CH 2
CH 2
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi dengan Dosen
Pengampu Prof. Dr. Soegeng Soetedjo, SE., Ak.
Oleh:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
Apakah teori akuntansi itu?
Teori adalah hasil dari riset, jadi teori akuntansi dihasilkan dari riset akuntansi.
Pendekatan Penelitian
Teori harus terdiri dari sekelompok premis. Jika deduktif, premis 1 nya adalah premis
general, sedangkan premis 2 adalah premis spesifik. Jadi pendekatan deduktif menyimpulkan
dari yang umum ke yang khusus untuk menarik kesimpulan yang spesifik. Sebagai contoh:
Premis 1 : kuda berkaki 4 —> (ini umum sekali); Premis 2 : John berkaki 2
Kesimpulan : John bukan kuda
Kesimpulan tersebut belum tentu benar karena kita tidak mengetahui seperti apa John.
Apakah john itu adalah manusia, atau John itu kuda yang diamputasi kakinya sehingga kakinya
tinggal 2. Jadi belum terlihat dengan jelas kebenarannya. Untuk tau kesimpulan itu benar atau
tidak, tidak cukup menggunakan pendekatan deduktif. Kita harus mengetahui tentang John, itu
bukan deduktif namanya jika harus mengetahui tentang John. Jadi untuk mengetahui bahwa
kesimpulan deduktif itu benar, kita harus melakukan langkah lain yang disebut induktif.
Mengumpulkan data dan mengetahui lebih dalam tentang John. Apakah John manusia sehingga
kakinya 2 dan benar dia bukan kuda. Atau john adalah nama kuda balap yang patah kakinya yang
diamputasi 2. Berarti kesimpulan john bukan kuda adalah salah. Buktikan kesimpulan yang
diperoleh dari pendekatan deduktif itu. Pendekatan deduktif itu tidak objektif, tidak value free,
dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti.
Cara kedua adalah dengan menggunakan pendekatan induktif. Sebaliknya, pendekatan
induktif dimulai dengan premis yang spesifik, yang nantinya mengarahkan ke kesimpulan
yang lebih luas (general). Contohnya: saya melihat kuda no 1 kakinya 4, kuda no 2 kakinya 4,
kuda no 3 kakinya 4, dst lalu saya menarik kesimpulannya kuda kakinya 4. Istilahnya dalam
bahasa research kita menggeneralisasi (generalized).
Contoh lain, Perusahaan no 1 menggunakan metode garis lurus untuk mendepresiasikan
gedungnya, perusahaan no 2 juga menggunakan garis lurus, perusahaan no 3 dst juga
menggunakan garis lurus. Namun ada beberapa yang tidak menggunakan garis lulus, tetapi
dominannya adalah garis lurus, maka kesimpulannya sebagian besar perusahaan menggunakan
metode garis lulus untuk mendepresiasi gedung. Atau seperti contoh pertama tadi, kuda kakinya
4. Kita tidak bisa mengatakan “harus” karena pendekatan induktif itu try to describe, berusaha
untuk menjelaskan. Saya menjelaskan bahwa sebagian besar perusahaan menggunakan metode
garis lurus untuk mendepresiasikan gedung. Tidak ada keharusan perusahaan menggunakan
metode garis lurus. To describe, jadi teori yang dihasilkan dari pendekatan induktif bersifat
deskriptif yaitu menjelaskan. Sebaliknya yang deduktif dari umum ke yang khusus, kuda
kakinya 4, dengan kata lain yang kakinya tidak 4 berarti bukan kuda. Deduktif Itu
mengharuskan. Yang kakinya tidak 4 harus bukan kuda. Jika begitu kesimpulannya bersifat
normative.
Jadi dari penelitian-penelitian ada yang tulisannya itu normative atau mengharuskan dan ada
yang deskriptif atau menjelaskan. Deduktif menghasilkan normative, induktif menghasilkan
deskriptif. Dekriptif itu bahasa lainnya positif. Deduktif itu bahasa lainnya prescriptive. Supaya
mudah mengingatnya, resep dokter itu bahasa inggrisnya prescriptive. Resep dokter tidak boleh
diubah-ubah, sama seperti deduktif, normative, mengharuskan. Jika menggunakan pendekatan
deduktif, akan menghasilkan teori yang mengharuskan, sedangkan jika menggunakan pendekatan
induktif akan menghasilkan teori yang menjelaskan.
