Anda di halaman 1dari 11

Venny Mintar Saputra11000863300

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Potensi wisatawan Nusantara (wisnus) yang berkunjung ke Jakarta sangat

besar. Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta .pada tahun

2009, jumlahnya diperkirakan mencapai 99 juta orang setiap tahun. Angka itu

didapat dari total kapasitas tempat duduk angkutan (pada moda angkutan darat, laut,

dan udara) yang masuk ke Jakarta dalam setahun, sesuai bitungan Departemen

Perhubungan, yang mencapai 680.000 orang per hari. Dan data sementara

kunjungan wisata mancanegara (wisman) ke Indonesia di tahun 2009 sebesar

6.459.665 wisatawan, mengalami peningkatan sebesar 0,4 persen dibandingkan

dengan kunjungan wisman pada tahun 2008 yang sebesar 6.429.027 wisatawan.

Oleh karena itu para pelaku industri pariwisata harus menggarap secara

serius pasar wisatawan domestik ini, caranya dengan mengemas paket-paket wisata

yang menarik. Jakarta memiliki banyak obyek wisata yang bisa dikemas untuk

dijual, mulai dari heritage, kuliner, pusat belanja, sampai kebidupan malam.

Berdasarkan pertimbangan akan kebutuban dari peningkatan arus dan

volume wisatawan, perkembangan sarana dan layanan transportasi, perkembangan

pelayanan wisata serta perkembangan dunia usaha maka perlu dibangun sebuah

hotel sebagai sarana pendukung utama. Menurut data BPS Pariwisata DKI Jakarta

tingkat hunian Hotel Berbintang di Jakarta meningkat dari tahun 2009 ke tahun
Venny Mintar Saputra I
1000863300

lPK(%) Perubah!!!! lElli!!l


ll!Mifim Hotel Janu!l!j 2010 !h!!
Be!bin!Wg
Jj!!!Uari Januari Ji!ru!!!!i2010 !h!!
2009 2010 Ji!ru!!!!i2009 0 2009
(1) (2) (3) ( ) (5) (6)

!lin!l!IJ9.5 42.36 5724 5329 10.93 -3.95

8inlang4 52.64 54.83 46.63 -6.01 -820

8inlang3 61.03 53.57 49.61 -11.42 -3.96

!lin!l!IJ9.2 54.15 6427 63.76 9.61 -0.51

!lin!l!IJ9.1 37.44 43.40 64.79 27.35 21.39

Rafa.Rafa 49.# 5528 52.55 3.11 -2.73

Tabel L Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang di DKI Jakarta


Bulan Januari2009, Desember2009, danJanuari 2010
(Sumber: http://www.bps.go.id/)

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang di Jakarta bulan Januari

2010 mencapai 52,55 persen, turun sekitar 2,73 poin dari TPK bulan Desember

2009. Jika dibandingkan dengan bulan Januari 2009, TPK gabungan semua hotel

berbintang untuk bulan Januari 2010 justru mengalami peningkatan.

J cOesembe-t"ot CJaluiT1'10 /

H
•r
I

91114110 1 Blntang 2 Blldarg 3 Bii1<11!J -1 BllllliiiJ S Gab.,rgar

Gambar I.Rata-Rata Menginap Tamu Asing dan Tamu Indonesia Hotel Berbintang di
DKI Jakarta, Bulan Desember 2009, dan Januari 20I0 (Sumber:
Jika melihat data pada grafik diatas, terdapat kenaikan bagan grafik tingkat

hunian tamu hotel berbintang 4 di Jakarta antara bulan Desember 2009 dan Januari

2010. Hal ini menunjukan bahwa hotel berbintang 4 menjadi pilihan utama para

wisatawan asing maupun lokal untuk menginap maupun berlibur di Jakarta.

