Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan arsitektur sekarang ini yang bertujun untuk mengurangi

aspek global dan melindungi atau mempertahankan eksistensinya di muka bumi

dengan cara mengurangi kerusakan alam dan lingkungan. Penerpan Arsitektur

hijau didalam perencanaan bangunan dengan memanfaatkan segala aspek

didalam lingkungan alami, sehigga didalam penerapan dapat mengurangi

pengaruh membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

1.2 Tujuan

Untuk mengoptimal pengendalian lingkungan dalam penerapan arsitektur hijau yang

berkelanjutan

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana menciptakan ruang hijau dalam hunian yang memanfaatkan

lingkungan alami yang dapat mempertahankan eksitensinya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arsitektur Hijau

Arsitektur hijau merupakan arsitektur yang berkelanjutan arsitektur yang

berkawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian masyarakat untuk

meminimalisirkan berbagai pengaruh aspek global alami dengan pola/site yang

berkelanjutan (sustainable), pendekatan efisiensi penggunan air pendekatan

efisiensi energy/atmosphere (energy-efficient), Kualitas lingkungan ruang dalam,

material dan sumber daya.

1. Pola/site yang berkelanjutan (sustainable)

Site yang berkelanjutan merupakan pembangunan perencanaan yang dapat

memenuhi kebutuhan manusia seperti menciptakan generasi mendatang

terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan seperti penggunaan

energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Dalam arsitektur hijau

yang berkelanjutan penerapannya meliputi lansekap, interior, dan segi

arsitekturnya menjadi satu kesatuan.

2
2. Efisiensi penggunan air

Air merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam

penerapan arsitektur hijau ketepatan cara penggunaan air dan pengolahan

air. Salah satu penerapannya yaitu memanfaatkan air hujan dan limbah air

yang efisien untuk digunakan dalam arsitektur berkelanjutan.

Efisiensi 1

Pengolahan air hujan untuk efisiensinya yang sering digunakan yaitu dengan

menggunakan lubang resapan biopori ditemukan oleh Ir. Kamir R. Brata, Msc,

seorang Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB). Resapan biopori ini yakni

meningkatkan daya resapan air hujan yang turun dengan memanfaatkan

resapan tanah dan akar tanaman. Lubang resapan biopori ini merupakan

dengan penerpannya melubangi silindris berdiameter 10-30 cm yang dibuat

secara vertikal dimasukan ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 100 cm.

Lubang biopori dibuat tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah.

Kemudian lubang resapan diisi dengan sampah organik untuk memicu

terbentuknya biopori.

3
Efisiensi 2

Pengolahan limbah air Dengan tuntutan penyediaan Akuifer yang merupakan

lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air.

Melalui akuifer inilah air tanah dapat diambil. Penelitian aliran air di akuifer

dan karakterisasi akuifer disebut hidrogeologi. Aquifer ada dalam berbagai

kedalaman. Dalam penerapannya salah satu yaitu dengan merancang untuk

pipa ganda yang mendaur ulang air di toilet disiram dan penggunaan air kotor

dapat mengalir ke proses pengupulan, dimurnikan, dan digunakan kembali.

Sehingga limbah air dapat diminimalkan dengan memanfaatkan perlengkapan

konservasi air seperti ultra-rendah toilet flush dan aliran rendah kepala

pancuran.

3. Efisiensi energy/atmosphere (energy-efficient)

dalam arsitektur berkelanjutan yang sangat penting juga yaitu bagaimana

perencanaan bangunan yang mengurangi mengurangi

konsumsi energi - energi yang terkandung baik diperlukan untuk

mengekstrak, proses, transportasi dan menginstal bahan bangunan dan

energi operasi untuk menyediakan layanan seperti pemanasan dan listrik

untuk peralatan.

a. Memanfaatkan sinar matahari

Pemanfaatan sinar matahari untuk masuk kedalam bangunan dan

mengoptimalkan penggunaan sinar matahari yang masuk.


4
b. Memanfaatkan penghawaan alami

Penghawaan alami sangat diperlukan bagi suatu bangunan beserta para

pengguna bangunan tersebut, karena selain pertimbangan efisiensi, juga

kualitasnya masih jauh lebih baik dibandingkan dengan penghawaan

buatan.

-Pencahayaan

kebutuhan penerangan sangat perlu pada suatu ruang yang kita buat,

terutama untuk pemanfaatan penerangan dari cahaya alami, karena

berhubungan dengan pembukaan.

-Kelembaban

banyaknya uap air pada udara dalam ruangan.

-Luas bukaan

Bukaan pada ruangan yang memungkinkan adanya pergantian udara,

dan masuknya cahaya. Bukaan dapat berupa pintu, jendela, jalusi, lubang

angin atau lostos atau lupangan, dan lubang-lubang lain yang mungkin

ada pada suatu ruangan

c. Memanfaatkan air hujan

4. Kualitas lingkungan ruang dalam

Dalam arsitektur hijau untuk mendekatkan diri dengan lingkungan alam

dengan perencanaan saniter lebih baik, dapur bersih, desain hemat energi,

kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan

bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih.

Menjadikan kesatuan antara arsitektur bangunan rumah dan taman tentu

harus selaras.

5
- Penempatan jendela, pintu dan skylight untuk memasukan cahaya dan

udara. Mengoptimalkan untuk seluruh sisi ruang secara tepat dan

bersilang.

- Optimalisasi void menciptakan sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan

alami yang sangat membantu dalam penghematan energi. Desain void

yang tepat dapat mengurangi ketergantungan penerangan lampu listrik

terutama di pagi hingga sore hari dan pemakaian kipas angin atau

pengondisi udara yang berlebihan.

5. Material dan sumber daya.

 Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan,

penerapnnya seperti penggunaan daur ulang dan menfaatkan material

yang ada.

 Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang

masih bisa digunakan

 Menggunakan material yang masih berlimpah

 Penggunaan teknologi dan material terbarukan

 Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari

 Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global

6
BAB III

PEUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada perkembangan arsitektur hijau berkelanjutan mampunya untuk

meminimalisirkan aspek-aspek global yang seringkali mempengaruhi dalam

lingkugan disekitar kita, penerapan ini dalam 5 hal untuk dapat efisiensi dalam

merancang bangunan yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai