BABI
PENDAHULUAN
besar. Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta .pada tahun
2009, jumlahnya diperkirakan mencapai 99 juta orang setiap tahun. Angka itu
didapat dari total kapasitas tempat duduk angkutan (pada moda angkutan darat, laut,
dan udara) yang masuk ke Jakarta dalam setahun, sesuai bitungan Departemen
Perhubungan, yang mencapai 680.000 orang per hari. Dan data sementara
dengan kunjungan wisman pada tahun 2008 yang sebesar 6.429.027 wisatawan.
Oleh karena itu para pelaku industri pariwisata harus menggarap secara
serius pasar wisatawan domestik ini, caranya dengan mengemas paket-paket wisata
yang menarik. Jakarta memiliki banyak obyek wisata yang bisa dikemas untuk
dijual, mulai dari heritage, kuliner, pusat belanja, sampai kebidupan malam.
pelayanan wisata serta perkembangan dunia usaha maka perlu dibangun sebuah
hotel sebagai sarana pendukung utama. Menurut data BPS Pariwisata DKI Jakarta
tingkat hunian Hotel Berbintang di Jakarta meningkat dari tahun 2009 ke tahun
Venny Mintar Saputra I
1000863300
2010 mencapai 52,55 persen, turun sekitar 2,73 poin dari TPK bulan Desember
2009. Jika dibandingkan dengan bulan Januari 2009, TPK gabungan semua hotel
J cOesembe-t"ot CJaluiT1'10 /
H
•r
I
Gambar I.Rata-Rata Menginap Tamu Asing dan Tamu Indonesia Hotel Berbintang di
DKI Jakarta, Bulan Desember 2009, dan Januari 20I0 (Sumber:
Jika melihat data pada grafik diatas, terdapat kenaikan bagan grafik tingkat
hunian tamu hotel berbintang 4 di Jakarta antara bulan Desember 2009 dan Januari
2010. Hal ini menunjukan bahwa hotel berbintang 4 menjadi pilihan utama para
(Sumber: http://www.bps.go.id/)
Jenis hotel yang dikedepankan dalarn perancangan di kawasan Kota Tua ini
setelah menganalisa letak dan potensi tapak adalah City Hotel. Alasan pemilihan
City Hotel ini karena lokasi tapak yang berada di pusat kota, yaitu di kawasan Kota
Tua yang merupakan eagar budaya Kota Jakarta. Selain itu, letak tapak yang sangat
dekat pusat perbelanjaan juga menjadi pertimbangan dalarn konsep fungsi City
Hotel ini. Pembangunan City Hotel ini juga sebagai bentuk bagian dari revitalisasi
kondisi lingkungan dan bangunan eagar budaya untuk berbagai fungsi yang
Jakarta Nomor 9 Tahun 1999). Hal ini dimaksudkan guna meneegah hilangnya
aset-aset kota yang menandai rangkaian riwayat panjang peljalanan kota beserta
masyarakat di dalanmya.
guna meningkatkan daya tarik pariwisata sejarah dan budaya. Akan tetapi, timbul
permasalahan yaitu unsur sejarah di kawasan saat ini sudah mulai pudar,
agar karakteristik Kotatua tetap terjaga dengan baik. Melalui upaya tersebut,
bangunan dan lingkungan bersejarah di kawasan ini dapat tetap terus terpelihara
dengan fungsi dan kegiatan baru yang tanggap terhadap kebutuhan masa kini.
Sasaran penghuni City Hotel ini yang utama adalah para wisatawan lokal maupun
program Tahun Kunjung Museum. Program ini didukung dengan berbagai kegiatan
antara lain, Museum Fatahillah, Museum Sejarah Jakarta, Museum Seni Rupa,
Maka pembangunan City Hotel di Kawasan Kota Tua Jakarta ini menjadi sarana
residensial bagi pengunjung museum serta para wisatawan yang ingin bemostalgia.
Topik yang diangkat pada perancangan City Hotel ini adalah Gaya
Venny Mintar Saputra I1000863300
tempo dulu) pada era Perang Dunia II. Arsitektur Art Deco juga turut melukiskan
perjalanan sejarah Kota Jakarta yang kaya akan warisan budaya dan arsitektur.
Arsitektur Art Deco juga dianggap memiliki nilai sejarah pembentuk identitas kota
Tema City Hotel Bergaya Art Deco dengan Pendekatan Tropis sangat tepat
diaplikasikan ke dalam hotel di Kotatua ini, mengingat kondisi iklim dan cuaca di
disamping tampil komersil dan atraktif. Melalui topik dan tema ini diharapkan
Maksud/Tujuan yang ingin dicapai dalam desain arsitektural City Hotel di kawasan
menjadi daya tarik wisata yang menyediakan informasi wisata budaya bagi
modem.
Sasaran proyek guna mencapai tujuan antara lain konsep dan desain
tampilan sejarah, pemeliharaan bangunan yang mudah dan tidak boros energi,
Perancangan City Hotel Bergaya Art Deco di Kawasan Kota Tua Jakarta ini
mengenai topik sejarah, serta pembahasan tentang arsitektur Art Deco dan
Metode Pembahasan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini antara lain
situasi lingkungan, bangunan sekitar lokasi tapak yang berada di kawasan Kota
semua hal tersebut mengacu pada pembentukan City Hotel Bergaya Art-Deco
2. Case Study Research yakni survey lapangan serta wawancara dengan pihak
terkait guna memperoleh data primer mengenai topik maupun tema yang
diangkat.
data dari buku-buku, majalah, jurnal, maupun karya tulis tentang dengan
bangunan City Hotel, sejarah arsitektur, kawasan Kota Tua, peta lokasi dan
data sekunder yang erat kaitannya dengan topik dan tema yang diangkat.
L6 Sistematika Pembahasan
Bab I PENDAHULUAN
Tinjauan Umum
Babm PERMASALAHAN
arsitektural.
BabiV ANALISA
Deco.
BabV KONSEPPERENCANAANDANPERANCANGAN
LATAR BELAKANG
- I
Tinjauan Tapak
Tinjauan Umum
I
LANDASAN TEORI
Tinjauan Khusus
Studi Banding
Permasalahan
............................................. 14-·························--
··············
(manusia, lingkungan, bangunan)
.,
I ANALISA
I m
m
c
Q
Lll Analisa Non Fisik Analisa fisik
L l l
... .. ;II;
!
l Skematik Desain
I
.................................................
+ .......................................................
DESAIN GRAFIS