Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu
kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap
nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan sistem kardiovaskuler, integumen
dan metabolisme sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan
persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses
tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya
sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan
trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi
perubahan sistem pencernaan, muskuloskeletal, kardiovaskuler, perubahan
pada sistem integumen, dan perubahan sistem lainnya.
Perubahan pada sistem pencernaan seperti sembelit, mual
atau nause, perut kembung akibat makanan yang tertahan dalam lambung
sistem muskuloskeletal seperti postur tubuh ibu yang berubah, membuatnya
tidak nyaman untuk bergerak. Adanya kram kaki yang sering terjadi pada ibu.
Sistem kardiovaskuler seperti peningkatan volume darah yang dapat
menyebabkan terjadinya pre eklamsi dan terjadi penurunan kadar HB sering
menyebabkan anemia fisiologi. Perubahan pada sistem integumen sering
terjadi perubahan pada pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva, dan wajah.
Perubahan pada sistem metabolisme terjadi peningkatan metabolisme basal,
ketidakseimbangan, yang dapat menyebabkan berbagai masalah seperti
hiperemesis, diabetes, dan lain-lain.
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidak begitu nyaman
dirasakan. Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang
normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tidak
mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut
mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
seperti mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal
yang normal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Perubahan fisiologis pada sistem pernafasan
2. Perubahan fisiologis pada sistem kardiovaskuler

1
3. Perubahan fisiologis pada sistem pencernaan
4. Perubahan fisiologis pada sistem neurologi
5. Perubahan fisiologis pada sistem muskuloskeletal
6. Perubahan fisiologis pada sistem endokrin
7. Perubahan fisiologis pada sistem integumen
8. Perubahan fisiologis pada sistem reproduksi
9. Perubahan fisiologis pada sistem kekebalan
10. Perubahan fisiologis pada sistem perkemihan
11. Perubahan fisiologis pada payudara
12. Perubahan fisiologis pada asam basa tubuh
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada sistem pernafasan
2. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada sistem kardiovaskuler
3. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada sistem pencernaan
4. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada sistem neurologi
5. Untuk mengetahuiperubahan fisiologis pada sistem muskuloskeletal
6. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada sistem endokrin
7. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada sistem integumen
8. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada sistem reproduksi
9. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada sistem kekebalan
10. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada sistem perkemihan
11. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada payudara
12. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada asam basa tubuh

BAB II

KONSEP DASAR TEORI

2.1 Adaptasi Fisiologis pada Masa Kehamilan


Adaptasi fisiologi adalah cara makhluk hidup menyesuaikan diri
dengan lingkungannya melalui fungsi kerja pada organ-organ tubuhnya,
dengan tujuan supaya dapat bertahan hidup. Jenis adaptasi ini cukup sulit
untuk diamati, karena hanya terjadi pada bagian dalam organ tubuh makhluk
hidup itu sendiri.
Perubahan adaptasi fisiologis adalah suatu akivitas yang dilakukan
tubuh untuk mengimbangi perubahan yang terjadi selama kehamilan agar tetap
berjalan dengan normal. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu
hamil trimester I, II, dan III: adalah perubahan yang akan dialami oleh seorang
wanita hamil pada usia kandungan 0-9 bulan (aterm) mencakup perubahan

2
bentuk tubuh dan fungsinya. Perubahan akibat kehamilan dialami oleh seluruh
tubuh wanita, salah satunya adalah sistem reproduksi khususnya pada alat
genetalia eksterna dan interna. Dalam hal ini hormon estrogen dan
progesterone mempunyai peranan penting.
2.2 Sistem dan Organ yang Mengalami Perubahan Saat Kehamilan
1. Sistem pernafasan
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan
menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat
sebagai respons terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan
kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan
oksigen dan suatu cara untuk membuang karbondioksida.
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka
iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim
membesar, panjang paru paru berkurang. Diameter kerangka thoraks
meningkat sekitar 2cm dan lingkaran kerangka iga meningkat 5-7cm.
Besar sudut costal yang sebelum hamil sekitar 68 derajat, meningkat
menjadi sekitar 103 derajat pada trimester ketiga. Kerangka iga bagian
bawah tampak melebar. Setelah melahirkan rongga dada mungkin tidak
kembali ke keadaan sebelum hamil.
Tinggi diafragama bergeser sebesar 4cm selama masa hamil.
Dengan semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke
rongga abdomen, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan
penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.
Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap
peningkatan kadar estrogen juga terjadi pada traktus pernafasan atas.
Karena kapiler membesar, terbentuklah ecema dan hiperemia di hidung,
faring, laring, trakea dan bronkus. Kongesti didalam jaringan traktus
respiratorious menyebabkan timbulnya beberapa kondisi yang terlihat
selama masa hamil. Kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus,
hidung berdarah (epitaksis), perubahan suara nafas dan respons
peradangan yang menyolok bahkan terhadap infeksi pernafasan bagian
atas yang ringan sekalipun. Peningkatan vaskularitas juga membuat
membran timpani dan tuba eustaki bengkak, menimbulkan gejala
kerusakan pendengaran, nyeri pada telinga atau rasa penuh pada telinga.
2. Sistem kardiovaskuler

3
Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan perubahan
sistem kardiovaskuler yang ekstensif, baik aspek anatomis maupun
fisiologis. Adaptasi kardiovaskuler vaskuler melindungi fungsi fisiologi
normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan
menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.
Hipertrofi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin
disebebkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena
diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat keatas dan berotasi ke
depan dan kekiri. Impuls pada apex, titik impuls maksimum (point of
maximum impuls) bergeser ke atas dan lateral sekitar 1-1,5 cm. Derajat
pergeseran tergantung pada lama kehamilan dan ukuran serta posisi
uterus.
Perubahan pada auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi
jantung. Peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan
perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil. Bunyi
splitting S1 dan S2 lebub jelas terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah
minggu ke 20 gestasi. Selain itu, murmur ejeksi sistolik tingkat II dapat
terdengar diatas daerah pulmonal. Antara minggu ke-14 dan 20, denyut
meningkat perlahan mencapai 10-15x/menit, kemudian menetap sampai
aterm. Dapat timbul palpitasi.
TEKANAN DARAH
Tekanan darah arteri (arteri brachialis) bervariasi sesuai usia. Ada
faktor-faktor tambahan yang harus dipertimbangkan. Faktor-faktor ini
meliputi posisi ibu, kecemasan ibu, dan ukuran manset. Posisi ibu
mempengaruhi hasil karena posisi uterus dapat menghambat aliran balik
vena, dengan demikian curah jantung dan tekanan darah menurun.
Tekanan darah brachialis tertinggi terjadi saat wanita sedang duduk,
tekanan darah brachialis terendah terjadi saat wanita sedang berbaring
pada posisi recumbent lateral kiri; sedangkan pada posisi terlentang
tekanan darah berada diantara kedua posisi tersebut. Oleh karena itu, pada
setiap kunjungan, gunakan lengan dan posisi yang sama untuk mengukur
tekanan darah. Posisi dan lengan yang digunakan harus dicatat bersama
hasil pengukuran selama pertengahan pertama masa hamil, tekanan sistolik
dan diastolik menurun 5-10 mmHg. Penururnan tekanan darah ini

4
kemungkinan disebabkan oleh vasodilatasi perifer akibat perubahan
hormonal selama masa hamil. Selama trimester ketiga, tekanan darah ibu
harus kembali ke nilai tekanan darah selama trimester pertama.
Tekanan arteri rata-rata (main arterial presure MAP) meningkatkan
nilai diagnostik hasil pengukuran MAP didapat dengan menambahkan
sepertiga tekanan nadi dan tekanan diastolik. Tekanan nadi adalah selisih
antara tekanan sistolik dan diastolik.
Contoh :
Tekanan darah : 106/70 mmHg pada minggu ke-22
Tekanan nadi : 106 - 70 = 36/3 = 12
MAP (diastolik) : 70+12 = 82
Nilai MAP 82 pada minggu ke-22 berada di dalam batas normal untuk
lama gestasi.
Apabila wanita berbaring terlentang, vena cava mendapat tekanan
dengan derajat tertentu selama pertengahan kedua masa kehamilan.
Beberapa wanita mengalami penurunan tekanan sistolik sebesar <30
mmHg setelah 4-5 menit, refleks dari cardia terlihat, curah jantung
menurun menjadi setengahnya, dan wanita tersebut merasa pusing. Edema
pada ekstermitas bawah dan varises terjadi akibat obstruksi vena illiaca
dan vena cava inferior oleh uterus. Hal ini juga menyebabkan tekanan
vena meningkat.
VOLUME DAN KOMPOSISI DARAH
Derajat ekspansi volume darah sangat bervariasi
(Cunningham,dkk.,1993). Volume darah meningkat sekitar 1500 ml (nilai
normal : 8,5%- 9% berat badan). Peningkatan terdiri atas 1000 ml plasma
ditambah 450 ml sel darah merah (SDM). Peningkatan volume mulai
terjadi pada sekitar minggu ke 10-12 dan volumenya mencapai puncak
sekitar 30% -50% diatas volume tidak hamil pada minggu ke-20 sampai
ke-26. Volume menurun setelah minggu ke-3. Peningkatan volume
merupakan mekanisme protektif. Keadaan ini sangat penting untuk sistem
vaskular yang mengalami hipertrofi akibat pembuatan uterus, hidrasi
jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri atau terlentang, dan
cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang selama proses
melahirkan dan uerperium. Vasodilatasi perifer mempertahankan tekanan
darah tetap normal walaupun tekanan darah pada ibu hamil meningkat.

