KERATOSIS SEBOROIK
OLEH:
PEMBIMBING:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Kesehatan
Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Mengetahui,
Pembimbing
PENDAHULUAN
yang bersifat kongenital atau akuisita, tanpa tendensi invasif dan metastasis, dapat
berasal dari vaskuler dan non-vaskuler. Tumor jinak sering dikatakan tidak berbahaya
karena tidak sampai berkembang menjadi keganasan namun tumor kulit perlu
dipahami karena selain merusak penampilan juga pada stadium lanjut dapat berakibat
fatal. Tumor kulit dibagi tumor jinak, tumor pra-kanker dan tumor ganas. Tumor jinak
di Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan penelitian, orang kulit putih lebih
banyak menderita tumor kulit. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya
terpapar sinar matahari. Di Indonesia penderita tumor kulit masih dikatakan sedikit
ketimbang ketiga negara tersebut, namun demikian tumor kulit perlu dipahami karena
dapat merusak penampilan dan dapat berkembang ke stadium lanjut yang berakibat
fatal. Beberapa tumor jinak kulit yang sering dijumpai adalah keratosis seboroik,
sebuah lesi atau tumor kulit jinak yang terjadi karena proliferasi keratinosit
epidermis, umumnya terjadi pada orang usia paruh baya atau lanjut usia. Dan
Lesi pada awalnya berbentuk makula datar berwarna coklat dengan batas tegas,
dan tampak seperti menempel pada kulit. Warnanya berkisar antara coklat terang
dengan bagian-bagian berwarna pink, coklat gelap atau hitam, sampai warna putih
seperti yang terlihat pada keratosis stucco. Lokasi keratosis seboroik pada umumnya
terdapat pada wajah dan trunkus meski bisa juga terjadi pada punggung, abdomen,
kulit kepala dan ekstremitas atas. Lokasi yang tidak lazim meliputi konjungtiva,
LAPORAN KASUS
Resume
Penyakit Kulit dan Kelamin dengan keluhan tahi lalat di bawah mata kiri yang
mengganggu penglihatan ketika menoleh ke bawah, keluhan ini sejak ± 2 bulan yang
lalu. Awalnya timbul 2 tahun lalu seperti tahi lalat biasa, berwarna coklat, namun
lama-kelamaan tahi lalat tersebut mulai timbul seperti biji keringat dan perlahan-
lahan membesar sampai 2 bulan yang lalu pasien merasa penglihatan terganggu /
terhalang ketika menoleh ke bawah pada mata kiri. Kadang-kadang pasien merasa
tahi lalatnya gatal. Riwayat keluhan yang sama di dalam keluraga tidak ada. Riwayat
Status Presens
Kesadaran (composmentis/uncomposmentis)
Higien (buruk/sedang/baik)
Status Dermatology
Pemeriksaan Fisis
Diagnosis Banding
1) Keratosis Aktinik
2) Nevus Pigmentosus
3) Melanoma Maligna
Diagnosis
Keratosis Seboroik.
Terapi
- Bedah Listrik
- Bedah Beku
- Bedah Kimia
Prognosis
PEMBAHASAN
Keratosis seboroik merupakan tumor jinak epidermis yang dapat terjadi pada
usia baya dan lanjut usia. Istilah “seboroik” mengacu pada lesi yang keabu-abuan dan
berlokasi pada kulit yang memiliki kelenjar sebasea. Namun, tidak ada hubungan
yang pasti dengan fungsi kelenjar sebasea, seborrhea atau dermatitis seboroik.
Penyebab utama keratosis seboroik masih belum diketahui pasti. Genetik, paparan
sinar matahari dan infeksi merupakan predisposisi yang paling mungkin pada
keratosis seboroik. Keratosis seboroik dimulai dengan lesi papul kemerahan, kuning
atau kecoklatan kemudian tumbuh menjadi lesi verukosa berwana coklat gelap atau
biasanya timbul di dada atau di punggung, bisa juga muncul di kulit kepala, wajah,
leher dan tungkai.5 Hal ini sesuai dengan anamnesis yang telah dilakukan, bahwa
pasien mengeluh ada papul verukosa pada bagian bawah mata kiri berwana coklat
kehitaman sejak usia 14 tahun (± 2 tahun yang lalu). Awalnya timbul seperti tahi
lalat biasa, berwarna coklat, namun lama-kelamaan tahi lalat tersebut mulai timbul
seperti biji keringat dan perlahan-lahan membesar sampai 2 bulan yang lalu pasien
merasa penglihatan terganggu / terhalang ketika menoleh ke bawah pada mata kiri.
Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menjelaskan bahwa lesi awal mula
timbulnya hanya berupa papul kemerahan, kuning atau kecoklatan kemudian tumbuh
yang berusia 15-44 tahun, puncak insiden pada usia antara 45 hingga 65 tahun.
dengan insidensi lebih banyak pada kelompok kawasan asia.1,2 Berdasarkan juga pada
hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou, Manado periode
2009-2011 bahwa insidensi kelompok usia terbanyak 15-44 tahun (46,16%) dan
insiden Keratosis Seboroik hampir sama antara laki-laki dan perempuan yaitu laki-
laki 69 orang (51,49%) dan perempuan 49 orang (45,51%). Namun ada juga
kepustakaan lain yang menyebutkan insiden KS lebih banyak terjadi pada wanita
disbanding laki-laki.1 Hal ini sesuai dengan anamnesis bahwa pasien adalah
perempuan yang berumur 16 tahun dan terkena pertama kali pada umur 14 tahun.
medial palpebral inferior, batas dengan kulit normal jelas, berukuran lentikuler
bentuk reguler. Ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa, lesi
Keratosis seboroik dimulai dengan lesi papul kemerahan, kuning atau kecoklatan
kemudian tumbuh menjadi lesi verukosa berwana coklat gelap atau abu-abu
timbul di dada atau di punggung, bisa juga muncul di kulit kepala, wajah, leher dan
tungkai.4,5
Sampai saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti. Diduga melibatkan
melanosit.3 Namun disebutkan bahwa penyakit ini berhubungan dengan paparan sinar
matahari (sinar UV) secara kronis yang menjadi penyebabnya, karena Keratosis
Seboroik biasanya terdapat pada bagian kulit yang paling sering terpajan sinar
matahari dan sebagian tipe keratosis seboroik dapat terbentuk akibat radiasi sinar
matahari pada kulit.6 Pada pasien ini di curigai faktor penyebab adalah sinar UV
dari pajanan matahari karena dari anamnesis pasien merupakan anak SMP kelas 3
Keratosis Aktinik, Nevus Pigmentosus, Melanoma Maligna dan Karsinoma Sel Basal.
Keratosis aktinik adalah lesi kulit yang superfisial, diskret, eritem dan bersisk.
Dapat juga disebut dengan keratosis matahari atau “sunspot”. Keratosis Aktinik
ditemukan pada daerah yang terpapar matahari seperti kulit kepala, wajah dan lengan
aktinik tertinggi dengan prevalensi 40 – 60% diantara populasi Kaukasia dengan usia
keratinosit epithelial sel yang memproduksi keratin. Dimana keratin berespon pada
datang dengan keluhan perubahan warna kulit, biasa asimptomatik dengan keluhan
gatal, rasa terbakar atau menyengat. Menurut Olsen 1991 KA dibagi menjadi 4 grade
Nevus Pigmentosus dalam bahasa awam dikenal sebagai tahi lalat. Nevus
Pigmentosus adalah tumor jinak yang berasal dari melanosit, yaitu sel dendritik yang
menghasilkan pigmen, secara normal terdapat diantara keratinosit pada lapisan basal
pada beberapa keluarga. Pajanan sinar matahari, penekanan kekebalan tubuh dan
berkembang. NP muncul pada kebanyakan orang Kaukasia dan sedikit pada orang
kulit hitam. NP dapat bersifat kongenital maupun didapat. Lesi nevus dapat berupa
Melanoma merupakan kanker kulit paling ganas dan mudah terjadi metastasis
ke paru, hepar, susunan saraf pusat dan tulang sehingga berakibat fatal. Melanoma
umumnya berasal dari nevus melanositik akibat berbagai faktor risiko dapat berlanjut
sekitar 1/100.000 per tahun di Jerman, 10-26/100.000 per tahun di Amerika dan
30/100.000 per tahun di Australia, dan terjadi peningkatan insidensi sebesar 4-8% per
tahun. Oleh karena prognosis MM sangat jelek, maka diagnosis dini sangat
Gejala klinis MM dapat berupa perubahan bentuk, warna, ukuran atau yang
dirasakan pada tahi lalat yang ada. Untuk lebih mudah mengingat digunakan
Diameter,dan Evolving.12
Gambar 2. Melanoma maligna, tampak lesi Gambar 3. Melanoma maligna, tampak lesi
nevus displastik dengan panah menunjuk ke lesi asimetris dengan batas yang irregular dan tumpang
baru yang belum ada 18 bulan lalu.12 tindih. Warna bervariasi coklat, abu-abu & hitam.12
Karsinoma Sel Basal adalah bentuk paling umum dari kanker kulit non-
melanoma dengan insiden sekitar 124 – 849 / 100.000 orang per tahun, dengan
Diduga penyebab terjadinya KSB adalah paparan dari sunar UV-B. Ada beberapa
faktor risiko tinggi yang memungkinkan seseorang untuk terkena KSB : sedang
kanker sebelumnya, total nevus ditubuh 100 atau sedikitnya 5 nevus displatik, pernah
mendapat terapi psoralen dan UVA sebanyak 250 kali pada psoriasis dan pernah
KSB yang paling umum adalah tipe Nodular 60-80% sering ditemukan di
bagian kepala. Tipe KSB lain : KSB Superfisial, Sklerodermiform (morpheiform atau
Pinkus.14
Gambar 4. Nodular Karsinoma Sel Basal, tampak Gambar 5. Pigmented Karsinoma Sel Basal,
papul seperti mutiara merah muda (pearly pink tampak lesi papul seperti mutiara dan tembus
papule) dengan vascular telangiektasis.13 pandang (translusen).13
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah bedah listrik. Pada Keratosis
seboroik dapat dibiarkan tidak diterapi jika tidak meimbulkan masalah. Jika terjadi
kasus seperti terhalang untuk mencukur, secara kosmetik tidak diinginkan, gatal atau
berdarah berlebihan, atau terganggu saat memakai pakaian pengobatan dapat
dilakukan oleh dokter.5 Terapi bedah listrik pada pasien dilakukan karena alasan
penglihatan pasien terhalang saat menoleh ke bawah. Adapun fungsi dari terapi bedah
konduksi panas dari probe logam yang dipanaskan dengan arus listrik. Sejauh ini
panas dari bedah listrik tidak berpenetrasi jauh ke dalam hingga ke papilla dermis,
Keratosis seboroik.15
terhadap lesi, jika terjadi perubahan misalnya lesi berdarah atau tumbuh lesi baru di
Prognosis baik karena Keratosis Seboroik merupakan tumor jinak. Tetapi jika
squamous) atau melanoma maligna maka dapat berkembang dengan lesi Keratosis
KESIMPULAN
Keratosis seboroik merupakan tumor jinak epidermis yang dapat terjadi pada
Istilah “seboroik” mengacu pada lesi yang keabu-abuan dan berlokasi pada kulit
yang memiliki kelenjar sebasea. Lesi Keratosis seboroik dimulai dengan lesi papul
kemerahan, kuning atau kecoklatan kemudian tumbuh menjadi lesi verukosa berwana
coklat gelap atau abu-abu kehitaman. Keratosis tampak “menempel” pada kulit.
Tempat predileksinya biasanya timbul di dada atau di punggung, bisa juga muncul di
Pada Keratosis seboroik dapat dibiarkan tidak diterapi jika tidak menimbulkan
masalah. Jika terjadi kasus seperti terhalang untuk mencukur, secara kosmetik tidak
diinginkan, gatal atau berdarah berlebihan, atau terganggu saat memakai pakaian
Terapi yang diberikan adalah tindakan bedah, dapat berupa bedah listrik, bedah
Umur : 16 tahun
Pekerjaan : pelajar
Anamnesis
1. Keluhan utama
2. Anamnesis terpimpin
yang lalu. Awalnya timbul seperti tahi lalat biasa, berwarna, namun lama-
kelamaan tahi lalat tersebut mulai timbul seperti biji keringat dan perlahan-
lahan membesar sampai 2 bulan yang lalu pasien merasa penglihatan terganggu
merasa tahi lalatnya gatal. Riwayat keluhan yang sama di dalam keluraga tidak
ada. Riwayat peyakit sebelumnya (-). Riwayat alergi (-). Riwayat pengobatan
(-).
DAFTAR PUSTAKA
1. Agustin Grace, Levinus Pieter, Grace Marlyn. Profil Tumor Jinak Kulit di
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. DR. R. D. Kandou. Manado: Fakultas
Kedokteran Univ. Sam Ratulangi Manado2009 - 2011. h. 2-3.
6. Bedir Recep, Yurdakul Cuneyt, dkk. A case report; Basal Cell Carcionoma
arising within Seborrheic Keratosis. Turkey; 2014. P. 7.
10. Fujita Miyuki, Oiso Naoki, Kawada Akira. Journal of Cosmetics, Dermatology
Sciences & Aplication; Nevus (Pigmented Spindle Cell Nevus) in an 11 Months
Old Japanese Infant. Japan; Kinki University, Osaka; 2012. P. 240.
11. Wardhana Made. Dermoskopi: Cara Non-invasif Diagnostik esi Berpigmen. Bali;
FK Univ. Udayana, Denpasar; 1990. h. 167.
12. National Cancer Institute. What you need to know about; Melanoma and other
Skin Cancer. US Department of Health and Human Service; 2010. P. 12-13, 14-
15.
13. Firnhaber Jonathon. Diagnosis and Treatment of Basal Cell and Squamous Cell
Carsinoma. Greenville; East Carolina University; 2012. P. 161,163.
14. Rezakovic Saida, Zuzul Kristina, Kostovic Kresimir. Journal of Dermatology and
Clinical Research; Basal Cell Carcinoma – review of treatment modalities.
15. Munjai Yash Pal. Textbook of Medicine, volume 1, 9th edition. India; Association
of Physicians India; 2012. P. 553.