Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

MODUL I TOPOGRAFI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Pendahuluan
Praktikum Geologi dan Tata Lingkungan Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019

Oleh
AZMI NOFAL FARGHANI 10070318060
RABU/D/SHIFT 1

LABORATORIUM ENERGI DAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019 M / 1440 H
MODUL I
TOPOGRAFI

A. Definisi Peta Topografi


Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian
unsur permukaan bumi uang digambarkan dalam skala dan sistem proyeksi
tertentu. Peta seringkali efektif untuk menunjukkan lokasi dari objek-objek
alamiah, meliputi relief bumi, pola aliran sungai, parit, danau, lembah, tepi laut,
maupun objek hasil aktivitas manusia, seperti lahan tambang, kawasan
pertanian, dan real estate. Sebagaimana dengan foto, peta juga menyajikan
informasi yang barangkali tidak praktis apabila dinyatakan atau digambarkan
dalam susunan kata. Secara umum peta diartikan sebagai gambaran konvesional
dari pola muka bumi yang digambarkan seolah-olah dilihat dari atas pada
bidang datar melalui satu bidang proyeksi dengan dilengkapi tulisan-tulisan
untuk identifikasinya.
Peta mengandung arti komunikasi. Maksudnya merupakan suatu sinyal
atau channel antara pengirim pesan (pembuat peta) dengan penerima pesan
(pembaca peta). Demikian peta digunakan untuk mengirim pesan informasi
tentang realita dari fenomena geografi. Pada dasarnya, peta adalah sebuah data
yang didesain mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses
pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi
untuk menganalisis, memperkirakan, dan menghasilkan gambaran kartografi.
Topografi berasal dari bahasa Yunani, topos berarti tempat atau atas dan
graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat di
permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk
garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.
Gambaran ini, di samping tinggi-rendahnya permukaan dari pandangan datar
(relief), juga meliputi pola saluran, parit, sungai, lembah, danau, rawa, tepi lautt,
dan adakalanya pada beberapa jenis peta, ditunjukkan juga vegetasi dan objek
hasil aktivitas manusia. Pada peta topografi standar, umumnya dicantumkan
juga tanda-tanda yang menunjukkan geografi setempat.

1
Peta topografi mengacu pada ciri-ciri permukaan bumi yang dapat
diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi
tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama totpografi adalah ukuran relief
(berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan
bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut
kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum, dan pola
urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri
permukaan suatu kawasan dalam batas-batas skala.

Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan


kenampakan alam asli dan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang
benar. Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan informasi
spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan di bawah bumi, meliputi batas
administrasi, vegetasi, dan unsur-unsur buatan manusia. Peta topografi
mempunyai garisan lintang dan garisan bujur dan titik pertemuannya
menghasilkan koordinat. Koordinat ialah titik persilangan antara garis lintang
dan garis bujur.

Peta topografi mutlak dipakai, terutama pada perencanaan pengembangan


wilayah, sehubungan dengan pemulihan lokasi atau didalam pekerjaan
konstruksi. Dalam kegiatan geologi, peta topografi dipakai sebagai peta dasar
untuk pemetaan, baik yang bersifat regional maupun detail, di samping foto
udara atau jenis citra yang lain. Peta topografi juga dipelajari sebagai tahap awal
dari kegiatan lapangan untuk membahas tentang kemungkinan proses geologi
muda yang dapat terjadi, misalnya proses erosi, gerak tanah/bahaya longsor,
dan sebagainya. Selain itu, keadaan bentang alam (morfologi) yang dapat
dibaca pada peta topografi sedikit banyak merupakan pencerminan dari keadaan
geologinya, terutama distribusi batuan yang membawahi daerah itu dan struktur
geologinya.