5
Selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM (normal: 4-
5,5 juta / mm kubik). Persentasi kenaikan bergantung pada jumlah besi
yang tersedia. Massa SDM meningkat 30% - 33% pada kehamilan aterm,
jika ibu mengkonsumsi suplemen besi. Apabila tidak mengkonsumsi
suplemen besi, SDM hanya meningkat 17% pada beberapa wanita.
Walaupun SDM meningkat, nilai normal hemoglobin (12-16 g/dl dalam
darah) dan nilai normal hematokrit (37%-47%) menurun secara menyolok.
Kondisi ini disebut anemia fisiologis. Penurunan lebih jelas terlihat
selama trismester ke-2 saat terjadi ekspansi pembuluh darah yang cepat,
apabila nilai hemaglobin turun sampai 35% atau lebih wanita dalam
keadaan anemis.
Sel darah putih total meningkat selama trismester ke-2 dan
mencapai puncak pada trismester ke-3. Peningkatan ini terutama terjadi
pada granulosit. Limfosit tetap sama selama masa hamil. Lihat apendiks D
untuk mengetahui nilai laboratorium selama hamil.
CURAH JANTUNG
Curah jantung meningkat dari 30%-50% pada minggu ke-32
gestasi, kemudian menurun sampai sekitar 20% pada minggu ke-40.
Peningkatan curah jantung terutama disebabkan peningkatan volume
(strukvolume) dan peningkatan ini merupakan respon terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen jaringan (nilai normalnya ialah 5-5,5
L/menit. Curah jantung pada kehamilan tahap lanjut jauh lebih tinggi saat
wanita dalam posisi recumbent lateral daripada dalam posisi terlentang.
Uterus yang besar dan berat seringkali menghambat aliran balik vena ke
jantung. Setiap kali terdapat pengerahan tenaga, curah jantung meningkat
misalnya, pada persalinan dan melahirkan.
WAKTU SIRKULASI DAN WAKTU KOAGULASI
Waktu sirkulasi sedikit menurun pada minggu ke-32. Waktu ini
hampir kembali normal menjelang aterm. Kecenderungan koagulasi lebih
besar selama masa hamil. Ini merupakan akibat peningkatan berbagai
faktor pembekuan (faktor VII, VIII, IX, X, dan fibrinogen Aktifitas
fibrinolitik (pemecahan atau pelarutan pembekuan darah) mengalami
depresi selama masa hamil dan periode puerperium, sehingga wanita lebih
rentan terhadap trombosis.

6
3. Sistem pencernaan
Fungsi saluran cerna selama masa hamil menunjukkan gambaran
yang sangat menarik. Nafsu makan meningkat. Seksresi usus berkurang.
Fungsi hati berubah dan absorpsi nutrien meningkat. Usus besar bergeser
ke arah lateral atas dan posterior. Aktivitas peristaltik (motilitas) menurun.
Akibatnya, bising usus menghilang dan konstipasi, mual, serta muntah
umum terjadi. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat,
menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan.
a) Mulut
Gusi hiperemi, berongga, dan membengkak. Gusi cenderung
berdarah karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
peningkatan vaskularitas selektif dan proliferasi jaringan ikat
(gingivitis tidak spesifik). Tidak ada peningkatan sekresi saliva.
Namun, wanita mengeluhkan ptialisme (kelebihan saliva). Perasaan
ini diduga akibat wanita secara tidak sadar jarang menelan saat merasa
mual.
b) Gigi
Wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 gram kalsium dan fosfor
dalam jumlah yang kira-kira sama setiap hari selama ia hamil. Diet
yang seimbang untuk memenuhi kebutuhan ini. Namun, defisiensi diet
yang berat dapat mengurangi simpanan unsur-unsur ini di dalam
tulang, tetapi tidak menarik kalsium dari giginya. Demineralisasi gigi
tidak terjadi selama masa hamil. Oleh karena itu, pepatah kuno
mengatakan “satu gigi untuk setiap anak” tidaklah benar. Hygiene gigi
yang buruk selama masa hamil atau pada setiap waktu dan gingivitis
dapat menimbulkan karies gigi yang dapat menyebabkan gigi hilang.
c) Nafsu Makan
Nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada trimester pertama
sering terjadi penurunan nafsu makan akibat nausea dan/atau vomitus.
Gejala ini muncul pada sekitar setengah jumlah kehamilan dan
merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan
akibat HCG dalam darah. Pada trimester kedua, nausea dan vomitus
lebih jarang dan nafsu makan meningkat. Peningkatan nafsu makan ini
memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan janin.
d) Esofagus, Lambung, dan Usus Halus

7
Pada sekitar 15% sampai 20% wanita hamil, herniasi bagian atas
lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ke tujuh atau ke-8
kehamilan. Keadaan ini disebabkan pergeseran lambung atas, yang
menyebabkan hiatus diafragma melebar. Kondisi ini lebih sering
terjadi pada wanita multipara, wanita yang gemuk, atau wanita yang
lebih tua.
Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi
asam hidroklorida. Oleh karena itu, pembentukan tukak peptik atau
perkembangan tukak peptik yang sudah ada tidak umum selama masa
kehamilan.
Peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus dan
motilitas otot polos menurun, sehingga terjadi regurgitasi esofagus,
peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristaltik balik.
Akibatnya, wanita “tidak mampu mencerna asam” atau mengalami
nyeri ulu hati (pirosis). Sebagai respons terhadap peningkatan
kebutuhan selama masa hamil, besi siap diabsorpsi di usus halus. Pada
umumnya, jika individu kekurangan besi, absorpsi besi meningkat.
Peningkatan progesteron (yang menyebabkan kehilangan tonus otot
dan penurunan peristaltis) menyebabkan absorpsi air di usus besar
meningkat, sehingga dapat terjadi konstipasi. Selain itu konstipasi
merupakan akibat hipoperistaltis (perlambatan usus), pilihan makanan
yang tidak lazim, kurang cairan, distensi abdomen akibat kehamilan,
dan pergeseran usus akibat kompresi. Hemoroid (varises vena di
rektum dan anus) dapat semakin menonjol keluar atau berdarah saat
buang air besar. Kebiasaan buang air dan tipe khas tinja terbentuk
pada awal kehidupan. Variasi akan diperhatikan dan dapat
dipersepsikan sebagai proses penyakit. Ileus yang melemah
(melambat, pergerakan menurun) setelah melahirkan, kehilangan
cairan setelah melahirkan, dan rasa tidak nyaman di perineum
menyebabkan konstipasi berlanjut.
e) Kandung Empedu dan Hati
Kantung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot
selama masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan
empedu biasa terjadi. Gambaran ini, bersama hiperkolesterolemia

