Anda di halaman 1dari 8

Accounting Theory and Accounting Research

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi dengan Dosen
Pengampu Prof. Dr. Soegeng Soetedjo, SE., Ak.

Oleh:

Dyan Febrina Kusumadewi (041714253003)

Bimo Berdia Desnata (041714253004)

Danas Robbi Ardiansyah (041714253005)

Mochammad Nurul (041714253015)

Indirasari Cynthia Setyoparwati (0417142530160

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2017
 Apakah teori akuntansi itu?
Teori adalah hasil dari riset, jadi teori akuntansi dihasilkan dari riset akuntansi.

 Siapa yang melakukan riset itu?


 di universitas ada dosen dan mahasiswa
 di perusahaan ada pegawai-pegawai yang dibagian research and development
 di swasta misalnya Ikatan Akuntan Indonesia, disana ada dewan standar, ada ilmuan-ilmuan
yang berkumpul di dewan standar untuk melakukan penelitian sebelum membuat standar.
Jadi riset itu dilakukan oleh berbagai pihak yang berbeda. Hasilnya dari riset tadi terkumpul
menjadi tulisan-tulisan. Tulisan yang bagus adalah yang dipublikasi dan diterbitkan di jurnal
lokal/nasional/internasional supaya dibaca oleh banyak orang. Jika hasil riset tersebut hanya
disimpan di rumah, tidak akan ada yang tahu, sehingga tidak membantu dalam pengembangan
teori akuntansi. Jika tulisan, hasil riset, hanya dijilid dan masuk di perpustakaan, yang membaca
terbatas yang masuk perpustakaan saja. Yang paling luas pembacanya adalah yang diterbitkan di
jurnal. Jadi, semakin banyak orang riset, semakin berkembanglah teori akuntansi.

 Apa yang dimaksud dengan riset?


Yang dimaksud riset adalah process of investigating phenomena. Jadi riset adalah
investigasi, acquiring, bertanya mencari jawaban, menyelidiki yang terkait dengan sekelompok
aturan, definisi, konsep, dan prinsip akuntansi. Dengan 2 cara formal, yaitu deduktif dan
induktif.
Riset itu bisa di perpustakaan, melalui tulisan-tulisan orang, dibahas lalu dipahami, itulah
riset pustaka. Atau bisa ke lapangan mengumpulkan data, cari orang-orang yang ahli di
bidangnya, yang mengerti permasalahannya. Tidak harus melalui orang, bisa juga meneliti
laporan keuangan. Tulisannya harus lengkap, ada daftar pustakanya dan tidak boleh jadi plagiat.
Jangan re-inventing the wheel. Jangan menciptakan roda lagi. Karena sudah ditemukan
bahwa roda itu bulat. Jika dulu peneliti roda hanya menyimpan temuannya di rumah, tidak
diketahui orang lain, maka orang lain akan meneliti lagi tentang roda itu. Oleh karena itu penting
sekali untuk menerbitkan tulisan uintuk mencegah orang membuang tenaga menemukan lagi (re-
inventing). Yang boleh adalah extend (menambah) dengan memasukkan faktor-faktor lain yang
belum dibahas.
 Metode apa saja yang digunakan dalam riset?
Untuk riset ini, kita menggunakan metode scientific. Metode scientific tersebut bukan
paranormal. Ini berarti kita menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan formal ada dua, yaitu
deduktif dan induktif.

 Accounting Research and Scientific Method


Teori adalah kumpulan kalimat-kalimat yang mengandung premis yang disebut asumsi atau
postulat. Berarti dapat juga disebut bahwa teori itu berisi sekumpulan asumsi, definisi, konsep,
aturan. Premis dapat berupa self-evident, yaitu sesuatu yang sudah terbukti benar, tidak perlu
dipertanyakan lagi kebenarannya. Atau dapat juga kita bangun dan nantinya kita uji dengan
inferensi statistik. Sebagai contoh, perusahaan mempunyai umur yang tidak terbatas (going
concern), ini asumsinya, ini postulat, itu sudah pasti kebenarannya, tidak ada orang yang berniat
membangun perusahaan dan menargetkan akan menutupnya, Pasti ia menginginkan
perusahaannya terus berjalan. diasumsikan umurnya tidak terbatas. Itu disebut self-evident. Atau
melalui premis-premis yang diuji menggunakan statistik atau disebut hipotesis. Teori
mengandung kesimpulan dari premis-premis tersebut. Sebagai contoh, di dalam pasar modal,
harga saham akan berubah-ubah dipengaruhi informasi akuntansi. Jadi, informasi akuntansi akan
mempengaruhi harga saham. Ini asumsi yang nantinya mau diuji benar atau tidak bahwa
informasi akuntansi mempengaruhi harga saham. Premis yang akan diuji ini disebut hipotesis.
Jadi, teori akuntansi ada yang ada hipotesisnya, bisa juga tanpa hipotesis, yang tanpa hipotesis
berarti pakai self-evident.
Teori itu terdiri dari satu set kesimpulan yang diturunkan dari premisnya. Jadi teori terdiri
dari sekelompok premis dasar dan kesimpulan yang dirumuskan dari premis dasar. Jadi
premisnya boleh self-evident, dan premisnya boleh berbentuk hipotesis. Jadi, teori mengandung
premis dan kesimpulannya. Merumuskannya dapat menggunakan pendekatan deduktif dan
induktif.