B. Morfologi Peta Topografi


Bentang alam (morfologi) adalah satuan unit geomorfologis berdasarkan
elevasi, orientasi, kelandaian, paparan batuan, jenis tanah dan stratifikasi.
Bentang alam fluvial merupakan satuan geomorfologi yang erat hubungannya

2
dengan proses fluviatil. Proses fluviatil adalah kejadian-kejadian yang terjadi di
muka bumi, baik secara fisik ataupun kimiawi yang menghasilkan adanya suatu
perubahan relief bumi yang diakibatkan oleh air di permukaan. Kejadian yang
di dominasi adalah air yang mengalir secara terpadu atau terkonsentrasi (sungai)
dan air yang tidak terkonsentrasi (sheet water).
Proses fluvial akan memberikan hasil suatu bentang alam yang memiliki
ciri khas tersendiri sebagai sifat air yang mengalir di permukaan. Bentang alam
yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun proses sedimentasi
yang terjadi akibat media-media air di permukaan. Proses fluviatil dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
1. Proses erosi
Proses erosi adalah suatu proses atau kejadian pengikisan permukaan
tanah yang disebabkan oleh pergerakan air atau angin. Berdasarkan
medianya, penyebab erosi dibagi menjadi empat macam, yaitu erosi oleh
air, angin, gletser, dan salju. Dalam bentang alam ini, agen penyebab erosi
yang paling dominan adalah air. Sungai dapat mengerosi batuan sedimen
yang dilaluinya, memotong lembah, memperdalam dan memperlebar sungai
dengan cara:
a. Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya;
b. Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya;
c. Quarrying, yaitu pendongkelan batu yang dilaluinya;
d. Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulukan
sungai.

Di antara banyaknya erosi, ada sifat-sifat erosi yang sering terjadi di sekitar,
yaitu:

a. Intentsitasnya sebanding dengan aliran sungai


b. Semakin banyak becampur dengan material lain maka erosi semakin
efektif
c. Selalu menuju ke base level, yaitu ke arah hulu, lateral (mendatar),
dan vertikal (tegak)

3
2. Proses Sedimentasi
Proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Apabila kemampuan mengangkut
semakin berkurang, maka material yang berukuran besar dan lebih berat
akan terendapkan terlebih dahulu, baru kemudian material yang lebih halus
dan ringan.
Bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan ini
adalah bagian hilir atau bagian slip of slope pada belokan sungai, karena
biasanya pada belokan ini terjadi pengurangan energi yang cukup besar.
Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi
pengangkut, sehingga semakin ke arah hilir, energi semakin kecil, material
yang diendapkan pun semakin halus. Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses erosi dan sedimentasi, adalah sebagai berikut.
a. Kecepatan aliran sungai maksimal ada pada tengah alur sungai, bila
sungai membelok maka kecepatan maksimal ada pada daerah cut off
slope (terjadi erosi) karena gaya sentrifugal. Pengendapan terjadi bila
kecepatan sungai menurun atau bahkan hilang.
b. Gradien atau kemiringan lereng sungai, air yang mengalir dari sungai
yang kemiringan lerengnya curam ke dataran yang lebih rendah maka
kecepatan air berkurang dan tiba-tiba hilang sehingga menyebabkan
pengendapan pada dasar sungai.
c. Bentuk alur sungai, aliran air akan menggerus bagian tepi dan dasar
sunagi. Semakin besar gesekan yang terjadi maka air akan menglair
lebih lambat. Sungai yang dalam, sempit dan permukaan dasarnya
tidak kasar, aliran airnya deras.
d. Discharge, volume air yang keluar dari suatu sungai. Proses erosi
terjadi karena besarnya kecepatan aliran sungai dan discharge.
C. Syarat dan Teori Kontur
Pada topografi menunjukkan bentuk dan ketinggian permukaan melalui
garis-garis ketinggian (garis kontur). Garis kontur pada prinsipnya adalah garis
yang kontinu dan tidak bercabang, dan tidak akan berpotongan dengan garis

4
kontur lain. Denga kata lain, garis kontur adalah perpotongan muka bumi garis
pada suatu ketinggian yang tetap dengan bidang horizontal.
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang
berdekatan, juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan.
Pada suatu peta totpografi, interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik
dengan skala peta. Semakin besar skala peta, semakin banyak informasi yang
tersajikan, namun interval kontur semakin kecil.