8
ringan akibat peningkatan kadar progesteron yang dapat menyebabkan
pembentukan batu empedu selama masa kehamilan.
Fungsi hati sulit dinilai selama gestasi, hanya sedikit perubahan
fungsi hati yang terjadi selama masa hamil. Kadang-kadang kolestasis
intrahepatik (retensi dan akumulasi empedu di dalam hati, yang
disebabkan oleh faktor-faktor di dalam hati) sebagai respons terhadap
steroid plasenta terjadi pada akhir kehamilan dan dapat menyebabkan
timbulnya pruritus gravidarum (rasa gatal yang berat) dengan atau
tanpa ikterik. Mandi oatmeal dan cairan pembersih dapat membantu
mengurangi rasa gatal. Gejala-gejala yang mengganggu ini mereda
segera setelah wanita melahirkan.
f) Rasa Tidak Nyaman di Abdomen
Perubahan pada abdomen yang dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman meliputi panggul berat atau tertekan, ketegangan pada
ligamentum teres uteri, flatulen (pembentukan gas berlebihan dalam
lambung), distensi dan kram usus, serta kontraksi uterus. Selain
pergeseran usus, tekanan akibat pembesaran uterus meningkatkan
tekanan vena di panggul. Walaupun kebanyakan rasa tidak nyaman di
abdomen merupakan konsekuensi perubahan maternal yang normal,
petugas kesehatan harus secara konstan waspada terhadap
kemungkinan gangguan, seperti obstruksi usus atau proses
peradangan.
Apendisitis mungkin sulit didiagnosa. Apendiks bergeser ke atas
dan ke arah lateral, ke tempat yang tinggi dan ke kanan, mejauhi titik
McBurney.
4. Sistem neurologi
Hanya sedikit yang diketahui tentang perubahan fungsi sistem
neurologi selama masa hamil, selain perubahan-perubahan neurohormonal
hipotalamik hipofisis. Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan
dapat menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular
sebagai berikut:
a. Kompresi saraf panggul atau statis vaskuler akibat pembesaran uterus
dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.
b. Lordosis dorslumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada
saraf atau kompresi akar saraf.

9
c. Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal
tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan. Edema menekan
saraf median di bawah ligamentum karpalis pergelangan tangan.
Sindrom ini ditandai oleh parestesia (sensasi abnormal seperti rasa
terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem saraf sensori) dan
nyeri pada tangan yang menjalar ke siku. Tangan yang dominan
biasanya paling banyak terkena.
d. Akroestesia (rasa baal dan gatal ditangan) yang timbul akibat posisi
bahu yang membungkuk dirasakan oleh beberapa wanita selama
hamil. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen pleksus
brakialis.
e. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas
dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala juga dapat
dihubungkan dengan gangguan penglihatan seperti kesalahan refraksi,
sinusitis atau migren.
f. Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan (sinkop)
sering terjadi pada awal kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor,
hipotensi postural, atau hipoglikemia mungkin merupakan keadaan
yang bertanggungjawab atas gejala ini.
g. Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromoskular,
seperti kram otot atau tetani.
5. Sistem muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita
hamil meyebabkan postur dan cara bejalan wanita berubah secara
mencolok. Penigkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring
ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan beban berat badan
pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realigment)
kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Kurva
lumbosakrum normal harus semakin melengkung dan didaerah
servikodorsal harus terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala berlebihan)
untuk mempertahankan keseimbangan payudara yang besar dan posisi
bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung
dan lumbar menonjol. Pergerakan akan menjadi lebih sulit, gaya berjalan
wanita hamil yang bergoyang yang disebut “langkah angkuh wanita

