A. PENDAHULUAN
1. Umum
Portal beton adalah suatu sistem yang
terdiri dari bagian-bagian struktur yang
saling berhubungan yang berfungsi
menahan beban sebagai suatu kesatuan
lengkap yang berdiri sendiri dengan atau
tanpa dibantu oleh diafragma-diafragma
horizontal atau sistem-sistem lantai
semuanya terbuat dari struktur beton.
Pada dasarnya sistem struktur
bangunan terdiri 2, yaitu:
Portal terbuka, dimana seluruh momen-
momen dan gaya yang bekerja pada
konstruksi ditahan sepenuhnya oleh
pondasi, sedangkan sloof hanya berfungsi
untuk menahan dinding saja. Pada portal
terbuka kekuatan dan kekakuan portal
dalam menahan beban lateral dan
kestabilannya tergantung pada kekuatan
dari elemen-elemen strukturnya. Portal
tertutup, dimana momen-momen dan
211
gaya yang bekerja pada konstruksi
ditahan terlebih dahulu oleh sloof/beam
kemudian diratakan, baru sebagian kecil
beban dilimpahkan ke pondasi. Sloof /
beam berfungsi sebagai pengikat kolom
yang satu dengan yang lain untuk
mencegah terjadinya Differential
Settlement.
: 0.2.
Berikut adalah dimensi elemen struktur yang
digunakan:
K1 : Kolom 45 x 45 cm
K2 : Kolom 30 x 30 cm
B1 : Balok 40 x 60 cm
B2 : Balok 20 x 45 cm
Plat Lantai : Tebal 12 cm
Plat Atap : Tebal 10 cm
212
Gedung difungsikan sebagai gedung
perkantoran. Setiap balok pada lantai 1, 2
dan 3, difungsikan untuk menahan pelat
lantai dan dinding bata, balok pada atap
hanya menahan pelat atap. Beban yang
bekerja sesuai dengan peraturan
pembebanan yang ada, lokasi gedung
berada di Kota Padang.
Struktur dengan kategori gedung yang
tidak beraturan, maka harus
direncanakan dengan menggunakan
analisis ragam spectrum respons
(Spectral Modal Analysis).
Data beban (Sumber : PPURG tahun
1989 tentang pembebanan pada
gedung perkantoran) :
Beban mati = 100,04 kg/m2
Beban hidup = 250,04 kg/m2
Beban mati tambahan = 150,04
2
kg/m
Beban hidup atap = 100,04 kg/m2
213
Gambar 7.1 Gambar Model Tampak Muka
Lantai 1 Lantai 2
214
Gambar 7.3 Gambar Model 3D
215
Gambar 7.4 Wilayah gempa di Indonesia
B. MODEL ETABS 3D
1. Input Model
a. Menentukan Geometri Struktur
File> New Model……
Atur satuannya menjadi KN-m
216
Gambar 7.7 Grid Only
Klik kanan lalu edit grid data
217
Gambar 7.9 Define Materials
d. Mendefinisikan Penampang
Elemen Struktur
Ubah satuannya menjadi KN-m
Define > frame section
219
Pada kotak dialog, hapus semua profil
pada kotak Type in Property to Find,
supaya object yang tidak diperlukan
tidak masuk pada data input
221
Gambar 7.18 Reinforcement
Kemudian klik ok
Klik Add Rectangular lagi
Pada kotak dialog, pada section
name isikan K2, pilih material yang
tadi sudah dibuat, kemudian isikan
data Dimension sebagai berikut:
T3= 0.30 (tinggi dimensi beton 30 cm)
T2 = 0.30 (lebar dimensi beton 30 cm)
Kemudian klik Concrete Reinforcement
Kemudian klik ok
Membuat profil Balok, klik Add
Rectangular
Pada kotak dialog, pada section name
isikan B1, pilih material yang tadi
sudah dibuat, kemudian isikan data
Dimension sebagai berikut:
T3= 0.5 (tinggi dimensi beton 50 cm)
T2 = 0.25 (lebar dimensi beton 25 cm)
Kemudian klik Concrete Reinforcement
223
Gambar 7.22 Rectangular Section
224
Gambar 7.24 Reinforcement
Kemudian klik ok
klik Add Rectangular lagi
Pada kotak dialog, pada section name
isikan B2, pilih material yang tadi
sudah dibuat, kemudian isikan data
Dimension sebagai berikut:
T3= 0.2 (tinggi dimensi beton 50 cm)
T2 = 0.4 (lebar dimensi beton 40 cm)
Kemudian klik Concrete Reinforcement
225
Gambar 7.25 Rectangular Section
226
Gambar 7.27 Reinforcement
Kemudian klik ok
229
Gambar 7.34 wall/slab/deck section
Kemudian klik ok
231
Gambar 7.39 Define Response Spectrum
Functions
232
Gambar 7.42 Response Spectrum Functions
Klik ok
233
Gambar 7.44 Define > Response Spectrum Cases
234
Gambar 7.46 Response Spectrum Cases Data RSX
Klik ok
235
Gambar 7.47 Define Response Spectrum Cases
236
Kombinasi Pembebanan 1 : 1,4DL
Isikan 1,4 pada kolom Scale Factor untuk
beban mati, pilih Add. Lalu klik OK.