Garis kontur pada peta dibuat dengan cara yang tidak sembarangan,
melainkan terdapat peraturan-peraturan atau syarat-syarat dalam pembuatan
garis kontur, adalah sebagai berikut.

1. Garis kontur harus selalu dibuat dengan tertutup atau harus berhenti pada
bagian tepi peta;
2. Setiap garis kontur harus memiliki perbedaan yang jelas. Garis kontur
tertutup yang memperlihatkan depresi harus dibedakan dengan garis
kontur tertutup lainnya yang menunjukkan bukit. Perbedaan garis kontur
ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan garis-garis gigi ke arah
garis kontur depresi.
3. Satu garis kontur mewarisi satu ketinggian yang sama;
4. Nilai dari suatu garis kontur dihitung dari ketinggian muka air laut rata-
rata, nilai sama dengan nol;
5. Garis kontur dengan harga interval setengah digambarkan berupa garis
putut-putus. Dijumpai pada bagian puncak bukit.
D. Garis Kontur dan Sifatnya
Adapun garis kontur mempunyai sifat-sifat, adalah sebagai berikut.

1. Setiap titik pada garis kontur mempunyai ketinggian yang sama;


2. Garis-garis kontur tidak mungkin berpotongan satu dengan yang lain, atau
di luar peta;
3. Setiap garis kontur yang ber-spasi seragam menunjukkan suatu lereng
yang seragam;
4. Garis-garis kontur yang rapat menunjukkan seuatu lereng curam;
5. Garis-garis kontur yang renggang menunjukkan suatu lereng landai;

5
6. Garis kontur yang bergigi menunjukkan suatu depresi (daerah yang
rendah), tanda giginya menunjukkan ke arah depresi tersebut;
7. Garis kontur membelok ke arah hulu suatu lembah, tetapi memotong tegak
lurus permukaan sungai;
8. Garis-garis kontur umumnya membulat pada punggung bukit atau gunung
tetapi membentuk lengkung yang tajam pada alur-alur lembah sungai;
9. Nilai garis kontur terbesar yaotu punggung bukit dan nilai terkecil pada
suatu lembah selalu terdapat berpasangan, yang berarti bahwa tidak
terdapat nilau satu kontur yang maksimum atau minimum.

Pada peta topografi yang standar, di samping titik ketinggian hasil


pengukuran totpografi, dicantumkan tanda-tanda, menunjukkan sifat fisik
permukaan, misalnya garis pantai dan juga objek hasil aktivitas manusia.

E. Fungsi Membaca Peta Topografi dalam Survey Perencanaan Wilayah dan


Kota serta Pembangunan Wilayah
Peta topografi dibuat untuk memberikan informasi tentang keberadaan,
lokasi, dan jarak. Peta topografi juga menampilkan variasi daerah, ketinggian
kontur, dan morfologi daerah, serta masih banyak lagi kegunaan dari peta
topografi ini. Peta geologi, termasuk peta topografi, telah dimanfaatkan oleh
berbagai instansi pemerintah maupun swasta untuk keperluan perencanaan,
pemantauan, hingga evaluasi hasil-hasil pembangunan. Selain itu juga
menyajikan informasi sangat berguna bagi pengelola dan pengambil keputusan
untuk membantu memecahkan permasalahan, menentukan pilihan atau
membuat kebijakan tata ruang melalui metode analisis data peta.
Bencana geologi berupa tanah longsor sebenarnya dapat diantisipasi
Pemerintah Daerah bila memiliki data geologi yang menunjukkan potensi
longsor, dengan menandai titik-titik potensi bahaya geologi dan
menginfromasikan kepada warga masyarakat di kawasan berisiko tinggi. Peta
geologi di Indonesia umumnya baru dimanfaatkan oleh beberapa kementerian
dan lembaga di tingkat pusat dan baru dirintis di tingkat daerah. Kementerian
yang paling banyak memanfaatkan peta geologi adalah Kementerian ESDM,
Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Pekerjaan
Umum (PU). Daerah-daerah pada umumnya belum banyak menggunakan peta