10
hamil” oleh Shakespeare, sangat dikenal. Struktur ligamentum dan otot
tulang belakang bagian bawah dan tengah mendapat tekanan berat.
Perubahan ini seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman pada
muskoloskeletal.
Wanita muda yang cukup berotot dapat menoleransi perubahan ini
tanpa keluhan. Akan tetapi wanita yang lebih tua, yakni wanita yang
mengalami gangguan punggung atau wanita yang memilik gangguan
keseimbangan yang buruk, dapat mengalami nyeri punggung yang cukup
berat selama dan segera setelah hamil. Relaksasi ringan dan peningkatan
mobilitas sendi panggul normal selama masa hamil. Hal ini merupakan
akibat elastisitas dab perlunakan berlebihan jaringan kolagen dan jaringan
ikat dan merupakan akibat peningkatan hormon seks steroid yang
bersirkulasi. Adaptasi ini memungkinkan pembesaran dimensi panggul.
Derajat relaksasi bervariasi, namun pemisahan simfisis pubis dan ketidak
stabiln sendi sakroiliaka yang besar dapat menimbulkan nyeri dan kualitas
berjalan. Kegemukan dan kehamilan dengan janin ganda cenderung
meningkatkan ketidakmampuan panggul.
Otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus
otot. Selain itu pada trimester ketiga, otot rektus abdominis dapat
memisah, menyebabkan isi perut menonjol di garis tengah tubuh.
Umbikulus menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan, tonus
otot secara bertahap kembali, tetapi pemisah otot (diastasis recti
abdominis) menetap.

6. Sistem endokrin
Perubahan besar pada sistem endokrin yang esensial terjadi untuk
mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan
pasca partum (nifas).
Kelenjar tiroid
Selama masa hamil, pembesaran moderat kelenjar tiroid
merupakan akibat hiperplasia jaringan glandular dan peningkatan
vaskularitas (Cunningham,dkk,1993; scout,dkk.,1990). Konsumsi oksigen
dan peningkatan BMR merupakan akibat aktivitas metabolik janin.
Kelenjar paratiroid

11
Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan,
suatu refleks peningkatan kebutuhan kalsium dan vitamin D. Saat
kebutuhan untuk pertumbuhan rangka janin mencapai puncak
(pertengahan kedua kehamilan), kadar parathormon plasma meningkat,
kadar puncak terjadi antara Minggu ke - 15 dan ke - 35 gestasi.
Pankreas
Janin membutuhkan glukosa dalam jumlah yang signifikan untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk memenuhi kebutuhan bahan
bakar pertumbuhan, janin tidak saja hanya menghabiskan simpanan
glukosa ibu, tetapi juga menurunkan kemampuan ibu menyintesis glukosa
dengan menyedot habis asam amino ibu. Kadar glukosa darah ibu
menurun. Insulin ibu tidak dapat menembus plasenta untuk samapai ke
janin. Akibatnya, pada awal kehamilan pankreas menurunkan produksi
insulinnya.
Seiring peningkatan usia kehamilan, plasenta bertumbuh dan
secara progresif memproduksi hormon dalam jumlah yang lebih besar
(misalnya, human placenta lactagon (hPLI), estrogen, dan progesteron).
Produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga meningkat. Estrogen,
progesteron, hPL, dan kortisol secara kolektif menurunkan kemampuan
ibu untuk menggunakan insulin. Kortisol secara simultan menstimulasi
peningkatan produksi urin dan resistansi perifer ibu terhadap insulin
(misalnya, jaringan tidak dapat menggunakan insulin). Insulinase adalah
enzim yang diproduksi plasenta untuk melemahkan aktivitas insulin ibu.
Penurunan keamampuan ibu untuk menggunakan insulinnya sendiri adalah
suatu mekanisme protektif yang menjamin suplai glukosa untuk
mencukupi kebutuhan unit feto-plasental. Akibatnya, tubuh wanita hamil
membuutuhkan lebih banyak insulin. Sel-sel beta pulau Langerhans di
pankreas daapat memenuhi kebutuhan inslin yang secara kontinu tetap
meningkat sampai aterm.
Prolaktin Hipofisis
Pada kehamilan, prolaktin serum mulai meningkat pada trimester
pertama dan meningkat secara progresif sampai akhir aterm. Secara umum
diyakini bahwa walaupun semua unsur hormonal (estrogen, progesteron,
tiroid, insulin dan kirtisol bebas) yang diperlukan untuk pertumbuhan

12
payudara dan produksi susu terdapat dalam kadar yang meningkat selama
kehamilan, kadar estrogen yang tinggi menghambat peningkatan prolaktin
pada jaringan payudara, sehingga menghambat efek prolaktin pada epitel
target (Scott et al, 1990).
Sistem Endokrin dan Nutrisi Ibu
Progesteron menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan
subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai
cadangan energi baik pada masa hamil maupun menyusui. Beberapa
hormon yang lain mempengaruhi nutrisi. Aldosteron mempertahankan
natrium. Tiroksin mengatur metabolisme. Hormon paratiroid mengontrol
metabolisme kalsium dan magnesium. Hormon Placental lactagon (hPL)
berperan sebagai hormon pertumbuhan. Hormon chorionic gonadotropin
(HCG) menginduksi mual dan muntah pada beberapa wanita selama awal
kehamilan.
7. Sistem integumen
Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis
menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen
selama masa hamil. Perubahan yang umum timbul terdiri dari
peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor. Jaringan
elastis kulit mudah pecah, menyebabkan stria gravidarum atau tanda
regangan. Respons alergi kulit meningkat.
Pigmentasi timbul akibat peningkatan hormon hipofisis anterior
melanotropin selama masa hamil. Melasma di wajah yang juga disebut
kloasma atau topeng kehamilan adalah bercak hiperpigmentasi kecoklatan
pada kulit didaerah tonjolan maksila dan dahi khususnya pada wanita
hamil berkulit hitam. Kloasma dialami 50% sampai 70% wanita hamil
dimulai setelah minggu ke-16 dan meningkat secara bertahap sampai bayi
lahir. Sinar matahari membuat pigmentasi ini semakin jelas pada wanita
yang rentan. Kloasma yang timbul akibat kehamilan normal biasanya
hilang setelah wanita melahirkan. Pada sekitar waktu yang sama, warna
puting susu, areola, aksila, dan vulva menjadi lebih gelap dan warna ini
menghilang setelah wanita melahirkan.

