Penyakit Limfoma Hodgkin
Penyakit Limfoma Hodgkin
Pathogenesis
Penyakit Hodgkin adalah suatu limfoma maligna dengan adanya sel-sel reed
Stenberg. Tampaknya sel RS yang khas terebut dan sel-sel mononuclear abnormal
yang terkait bersifat neoplastic sedangkan sel-sel inflamasi yang menyertai bersifat
reaktif. Studi penataan ulang gen immunoglobulin menunjukkan bahwa sel RS
berasal dari jalur imfoid B dan sel tersebut sering kali berasal dari sel B dengan gen
immunoglobulin “lumpuh” yang disebabkan oleh lokasi didapat yang mencegah
terjadinya sintesis immunoglobulin lengkap. Genom virus Epstein Bar telah
terdeteksi pada 50% atau lebih kasus pada jaroinga Hodkin, tetapi peranannya daam
pathogenesis belum jelas.
Gambaran klinis
Penyakit ini dapat terjadi pada berbagai usia tetapi jarang pada anak-anak, dan
insidensi puncaknya adalah pada decade 3 dan pada orang tua. Di negara maju, rasio
kasus dewasa muda terhadap anak dan rasio penyakit sclerosis nodular terhadap jenis
lain meningkat. Terdapat dominasi pria sebesar hampir 2 : 1. Gejala-gejala di bawah
ini sering ditemukan.
Kriteria klasifikasi stadium klinis, memakai patokan yang ditentukan Ann Arbor
tahun 1971 sebagai berikut :
Keterangan :
A : tanpa simtom B
X : terdapat massa besar (bulky disease), yaitu di atas bidang T5-6 massa
supradiafragma melebihi 1/3 diameter toraks atau diameter massa melebihi 10
cm.
Penatalaksanaan
1. Radioterapi
Penderita penyakit Hodgkin stadium 1 dan 2a dapat disembuhkan hanya
dengan pemberian radio terapi. Dosis sebesar 4000 rad (40 gy) mampu
menghancurkan jaringan Hodgkin kelenjar getah bening pada sekitar 80%
pasien tersebut. Radioterapi juga berperan dalam pengbatan massa tumor
besar misalnya tumor mediastinum pada penyakit sclerosis nodular atau
deposit rangka, kelenjar getah bening atau jaringan yang nyeri.
2. Kemoterapi
Kemoterapi siklik digunakan untuk penyakit stadium 3 dan 4 dan juga
untuk pasien-pasien yang mempunyai penyakit dengan massa besar, gejal-
gejal tipe b atau telah mngalami relaps setelah radioterapi awal.
Kombinasi Adriamycin, Bleomycin, vinblastine, dan dakarbzin sekarang
ini paling banyak digunakan.
Kasus relaps
Pasien diobati dengan kemoterapi kombinasi alternative terhadap regimen
awal dan jikka perlu dengan radioterapi di tempat dengan massa yang
besar.
Prognosis
Harapan hidup 5 tahun rata-rata berkisar dari 50% sampai lebih dari 90%
tergantung pada usia, stadium, dan histologi.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang sering ditemukan pada penderita limfoma pada umumnya non-spesifik,
diantaranya:
• Penurunan berat badan >10% dalam 6 bulan
• Demam 38oC >1 minggu tanpa sebab yang jelas
• Keringat malam banyak
• Cepat lelah
• Penurunan nafsu makan
• Pembesaran kelenjar getah bening yang terlibat
Dapat pula ditemukan adanya benjolan yang tidak nyeri di leher, ketiak atau
pangkal paha (terutama bila berukuran di atas 2 cm); atau sesak napas akibat
pembesaran kelenjar getah bening mediastinum maupun splenomegali. Tiga gejala
pertama harus diwaspadai karena terkait dengan prognosis yang kurang baik, begitu
pula bila terdapatnya Bulky Disease (KGB berukuran > 6-10 cm atau mediastinum
>33% rongga toraks). Menurut Lymphoma International Prognostic Index, temuan
klinis yang mempengaruhi prognosis penderita LNH adalah usia >60 tahun,
keterlibatan kedua sisi diafragma atau organ ekstra nodal (Ann Arbor III/IV) dan
multifokalitas (>4 lokasi).
