Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional.
Pembangunan nasional merupakan usaha yang dilakukan sebagai langkah untuk
membangun manusia indonesia. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kebijakan yang
akan diambil yang berkaitan dengan pembangunan harus tertuju pada pembangunan
yang merata di seluruh wilayah indonesia dan diselenggarakan untuk kepentingan
masyarakat agar hasil pembangunan tersebut benar-benar dapat dirasakan oleh
masyarakat sehingga pada akhirnya dapat berdampak terhadap perbaikan dan
peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia.
Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah untuk menciptakan kemajuan di
bidang sosial dan ekonomi secara berkesinambungan, tanpa mengabaikan permasaan
hak dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan bagi masyarakat Indonesia secara
keseluruhan. Beberapa komponen penting dari aspek pembangunan antara lain
mencakup, (1) pembangunan ekonomi, menitikberatkan pasa usaha peningkatan
pendapat masyarakat dalam berbagai kegiatan ekonomi potensial, meningkatkan
produktifitas pertanian dan non pertanian, memperbaiki efesiensi dan meingkatkan
pertumbuhan industri dan sektor-sektor pelayanan publik secara meluas, (2)
pembangunan lingkungan, bertujuan untuk memelihara keseimbangan ekologi untuk
menciptakan kondisi alamiah lingkungan yang ramah dan bersahabat, (3)
pembangunan kelembangaan yakni mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan
pembabngunan, memperbaiki tata kerja administratif, desentralisasi dan mobilisasi
sumber daya, penguatan lembaga, (4) pembangunan fisik dan sosial, diantaranya
adalah memperbaiki serta meningkatkan kualitas pendiidkan, serta mengembangkan
keahlian tenaga kerja dan memperbaiki kualitas fasilitas pelayanan dan infrastruktur
(Adisasmita, 2013).
Salah satu aspek penting dalam pembangunan adalah pembangunan di bidang
fisik dan sosial. Hal ini dapat diwujudkan melalui perbaikan fasilitas infrastruktur yang
ada. Dimana, infrastruktur merupakan salah satu roda penggerak pertumbuhan
ekonomi. Infrastruktur seperti halnya sarana jalan keberasaannya merupakan
modernisasi bangsa yang penyediaannya merupakan salah satu aspek penting guna
meningkatkan kelancaran produktivitas sektor produksi dan yang tak kalah pentingnya
infrastruktur jalan ini juga dapat berperan sebagi pendukung dalam menciptakan dan
meningkatkan akses transportasi bagi masyarakat dalam beraktivitas.
Infrastruktur memiliki peranan penting dalam pembangunan yang saat ini
berlangsung. Diperlukan perhatian khusus pada pembangunan, penggunaan ataupun
pemeliharaan dari infrastruktur tersebut, sehingga kondisi infrastruktur selalu
memenuhi standar mutu dan berfungsi dengan baik, yang kemudian akan mendukung
peningkatan perkembangan sosial dan ekonomi suatu negara. Dalam pembangunan
infrastruktur terdapat faktor penting yang sangat berperan, yaitu sumber daya manusia.
Peranan tenaga kerja di sini sangatlah vital dan menentukan atas berhasil atau
tidaknya pembangunan tersebut. Kondisi te
naga kerja konstruksi yang berkualitas dan kompeten diharapkan akan dapat
mewujudkan infrastruktur yang secara konsisten memenuhi keinginan dan kepuasan
pelanggan.