(Sumber: http://www.bps.go.id/)

Jenis hotel yang dikedepankan dalarn perancangan di kawasan Kota Tua ini

setelah menganalisa letak dan potensi tapak adalah City Hotel. Alasan pemilihan

City Hotel ini karena lokasi tapak yang berada di pusat kota, yaitu di kawasan Kota

Tua yang merupakan eagar budaya Kota Jakarta. Selain itu, letak tapak yang sangat

dekat pusat perbelanjaan juga menjadi pertimbangan dalarn konsep fungsi City

Hotel ini. Pembangunan City Hotel ini juga sebagai bentuk bagian dari revitalisasi

kawasan Kota Tua

Revitalisasi Kawasan Perkotaan yakni upaya memberdayakan situasi dan

kondisi lingkungan dan bangunan eagar budaya untuk berbagai fungsi yang

mendukung pelestarian lingkungannya. ( Sumber : Perda Daerah Khusus Jbukota

Jakarta Nomor 9 Tahun 1999). Hal ini dimaksudkan guna meneegah hilangnya

aset-aset kota yang menandai rangkaian riwayat panjang peljalanan kota beserta

masyarakat di dalanmya.

Keinginan untuk merevitalisasi kawasan eagar budaya ini dirasa penting

guna meningkatkan daya tarik pariwisata sejarah dan budaya. Akan tetapi, timbul

permasalahan yaitu unsur sejarah di kawasan saat ini sudah mulai pudar,

karakteristik dan keberadaan bangunan-bangunan bersejarah juga mulai hilang serta


Venny Mintar Saputra11000863300

Upaya pelestarian dan penataan kembali kawasan ini sangat dibutuhkan,

agar karakteristik Kotatua tetap terjaga dengan baik. Melalui upaya tersebut,

bangunan dan lingkungan bersejarah di kawasan ini dapat tetap terus terpelihara

dengan fungsi dan kegiatan baru yang tanggap terhadap kebutuhan masa kini.

Sasaran penghuni City Hotel ini yang utama adalah para wisatawan lokal maupun

mancanegara, dan tak menutup kemungkinan bagi para pelaku bisnis.

Pemilihan lokasi tapak di kawasan Kota Tua Jakarta juga dilatarbelakangi

program Tahun Kunjung Museum. Program ini didukung dengan berbagai kegiatan

di museum seluruh Indonesia tersebut, bertujuan untuk memperbesar jumlah

pengunjung museum serta meningkatkan apresiasi dan kepedulian masyarakat

terhadap warisan budaya bangsa. (Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata, 11112010, Jakarta)

Sepanjang tahun 2010, museum-museum di kawasan Kota Tua Jakarta

sudah mengagendakan kegiatan unggulan, selain pameran budaya lokal, upacara

adat, pagelaran kesenian dan diskusi, dan juga workshop.Museum-museum tersebut

antara lain, Museum Fatahillah, Museum Sejarah Jakarta, Museum Seni Rupa,

Museum Wayang, dan Museum Bahari di Syahbandar Pelabuhan Sunda Kelapa.

Maka pembangunan City Hotel di Kawasan Kota Tua Jakarta ini menjadi sarana

residensial bagi pengunjung museum serta para wisatawan yang ingin bemostalgia.

1.2 Latar Belakang Pemilihan Topik dan Tema

Topik yang diangkat pada perancangan City Hotel ini adalah Gaya
Venny Mintar Saputra I1000863300

tempo dulu) pada era Perang Dunia II. Arsitektur Art Deco juga turut melukiskan

perjalanan sejarah Kota Jakarta yang kaya akan warisan budaya dan arsitektur.

Arsitektur Art Deco juga dianggap memiliki nilai sejarah pembentuk identitas kota

di kawasan eagar budaya Kota Tua Jakarta ini.

Tema City Hotel Bergaya Art Deco dengan Pendekatan Tropis sangat tepat

diaplikasikan ke dalam hotel di Kotatua ini, mengingat kondisi iklim dan cuaca di

Jakarta yang tropis. Melalui pendekatan arsitektur tropis diharapkan dapat

menghemat penggunaan energi dan memudahkan pemeliharaan bangunan,

disamping tampil komersil dan atraktif. Melalui topik dan tema ini diharapkan

perancangan hotel dapat menjawab berbagai permasalahan yang ada.