PROSEDUR DIAGNOSTIK
Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis Umum:
• Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) atau organ
• Malaise umum
• Berat badan menurun 10% dalam waktu 3 bulan
• Demam tinggi 38°C selama 1 minggu tanpa sebab
• Keringat malam
• Keluhan anemia (lemas, pusing, jantung berdebar)
• Penggunaan obat-obatan tertentu Khusus: Penyakit autoimun (SLE,
Sjorgen,Rheuma) Kelainan Darah
• Penyakit Infeksi (Toxoplasma, Mononukleosis, Tuberkulosis, Lues, dsb)
2. Pemeriksaan Fisik
• Pembesaran KGB
• Kelainan/pembesaran organ
• Performance status: ECOG atau WHO/karnofsky
3. Pemeriksaan Diagnostik
A. Biopsi:
1. Biopsi KGB dilakukan cukup pada 1 kelenjar yang paling representatif,
superfisial, dan perifer. Jika terdapat kelenjar superfisial/perifer yang paling
representatif, maka tidak perlu biopsi intraabdominal atau intratorakal.
Spesimen kelenjar diperiksa:
a. Rutin: Histopatologi (sesuai kriteria REAL-WHO)
b. Khusus : Imunohistokimia
2. Diagnosis harus ditegakkan berdasarkan histopatologi dan tidak cukup hanya
dengan sitologi. Pada kondisi tertentu dimana KGB sulit dibiopsi, maka
kombinasi core biopsy FNAB bersama-sama dengan teknik lain (IHK,
Flowcytometri dan lain-lain) mungkin mencukupi untuk diagnosis
3. Tidak diperlukan penentuan stadium dengan laparotomi
B. Laboratorium:
1. Rutin Hematologi:
• Darah Perifer Lengkap (DPL) : Hb, Ht, leukosit, trombosit, LED, hitung jenis
• Gambaran Darah Tepi (GDT) : morfologi sel darah
Analisis urin : urin lengkap
2. Kimia klinik:
• SGOT, SGPT, Bilirubin (total/direk/indirek), LDH, protein total, albumin-
globulin
• Alkali fosfatase, asam urat, ureum, kreatinin
• Gula Darah Sewaktu
• Elektrolit: Na, K, Cl, Ca, P
• HIV, TBC, Hepatitis C (anti HCV, HBsAg)
3. Khusus
• Gamma GT
• Serum Protein Elektroforesis (SPE)
• Imunoelektroforesa (IEP)
• Tes Coomb
• B2 mikroglobulin
C. Aspirasi Sumsum Tulang (BMP) dan biopsi sumsum tulang dari 2 sisi spina illiaca
dengan hasil spesimen 1-2 cm
D. Radiologi
Untuk pemeriksaan rutin/standard dilakukan pemeriksaan CT Scan
thorak/abdomen. Bila hal ini tidak memungkinkan, evaluasi sekurang-kurangnya
dapat dilakukan dengan : Toraks foto PA dan Lateral dan USG seluruh abdomen.
E. Konsultasi THT
Bila Cincin Waldeyer terkena dilakukan laringoskopi.
F. Cairan tubuh lain (Cairan pleura, cairan asites, cairan liquor serebrospinal) Jika
dilakukan pungsi/aspirasi diperiksa sitologi dengan cara cytospin, disamping
pemeriksaan rutin lainnya.
G. Imunofenotyping
Minimal dilakukan pemeriksaan imunohitstokimia (IHK) untuk CD 20 dan akan
lebih ideal bila ditambahkan dengan pemeriksaan CD45, CD3 dan CD56 dengan
format pelaporan sesuai dengan kriteria WHO (kuantitatif).
H. Konsultasi jantung
Menggunakan echogardiogram untuk melihat fungsi jantung
Keterangan :
A : Tanpa gejala konstitusional
B : Dengan gejala konstitusional
E : Keterlibatan ekstranodal
TATALAKSANA
Pilihan terapi bergantung pada beberapa hal, antara lain: tipe
limfoma (jenis histologi), stadium, sifat tumor (indolen/progresif),
usia, dan keadaan umum pasien.