Pembangunan berkelanjutan adalah suatu konsep pembangunan yang dapat
berlangsung secara terus menerus dan konsisten dengan menjaga kualitas hidup
dengan tidak merusak lingkungan dan mempertimbangkan cadangan sumber daya
yang ada untuk kebutuhan masa depan. Penerapan pembangunan berkelanjutan
dalam perencanaan wilayah dan kota dilakukan menerapkan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan seperti pemerataan pembangunan, penghematan energi,
pelestarian ekologi atau lingkungan, pembangunan ekonomi yang menitikberatkan
pada peningkatan performa, dan menyerap peran serta masyarakat dalam proses
pembangunan secara maksimal. Konsep utama pembangunan berkelanjutan yaitu
bagaimana mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mengurangi tingkat
kemiskinan tanpa merusak ekosistem atau mengurangi kualitas lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan harus mampu mencakup isu-isu pendidikan dan
kesehatan,budaya, teknologi tepat guna, dan penyediaan pangan, air bersih dan
perumahan untuk semua lapisan masyarakat. Dengan kata lain, pembangunan
berkelanjutan harus pula didukung pula oleh system infrastruktur berkelanjutan
sebagai wadah aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar dan
mengembangkan potensi daerahnya. Salah satu konsep pembangunan berkelanjutan
yang digunakan oleh negara-negara di dunia untuk mengurangi dampak perubahan
iklim adalah konsep infrastruktur hijau atau green infrastructure. Infrastruktur hijau
adalah sistem jaringan strategis yang direncanakan dan dikelola dari habitatalami,
bekerjasama dengan sistem landsekap dan ruang terbuka lain untuk melestarikan nilai-
nilai dan fungsi ekosistem agar lebih bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia
(Benedict danMcMahon, 2003).
Kecamatan Taneteriattang Barat merupakan salah satu Kecamatan yang ada di
Kabupaten Bone, berbatasan langsung dengan Kota Watampone. Karena dekat
dengan Kawasan kota sehingga di Kecamatan Taneteriattang Barat terus
berkembang. Dapat dilihat dari berbagai usaha perumahan dan ruko yang berkembang
di wilayah tersebut. Kawasan yang pembangunannya belum begitu pesat sehingga di
butuhkan pencegahan, pemanfaatan, pengendalian, dan peningkatan fungsi ruang
agar perkembangan perkotaan bisa tertata dengan baik serta mencapai tujuan dari
perencanaan yaitu pembangunan berkelanjutam dan demi kensejahterakan rakyat.
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Tujuan dari perencanaan perkotaan adalah sebagai berikut :
a. Menjamin keteraturan ruang dan menjauhkan dari benturan
kepentingan.
b. Untuk meningkatkan fungsi ruang di kawasan yang telah
terbangun.
c. Sebagai laporan perencanaan pengembangan di kawasan
perkotaan baru Taneteriattang Barat.
d. Untuk mengetahui Struktur, pola ruang dan Tata guna lahan untuk
keberlanjutan kota untuk generasi yang akan datang.
2. Kegunaan
a. Memberikan gambaran mengenai rencana penelitian
b. Dapat di jadikan sebagai acuan untuk penelitian kedepannya.
c. Dapat menjadi solusi atas isu dan permasalahan dan
mengembangkan potensi yang ada di Kecamatan Taneteriattang
Barat, Kabupaten Bone.
C. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
2. Permen Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Perencanaan kawasan Perkotaan.
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari survey lapangan perencanaan kota yaitu sebagai berikut
1. Wilayah Perencanaan
Ruang lingkup perencanaan adalah di Kecamatan Taneteriattang Barat,
Kabupaten Bone.
2. Substansi Perencanaan
Adapun subtansi dari tugas mata kuliah Perencanaan Kota ini yaitu sebagai
berikut :
1. Merumuskan tujuan dan sasaran dalam perencanaan perkotaan
Kecamatan Taneteriattang Barat Kabupaten Bone.
2. Melakukan kajian kebijakan terhadap dokumen Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) dan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
(Nasional, Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Bone) serta
produk perencanaan pembangunan (RPJP dan RPJM Nasional,
RPJPD dan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan serta RPJPD dan
RPJMD Kabupaten Bone).