Dalam penelitian harusnya menggabungkan keduanya, deduktif dan induktif. Tidak bisa
deduktif saja karena belum jelas kebenarannya. Jika hanya menggunakan induktif saja juga tidak
boleh, karena tidak punya dasar teori yang mendukungnya. Contoh, kita meneliti tentang
pengaruh tinggi badan terhadap IPK dengan menggunakan SPSS. Ini tidak bisa dilakukan
walaupun angkanya ada, tapi teorinya tidak ada karena tidak mempunyai dasar teori yang jelas.
Teori itu deduktif. Jadi kita harus membangun teori dulu sebelum menggunakan pendekatan
induktif. Jadi harus mengkombinasikan keduanya, deduktif dan induktif. Harus deduktif dulu
baru ada induktif. Jika hanya deduktif lalu berhenti, tidak bisa diketahui kebenarannya, harus
dilihat lagi dengan menggunakan pendekatan induktif. Deduktif saja tidak boleh walaupun tidak
sepenuhnya salah, tapi kita tidak tahu hal tersebut benar atau salah. Induktif saja jelas tidak boleh
karena juga tidak tahu kebenarannya, tidak mempunyai dasar. Contoh skripsi, bab 2 ada landasan
teori, itu adalah deduktif. Di bab 4 ada hasil penelitian, itu adalah induktif. Skripsi itu sudah
menggabungkan deduktif dan induktif.
Global dan particularistic untuk menunjukan nama lain yang digunakan untuk deduktif yaitu
Global, induktif itu particularistic. Tapi global dan particularistic ini jarang dipakai. Normative
dan prescriptive lebih sering digunakan. Deskriptif atau positif. Singkatnya:
Deduktif = Normative = Prescriptive = Global
Induktif = Descriptive = Positive = Particularistic
3. Behavioral Research
Bagaimana seseorang mengambil keputusan dan informasi apa yang digunakan untuk
mengambil keputusan itu. Contoh: seorang kreditor yang ingin memberikan kredit, apa
yang menjadi acuannya.
Ada 2 kelompok Behavioral research, yaitu yang pertama behavioral, dan yang kedua
experimental.
Behavioral terkait dengan keputusan individual dalam kondisi 1 orang. 1 orang
mengambil keputusan sendirian itu namanya behavioral.
Jika lebih dari 1 orang, keputusan saya memengaruhi orang lain, keputusan orang lain
mempengaruhi saya, itu namanya experimental.
Pendekatan induktif, hasilnya deskriptif
5. Information Economics
Riset dibidang ini adalah riset deduktif yang membahas tentang cost and benefit dalam
menerbitkan informasi.
Bidang ini tidak terlalu banyak dilakukan, karena deduktif, juga ada kesulitan bahwa cost
dari informasi bisa diukur, tapi benefit tidak bisa dihitung.
Contoh, laporan keuangan itu terbitnya setahun sekali, Jika saya menerbitkannya setahun
2 kali, berapa tambahan costnya? Bisa dihitung costnya. Apa benefit menerbitkan
informasi ini? User dapat menggunakannya dalam pengambilan keputusan yang lebih
baik. Benar, tapi bagaimana mengukurnya? merupiahkan benefitnya itu susah. Benefitnya
tidak dapat dihitung.
6. Critical Accounting
Merupakan cabang dari teori akuntansi yang melihat akuntansi memiliki peran penting
dalam mengatasi konflik antara perusahaan dengan pihak sosial seperti tenaga kerja,
pelanggan, masyarakat umum yang berbentuk peran sosial. Critical accounting ini
kombinasi dari:
Public interest: memberikan jasa (layanan) gratis (pro bono) ke masyarakat
Social accounting: Bagaimana menginternalisasi eksternalitas. Seharusnya perusahaan
memberikan kompensasi ke masyarakat. Contohnya mengganti rugi atas adanya limbah.
Itu yang disebut social accounting. Kerugian masyarakat harus diatasi oleh perusahaan.
Memberi manfaat untuk masyarakat, misalnya memperbaiki jalan, memberikan lapangan
kerja, dsb. Itulah tujuan social accounting.
Orang yang bukan pemilik dan bukan kreditor mengatakan harus ada biaya sosial dari
perusahaan. Sedangkan manajemen dan investor, tidak ingin labanya berkurang, karena
biaya social itu mengurangi laba. Standar akuntansi masih mementingkan investor dan
kreditor. Tidak mewajibkan membuat laporan keuangan nilai tambah.