13 Maksud dan Tujuan

Maksud/Tujuan yang ingin dicapai dalam desain arsitektural City Hotel di kawasan

Kota Tua Jakarta Barat ini adalah :

• Menciptakan sarana residensial pendukung kegiatan wisata Kota Tua serta

menjadi daya tarik wisata yang menyediakan informasi wisata budaya bagi

para wisatawan baik lokal maupun interlokal di kawasan Kota Tua.

• Menghadirkan konsep suasana hotel yang mampu mengantar kita

bemostalgia di masa sejarah namun tampil atraktif dengan perpaduan kesan

modem.

• Hadir dengan konsep inovatifbaru yang berbeda dengan hotel-hotellainnya

dengan pemanfaatan potensi lingkungan tapak yang bersejarah.


Vanny Mintar Saputra I
1000863300

• Menampilkan bangunan City Hotel dengan desain Streamline Art Deco.

Konsep desain ini disampaikan secara sederhana, efisien, atraktif dengan

pendekatan arsitektur tropis.

Sasaran proyek guna mencapai tujuan antara lain konsep dan desain

rancangan yang inovatif dan komersil mengundang namun tetap mengedepankan

tampilan sejarah, pemeliharaan bangunan yang mudah dan tidak boros energi,

fasilitas yang memadai, sarana akomodasi yang mudah dan aman.

1.4 Lingkup Pembabasan

Ruang lingkup pembahasan dalam penyusunan Program Perencanaan dan

Perancangan City Hotel Bergaya Art Deco di Kawasan Kota Tua Jakarta ini

meliputi pembahasan mengenai City Hotel, karakteristik City Hotel, tinjauan

mengenai topik sejarah, serta pembahasan tentang arsitektur Art Deco dan

penerapannya, pembahasan tentang arsitektur Tropis dan penerapannya,

pembahasan mengenai lokasi tapak, analisa tapak, potensi maupun permasalahan

lingkungan tapak dikawasan Kota Tua Jakarta.

1.5 Metode Pembabasan

Metode Pembahasan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini antara lain

I. Descriptive and documentatif method yakni dengan mengamati dan merekam

situasi lingkungan, bangunan sekitar lokasi tapak yang berada di kawasan Kota

Tua Jakarta, pola pergerakan manusia di lingkungan tersebut, serta kebutuhan


Venny Mintar Saputra I1000863300

semua hal tersebut mengacu pada pembentukan City Hotel Bergaya Art-Deco

di Kawasan Kota Tua Jakarta.

2. Case Study Research yakni survey lapangan serta wawancara dengan pihak

terkait guna memperoleh data primer mengenai topik maupun tema yang

diangkat.

3. Study literature yakni studi kepustakaan dengan mengumpulkan informasi dan

data dari buku-buku, majalah, jurnal, maupun karya tulis tentang dengan

bangunan City Hotel, sejarah arsitektur, kawasan Kota Tua, peta lokasi dan

berbagai standard program ruang dalam perancangan hotel guna memperoleh

data sekunder yang erat kaitannya dengan topik dan tema yang diangkat.

L6 Sistematika Pembahasan

Dari alur pembahasan maka dapat dibuat sistematika penulisan dalam

penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur City Hotel

Bergaya Art Deco di Kawasan Kota Tua Jakarta, yaitu

Bab I PENDAHULUAN

Menguraikan Latar Belakang Proyek. Tujuan dan Sasaran, Lingkup

Pembahasan, Metode Pembahasan, Sistematika Pembahasan, dan

Kerangka Berpikir dari Landasan Perencanaa dan Perancangan City

Hotel bergaya Art Deco di kawasan Kota Tua Jakarta.