3. Melaksanakan pengumpulan data, dengan kegiatan sebagai
berikut :
a) Mengidentifikasi data sekunder kawasan perencanaan
perkotaan.
b) Pemilihan Citra yang akan digunakan dan yang dibutuhkan
harus mencakup seluruh wilayah perencanaan.
c) Identifikasi sektor kegiatan permukiman di Kecamatan
Taneteriattang, Kabupaten Bone.
d) Identifikasi data sosial ekonomi dan budaya
4. Melakukan kajian dan analisis hasil data yang meliput:
a) Analisis Fisik Wilayah (turunannya)
b) Analisis Pemanfaatan SDA dan Lingkungan (turunannya)
c) Analisis Kependudukandan Sosial Budaya (turunannya)
d) Analsisi Ekonomi dan Kegiatan Usaha (turunannya)
e) Analisis Sarana Pelayanan Penunjang (turunannya)
f) Analisis Kelembagaan (turunannya)
g) Analisis SWOT
5. Perumusan Konsep Rencana Pengembangan dan Pencegahan
Pemanfaatan Ruang di Kecamatan Taneteriattang Barat.
6. Perancangan Rencana Struktur dan Pola Ruang.
7. Perancangan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan
Taneteriattang Barat.
E. Metode dan Pendekatan
1. Tahapan Kegiatan
Adapun kegiatan perencanaan kota ini yaitu sebagai berikut :
a. Tahapan Persiapan
Dalam tahapan ini dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
 Persiapan dasar, berupa pengkajian data dan literatur yang
telah ada, yang berkaitan dengan Perencanaan Kota yang
hasilnya dapat berupa asumsi dan hipotesa mengenai
keadaan saat ini maupun keadaan kedepannya.
 Persiapan teknis survei, berupa penyiapan peta-peta dasar,
daftar data dan daftar pertanyaan serta persiapan peralatan
lainnya yang diperlukan dalam menyusun laporan survei.
b. Tahapan Pengmpulan Data
Tahap awal dalam proses penyusunan hasil survey kawasan
perkotaan ini adalah pengumpulan data yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kondisi kawasan yang ada sekarang yaitu
mencakup ciri/karakteristik fisik, lingkungan/ekologi sumber daya
alam, sumber daya buatan, kegiatan sosial ekonomi,
kependudukan dan unsur/komponen yang mempengaruhi
tumbuhnya suatu kawasan perkotaan dan perkembangannya.
Pada tahap pengumpulan data ini dilakukan berdasarkan data dan
informasi saat terakhir.
 Observasi (Survei Lapangan);
 Quesioner;
 Wawancara.
 Data/informasi Kebijaksanaan dan Sasaran Pembangunan
kawasan perkotaan :
 Tujuan, sasaran, strategi pembangunan, tantangan,
kendala, dan peluang pembangunan.
 Rencana-rencana masyarakat/swasta.
 Data/informasi Ekonomi kawasan perkotaan :
 Partisipasi angkatan kerja.
 Struktur pendanaan dan kemampuan pendanaan.
 Data/informasi Sosial kawasan perkotaan :
 Struktur dan kualitas sumberdaya manusia.
 Fungsi, tingkat pelayanan dan jangkauan pelayanan
fasilitas sosial.
 Sarana prasarana sosial yang berkaitan dengan
perkembangan penduduk.
 Data/informasi Kependudukan (Demografi) :
 Jumlah dan sebaran penduduk.
 Struktur, perubahan, mobilisasi/migrasi penduduk.
 Data/informasi Kondisi Fisik Lingkungan :
Topografi, morfologi, hidrologi, geologi tata lingkungan,
klimatologi, vegetasi.
 Data dan Informasi Sumber daya buatan :
 Sarana prasarana transportasi.
 Sarana prasarana pengairan/irigasi.
 Sarana prasarana energi/listrik.
 Sarana prasarana telekomunikasi.
2. Metode Analisis
Adapun metode analisis yang kami gunakan di dalam menyusun laporan survei
perencanaan kota ini yaitu analisis Kualitatif dan analisis Kuantitaf.

F. Output/Keluaran
Adapun output atau keluaran dari survei lapangan perencanaan kota ini
yaitu sebagai berikut :
1. Penjelasan mengenai potensi dan permasalahan perkotaan yang
berada di sekitar Kawasan Kecamatan Taneteriattang Barat
Kabupaten Bone.
2. Penjabaran solusi dalam mencegah dan meningkatkan kawasan
perkotaan di sekitar Kawasan Kecamatan Taneteriattang Barat
Kabupaten Bone.

Anda mungkin juga menyukai