 Pendekatan Penelitian
Teori harus terdiri dari sekelompok premis. Jika deduktif, premis 1 nya adalah premis
general, sedangkan premis 2 adalah premis spesifik. Jadi pendekatan deduktif menyimpulkan
dari yang umum ke yang khusus untuk menarik kesimpulan yang spesifik. Sebagai contoh:
Premis 1 : kuda berkaki 4 —> (ini umum sekali); Premis 2 : John berkaki 2
Kesimpulan : John bukan kuda
Kesimpulan tersebut belum tentu benar karena kita tidak mengetahui seperti apa John.
Apakah john itu adalah manusia, atau John itu kuda yang diamputasi kakinya sehingga kakinya
tinggal 2. Jadi belum terlihat dengan jelas kebenarannya. Untuk tau kesimpulan itu benar atau
tidak, tidak cukup menggunakan pendekatan deduktif. Kita harus mengetahui tentang John, itu
bukan deduktif namanya jika harus mengetahui tentang John. Jadi untuk mengetahui bahwa
kesimpulan deduktif itu benar, kita harus melakukan langkah lain yang disebut induktif.
Mengumpulkan data dan mengetahui lebih dalam tentang John. Apakah John manusia sehingga
kakinya 2 dan benar dia bukan kuda. Atau john adalah nama kuda balap yang patah kakinya yang
diamputasi 2. Berarti kesimpulan john bukan kuda adalah salah. Buktikan kesimpulan yang
diperoleh dari pendekatan deduktif itu. Pendekatan deduktif itu tidak objektif, tidak value free,
dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti.
Cara kedua adalah dengan menggunakan pendekatan induktif. Sebaliknya, pendekatan
induktif dimulai dengan premis yang spesifik, yang nantinya mengarahkan ke kesimpulan
yang lebih luas (general). Contohnya: saya melihat kuda no 1 kakinya 4, kuda no 2 kakinya 4,
kuda no 3 kakinya 4, dst lalu saya menarik kesimpulannya kuda kakinya 4. Istilahnya dalam
bahasa research kita menggeneralisasi (generalized).
Contoh lain, Perusahaan no 1 menggunakan metode garis lurus untuk mendepresiasikan
gedungnya, perusahaan no 2 juga menggunakan garis lurus, perusahaan no 3 dst juga
menggunakan garis lurus. Namun ada beberapa yang tidak menggunakan garis lulus, tetapi
dominannya adalah garis lurus, maka kesimpulannya sebagian besar perusahaan menggunakan
metode garis lulus untuk mendepresiasi gedung. Atau seperti contoh pertama tadi, kuda kakinya
4. Kita tidak bisa mengatakan “harus” karena pendekatan induktif itu try to describe, berusaha
untuk menjelaskan. Saya menjelaskan bahwa sebagian besar perusahaan menggunakan metode
garis lurus untuk mendepresiasikan gedung. Tidak ada keharusan perusahaan menggunakan
metode garis lurus. To describe, jadi teori yang dihasilkan dari pendekatan induktif bersifat
deskriptif yaitu menjelaskan. Sebaliknya yang deduktif dari umum ke yang khusus, kuda
kakinya 4, dengan kata lain yang kakinya tidak 4 berarti bukan kuda. Deduktif Itu
mengharuskan. Yang kakinya tidak 4 harus bukan kuda. Jika begitu kesimpulannya bersifat
normative.
Jadi dari penelitian-penelitian ada yang tulisannya itu normative atau mengharuskan dan ada
yang deskriptif atau menjelaskan. Deduktif menghasilkan normative, induktif menghasilkan
deskriptif. Dekriptif itu bahasa lainnya positif. Deduktif itu bahasa lainnya prescriptive. Supaya
mudah mengingatnya, resep dokter itu bahasa inggrisnya prescriptive. Resep dokter tidak boleh
diubah-ubah, sama seperti deduktif, normative, mengharuskan. Jika menggunakan pendekatan
deduktif, akan menghasilkan teori yang mengharuskan, sedangkan jika menggunakan pendekatan
induktif akan menghasilkan teori yang menjelaskan.
Dalam penelitian harusnya menggabungkan keduanya, deduktif dan induktif. Tidak bisa
deduktif saja karena belum jelas kebenarannya. Jika hanya menggunakan induktif saja juga tidak
boleh, karena tidak punya dasar teori yang mendukungnya. Contoh, kita meneliti tentang
pengaruh tinggi badan terhadap IPK dengan menggunakan SPSS. Ini tidak bisa dilakukan
walaupun angkanya ada, tapi teorinya tidak ada karena tidak mempunyai dasar teori yang jelas.
Teori itu deduktif. Jadi kita harus membangun teori dulu sebelum menggunakan pendekatan
induktif. Jadi harus mengkombinasikan keduanya, deduktif dan induktif. Harus deduktif dulu
baru ada induktif. Jika hanya deduktif lalu berhenti, tidak bisa diketahui kebenarannya, harus
dilihat lagi dengan menggunakan pendekatan induktif. Deduktif saja tidak boleh walaupun tidak
sepenuhnya salah, tapi kita tidak tahu hal tersebut benar atau salah. Induktif saja jelas tidak boleh
karena juga tidak tahu kebenarannya, tidak mempunyai dasar. Contoh skripsi, bab 2 ada landasan
teori, itu adalah deduktif. Di bab 4 ada hasil penelitian, itu adalah induktif. Skripsi itu sudah
menggabungkan deduktif dan induktif.
Global dan particularistic untuk menunjukan nama lain yang digunakan untuk deduktif yaitu
Global, induktif itu particularistic. Tapi global dan particularistic ini jarang dipakai. Normative
dan prescriptive lebih sering digunakan. Deskriptif atau positif. Singkatnya:
 Deduktif = Normative = Prescriptive = Global
 Induktif = Descriptive = Positive = Particularistic