13
Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke
bagian atas fundus di garis tengah tubuh. Garis ini dikenal sebagai linea
alba sebelum hiperpigmentasi diinduksi hormon timbul. Pada
primigravida, panjang linea nigra yang mulai terlihat pada bulan ketiga
terus memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada multigravida
keseluruhan garis seringkali muncul sebelum bulan ketiga. Linea nigra
tidak muncul pada semua wanita hamil.
Stria gravidarum atau tanda regangan yang timbul pada 50%
sampai 90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan dapat
disebabkan kerja adenokortikosteroid. Stria menunjukkan pemisahan
jaringan ikat (kolagen) di bawah kulit. Garis-garis yang sedikit cekung ini
cenderung timbul di daerah dengan regangan maksimum (misalnya di
abdomen, paha, dan payudara). Regangan kadang-kadang menimbulkan
sensasi mirip rasa gatal. Tendensi perkembangan stria dapat diturunkan.
Sesudah melahirkan biasanya stria memudar, walaupun tidak hilang sama
sekali. Pada multipara, selain stria kemerahan akibat kehamilan saat ini,
umumnya terdapat garis keperakan mengkilap yang merupakan sikatrik
(jaringan parut) stria sebelumnya. Stria dapat muncul di payudara akibat
peregangan payudara yang membesar.
Angioma atau telangiektasis umumnya disebut vascular spiders.
Angioma adalah ujung arteriola yang berdenyut dan sedikit menonjol,
berbentuk kecil seperti bintang atau cabang. Spiders, hasil peningkatan
kadar estrogen dalam sirkulasi, biasanya ditemukan di leher, dada, wajah
dan lengan. Spiders juga dideskripsikan berwarna kebiruan dan tidak
hilang bila ditekan. Vascular spiders terlihat selama bulan kedua sampai
bulan kelima kehamilan pada 65% wanita kulit putih dan 10% wanita
Afrika - Amerika. Spiders biasanya hilang setelah melahirkan.
Bercak berbatas tegas atau mottling difus yang berwarna
kemerahan tampak pada permukaan telapak tangan 60% wanita hamil
berkulit putih dan 35% wanita Afrika – Amerika (Cunningham, dkk.,
1993). Perubahan pigmentasi dan eritema palmar ini dapat juga terlihat
pada beberapa wanita yang mengonsumsi pil kontrasepsi hormon.
Epulis (gingival granuloma gravidarum) ialah suatu nodul
berwarna merah pada gusi yang mudah berdarah. Lesi ini dapat timbul

14
pada sekitar bulan ketiga dan biasanya terus membesar seiring kemajuan
kehamilan. Penanganan dengan eksisi hanya dilakukan bila ukuran nodul
menjadi terlalu besar, menimbulkan nyeri atau berdarah berlebihan.
Pertumbuhan kuku mengalami percepatan selama masa hamil.
Kulit berminyak dan acne vulgaris dapat timbul selama masa hamil. Pada
wanita lain, kulit bersih dan tampak berseri. Hirsutisme umumnya
dilaporkan. Dapat terjadi peningkatan pertumbuhan rambut halus. Rambut
halus ini cenderung hilang setelah kehamilan berakhir. Pertumbuhan
rambut yang kasar tidak selalu hilang setelah kehamilan berakhir.
Beberapa wanita mengatakan bahwa rambut mereka paling tebal dan
paling banyak selama mereka hamil.

8. Sistem reproduksi
Trimester I
a. Uterus
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot
sementara produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan
dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama
pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan
kekuatan dinding uterus.
Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi
seiring dengan bertambahanya usia kehamilan akan menipis pada
akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh
hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah
kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi
oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi,
ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks
fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas
pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-
sel otot uterus, dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi
plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian

15
lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini
dikenal dengan tanda piscaseck.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti
bentuk aslinya seperti buah alvokat. Seiring dengan perkembangan
kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan
menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
b. Serviks
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell,
banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal
membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus karna
pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid
yang disebut tanda Chadwick.
c. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-
7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal.
d. Vagina dan Vulva
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak
merah dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam.
Dari 4 menjadi 6.5 menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina.
Mengalami deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina
akibat stimulasi estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore
(keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya
distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal,
jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.
Trimester II
a. Uterus
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat
sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada
kehamilan lima bulan,rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dan
dinding rahim terasa tipis. Posisi rahim antara lain:
 Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga
pelvis.

