Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hikmah
dan hidayah-Nya atas terselesaikannya penulisan makalah ini yang berjudul “Leukemia Pada
Anak”, Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak II.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun,
berkat bantuan semua pihak, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberi pengarahan serta
dukungan semangat kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya, dengan segala keterbatasan tersebut, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya untuk proses pembelajaran.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I: PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan 4
A. Pengertian 5
B. Etiologi 6
C. Klasifikasi 8
D. Patofosiologi 13
E. Manifestasi Klinis 13
F. Pemeriksaan Penunjang 14
G. Penatalaksanaan 14
A. Pengkajian 17
B. Diagnosa Keperawatan 18
C. Rencana Keperawatan 19
2
BAB VI: PENUTUP 25
A. Kesimpulan 25
Daftar Pustaka 27
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
B. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Leukemia, asal berasal dari bahasa yunani leukos-putih dan haima-darah. Leukemia
adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah bening. Semua
kanker bermula di sel, yang membuat darah dan jaringan lainnya. Biasanya, sel-sel akan
tumbuh dan membelah diri untuk membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh. Saat sel-
sel semakin tua, sel-sel tersebut akan mati dan sel-sel baru akan menggantikannya.
Tapi, terkadang proses yang teratur ini berjalan menyimpang, Sel-sel baru ini terbentuk
meski tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak mati seperti seharusnya.
Kejanggalan ini disebut leukemia, di mana sumsum tulang menghasilkan sel-sel darah
putih abnormal yang akhirnya mendesak sel-sel lain.
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk
darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum
tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002
: 248 )
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio
patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang
dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain.
(Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum
tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas maka penulis berpendapat bahwa
leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel
leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.
5
B. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
1. Genetik
Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia meningkat pada penderita
kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down, sindroma Bloom, Fanconi’s
Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van Creveld, sindroma Kleinfelter, D-
Trisomy sindrome, sindroma von Reckinghausen, dan neurofibromatosis ( Wiernik, 1985;
Wilson, 1991 ) . Kelainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan
informasi gen, misal pada kromosom 21 atau C-group Trisomy, atau pola kromosom yang
tidak stabil, seperti pada aneuploidy.
2. Faktor Lingkungan
3. Virus
Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus menyebabkan
leukemia pada hewan termasuk primata . Penelitian pada manusia menemukan adanya
RNA dependent DNA polimerase pada sel-sel leukemia tapi tidak ditemukan pada sel-sel
normal dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang merupakan virus RNA yang
menyebabkan leukemia pada hewan. ( Wiernik, 1985 ) . Salah satu virus yang terbukti
dapat menyebabkan leukemia pada manusia adalah Human T-Cell Leukemia . Jenis
leukemia yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia . Virus ini ditemukan oleh
Takatsuki dkk ( Kumala, 19990).
6
4. Bahan Kimia
Paparan kromis dari bahan kimia ( misal : benzen ) dihubungkan dengan
peningkatan insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering terpapar
benzen. ( Wiernik,1985; Wilson, 1991 ) Selain benzen beberapa bahan lain
dihubungkan dengan resiko tinggi dari AML, antara lain : produk – produk minyak, cat
, ethylene oxide, herbisida, pestisida, dan ladang elektromagnetik ( Fauci, et. al, 1998 )
.
5. Obat-obatan
Obat-obatan anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II )
dapat mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML .
Kloramfenikol, fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan
kegagalan sumsum tulang yang lambat laun menjadi AML ( Fauci, et. al, 1998 ).
7
C. Klasifikasi
Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih
dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi
proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan infasi organ non hematologis, seperti
meninges, traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit.
Leukemia sering diklasifikasikan sesuai galur sel yang terkena, seperti limfositik
atau mielositik, dan sesuai maturitas sel ganas tersebut, seperti akut (sel imatur) atau kronis
(sel terdeferensiasi).
1) Manifestasi klinis
Kebanyakan tanda dan gejala terjadi akibat berkurangnya produksi sel darah
normal. Kepekaan terhadap infeksi terjadi akibat granulositopenia, kekurangan granulosit;
kelelahan dan kelemahan yang terjadi karena anemia; dan keccendrungan perdarahan
terjadi akibat trombositopenia, kekurangan jumlah trombosit. Proliferasi sel leukemi dalam
organ mengakibatkan berbagai gejala tambahan; nyeri akibat pembesaran limpa atau hati;
masalah kelenjar limfa; sakit kepala atau muntah akibat leukemia meningeal (sering terjadi
pada leukemia limfositik); dan nyeri tulang akibat penyebaran sumsum tulang.