6
geologi, karena para penyelenggara pemerintah belum banyak tahu tentang
pentingnya peta geologi dalam penyusunan rencana, pemantauan, dan evaluasi
pembangunan secara mudah, murah, efektif, dan akurat. Saat ini lembaga
struktural yang paling banyak membutuhkan peta geologi adalah
Bappenas/Bappeda, untuk kepentingan pembangunan nasional dan daerah.
F. Alat dan Prosedur Pembuatan Peta Topografi
Dalam pembuatan peta topografi, diperlukan alat dan prosedur
pembuatannya. Adapun alat dan prosedur pembuatan peta topografi adalah
sebagai berikut.
a. Alat dan bahan
1. Drawing pen 0,1 dan 0,3 mm
2. Penggaris transparan
3. Penghapus
4. Pensil 2B dan HB
5. Kertas kalkir ukuran ukuran A3
6. Kertas milimeter blok ukuran A3
7. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25000
8. Scientific calculator
b. Prosedur
1. Misalkan diketahui titik-titik dengan ketinggian dan jarak tertentu
2. Perhatikan skala peta yang digunakan
3. Tentukan titik-titik yang menunjukkan ketinggian, yang terletak pada
interval titik yang telah diketahui ketinggiannya. Untuk mempermudah
dalam menentukan titik ketinggian, dapat menghubungkan titik-titik
yang telah diketahui dengan cara membuat garis
4. Letka titik-titik ketinggian dapat diukur/dicari dengan menggunakan
rumus:
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑢𝑟
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑢𝑟 = 𝑥 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑟
𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Catatan: jarak datar = jarak pada peta
5. Jarak antar titik pada peta diukur dengan menggunakan penggaris

7
6. Lakukan pekerjaan pada poin 3-5 sehingga titik-titik ketinggian tersebut
memiliki kesesuaian antara satu dengan yang lainnya, serta mewakili
setiap ketinggian pada interval kontur
7. Hubungkan titik-titik tersebut sehingga membentuk suatu kontur peta
8. Hindari membuat garis yang patah-patah, karena dalam membuat peta
totpografi perlu dibuar sehalus mungkin
9. Perhatikan sifat-sifat garis kontur.

8
Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Peran Peta Geologi Dalam Pembangunan Nasional dalam web
bgl.esdm.go.id diunduh tanggal 22 Februari 2019 pukul 01.22 WIB.
Julianti, Delfi. 2017. Modul I Peta Topografi dalam web academia.edu diunduh
tanggal 22 Februari 2019 pukul 01.50 WIB.
Kamaludin, Hardiati. 2017. Syarat Garis Kontur dalam web scribd.com diunduh
tanggal 22 Februari 2019 pukul 00.52 WIB.
Muharam, Gilar Antasya. 2014. Peta Topografi dalam web edoc.site dinduh tanggal
22 Februari 2019 pukul 01.39 WIB.
Noor, Djauhari. 2012. Peta Topografi dalam web academia.edu diunduh tanggal 21
Februari 2019 pukul 11.44 WIB.
Qultsum, Kholilah. 2016. 05-Peta Topografi dalam web academia.edu diunduh
tanggal 21 Februari 2019 pukul 11.26 WIB.
Tim Asisten. 2019. Modul Praktikum Geologi dan Tata Lingkungan. Bandung:
Fakultas Teknik. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas
Islam Bandung.

Anda mungkin juga menyukai