Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMANFAATAN MAKANAN SEBAGAI INTERVENSI


ANTI-STUNTING DI PAKISTAN
(Disusun untuk memenuhi tugas Kajian Strategis Kesehatan Masyarakat Global)

Oleh:
Safira Aulia Rachma
152110101164

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan berfikir dan analisis
sehingga dapat terwujud makalah yang berjudul “Pemanfaatan Makanan
Sebagai Intervensi Anti-Stunting di Pakistan”. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Kajian Strategis Kesehatan Masyarakat Global.
Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini,
salah satunya dosen kami ibu Sulistiyani, S. KM., M. Kes.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Penulis sangat mengharap kritik,


saran, dan masukan untuk perbaikan serta penyempurnaan lebih lanjut pada masa
yang akan datang.

Jember, Desember 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
BAB 3. PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
BAB 4. PENUTUP...................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya
pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child
Growth Standart didasarkan pada indeks panjang badan dibanding umur (PB/U)
atau tinggi badan dibanding umur (TB/U) dengan batas (z-score) kurang dari -2
SD. Di dunia stunting pada masa anak-anak mempengaruhi sekitar 162 juta anak
di bawah usia 5 tahun per tahun. Pakistan menempati posisi ketiga stunting di
dunia setelah Afganistan dan India (UNICEF,2015). Ini adalah masalah kesehatan
masyarakat utama di Pakistan juga negara-negara berkembang lainnya. Stunting
menghindarkan anak-anak untuk menyadari potensi perkembangan mereka secara
penuh dan menyebabkan kerusakan permanen pada masa bayi dan anak usia dini.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi stunting pada saat lahir, salah
satunya adalah status gizi ibu saat hamil. Status gizi ibu hamil yang buruk dapat
dipengaruhi oleh praktik pemberian makanan dan kualitas makanan yang kurang
baik maupun sanitasi yang rendah. Diet ibu hamil di Pakistan sering kekurangan
energi dan mikronutrien. Peningkatan kesehatan dan gizi ibu hamil sangat penting
dalam mencegah stunting pada anak-anak pada saat kelahiran. Dalam hal ini, ibu
dan anak harus dianggap sebagai “Satu Unit” karena janin adalah bagian dari ibu
selama periode perinatal. Malnutrisi ibu adalah salah satu faktor yang
berkontribusi terhadap kematian perinatal dan neonatal.

Kesehatan anak secara langsung berkaitan dengan kesehatan ibu; seorang ibu
yang sehat melahirkan anak yang sehat. Dengan demikian, mencegah malnutrisi
ibu dapat mencegah stunting pada anak-anak. Nutrisi yang baik juga penting
dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak kecil yang
cepat selama 1.000 hari pertama kehidupan yaitu periode dari konsepsi hingga
usia dua tahun. Tanpa nutrisi yang baik, seorang anak kecil dapat menderita

1
kerusakan serius dan sering permanen pada otak dan tubuhnya yang sedang
berkembang.

Diperkirakan 20% stunting dimulai di rahim seorang ibu yang mengalami


kekurangan gizi dan tidak mendapatkan cukup nutrisi untuk mendukung
pertumbuhan bayinya selama kehamilan. Efek dari stunting seumur hidup dapat
diteruskan dari satu generasi ke generasi lain. Gadis-gadis yang dilahirkan kurang
gizi dan menjadi pendek (kerdil) karena anak-anak sering tumbuh sebagai ibu
yang kerdil yang pada gilirannya melahirkan bayi-bayi yang kekurangan gizi dan
siklus berulang dengan sendirinya. Dengan cara ini, kekurangan gizi beralih dari
satu generasi ke generasi berikutnya sebagai warisan yang suram. Ibu kerdil
secara konsisten dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian perinatal (lahir
mati dan kematian selama 7 hari pertama setelah lahir). Bukti menunjukkan
bahwa anak-anak yang lahir dari wanita yang kerdil memiliki risiko kematian
yang lebih besar daripada anak-anak dari ibu dengan tinggi badan normal.
Kekurangan ibu hamil merupakan penyebab penting kematian perinatal dan
kematian ini dapat dihindari dengan memberikan makanan bergizi kepada ibu
hamil.