Kelainan ini terjadi tanpa peringatan, dengan gejala terjadi dalam periode 1-6
bulan. Hitung sel darah menunjukan penurunan baik eritrosit maupun trombosit. Meskipun
jumlah leukosit total bisa rendah, normal atau tinggi, namun presentase sel yang normal
biasanya sangat menurun. Specimen sumsum tulang merupakan penegak diagnose,
menunjukan kelebihan sel blast imatur. Adanya batang Auer didalam sitoplasma
menunjukan adanya leukemia mielogenus akut (AML).
8
2) Penatalaksanaan
Kemoterapi merupakan bentuk terpi utama dan pada beberapa kasus dapat
menghasilkan perbaikan yang berlangsung sampai setahun atau lebih. Obat yang biasanya
digunakan meliputi daunorobicin hydrochloride (cerubidine), cytarabin (cytosar-U), dan
mercaptopurine (purinethol). Asuhan pendukung terdiri atas pemberian produk darah dan
penanganan infeksi dengan segera. Apabila dapat diperoleh jaringan yang cocok dari
kerabat dekat, maka dapat dilakukan transplantasi sumsum tulang untuk memperoleh
sumsum tulang normal, setelah terlebih dahulu dilakukan penghancuran sumsum lekemik
dengan kemotrapi.
3) Prognosis
9
1) Manifestasi
Gambaran klinis CML mirip dengan gambaran AML, tetapi tanda dan gejalanya
lebih ringan. Banyak pasien yang menunjukkan tanda gejala selama bertahun-tahun.
Terdapat penignkatan leukosit, kadang sampai jumlah yang luar biasa. Limpa sering
membesar.
10
1) Manifestasi
Limfosit imatur berproliferasi dalan sumsum tulang dan jaringan perifer dan
menganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis normal terlambat,
mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, sel darah merah, dan trombosit. Eritrosit dan
trombosit jumlahnya rendah dan leukosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu
terdapat sel imatur. Manifestasi infiltrasi leukemia ke organ-organ lain lebih sering terjadi
pada ALL dari pada bentuk leukemia lain dan mengakibatkan nyeri karena pembesaran
hati atau limpa, sakit kepala, muntah karena keterlibatan meninges, dan nyeri tulang.
Terapi ALL telah mengalami kemajuan, sekitar 60% anak mencapai ketahanan
hidup sampai 5 tahun. Bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi
vincristine, prednisone, daunorubicin, dan asparaginase untuk terapi awal dan dilanjutkan
dengan kombinasi mercaptopurine, methotrexate, vincristine, dan prednisone untuk
pemeliharaan. Radiasi untuk daerah kraniospinal dan injeksi intratekal obat kemoterapi
dapat membantu mencegah kekambuhan pada sistem saraf pusat.
1) Manifestasi klinis
Kebanyakan pasien tidak menunjukan gejala dan baru terdiagosa pada saat
pemeriksaan fisik atu penanganan untuk penyakit lain. Manifestasi yang mungkin terjadi
11
adalah sehubungan dengan adanya anemia, infeksi, atau pembesaran nodus limfe. Dan
organ abdominal. Jumlah eritrosit dan trombosit mungkin normal atau menurun. Terjadi
penurunan jumlah limfosit. (limfositopenia).
2) Komplikasi
Karena kekurangan granulosit matur dan normal, pasien selalu dalam keadaan
terancam infeksi. Kemungkinan terjadinya infeksi meningkat sesuai derajat netropenia,
sehingga jika granulosit berada di bawah 100/ml darah sangat mungkin terjadi infeksi
sistemik. Disfungsi imun mempertinggi resiko infeksi.
12
Penghancuran sel besar-besaran yang terjadi selama pemberian kemoterapi atau
meningkatkan kadar asam urat dan membuat pasien rentan mengalami pembentukan batu
ginjal dan kolik ginjal. Maka pasien memerlukan asupan cairan yang tinggi untuk
mencegah kristalisasi asam urat dan pembentukan batu.
D. Patofisiologi
Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang
muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol
mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya
perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan
pertumbuhan sel dan diferensiasi.
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel
normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lambat serta bertahan
hidup lebih lama dibandingkan sel normal.
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut:
13
7. Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran
limpa).
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Penatalaksanaan
1. Kemoterapi
Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan kanker ini
menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis
leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau kombinasi dari dua obat atau lebih.
Melalui mulut
Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah balik (atau intravena).
Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di dalam pembuluh darah
balik besar, seringkali di dada bagian atas – Perawat akan menyuntikkan obat ke dalam
kateter, untuk menghindari suntikan yang berulang kali. Cara ini akan mengurangi rasa
tidak nyaman dan/atau cedera pada pembuluh darah balik/kulit.
14
Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal – jika ahli patologi menemukan sel-sel
leukemia dalam cairan yang mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang, dokter
bisa memerintahkan kemoterapi intratekal. Dokter akan menyuntikkan obat langsung ke
dalam cairan cerebrospinal. Metode ini digunakan karena obat yang diberikan melalui
suntikan IV atau diminum seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan sumsum tulang
belakang.
a. Fase Induksi Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini
diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi
dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum
tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusatPada fase ini diberikan terapi methotrexate,
cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak.
Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan
sistem saraf pusat.
2. Terapi Biologi
Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi untuk
meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini diberikan melalui
suntikan di dalam pembuluh darah balik. Bagi pasien dengan leukemia limfositik kronis,
jenis terapi biologi yang digunakan adalah antibodi monoklonal yang akan mengikatkan
15
diri pada sel-sel leukemia. Terapi ini memungkinkan sistem kekebalan untuk membunuh
sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Bagi penderita dengan leukemia
myeloid kronis, terapi biologi yang digunakan adalah bahan alami bernama interferon
untuk memperlambat pertumbuhan sel-sel leukemia.
3. Terapi Radiasi
Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi
tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Bagi sebagian besar pasien, sebuah mesin yang
besar akan mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat
menumpuknya sel-sel leukemia ini. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan
ke seluruh tubuh. (Iradiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum
tulang.)
Setelah transplantasi sel induk (stem cell), pasien biasanya harus menginap di
rumah sakit selama beberapa minggu. Tim kesehatan akan melindungi pasien dari infeksi
sampai sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi mulai menghasilkan sel-sel darah putih
dalam jumlah yang memadai.
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Riwayat penyakit
Pucat
Kelemahan
Sesak
Nafas cepat
Demam
Infeksi
Ptechiae
Purpura
Perdarahan membran mukosa
17
e. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :
Limfadenopati
Hepatomegali
Splenomegali
g. Kaji adanya :
Hematuri
Hipertensi
Gagal ginjal
Inflamasi disekitar rectal
Nyeri
B. Diagnosa Keperawatan
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
18
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada
penampilan
C. Rencana Keperawatan
Intervensi :
Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci
tangan dengan baik.
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif.
19
Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh.
Intervensi :
Intervensi :
Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis.
Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemia.
Cegah ulserasi oral dan rectal.
Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah.
20
Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi.
Rasional : untuk mencegah perdarahan
Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan
pucat).
Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan.
Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung.
Rasional : untuk mencegah perdarahan.
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan munta
Tujuan : – Tidak terjadi kekurangan volume cairan
Intervensi :
21
Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah
diterima anak
Intervensi :
Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat
akses vena
Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman
22
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi,
radioterapi, imobilitas.
Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit
Intervensi :
Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal
Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi
Ubah posisi dengan sering
Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit
Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering.
Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit.
Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi
Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada
penampilan
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif
Intervensi :
23
Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut
anak sebelum rambut mulai rontok
Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan
rambut
Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau
dingin
Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut
Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus
Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial
Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau
teksturnya agak berbeda.
Rasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut
baru
Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig,
skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik
Rasional : untuk meningkatkan penampilan.
24
BAB 1V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah
dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna
yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol
mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya
perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan
pertumbuhan sel dan diferensiasi.
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan
sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lambat serta
bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel normal.
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut:
25
4. Berat badan menurun
5. Ptechiae, memar tanpa sebab, Mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak
keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)
6. Nyeri pada tulang dan persendian
7. Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran
limpa).
Pentalaksanan pada penyakin leukemia meliputi: kemoterapi, terapi biologi, terapi
radiasi, dan transplantasi sel induk.
Untuk menghindari leukimia harus dicegah sedini mungkin, dan ketika sudah ada
gejala-gejala segera periksakan ke dokter.
26
DAFTAR PUSTAKA
https://galihnd.wordpress.com/2014/03/12/makalah-leukemia/
http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/askep-leukemia.html
(Diakses pada tanggal 15 November 2018, Pukul : 17.15)
http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/05/makalah-askep-leukimia.html
(Diakses pada tanggal 15 November 2018, Pukul : 17.15)
http://www.scribd.com/doc/9501526/ASKEP-LEUKIMIA-ANAK.html
(Diakses pada tanggal 15 November 2018, Pukul : 17.45)
27