 Akuntansi adalah seni atau ilmu?


 Seni –> Bagaimana akuntan menyelesaikan masalah? tergantung kasusnya
 Ilmu –> Mendapatkan banyak kesepakatan atau persetujuan dari para praktisi
Akuntansi dianggap seni karena tidak ilmiah, hanya mencatat debit dan kredit. Dikatakan juga
bahwa akuntansi itu tidak pasti, padahal jika dibandingkan dengan econometrics, climatology,
dan antropology, semuanya juga tidak pasti, seperti ramalan cuaca misalnya. Namun ada juga
yang berpendapat bahwa akuntansi itu adalah ilmu, akuntansi itu language of business, akuntansi
itu engineering (rekayasa). Namun, lebih banyak kesepakatan bahwa akuntansi lebih dekat ke
seni.

 Direction in Accounting Research (Arah Penelitian Akuntansi)


1. Decision Model Approach
 Mencoba mempelajari didalam pengambilan keputusan, informasi apa yang dibutuhkan.
Misalnya kalo membeli saham, informasi apa yang harusnya digunakan untuk membeli
saham.
 Mencari informasi apa yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan, bukan apa yang
diinginkan.
 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deduktif, bersifat normative.
 Premis yang mendasari penelitian ini adalah bahwa pembuat keputusan perlu memikirkan
bagaimana menggunakan informasi yang tidak familiar dengan mereka.
 Pendekatan ini sudah tidak banyak dilakukan. Karena tidak menghasilkan keputusan yang
berbeda sehingga tidak ada kebutuhan informasi yang berbeda.
 Dua keputusan besar yang ada di dalam decision model approach: Memungkinkan user
untuk bisa memprediksi masa depan cash flow dengan lebih baik dan Menganalisis
efektivitas dan efisiensi dari manajemen. Disebut fungsi stewardship.

2. Capital Market Research


 Pasarnya berkembang, researchnya juga berkembang, dasarnya adalah hipotesis pasar
efisien (efficient market hypothesis – EMH).
 Tokoh yang menulis EMH ini ekonom, ekonom yang di finance sehingga digunakan juga
oleh akuntansi karena pengertian pasar efisien itu adalah hubungan informasi dengan
harga saham. Informasi itu hasil dari akuntansi. Jadi akuntansi berkepentingan dengan
pasar efisien ini. termasuk didalamnya pembahasan tentang resiko, bahwa untuk saham
itu keputusannya terkait dengan resikonya.
 Penentuan harganya terkait dengan informasinya. Pendekatan induktif – teorinya
deskriptif

