MODUL I TOPOGRAFI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Pendahuluan
Praktikum Geologi dan Tata Lingkungan Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019
Oleh
AZMI NOFAL FARGHANI 10070318060
RABU/D/SHIFT 1
1
Peta topografi mengacu pada ciri-ciri permukaan bumi yang dapat
diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi
tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama totpografi adalah ukuran relief
(berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan
bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut
kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum, dan pola
urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri
permukaan suatu kawasan dalam batas-batas skala.
2
dengan proses fluviatil. Proses fluviatil adalah kejadian-kejadian yang terjadi di
muka bumi, baik secara fisik ataupun kimiawi yang menghasilkan adanya suatu
perubahan relief bumi yang diakibatkan oleh air di permukaan. Kejadian yang
di dominasi adalah air yang mengalir secara terpadu atau terkonsentrasi (sungai)
dan air yang tidak terkonsentrasi (sheet water).
Proses fluvial akan memberikan hasil suatu bentang alam yang memiliki
ciri khas tersendiri sebagai sifat air yang mengalir di permukaan. Bentang alam
yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun proses sedimentasi
yang terjadi akibat media-media air di permukaan. Proses fluviatil dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
1. Proses erosi
Proses erosi adalah suatu proses atau kejadian pengikisan permukaan
tanah yang disebabkan oleh pergerakan air atau angin. Berdasarkan
medianya, penyebab erosi dibagi menjadi empat macam, yaitu erosi oleh
air, angin, gletser, dan salju. Dalam bentang alam ini, agen penyebab erosi
yang paling dominan adalah air. Sungai dapat mengerosi batuan sedimen
yang dilaluinya, memotong lembah, memperdalam dan memperlebar sungai
dengan cara:
a. Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya;
b. Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya;
c. Quarrying, yaitu pendongkelan batu yang dilaluinya;
d. Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulukan
sungai.
Di antara banyaknya erosi, ada sifat-sifat erosi yang sering terjadi di sekitar,
yaitu:
3
2. Proses Sedimentasi
Proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Apabila kemampuan mengangkut
semakin berkurang, maka material yang berukuran besar dan lebih berat
akan terendapkan terlebih dahulu, baru kemudian material yang lebih halus
dan ringan.
Bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan ini
adalah bagian hilir atau bagian slip of slope pada belokan sungai, karena
biasanya pada belokan ini terjadi pengurangan energi yang cukup besar.
Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi
pengangkut, sehingga semakin ke arah hilir, energi semakin kecil, material
yang diendapkan pun semakin halus. Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses erosi dan sedimentasi, adalah sebagai berikut.
a. Kecepatan aliran sungai maksimal ada pada tengah alur sungai, bila
sungai membelok maka kecepatan maksimal ada pada daerah cut off
slope (terjadi erosi) karena gaya sentrifugal. Pengendapan terjadi bila
kecepatan sungai menurun atau bahkan hilang.
b. Gradien atau kemiringan lereng sungai, air yang mengalir dari sungai
yang kemiringan lerengnya curam ke dataran yang lebih rendah maka
kecepatan air berkurang dan tiba-tiba hilang sehingga menyebabkan
pengendapan pada dasar sungai.
c. Bentuk alur sungai, aliran air akan menggerus bagian tepi dan dasar
sunagi. Semakin besar gesekan yang terjadi maka air akan menglair
lebih lambat. Sungai yang dalam, sempit dan permukaan dasarnya
tidak kasar, aliran airnya deras.
d. Discharge, volume air yang keluar dari suatu sungai. Proses erosi
terjadi karena besarnya kecepatan aliran sungai dan discharge.
C. Syarat dan Teori Kontur
Pada topografi menunjukkan bentuk dan ketinggian permukaan melalui
garis-garis ketinggian (garis kontur). Garis kontur pada prinsipnya adalah garis
yang kontinu dan tidak bercabang, dan tidak akan berpotongan dengan garis
4
kontur lain. Denga kata lain, garis kontur adalah perpotongan muka bumi garis
pada suatu ketinggian yang tetap dengan bidang horizontal.
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang
berdekatan, juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan.
Pada suatu peta totpografi, interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik
dengan skala peta. Semakin besar skala peta, semakin banyak informasi yang
tersajikan, namun interval kontur semakin kecil.
Garis kontur pada peta dibuat dengan cara yang tidak sembarangan,
melainkan terdapat peraturan-peraturan atau syarat-syarat dalam pembuatan
garis kontur, adalah sebagai berikut.
