Anda di halaman 1dari 4

Septian Ika Prasetya

1406578754

Jawaban QBD 2: Siklus bencana nomor 2:Jelaskan mengenai tahapan pada setiap siklus bencana

Tahapan pada Setiap Siklus Bencana

Siklus bencana atau siklus hidup bencana adalah suatu rangkaian tertutup tahapan-tahapan yang yang
saling terkait dilakukan oleh manajer kegawatdaruratan dalam berbagai komunitas dari tingkat lokal,
nasional, hingga internasional dalam merencanakan dan merespon terjadinya bencana.1

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan


Bencana, terdapat 3 tahapan dalam oenyelenggaraan penanggulangan bencana, yaitu tahap prabencana,
tanggap darurat, dan pascabencana (Pasal 3). Dalam PP tersebut, di pasal 4 diuraikan bahwa tahapan
prabencana dilaksanakan dalam situasi tidak terjadi bencana dan dalam situasi terdapat potensi terjadinya
bencana. Dalam situasi tidak terjadi bencana, tahapan prabencana meliputi (pasal 5 ayat 1) :

a. Perencanaan penaggulangan bencana, yang merupakan bagian dari perencanaan pembangunan


yang disusun berdasarkan hasil analisis risiko bencana. Rencana penanggulangan bencana ditetapkan
oleh pemerintah atau pemerintah daerah untuk jangka waktu 5 tahun berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh kepala BNPB dan ditinjau secara berkala setiap dua tahun atau sewaktu-waku
apabila terjadi bencana.
b. Pengurangan risiko bencana, yang merupakan kegiatan untuk mengurangi ancaman dan
kerentanan serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana.
c. Pencegahan, yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko bencana dengan cara
mengurangi ancaman bencana dan kerentanan pihak yang terancam bencana yang menjadi tanggung
jawab pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
d. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan, dilaksanakan oleh pemerintah atau pemerintah
daerah melalui koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan cara memasukkan unsur-unsur
penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan nasional dan daerah
e. Persayaratan analisis risiko bencana, yang ditujukan untuk mengetahui dan menilai tingkat
risiko dari suatu kondisi atau kegiatan yang dapat menimbulkan bencana. Persayaran analisis risiko
bencana ini disusun dan ditetapkan oleh kepala BNPB.
f. Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang, yang dilaksanakan untuk mengontrol
pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
g. Pendidikan dan pelatihan, yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian,
kemampuan, dan kesiapsiagaan masyarakat dlam menghadapi bencana
h. Persayaratan standar teknis penanggulangan bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi terjadi bencana meliputi :

a. Kesiapsiagaan, dilaksanakan oleh pemerintah (pusat dan daerah) bersama dengan masyarakat dan
lembaga usaha agar pada saat terjadi bencana dipastikan dapat dilaksanakan tindkaan yang cepat dan
tepat
b. Peringatan dini, dilaksanakan untuk mengambil tindakan yang cepat dan tepat dalam rangka
mengurangi risiko terkena bencana dan mempersiapkan tindakan tanggap darurat oleh
instansi/lembaga yang berwenang sesuai dengan jenis ancaman bencananya.
c. Mitigasi bencana, bertujuan untuk mengurangi risiko dan dampak bencana terhadap masyarakat
yang berada dalam kawasan rawan bencana

PP no. 21 tahun 2008 pasal 21 menyebutkan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat meliputi :

a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber daya.
Tahap ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan dan tindakan yang tepat dalam penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat yang dilakukan oleh tim kaji cepat dan dikoordinasikan oleh kepala
BNPB atau kepala BPBD

b. Penentuan status keadaan darurat bencana. Penentuan ini dilakukan oleh pemerintah atau
pemerintah sesuai dengan tingkatan bencana

c. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana. Tahapan ini dilaksanakan melalui
usaha dan kegiatan pencarian, pertolongan, dan penyelamatan masyarakat sebagai korban bencana yang
dilaksanakan oleh tim reaksi cepat dengan melibatkan unsur masyarakat dibawah komando komandan
penanganan darurat bencana

d. Pemenuhan kebutuhan dasar. Tahapan ini dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, lembaga usaha, lembaga internasional, dan/atau lembaga asing nonpemerintah sesuai
dengan standar minimum.

e. Perlindungan terhadap kelompok rentan.

f. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital, yang bertujuan mengembalikan fungsi
prasarana dan sarana vital masyarakat dengan segera untuk menjaga keberlangsungan kehidupan
masyarakat
Sebagaimana diatur dalam PP no. 21 tahun 2008 pasal 55, tahap pascabencana dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas:

a. Rehabilitasi. Program rehabilitasi merupakan tanggung jawab pemerintah dan/atau pemerintah


daerah yang terkena bencana yang menyusun rencana rehabilitasi berdasarkan analisis kerusakan dan
kerugian akibat bencana dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat.
Rehabilitasi pada wilayah pascabencana dilakukan melalui kegiatan:
a. Perbaikan lingkungan daerah bencana;
b. Perbaikan prasarana dan sarana umum;
c. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
d. Pemulihan sosial psikologis;
e. Pelayanan kesehatan;
f. Pekonsiliasi dan resolusi konflik;
g. Pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya;
h. Pemulihan keamanan dan ketertiban;
i. Pemulihan fungsi pemerintahan; dan
j. Pemulihan fungsi pelayanan publik.

b. Rekonstruksi. Program rekonstruksi menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang terkena
bencana atau pemerintah pusat ang dilaksanakan dengan menyusun rencana rekonstruksi yang
memperhatikan rencana tata ruang, pengaturan mengenai standar konstruksi bangunan, kondisi
social, adat istiadat, budaya lokal, dan ekonomi.
Referensi =

1. Rosenberg M. The Disaster Cycle.[internet]. [cited on 2015 Feb 25th]. Available from :
http://geography.about.com/od/hazardsanddisasters/a/The-Disaster-Cycle.htm
2. Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Anda mungkin juga menyukai