tahun sebanyak 6 orang. Umur n %
Jumlah pasien laki-laki dengan fraktur
sebanyak 34 orang dan jumlah pasien < 25 Tahun 14 33.3
perempuan dengan fraktur sebanyak 13 25-44 Tahun 16 38.1
orang.
Data masalah yang telah diuraikan ada > 45 Tahun 12 28.6
di atas, maka peneliti tertarik untuk Total 42 100.0
melakukan penelitian tentang
Sumber : Data Primer, 2017
“Karakteristik yang berhubungan dengan
Tingkat Nyeri pada Pasien Fraktur di
Berdasarkan distribusi responden yang
Ruang Bedah Rumah Sakit Umum GMIM
mengisi kuesioner menurut umur,
Bethesda Tomohon”.
didapatkan paling banyak dengan umur 25
– 44 tahun yaitu 16 responden
(38.1%).Muscari (2006) mengatakan
METODE PENELITIAN bahwa umur merupakan faktor yang
Desain penelitian ini menggunakan
penting dalam mempengaruhi nyeri pada
desain deskriptif, analitik dengan
individu.Dewasa muda cenderung rentang
pendekatan cross sectional. Penelitian ini
terhadap kecelakaan karena penggunaan
dilakukan di Ruang Bedah Rumah Sakit
kendaraan bermotor sehingga
Umum GMIM Bethesda Tomohon pada
mengakibatkan nyeri.
tanggal 18 November 2016 – 12 Januari
2017 dengan populasi yaitu sebanyak 47
Tabel 2.Distribusi frekuensi berdasarkan
responden.Teknik pengambilan sampel
jenis kelamin responden di Ruang Bedah
menggunakan purposive sampling. Sampel
Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda
dalam penelitian ini yaitu 42 responden
Tomohon tahun 2017.
yang telah memenuhi kriteria inklusi :
pasien yang masuk Ruang Bedah dengan
fraktur, pasien fraktur yang dalam keadaan Jenis Kelamin n %
sadar dan bersedia untuk menjadi 23 54.8
responden. Kriteria eksklusi :pasien yang Laki-laki
19 45.2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017
SD 6 14.3 Kecemasan n %
SMP 14 33.3
Tidak Merasa Cemas 17 40.5
SMA/SMK 12 28.6
Merasa Cemas 25 59.5
PT (Perguruan Tinggi) 10 23.8
Total 42 100.0
Total 42 100.0 Sumber : Data Primer, 2017
Sumber : Data Primer, 2017
Distribusi responden menurut
Distribusi responden menurut kecemasan, didapatkan bahwa yang paling
pendidikan terakhir rata-rata responden banyak yaitu merasa cemas berjumlah 25
berpandidikan SMP sebanyak 14 responden (59.5%).Gill (2012) yang
responden (33.3 %). Menurut peneliti dikutip oleh Yanuar (2015) bahwa nyeri
tingkat pendidikan sangatlah berpengaruh dapat menyebabkan kecemasan, hal ini
terhadap nyeri fraktur karena jika tingkat disebabkan karena rasa nyeri sangat
pendidikan lebih tinggi akan lebih mengganggu kenyamanan seseorang
mengetahui nyeri yang dapat dirasakan sehingga menimbulkan rasa cemas.rasa
saat terjadi fraktur. cemas tersebut timbul akibat seseorang
merasa terancam oleh dirinya atau adanya
Tabel 4.Distribusi frekuensi berdasarkan akibat yang lebih buruk dari nyeri tersebut.
pekerjaan responden di Ruang Bedah
Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tabel 6.Distribusi frekuensi berdasarkan
Tomohon tahun 2017. tingkat nyeri pada pasien fraktur di Ruang
Bedah Rumah Sakit Umum GMIM
Pekerjaan n % Bethesda Tomohon tahun 2017.
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Mei 2017
telah menjadi subjek penelitian yang dengan demikian dapat dikatakan bahwa
melibatkan pria dan wanita, akan tetapi H0ditolak dan Haditerima atau terdapat
toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh hubungan antara pekerjaan dengan tingkat
factor-faktor biokimia dan merupakan hal nyeri pada pasien fraktur di Ruang Bedah
yang unik pada setiap individu tanpa Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda
memperhatikan jenis kelamin (Judha dkk, Tomohon.
2012). Penelitian yang dilakukan oleh
Yanuar (2015) bahwa jenis kelamin dan Tabel 10.Tabulasi silang hubungan antara
tingkat nyeri adalah homogen.faktor jenis kecemasan dengan tingkat nyeri pada
kelamin tidak menimbulkan perbedaan pasien fraktur di Ruang Bedah Rumah
persepsi nyeri antara kelompok Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon
eksperimen dan kelompok kontrol. tahun 2017.