16
 Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati.
 Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri.
 Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruh nya di isi oleh
amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah
menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan simpisis
pusat. Plansenta telah terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20
minggu, TFU terletak 2-3 jari di bawa pusat. Pada kehamilan 24
minggu, TFU terletak setinggi pusat.
b. Serviks
Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut dengan
tanda Gooldell. Kelenjar endoserfikal membesar dan mengeluarkan
cairan mukus. Oleh karna pertumbuhan dan pelebaran pembulu darah,
warna nya menjadi lipid yang di sebut tanda Chandwick.
c. Ovarium
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran
esterogen dan progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan
korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).
d. Vagina dan vulva
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan
sensitifitas yang menyolok,serta meningkatkan libido.
Trimester III
a. Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada
akhir kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28 minggu,
TFU (Tinggi Fundus Uteri) terletak 2-3 jari diatas pusat, Pada
kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah Prosesus xifoideus.
Dan pada kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga jari dibawah Prosesus
xifoideus. Pada trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi corpus
uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen
bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian
atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak
batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah
yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi

17
fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada
SBR.

b. Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas
kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi
sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja
mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian
bawah janin kebawah . Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-
lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin
pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati
dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat
mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang
sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain
itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-
minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.
c. Ovarium
Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan
progesteron di ambil alih oleh plasenta.
d. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh
esterogen.akibat dari hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat lebih
merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks di
sebut tanda chadwick.

18
9. Sistem kekebalan
Kadar serum IgA dan IgM meningkat selama kehamilan karena
adanya peningkatan resiko infeksi.
10. Sistem perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Pada
akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah, keluhan sering
kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh
progesterone. Tetapi ureter kanan lebih besar dari ureter kiri akibat
berubahnya posisi uterus ke kanan oleh kolon sigmoid.
Pada trimester II kandung kemih terdorong keluar dari rongga
pelvis ke abdomen sehingga saluran uretra memanjang, juga hyperemia
pada kandung kencing dan uretra sehingga mudah terjadi trauma dan
berdarah. Dalam keadaan normal ginjal mereabsorbsi hampir seluruh
glucosa dan zat nutrien lainnya sehingga kemungkinan ditemukan
glucosuria pada ibu hamil. Ibu hamil juga mengalami protein urine
disebabkan peningkatan kebutuhan asam amino meningkat kadar urin
protein + tidak menunjukkan kondisi patologis.
11. Organ payudara
Rasa penuh, peningkatan sensivitas rasa geli, dan rasa berat
dipayudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan pada
payudara ini tanda kemungkinan kehamilan. Sensivitas payudara
bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri yang tajam. Puting susu dan
areola menjadi lebih berpigem terbentuk warna merah muda sekunder
pada areola dan puting susu menjadi lebih arektil. Hipertopi kelenjar
sebasea (lemak) yang mucul diareola primer dan disebut Tuberkel
Montgomery dapat terlihat disekitar diputing susu. Kelenjar sebasea ini
mempunyai peran proktektif sebagai pelumas puting susu. Kelembutan
puting susu terganggu, jika lemak pelindung ini dicuci dengan sabun.
Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit
berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat sekarang
terlihat. Seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru di bawah

19
permukaan kulit. Kongesti vena dipayudara lebih jelas terlihat pada
primigravida stria dapat terlihat dibagian luar payudara.
Selama trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mamae
membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Kadar hormone
luteal dan plasenta pada masa hamil meningkat proliferasi duktus
laktiferus dan jaringan lobules alveolar sehingga pada palpasi payudara
teraba pembesaran nodul luar. Peningkatan jaringan glandular
menggantikan jaringan ikat akibatnya jaringan menjadi lebih lunak dan
jarang penegangan ligamentum cooper suspensorium fibosa berlebihan
yang menopang payudara dapat dicegah dengan menggenakan Bra
maternitas dengan ukuran sesuai.
Walaupun perkembangan kelenjar mamae secara fungsiaonal
lengkap pada pertengahan masa hami terapi laktasi terhambat sampai
kadar ekstrogen menurun yakni setelah janin dan plasenta lahir. Namun
sekresi prakolostrum yang cair, jernih, dan kental dapat dikeluarkan pada
akhir minggu ke-6. Sekresi ini mengental saat kehamilan mendekati aterm
dan kemudian disebut kolostrum. Kolostrum cairan sebelum menjadi susu
yang berwarna krem atau putih kekuningan dapat dikeluarkan dari puting
susu selama trimester ketiga.
12. Asam basa
Laju Metabolisme Basal
Laju metabolisme basal (basal metabolism rate (BMRI) biasanya
meningkat pada bulan keempat gestasi. BMR meningkat 15% sampai
20% pada akhir kehamilan (aterm). BMR kembali ke nilai sebelum
sebelum hamil pada hari ke -5 atau ke -6 pasca partum. Peningkatan BMR
ini mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen di unit janin-plasenta-
uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan jantung
ibu. Vasodilatasi perifer dan percepatan aktivitas kelenjar keringat
membantu melepaskan kelebihan panas yang timbul akibat peningkatan
metabolisme selama masa hamil. Wanita hasil dapat mengalami
intoleransi panas, yang ada beberapa wanita dirasa mengganggu. Pada
kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih
setelah melakukan aktivitas ringan. Perasaan ini dapat bertahan diikuti

20
peningkatan kebutuhan tidur. Perasaan lemah dan letih sebagian dapat
disebabkan oleh peningkatan aktivitas metabolik.
Keseimbangan Asam-Basa
Pada sekitar minggu ke-10 gestasi terjadi penurunan tekanan
karbon dioksida sekitar 5mmHg. Progesteron dapat meningkatkan
sensitivitas reseptor pusat nafas sehingga volume tidak meningkat, PCO²
menurun, kelebihan basa (HCO3 atau bikarbonat) menurun dan pH
meningkat (menjadi lebih basa). perubahan keseimbangan asam-basa ini
menunjukkan bahwa kehamilan merupakan suatu kondisi alkalosis
respiratorik yang dikompensasi oleh asidosis metabolik ringan.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada kehamilan, adaptasi fisiologis terjadi pada tubuh untuk mengimbangi


perubahan yang terjadi agar kehamilan tetap berjalan dengan normal.
Perubahan ini dialami pada kehamilan trimester I, II, dan III pada usia
kandungan 0-9 bulan (aterm) di mana terjadi perubahan baik bentuk tubuh
maupun fungsinya. Perubahan akibat kehamilan dialami oleh seluruh tubuh
wanita hamil, mulai dari sistem pernapasan, kardiovaskuler, pencernaan,
neurologi, muskuloskeletal, endokrin, integumen, reproduksi, kekebalan,
perkemihan, payudara, hingga asam basa tubuh. Perubahan yang terjadi dapat
membuat perasaan ketidaknyamanan, namun selama perubahan itu normal,
maka itu tidak akan berdampak buruk. Untuk itu, kesiapan penerimaan bagi
wanita hamil terkait terjadinya perubahan fisiologis ini sangat penting.

3.2 Saran

Diharapkan mahasiswa keperawatan sebagai calon tenaga kesehatan dapat


memahami perubahan adaptasi fisiologis kehamilan, mengingat pentingnya
pengetahuan ini guna memberi asuhan keperawatan yang tepat pada wanita
hamil.

22

Anda mungkin juga menyukai

  • Perdarahan / Syok
    Perdarahan / Syok
    Dokumen15 halaman
    Perdarahan / Syok
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • Faktor-faktor penyebab depresi
    Faktor-faktor penyebab depresi
    Dokumen13 halaman
    Faktor-faktor penyebab depresi
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • ENSEFALITIS
    ENSEFALITIS
    Dokumen20 halaman
    ENSEFALITIS
    Vina Mawaddah
    Belum ada peringkat
  • 9.pra Menstruasi Sindrom
    9.pra Menstruasi Sindrom
    Dokumen10 halaman
    9.pra Menstruasi Sindrom
    Putrie Khoirina
    Belum ada peringkat
  • 2 - Luka Bakar-5-1
    2 - Luka Bakar-5-1
    Dokumen23 halaman
    2 - Luka Bakar-5-1
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • Adaptasi Psikososial
    Adaptasi Psikososial
    Dokumen12 halaman
    Adaptasi Psikososial
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • RPUK Muara Kasih
    RPUK Muara Kasih
    Dokumen3 halaman
    RPUK Muara Kasih
    Khilda Zulfani
    Belum ada peringkat
  • Perdarahan / Syok
    Perdarahan / Syok
    Dokumen15 halaman
    Perdarahan / Syok
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • 1 SM PDF
    1 SM PDF
    Dokumen5 halaman
    1 SM PDF
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • Ensefalitis Kel 3 New-1
    Ensefalitis Kel 3 New-1
    Dokumen23 halaman
    Ensefalitis Kel 3 New-1
    Prafita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    Muhammad Syarif
    Belum ada peringkat
  • Poliomyelitis
    Poliomyelitis
    Dokumen16 halaman
    Poliomyelitis
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • 2 - Luka Bakar-5-1
    2 - Luka Bakar-5-1
    Dokumen23 halaman
    2 - Luka Bakar-5-1
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • 2 - Luka Bakar-5-1
    2 - Luka Bakar-5-1
    Dokumen23 halaman
    2 - Luka Bakar-5-1
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • HIPERTENSI
    HIPERTENSI
    Dokumen31 halaman
    HIPERTENSI
    Ajeng Ayu Saraswati
    Belum ada peringkat
  • Anak KKP
    Anak KKP
    Dokumen25 halaman
    Anak KKP
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • Makalah Hiv
    Makalah Hiv
    Dokumen13 halaman
    Makalah Hiv
    Achmad Abbas
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • Format LP Dan SP
    Format LP Dan SP
    Dokumen2 halaman
    Format LP Dan SP
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • Anak KKP
    Anak KKP
    Dokumen25 halaman
    Anak KKP
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat
  • Ca Servix
    Ca Servix
    Dokumen196 halaman
    Ca Servix
    imas nufazah
    Belum ada peringkat
  • J200070016 PDF
    J200070016 PDF
    Dokumen6 halaman
    J200070016 PDF
    Ririn Riswaty
    Belum ada peringkat