3. Behavioral Research
 Bagaimana seseorang mengambil keputusan dan informasi apa yang digunakan untuk
mengambil keputusan itu. Contoh: seorang kreditor yang ingin memberikan kredit, apa
yang menjadi acuannya.
 Ada 2 kelompok Behavioral research, yaitu yang pertama behavioral, dan yang kedua
experimental.
 Behavioral terkait dengan keputusan individual dalam kondisi 1 orang. 1 orang
mengambil keputusan sendirian itu namanya behavioral.
 Jika lebih dari 1 orang, keputusan saya memengaruhi orang lain, keputusan orang lain
mempengaruhi saya, itu namanya experimental.
 Pendekatan induktif, hasilnya deskriptif

4. Agency Theory (Contracting Theory)


 Sudut pandang perusahaan itu terdiri atas kumpulan contract yang terjadi antara 2 pihak:
1. Pihak 1: principal –> pemilik perusahaan
2. Pihak 2: agent –> manajemen perusahaan
 Teori keagenan ini melihat adanya konflik kepentingan antara principal (pemilik) dengan
agen (manajemen). Jika dalam perusahan, manajemen ingin mendahului kepentingan
manajemen, akibatnya bisa merugikan pemilik, pemilik tidak mau dirugikan, pemilik
akan melakukan pengawasan, pengawasannya menimbulkan biaya, timbul monitoring
cost. Biaya monitoring ini mengurangi laba. Laba adalah kinerja manajemen. Jadi
manajemen berpikir, jika manajemen mementingkan manajemen, labanya akan turun
karena adanya biaya monitoring. Maka manajemen tidak mementingkan kepentingannya
dan menuruti kepentingannya pemilik supaya tidak ada monitoring cost dan supaya
labanya tidak turun. Inilah agency theory.
 Jika saya sebagai manager, saya diberi tau oleh pemilik bahwa saya akan mendapatkan
bonus jika laba diatas 1 M, apa yang akan saya lakukan? Saya akan mementingkan diri
saya supaya labanya sampai 1 M, supaya saya dapat bonus. Pemilik tidak mau dibohongi
dengan laba 1 M, yang sebenarnya bukan 1 M, 1 M nya karena dinaikkan. Sehingga
pemilik membuat pengawasan. Yang umum dilakukan adalah audit (pemeriksaan).
 Pendekatan deduktif-induktif

5. Information Economics
 Riset dibidang ini adalah riset deduktif yang membahas tentang cost and benefit dalam
menerbitkan informasi.
 Bidang ini tidak terlalu banyak dilakukan, karena deduktif, juga ada kesulitan bahwa cost
dari informasi bisa diukur, tapi benefit tidak bisa dihitung.
 Contoh, laporan keuangan itu terbitnya setahun sekali, Jika saya menerbitkannya setahun
2 kali, berapa tambahan costnya? Bisa dihitung costnya. Apa benefit menerbitkan
informasi ini? User dapat menggunakannya dalam pengambilan keputusan yang lebih
baik. Benar, tapi bagaimana mengukurnya? merupiahkan benefitnya itu susah. Benefitnya
tidak dapat dihitung.
6. Critical Accounting
 Merupakan cabang dari teori akuntansi yang melihat akuntansi memiliki peran penting
dalam mengatasi konflik antara perusahaan dengan pihak sosial seperti tenaga kerja,
pelanggan, masyarakat umum yang berbentuk peran sosial. Critical accounting ini
kombinasi dari:
Public interest: memberikan jasa (layanan) gratis (pro bono) ke masyarakat
Social accounting: Bagaimana menginternalisasi eksternalitas. Seharusnya perusahaan
memberikan kompensasi ke masyarakat. Contohnya mengganti rugi atas adanya limbah.
Itu yang disebut social accounting. Kerugian masyarakat harus diatasi oleh perusahaan.
Memberi manfaat untuk masyarakat, misalnya memperbaiki jalan, memberikan lapangan
kerja, dsb. Itulah tujuan social accounting.
 Orang yang bukan pemilik dan bukan kreditor mengatakan harus ada biaya sosial dari
perusahaan. Sedangkan manajemen dan investor, tidak ingin labanya berkurang, karena
biaya social itu mengurangi laba. Standar akuntansi masih mementingkan investor dan
kreditor. Tidak mewajibkan membuat laporan keuangan nilai tambah.

 Revolusi Ilmiah dalam Akuntansi


 Adakah revolusi ilmiah dalam akuntansi?
Revolusi: membuang yang lama, mengganti dengan yang baru
Evolusi: berubah pelan-pelan –> continuous improvement
Ada perubahan, tapi bukan revolusi, adanya evolusi.
 Metode measurement itu ada 5, yaitu:
1. Historical cost
2. Current cost
3. Exit price
4. Liquidation value
5. Discounted future cash flow
 Metode tersebut berubah sepanjang waktu. Perubahan pelan-pelan, bukan revolusi.

Anda mungkin juga menyukai