Vanny Mintar Saputra I
1000863300

Babll TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

Tinjauan Umum

Meninjau tentang pengertian bangunan hotel, kondisi Kawasan Kota

Tua Jakarta, ketentuan-ketentuan pemerintah daerah setempat,

tinjauan kondisi tapak, serta batasan maupun potensi tapak.

Tinjauan Khusus Topik

Meninjau tentang teori-teori ataupun perundangan tentang City Hotel

dan melakukan studi banding terhadap objek lain yang setingkat

guna mendukung Perencanaan dan Perancangan Bangunan City

Hotel bergaya Art Deco di kawasan Kota Tua Jakarta.

Landasan Teori dan Studi Banding

Kelengkapan data dan Relevansi Pustaka Pendukung, Perbandingan

antarajenis bangunan setingkat guna pembelajaran.

Babm PERMASALAHAN

Permasalahan yang terjadi ditinjau dari berbagai aspek, seperti aspek

kontekstual, aspek fungsional, aspek kinerja, aspek teknis, dan aspek

arsitektural.

BabiV ANALISA

Menguraikan kajian dari permasalahan yang ada dan relevansi

pendekatan perancangan arsitektural sesuai dengan topik gaya

arsitektur Art Deco yang diuraikan dan diterapkan serta dipadukan

dengan pendekatan khusus topik, di dalam pendekatan perencanaan


- Analisa terhadap kondisi dan potensi lingkungan yang berkaitan

dengan pengolahan lokasi, tapak dan lingkungan sekitar,

orientasi, karakter, sirkulasi, dan tata ruang luar, serta kaitan

lingkungan terhadap penerapan konsep gaya arsitektur Art Deco .

- Analisa terhadap aspek manusia yang berhubungan dengan

pelaku kegiatan dan sistem ruang luar dengan urutan hubungan

kegiatan, kebutuhan ruang, dan program ruang, ditinjau dari

jenis kegiatan dan perilaku manusia.

- Analisa terhadap sistem bangunan yang meliputi jenis massa

bangunan, bentuk bangunan, struktur bangunan, dan utilitas

bangunan yang kemudian dikaitkan dengan pernilihan bahan

dan material yang sesuai dengan konsep gaya Arsitektur Art

Deco.

kemudian berdasarkan analisa tersebut maka diambil kesimpulan,

yang disertai batasan dan potensi guna pendekatan konsep

perencanaan dan perancangan.

BabV KONSEPPERENCANAANDANPERANCANGAN

Membahas konsep perencanaan yang meliputi lokasi dan tapak

terpilih, beserta program ruang, dan utilitas bangunan, serta

mengenai konsep perancangan bangunan yang meliputi konsep

bentuk, konsep desain, dan konsep struktur.


I.7 Kerangka Berpikir

LATAR BELAKANG

Alasan pemilihan City Hotel, alasan pemilihan gaya Art


Deco pada desain hotel, alasan pemilihan lokasi tapak

I MAKSUD DAN TUJUAN

- I
Tinjauan Tapak
Tinjauan Umum

Detinisi, klasifikasi, karakteristik


dan persyaratan dari sebuah hotel.

I
LANDASAN TEORI

Tinjauan Khusus
Studi Banding

Tinjauan tentang Hotel Bintang 4,


topik sejarah, Tema Art Deco, dan Hotel Onmi Batavia, Hotel Grand
Preanger, Hotel Savoy Homann
konsep ramah lingkungan

Permasalahan
............................................. 14-·························--
··············
(manusia, lingkungan, bangunan)

.,
I ANALISA
I m
m
c
Q
Lll Analisa Non Fisik Analisa fisik
L l l
... .. ;II;

Pelaku dan aktivitas, program Analisa lokasi, Pendekatan


ruang (standar dan kapasitas, .......... .......... Besaran ruang, Pendekatan
kebutohan ruang) teknis bangunan, Pendekatan
utulitas bangunan, Pendekatan
fasilitas

I Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

!
l Skematik Desain
I
.................................................
+ .......................................................
DESAIN GRAFIS

Anda mungkin juga menyukai