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Bagaimana implementasi program Pemanfaatan Makanan Sebagai
Intervensi Anti-Stunting di Pakistan?
1.1.2 Apakah program Pemanfaatan Makanan Sebagai Intervensi Anti-Stunting
di Pakistan dapat diadopsi di negara lain?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui implementasi program Pemanfaatan Makanan Sebagai
Intervensi Anti-Stunting di Pakistan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui efektifitas program Pemanfaatan Makanan Sebagai Intervensi
Anti-Stunting di Pakistan

2
2. Mengetahui program Pemanfaatan Makanan Sebagai Intervensi Anti-
Stunting di Pakistan dapat diadopsi oleh negara lain atau tidak.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya
malnutrisi asupan zat gizi kronis dan/atau penyakit infeksi kronis maupun
berulang yang ditunjukkan dengan nilai Z-score tinggi badan menurut usia (TB/U)
kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar World Health
Organization (WHO, 2010).
2.2 Diagnosis Stunting
Penentuan perawakan pendek, dapat menggunakan beberapa standar antara
lain Z-score baku National center for Health Statistic/center for diseases control
(NCHS/CDC) atau Child Growth Standars World Health Organization (WHO)
tahun 2005. Kurva (grafik) pertumbuhan yang dianjurkan saat ini adalah kurva
WHO 2005 berdasarkan penelitian pada bayi yang mendapat ASI ekslusif dari ibu
yang tidak merokok, yang diikuti dari lahir sampai usia 24 bulan dan penelitian
potong lintang pada anak usia 18-71 bulan, dengan berbagai etnis dan budaya
yang mewakili berbagai negara di semua benua. Kurva NCHS dibuat berdasarkan
pertumbuhan bayi kulit putih yang terutama mendapatkan susu formula.17
Beberapa penelitian menunjukkan proporsi perawakan pendek pada anak lebih
tinggi dengan menggunakan kurva WHO 2005 dibandingkan NCHS/CDC
sehingga implikasinya penting pada program kesehatan.15,18 Klasifikasi status
gizi pada anak, baik laki–laki maupun perempuan berdasarkan standar WHO 2005
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Klasifikasi Stunting
Indeks Ambang batas Status Gizi
TB/U >+2 SD Tinggi
-2SD s/d +2SD Normal
-3SD s/d < -2SD Pendek
< -3SD Sangat Pendek

2.3 Penyebab stunting

4
Terdapat beberapa penyebab perawakan pendek diantaranya dapat berupa
varian yang diturunkan (familial), penyakit endokrin, kromosomal, penyakit
kronis, malnutrisi, riwayat pemberian ASI sebelumnya, dan status sosial ekonomi
keluarga.

5
BAB 3. PEMBAHASAN

Program “Pemanfaatan Makanan Sebagai Intervensi Anti-Stunting di


Pakistan” merupakan sebuah program sebuah program intervensi untuk
mrngurangi stunting di Pakistan. Berdasarkan data dari UNICEF (2015) diketahui
Paskitan merupakan negara dengan stunting tertinggi ketiga di dunia setelah
Afganistan dan India. Intervensi yang dilakukan ini dapat secara signifikan
mengurangi stunting pada saat kelahiran. Implementasi dari intervensi ini
dilakukan di antara dua kelompok peserta (ibu hamil) yang memiliki kondisi yang
sama. Sampel acak stratifikasi dari 200 ibu hamil dengan ciri-ciri yang sama
dipilih secara acak dengan proporsi yang sama dari empat ibu kota provinsi
Pakistan yaitu 50 sampel dari masing-masing ibu kota. Sampel diambil dari empat
rumah sakit utama di ibu kota provinsi Pakistan. Sampel ibu hamil diambil dari
Rumah Sakit Mayo di Lahore, Rumah Sakit Quetta di Quetta, Rumah Sakit Sipil
di Karachi dan Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar. Ibu hamil yang disurvei
berada pada tahap awal kehamilan mereka yaitu pada trimester pertama
kehamilan. Sampel yang dipilih terdiri dari ibu hamil yang mampu membeli
kelompok makanan.
Ukuran kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah 100 masing-
masing yaitu 25 ibu hamil dari masing-masing rumah sakit. Satu sampel
diperlakukan sebagai kelompok belajar dan intervensi diterapkan pada kelompok
itu sementara sampel lain diperlakukan sebagai kelompok kontrol dan tanpa
intervensi. Semua ibu hamil berasal dari kelompok usia yang sama yaitu 20
hingga 30 tahun. Lama intervensi ini adalah dari konsepsi hingga kelahiran bayi.
Dalam kelompok studi, 100 ibu hamil berorientasi pada diet seimbang dan nutrisi
dan pengetahuan tentang keamanan makanan selama kehamilan mereka diberikan.
Keamanan pangan didasarkan pada tiga pilar penting yaitu, ketersediaan pangan,
akses pangan dan pemanfaatan makanan. Wanita membutuhkan 1800-2000 kalori
per hari sebagai kebutuhan energi dan ibu hamil membutuhkan sekitar 300 kalori
ekstra per hari. Ibu hamil menuntut nutrisi, mikronutrien, vitamin dan mineral
yang dapat diperoleh dari makanan. Makan makanan padat nutrisi dari kelompok

