Anda di halaman 1dari 7

Sphygmomanometer

(Tensimeter)

DIAN RAHMAD SYAHPUTRA


MUHAMMAD IBNU KAUSAR
MAH REZEKI
Fungsi Sphygmomanometer (Tensimeter)

Alat ini biasa yang digunakan untuk mengukur tekanan darah yang
bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan
pada manset. Alat ini biasa disebut juga dengan tensi meter.
Tensimeter pertama kali diperkenalkan oleh dr. Nikolai Korotkov,
seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Sejak
itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar
pengukuran tekanan darah oleh para dokter sampai sekarang
Cara pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter
adalah.

Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke
dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah
lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat
udara.
Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus
diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi
denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat
terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum
penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar
lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum
penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.
Jenis-jenis Sphygmomanometer

• Merccurial
• Aneroid
• Elektronik
• Automatik
Cara Menjaga Sphygmomanometer (tensimeter)

• Jaga agar tidak terjadi kebocoran udara


• Kebersihan tabung skala / pembacaan skala
• Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal
• Laakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali
Cara melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagi
berikut.

• Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level
angka nol (0 mmhg).
• Pompa manset sampai 200mmhg kemudian tutup katup buang
rapat-rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidak
turun lebih dari 2mmhg ( ke 198mmhg). Disini kita melihat apakah
ada bagian yang bocor.
• Laju Penurunan kecepatan dari 200mmhg ke 0 mmhg harus 1 detik,
dengan cara melepas selang dari tabung kontainer air raksa.
• Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1
detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari
sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunan
terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam menilai.
Biasanya tekanan darah sistolic pasien akan terlalu tinggi (tampilan)
bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan diastolik
Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh
keadaan berikut.

• Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama


• Tabu ng kaca kotor (air raksa oksidasi)
• Udara atau debu di air raksa

Anda mungkin juga menyukai