1. Garis kontur harus selalu dibuat dengan tertutup atau harus berhenti pada
bagian tepi peta;
2. Setiap garis kontur harus memiliki perbedaan yang jelas. Garis kontur
tertutup yang memperlihatkan depresi harus dibedakan dengan garis
kontur tertutup lainnya yang menunjukkan bukit. Perbedaan garis kontur
ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan garis-garis gigi ke arah
garis kontur depresi.
3. Satu garis kontur mewarisi satu ketinggian yang sama;
4. Nilai dari suatu garis kontur dihitung dari ketinggian muka air laut rata-
rata, nilai sama dengan nol;
5. Garis kontur dengan harga interval setengah digambarkan berupa garis
putut-putus. Dijumpai pada bagian puncak bukit.
D. Garis Kontur dan Sifatnya
Adapun garis kontur mempunyai sifat-sifat, adalah sebagai berikut.
5
6. Garis kontur yang bergigi menunjukkan suatu depresi (daerah yang
rendah), tanda giginya menunjukkan ke arah depresi tersebut;
7. Garis kontur membelok ke arah hulu suatu lembah, tetapi memotong tegak
lurus permukaan sungai;
8. Garis-garis kontur umumnya membulat pada punggung bukit atau gunung
tetapi membentuk lengkung yang tajam pada alur-alur lembah sungai;
9. Nilai garis kontur terbesar yaotu punggung bukit dan nilai terkecil pada
suatu lembah selalu terdapat berpasangan, yang berarti bahwa tidak
terdapat nilau satu kontur yang maksimum atau minimum.
6
geologi, karena para penyelenggara pemerintah belum banyak tahu tentang
pentingnya peta geologi dalam penyusunan rencana, pemantauan, dan evaluasi
pembangunan secara mudah, murah, efektif, dan akurat. Saat ini lembaga
struktural yang paling banyak membutuhkan peta geologi adalah
Bappenas/Bappeda, untuk kepentingan pembangunan nasional dan daerah.
F. Alat dan Prosedur Pembuatan Peta Topografi
Dalam pembuatan peta topografi, diperlukan alat dan prosedur
pembuatannya. Adapun alat dan prosedur pembuatan peta topografi adalah
sebagai berikut.
a. Alat dan bahan
1. Drawing pen 0,1 dan 0,3 mm
2. Penggaris transparan
3. Penghapus
4. Pensil 2B dan HB
5. Kertas kalkir ukuran ukuran A3
6. Kertas milimeter blok ukuran A3
7. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25000
8. Scientific calculator
b. Prosedur
1. Misalkan diketahui titik-titik dengan ketinggian dan jarak tertentu
2. Perhatikan skala peta yang digunakan
3. Tentukan titik-titik yang menunjukkan ketinggian, yang terletak pada
interval titik yang telah diketahui ketinggiannya. Untuk mempermudah
dalam menentukan titik ketinggian, dapat menghubungkan titik-titik
yang telah diketahui dengan cara membuat garis
4. Letka titik-titik ketinggian dapat diukur/dicari dengan menggunakan
rumus:
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑢𝑟
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑢𝑟 = 𝑥 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑟
𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Catatan: jarak datar = jarak pada peta
5. Jarak antar titik pada peta diukur dengan menggunakan penggaris
7
6. Lakukan pekerjaan pada poin 3-5 sehingga titik-titik ketinggian tersebut
memiliki kesesuaian antara satu dengan yang lainnya, serta mewakili
setiap ketinggian pada interval kontur
7. Hubungkan titik-titik tersebut sehingga membentuk suatu kontur peta
8. Hindari membuat garis yang patah-patah, karena dalam membuat peta
totpografi perlu dibuar sehalus mungkin
9. Perhatikan sifat-sifat garis kontur.
8
Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Peran Peta Geologi Dalam Pembangunan Nasional dalam web
bgl.esdm.go.id diunduh tanggal 22 Februari 2019 pukul 01.22 WIB.
Julianti, Delfi. 2017. Modul I Peta Topografi dalam web academia.edu diunduh
tanggal 22 Februari 2019 pukul 01.50 WIB.
Kamaludin, Hardiati. 2017. Syarat Garis Kontur dalam web scribd.com diunduh
tanggal 22 Februari 2019 pukul 00.52 WIB.
Muharam, Gilar Antasya. 2014. Peta Topografi dalam web edoc.site dinduh tanggal
22 Februari 2019 pukul 01.39 WIB.
Noor, Djauhari. 2012. Peta Topografi dalam web academia.edu diunduh tanggal 21
Februari 2019 pukul 11.44 WIB.
Qultsum, Kholilah. 2016. 05-Peta Topografi dalam web academia.edu diunduh
tanggal 21 Februari 2019 pukul 11.26 WIB.
Tim Asisten. 2019. Modul Praktikum Geologi dan Tata Lingkungan. Bandung:
Fakultas Teknik. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas
Islam Bandung.