LAPORAN MODUL 1
SESAK NAPAS
RIYATNIZAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
SKENARIO 2
KATA KUNCI
KATA SULIT
1. Demam Rheuma
2. Bising Jantung
3. Bunyi akibat getaran yang timbul dalam masa yang lebih lama. Ada 3
bising jantung yang ada pada demam rheumatic: bising pansistol di daerah
apex atau rigurditasi mitral; bising awal diastol di daerah basal ataru
rigusditasi aorta; bising diastol pada apex atau bising caray-coombs yang
timbul akibat adanya dilatasi ventrikel kiri
4. Fibrilasi Atrium
Gelombang yang sangat cepat tidak teratur, frekuensi berkisat antara 400-
700 permenit (bukan gelombang P). Respon ventrikel ( kompleks QRS)
biasanya iregular). Pola pelepasan elektrik yang sangat cepat yang
membuat atrium berkontraksi sangat cepat sehingga menyebabkan
ventrikel berkontraksi lebih cpat dan kurang efisien dari yang normal.
4. Ronchi basah
Bunyi yang terdengan akibat adanya penimbuann cairan pada alveoli paru
5. Digoxin
PERTANYAAN
PEMBAHASAN
1. Keluhan yang dialami oleh pasien erat kaitannya dengan sekret yang
sekret lendir yang dihasilkan oleh organ vagina dan cervix uterus.
Adapun anatomi, fisiologi, dan histologinya adalah sebagai berikut:
ANATOMI JANTUNG
FISIOLOGI JANTUNG :
HISTOLOGI JANTUNG :
Endokardium ini meliputi juga permukaan bagian lain selain atrium dan
ventrikel, yaitu :
- Katup atrioventrikuler
- M. papillaris, yang meliputi tonjolan dari apeks otot jantung
- Korda tendinae, terdiri dari serat-serat kolagen yang menghubungkan m.
papillaris dengan katup jantung sehingga katup-katup ini tidak terdorong
ke atrium pada saat ventrikel berkontraksi, hal ini untuk mencegah darah
mengalir kembali ke atrium.
Miokardium : Miokardium merupakan bagian paling tebal dari
dinding jantung yang terdiri dari lapisan otot jantung. Atrium tipis dan
ventrikel tebal. Ventrikel kanan << ventrikel kiri. Terdapat diskus
interkalaris (glanz streinfen) : Fascia adheren dan Gap junction.
S1 lebih keras:
SI adalah bunyi yang ditimbulkan oleh penutupan katup mitral dan
trikuspidal. Pada stenosis mitral, SI lebih keras. Ini disebabkan karena
adanya perkapuran atau plaq yang ada di katup mitral yang
mengakibatkan katup menjadi kaku. Akibatnya, pada waktu darah yang
ada di ventrikel kiri ingin menutup katup mitral, butuh tekanan yang
lebih tinggi. Hal inilah yang menyebabkan S1 lebih keras.
S2 tunggal:
S2 tunggal berarti bahwa bunyi pada penutupan katup arteri
pulmonalis tidak ada. Ini disebabkan karena pada stenosis mitral terjadi
penumpukan darah di atrium kiri yang berakibat pada penumpukan pula
di paru-paru. Karena di paru-paru darah menumpuk, akan berakibat
darah yang ada di arteri pulmonalis tidak bisa masuk dan akhirnya juga
menumpuk. Akibatnya, karena ada penumpukan darah di ateri
pulmonalis, pada waktu katup pulmonalis menutup tidak ada bunyi yang
ditimbulkan.
Opening snap:
Opening snap merupakan ciri khas dari stenosis mitral. Yang
dimaksud dengan opening snap yaitu adanya bunyi jantung pada waktu
katup membuka sementara pada jantung normal tidak ada bunyi yang
ditimbulkan akibat katup membuka. Hal ini terjadi karena pada stenosis
mitral ada perkapuran atau plaq yang menyebabkan katup menjadi kaku.