Kombinasi Pembebanan 3
237
Ubah case name menjadi :
Kombinasi Pembebanan 5
Ubah case name menjadi :
238
Gambar 8.46 Kombinasi Pembebanan 5
klik OK.
Kombinasi Pembebanan 6
Ubah case name menjadi :
239
Gambar 8.48 Kombiansi Pembebanan 7
klik OK.
Kombinasi Pembebanan 8
Ubah case name menjadi :
Kombinasi Pembebanan 10
Ubah case name menjadi :
Kombinasi Pembebanan 11
Ubah case name menjadi :
241
Gambar 8.52 Kombinasi Pembebanan 11
Klik OK.
Kombinasi Pembebanan 12
Ubah case name menjadi :
Kombinasi Pembebanan 13
Ubah case name menjadi :
242
Gambar 8.54 Kombinasi Pembebanan 13
Klik OK.
Kombinasi Pembebanan 14
Ubah case name menjadi :
Kombinasi Pembebanan 15
Ubah case name menjadi :
243
Gambar 8.56 Kombinasi Pembebanan 15
klik OK.
Kombinasi Pembebanan 16
Ubah case name menjadi :
244
Gambar 8.58 Kombiansi Pembebanan 17
klik OK.
Kombinasi Pembebanan 18
Ubah case name menjadi :
246
Gambar 7.60 Properties Of Object
Draw
Kemudian pada properties pilih K2
untuk balok jenis 2
mengklik toolbar
Kemudian pilih P2 pada property
249
Gambar 7.72 Assign> joint> restraints
l. Mengaplikasikan Pembebanan
Pada Struktur
Pilih klik seluruh plate lantai 1,2,3,
dan 4, kemudian
Assign >shell/area >loads uniform
250
Gambar 7.76 Uniform Surface Loads
Kemudian klik
Klik seluruh plate lantai atap, dengan
cara : Assign>shell/area loads>
uniform
252
Pada kotak dialog, ubah satuan
kedalam Kgf-m, load case dengan
dead, isikan uniform loadsnya
kemudian ok
m. Menentukan Diafragma
Lantai-Lantai
Ubah tampilan denah dengan (View
> Set Plan View) pilih denah lantai 1.
Blok seluruh bidang lantai 1
253
Gambar 7.84 Menentukan Diaphragms lantai-
lantai
Assign>Shell/Area>Diaphragms
Klik D1 > ok
254
Gambar 7.87 Tampilan Diaphragm Pada Lantai 1
n. Persiapan Analisis
Design> steel frame design>select
design combo
255
Gambar 7.90 Design Load Combination Selection
Kemudian klik toolbar
Assign > Frame/Line > Frame Out
Put Station.
256
Gambar 7.91 Analysis Options
. Lalu akan
muncul window Point Reaction Forces. Ubah
257
Load menjadi COMB3 Combo. Lalu klik OK.
Gaya aksial
Lalu akan
muncul window Member Forces Diagram for
Frames.
258
Gambar 7.95 Wndow Member Forces Diagram for
Frames (Axial)
259
Gambar 7.96 Gaya aksial dengan diagram
260
Gaya momen
Lalu akan
muncul window Member Forces Diagram for
Frames.
261
Gambar 7.99 Gaya momen dengan diagram
262
Pengecekan struktur
Klik Design => Concrete Frame Design =>
Start Design/Check of Structure
264
Gambar 7.104 Choose Table For Display
265
Gambar 7.106 Copy Entire Table pada menu Edit
1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa setelah
pengecekan yang dilakukan terhadap
portal beton 3D dengan Kolom utama 45
266
x 45 cm dan 30 x 30 cm Balok utama 40
x 60 cm dan Balok 20 x 45 cm Plat
Lantai Tebal 12 cmPlat Atap : Tebal 10
cm memiliki warna merah sangat
berbahaya
2.saran
Dari hasil output yang diperoleh
sebaiknya dimensi kolom yang di
rencanakan diperbesar sehingga hasil
analisis yang di peroleh aman.
267