Oleh:
Safira Aulia Rachma
152110101164
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan berfikir dan analisis
sehingga dapat terwujud makalah yang berjudul “Pemanfaatan Makanan
Sebagai Intervensi Anti-Stunting di Pakistan”. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Kajian Strategis Kesehatan Masyarakat Global.
Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini,
salah satunya dosen kami ibu Sulistiyani, S. KM., M. Kes.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi stunting pada saat lahir, salah
satunya adalah status gizi ibu saat hamil. Status gizi ibu hamil yang buruk dapat
dipengaruhi oleh praktik pemberian makanan dan kualitas makanan yang kurang
baik maupun sanitasi yang rendah. Diet ibu hamil di Pakistan sering kekurangan
energi dan mikronutrien. Peningkatan kesehatan dan gizi ibu hamil sangat penting
dalam mencegah stunting pada anak-anak pada saat kelahiran. Dalam hal ini, ibu
dan anak harus dianggap sebagai “Satu Unit” karena janin adalah bagian dari ibu
selama periode perinatal. Malnutrisi ibu adalah salah satu faktor yang
berkontribusi terhadap kematian perinatal dan neonatal.
Kesehatan anak secara langsung berkaitan dengan kesehatan ibu; seorang ibu
yang sehat melahirkan anak yang sehat. Dengan demikian, mencegah malnutrisi
ibu dapat mencegah stunting pada anak-anak. Nutrisi yang baik juga penting
dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak kecil yang
cepat selama 1.000 hari pertama kehidupan yaitu periode dari konsepsi hingga
usia dua tahun. Tanpa nutrisi yang baik, seorang anak kecil dapat menderita
1
kerusakan serius dan sering permanen pada otak dan tubuhnya yang sedang
berkembang.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui implementasi program Pemanfaatan Makanan Sebagai
Intervensi Anti-Stunting di Pakistan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui efektifitas program Pemanfaatan Makanan Sebagai Intervensi
Anti-Stunting di Pakistan
2
2. Mengetahui program Pemanfaatan Makanan Sebagai Intervensi Anti-
Stunting di Pakistan dapat diadopsi oleh negara lain atau tidak.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya
malnutrisi asupan zat gizi kronis dan/atau penyakit infeksi kronis maupun
berulang yang ditunjukkan dengan nilai Z-score tinggi badan menurut usia (TB/U)
kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar World Health
Organization (WHO, 2010).
2.2 Diagnosis Stunting
Penentuan perawakan pendek, dapat menggunakan beberapa standar antara
lain Z-score baku National center for Health Statistic/center for diseases control
(NCHS/CDC) atau Child Growth Standars World Health Organization (WHO)
tahun 2005. Kurva (grafik) pertumbuhan yang dianjurkan saat ini adalah kurva
WHO 2005 berdasarkan penelitian pada bayi yang mendapat ASI ekslusif dari ibu
yang tidak merokok, yang diikuti dari lahir sampai usia 24 bulan dan penelitian
potong lintang pada anak usia 18-71 bulan, dengan berbagai etnis dan budaya
yang mewakili berbagai negara di semua benua. Kurva NCHS dibuat berdasarkan
pertumbuhan bayi kulit putih yang terutama mendapatkan susu formula.17
Beberapa penelitian menunjukkan proporsi perawakan pendek pada anak lebih
tinggi dengan menggunakan kurva WHO 2005 dibandingkan NCHS/CDC
sehingga implikasinya penting pada program kesehatan.15,18 Klasifikasi status
gizi pada anak, baik laki–laki maupun perempuan berdasarkan standar WHO 2005
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Klasifikasi Stunting
Indeks Ambang batas Status Gizi
TB/U >+2 SD Tinggi
-2SD s/d +2SD Normal
-3SD s/d < -2SD Pendek
< -3SD Sangat Pendek
4
Terdapat beberapa penyebab perawakan pendek diantaranya dapat berupa
varian yang diturunkan (familial), penyakit endokrin, kromosomal, penyakit
kronis, malnutrisi, riwayat pemberian ASI sebelumnya, dan status sosial ekonomi
keluarga.
5
BAB 3. PEMBAHASAN
6
makanan yang disebutkan di atas dalam proporsi yang disarankan membantu ibu
hamil untuk melahirkan bayi yang lebih sehat.
Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa melambatnya tingkat prevalensi
dalam kelompok kontrol hampir sama dengan Pakistan yang menegaskan bahwa
tren yang sama stagnan. Di sisi lain, intervensi pada kelompok studi menunjukkan
pencegahan stunting yang signifikan. Penelitian mengungkapkan bahwa kematian
perinatal di antara kelompok studi adalah 30 per 1000 kelahiran sementara di
kelompok kontrol itu 50 per 1000 kelahiran. Dalam kelompok studi, 30% bayi
baru lahir terhambat dengan 40% mengalami stunting pada kelompok kontrol
sehingga membuktikan korelasi langsung antara nutrisi yang lebih baik dan
stunting berkurang.
Pendidikan tingkat rendah terutama pada wanita juga dilaporkan sebagai
pelaku utama praktek gizi buruk di dunia. Kurangnya kesadaran tentang gizi calon
ibu dalam keluarga dan dirinya sendiri menyebabkan kekurangan gizi sehingga
menyebabkan stunting.
7
BAB 4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpullkan bahwa program anti
stunting di Pakistan dengan metode intervensi pemanfaatan makanan sangat
efektif untuk menurunkun angka stunting di Pakistan. Hal ini ditunjukkan dengan
tingkat prevalensi stunting yang melambat pada kelompok studi yang diberikan
intervensi sehingga membuktikan korelasi langsung antara nutrisi yang lebih baik
dan stunting yang berkurang. Selain itu program intervensi ini juga dapat diadopsi
oleh negara lain mengingat efektitifitas program yang sangat baik dalam
menurunkan angka prevalensi stunting.
4.2. Saran
Pemanfataan makanan dalam kebijakan kesehatan provinsi dan nasional
dapat menjadi ukuran korektif dalam memerangi stunting. Program akses
makanan dan intervensi pemanfaatan makanan harus diperkuat di seluruh negara
dalam skala besar untuk pengurangan stunting dan kematian perinatal. Strategi
intervensi akses makanan akan menyediakan strategi intervensi pemanfaatan
makanan dan makanan akan membawa kesadaran di antara masyarakat tentang
penggunaan makanan dan manfaat gizi dari mengkonsumsi kelompok makanan
yang beragam. Selain akses makanan dan intervensi pemanfaatan makanan dan
tindakan keragaman pangan untuk nutrisi ibu, jumlah makan sehari yang optimal
untuk ibu membutuhkan perhatian khusus untuk kebutuhan energi mereka yang
lengkap.
8
DAFTAR PUSTAKA