Akibatnya, agar darah dapat turun ke ventrikel kiri butuh tekanan yang
lebih besar dari normalnya agar katup tersebut dapat membuka. Ketika
tekanan ditinggikan untuk membuka katup, terjadi bunyi. Bunyi inilah
yang dinamakan opening snap
8. Langkah diagnosis
A. Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis :
Kesadaran bernafas atau menarik nafas panjang lebih banyak di
sebabkan oleh faktor psikogenik, namun dapat juga berkaitan dengan
dengan kelainan jantung.
B. Pemeriksaan fisik
pemeriksaan jantung
- Inspeksi dinding dada depan
- Palpasi prekordium
- auskultasi
pemeriksaan dada
- inspeksi dinding dada belakang
- palpasi
- auskultasi
- perkusi
pemeriksaan abdomen
- perkusi
- auskultasi
- pemerisaan tungkai
denyut
edema
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Thorax
Untuk mengetahui ukuran jantung serta keadaanparenkim paru
2. Elektrokardiografi
gelombang Q patologis di sandapan V1-V4
3. Pemeriksaan darah
Yang termasuk pada pemeriksaan ini adalahpemeriksaan kreatinin,
SGOT, SGPT atau bilirubin,gas darah arterial, LED, protein,
elektrolit.
4. Katerisasi
apakah diperlukan revaskularisasi perkutan atau pembedahan
5. Saturasi O2
jumlah oksigen yang berikatan dengan Hb yangdinyatakan dengan
persen (%). nilai normal saturasi oksigen adalah : 95%.
Gejala klinis
Gambaran klinis stenosis mitral ditemukan oleh tekanan atrium
kiri, curah jantung, dan reistensi vaskuler paru. Dengan peningkatan
tekanan atrium kiri. Komplians paru berkurang sehingga pasien
menjadi lebih sesak. Awalnya sesak napas hanya terjadi bila denyut
jantung meningkat, contohnya selama latihan, stres, dan demam. Bila
derajat keparahan lesi meningkat pasien menjadi ortopnu. Sebelum
onset dispnu paroksismal, batuk nokturnal mungkin merupakan satu-
satunya gejala peningkatan tekanan atrium kiri. Saat ini, hemoptisis
jarang ditemukan. Palpitasi karena fibrilasi atrium menjadi lebih
sering terjadi penambahan usia ; 80% pasien yang berusia di atas 50
tahun memiliki komplikasi ini.
Tekanan arteri pulmonalis meningkat paralel dengan
peningkatan tekanan atrium kiri, pada sebagian besar pasien menjadi
lebih tinggi 10-12 mmHg dari tekanan atrium kiri. Pada beberapa
pasien, terutama pasien dengan stenosis mitral berat, tekanan arteri
pulmonalis meningkat secara tidak proporsional, yang disebut sebagai
hipertensi paru reaktif. Gejala jantung kanan mungkin lebih
mendominasi pada pasien ini.
Tanda
Tanda fisik terpenting ysng seringkali diabaikan pada stenosis
mitral adalah aksentuasi S1. Tegangan mendadak pada daun katup
mitral karena aparatus subvalvular daun katup mitral dan penghentian
mendadak pergerakan kebawah katup mitral menyebabkan opening
snap nada tinggi pada awal diastol, 40-120 mdet setelah S2. Jika katup
masih mobile, interval antara S2 dan opening snap bervariasi terbalik
dengan atrium kiri rerata. Murmur rumbling diastolik nada rendah
klasik sering terlokalisasi di apeks atau aksila ; durasinya pendek bila
lesi katup ringan. Durasi dan ukan kerasnya murmur, berkaitan denga
derajat keparaha lesi. Fasies mitral biasanya merupakan tanda stenosis
mitral lama yang berkaitan dengan hipertensi paru. Gambaran fisik
lain termasuk tanda edema paru (ronkhi basal paru), bersama dengan
retensi cairan, kongesti hepar, dan regurgitasi trikuspid.
Patogenesis
Stenosis mitral merupakan konsekuensi lanjutan tersering
setelah karditis reuma. Periode laten selama 20 tahun antara infeksi
akut dan disfungsi katup simptomatik tidak jarang terjadi dengan
pasien datang pada dekade keempat atau kelima. Pada pasien dari
Timur jauh dan Amerika Selatan, penyakit katup berat dapat terjadi
pada wal usia duapuluhan.
Patologis stenosis mitral antara lain fusi komisura, skar fibrosa,
dan obliterasi arsitektur katup yang normalnya berlapis sebagai akibat
dari penyembuhan valvulitis dan fibrosa superimposed. Jembatan
fibrosa progresif melalui komisura katup dapat menghasilkan
deformitas mulut ikan yang kaku sehingga menyebabkan orifisium
kaku, yang mengalami stenosis dan regurgitasi. Daun katup menjadi
terkalsifikasi dan korda tendineae menebal, mengalami fusi, serta
memendek.
Langkah diagnosis
- elektrokardiografi
Gambaran stenosis mitral pada EKG tidak spesifik; jika pasien memiliki
irama sinus, gelombang P bifasik yang lebar didapatkan pada 90% pasien
dengan stenosismitral. Morfologi gelombang P berkaitan dengan dilatasi
atrium kiri dan bukannya hipertrofi.
- rontgen dada (menunjukkan pembesaran atrium)
Pada stenosis mitral murni, ukuran jantung pada radiografi toraks normal
kecuali hipertensi paru yang lama telah menyebabkan dilatasi ruang sisi
kanan. Atrium kiri membesar secara selektif, menyebabkan dilatasi pada
bronkus utama kiri. Pada manula, kalsifikasi katup mitral (terlihat pada
posisi lateral) harus dibedakan dari kalsifikasi annulus mitral. Bila tekanan
atrium kiri meningkat, terdapat distensi vena pulmonalis diikuti oleh
diversi darah lobus atas dan tanda radiografi edema interstisial dan
alveolar.
Tatalaksana
Obat-obat seperti beta-blocker, digoxin dan verapamil dapat
memperlambat denyut jantung dan membantu mengendalikan fibrilasi
atrium. Jika terjadi gagal jantung, digoxin juga akan memperkuat denyut
jantung. Diuretik dapat mengurangi tekanan darah dalam paru-paru
dengan cara mengurangi volume sirkulasi darah. Jika terapi obat tidak
dapat mengurangi gejala secara memuaskan, mungkin perlu dilakukan
perbaikan atau penggantian katup. Pada prosedur valvuloplasti balon,
lubang katup diregangkan. Kateter yang pada ujungnya terpasang balon,
dimasukkan melalui vena menuju ke jantung. Ketika berada di dalam
katup, balon digelembungkan dan akan memisahkan daun katup yang
menyatu.
Pencegahan
Etiologi
Gambaran Klinis
Patofisiologi
Penatalaksanaan
D. REGURGITASI AORTA
Etiologi
Regurgitasi darah dari aorta ke ventrikel kiri dapat terjadi dalam 2
macam kelainan artifisial yaitu :
- Penyakit kolagen
- Aortitis sifilitika
- Diseksi aorta
- Endokarditis bakterialis
- Ruptur traumatik
Genetik
- Sindrom marfan
- Mukopolisakaridosis
Patofisiologis
Gejala Klinis
Nadi artifici’s
Nadi quincke’s
Tanda hill’s
Tanda taraube’s
Tanda duroziez’s
Tanda de musset
- Tanda muller’s
- Tanda rosenbach
- Tanda gerhardt’s
- Tanda landolfi’s
KESIMPULAN
Gejala SM RM SA RA
Wanita, 55 tahun + + + +
Bagaimana menggunakan obat-obat secara rasional prof. Peter kabo phD, MD.
Gray H. dkk. 2003. Lecture Notes Kardiolog edisi keempat halaman 22.. EMS :
Jakarta
William Sanjaya, dkk. Balon Mitral Valvotomi (BMV) pada Kehamilan. Bagian
Kardiologi, dan Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia/ Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
http://www.kalbe.co.id
W.Sudoyo Ary dkk. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III halaman 1578-
1579. Edisi IV.cetakan kedua. 2007
www.medicastore.com