6
makanan yang disebutkan di atas dalam proporsi yang disarankan membantu ibu
hamil untuk melahirkan bayi yang lebih sehat.
Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa melambatnya tingkat prevalensi
dalam kelompok kontrol hampir sama dengan Pakistan yang menegaskan bahwa
tren yang sama stagnan. Di sisi lain, intervensi pada kelompok studi menunjukkan
pencegahan stunting yang signifikan. Penelitian mengungkapkan bahwa kematian
perinatal di antara kelompok studi adalah 30 per 1000 kelahiran sementara di
kelompok kontrol itu 50 per 1000 kelahiran. Dalam kelompok studi, 30% bayi
baru lahir terhambat dengan 40% mengalami stunting pada kelompok kontrol
sehingga membuktikan korelasi langsung antara nutrisi yang lebih baik dan
stunting berkurang.
Pendidikan tingkat rendah terutama pada wanita juga dilaporkan sebagai
pelaku utama praktek gizi buruk di dunia. Kurangnya kesadaran tentang gizi calon
ibu dalam keluarga dan dirinya sendiri menyebabkan kekurangan gizi sehingga
menyebabkan stunting.

7
BAB 4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpullkan bahwa program anti
stunting di Pakistan dengan metode intervensi pemanfaatan makanan sangat
efektif untuk menurunkun angka stunting di Pakistan. Hal ini ditunjukkan dengan
tingkat prevalensi stunting yang melambat pada kelompok studi yang diberikan
intervensi sehingga membuktikan korelasi langsung antara nutrisi yang lebih baik
dan stunting yang berkurang. Selain itu program intervensi ini juga dapat diadopsi
oleh negara lain mengingat efektitifitas program yang sangat baik dalam
menurunkan angka prevalensi stunting.
4.2. Saran
Pemanfataan makanan dalam kebijakan kesehatan provinsi dan nasional
dapat menjadi ukuran korektif dalam memerangi stunting. Program akses
makanan dan intervensi pemanfaatan makanan harus diperkuat di seluruh negara
dalam skala besar untuk pengurangan stunting dan kematian perinatal. Strategi
intervensi akses makanan akan menyediakan strategi intervensi pemanfaatan
makanan dan makanan akan membawa kesadaran di antara masyarakat tentang
penggunaan makanan dan manfaat gizi dari mengkonsumsi kelompok makanan
yang beragam. Selain akses makanan dan intervensi pemanfaatan makanan dan
tindakan keragaman pangan untuk nutrisi ibu, jumlah makan sehari yang optimal
untuk ibu membutuhkan perhatian khusus untuk kebutuhan energi mereka yang
lengkap.

8
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S (ed.)., Susirah, S dan Moesijanti, S. 2011. Gizi Seimbang Dalam


Daur Kehidupan Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Hamad, Naqvi, et al. 2016. Food Utilization As Anti-Stunting Intervention in
Pakistan. MC Vol. 22 - No.3 - 2016 ( 80-87 ). Pakistan: Policy and
Strategic Planning Unit, Health Department, Government of Punjab.
Supariasa, I.D.N., Bakri, B dan Fajar, I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai