Anda di halaman 1dari 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pneumonia
a. Definisi
Pneumonia adalah peradangan dari parenkim paru dimana asinus terisi
dengan cairan radang dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke
dalam dinding dinding alveoli dan rongga interstisium yang ditandai dengan
batuk disertai nafas cepat dan atau nafas sesak pada anak usia balita (Ridha,
2014; Pudiastuti, 2011). Menurut WHO (2014), pneumonia adalah bentuk
infeksi pernapasan akut yang mempengaruhi paru-paru, dimana alveoli
paruparu terisi dengan cairan sehingga membuat asupan oksigen terbatas
untuk bernafas.
b. Etiologi
Berdasarkan studi mikrobiologik penyebab utama pneumonia anak balita
adalah streptococcus pneumoniae/ pneumococcus (30-50%) dan
hemophilus influenzae type b/ Hib (10-30%), diikuti staphylococcus aureus
dan klebsiela pneumoniae pada kasus berat. Bakteri lain seperti mycoplasma
pneumonia, chlamydia spp, pseudomonas spp, escherichia coli. Pneumonia
pada neonatus banyak disebabkan bakteri gram negatif seperti klebsiella
spp dan bakteri gram positif seperti S. Pneumoniae, S. Aureus. Penyebab
pneumonia karena virus disebabkan respiratory syncytial virus (RSV), diikuti
virus influenza A dan B, parainfluenza, human metapneumovirus dan
adenovirus. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh bahan-bahan lain misal
bahan kimia (aspirasi makan/susu atau keracunan hidrokarbon pada minyak
tanah atau bensin) (Said, 2010).
c. Patofisiologi
Umumnya mikroorganisme bakteri, jamur, fungi, aspirasi penyebab
pneumonia masuk melalui saluran pernapasan bagian atas, masuk
bronkiolus dan alveoli. Mikroorganisme dapat meluas dari alveoli ke alveoli
diseluruh segmen atau lobus. Timbulnya hepatisasi merah akibat
perembesan eritrosit dan beberapa leukosit dari kapiler paru. Alveoli
menjadi penuh dengan cairam edema yang berisi eritrosit dan fibrin serta
relatif sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi melebar dan
penurunan jaringan efektif paru. Paru menjadi terisi udara, kenyal, dan
berwarna merah, stadium ini dinamakan hepatisasi merah. Pada tingkat
lanjut, aliran darah menurun, alveoli penuh dengan leukosit dan relatif
sedikit eritrosit dan terjadi fagositosis dengan cepat oleh leukosit dan saat
resolusi berlangsung, makrofag masuk ke dalam alveoli. Paru masuk dalam
tahap hepatisasai abu-abu dan tampak berwarna abu-abu kekuningan.
Secara perlahan-lahan sel darah merah mati, dan eksudat-fibrin dibuang dari
alveoli. Stadium ini disebut stadium resolusi. (Muttaqin, 2008)
d. Tanda gejala
Gejala yang sering terlihat pada anak yang menderita pneumonia adalah
demam, batuk, kesulitan bernafas, terlihat adanya retraksi interkostal, nyeri
dada, penurunan bunyi nafas, pernafasan cuping hidung, sianosis, batuk
kering kemudian berlanjut ke batuk produktif dengan adanya ronkhi basah,
frekuensi nafas > 50 kali per menit (Marni, 2014). Pada pemeriksaan
kardiovaskuler akan didapatkan gejala takikardi dan pada pemeriksaan
neurologis terdapat nyeri kepala, gelisah, susah tidur.
e. Jenis pneumonia/ klasifikasi pneumonia
Menurut Hidayat (2008), pneumonia dibagi antara lain :
1. Pneumonia lobaris yaitu peradangan yang terjadi pada seluruh atau
satu bagian besar dari lobus paru.
2. Pneumonia interstisial yaitu perdangan yang terjadi di dalam dinding
alveolar dan jaringan peribronkhial dan interlobaris.
3. Bronkhopneumonia yaitu peradangan yang terjadi pada ujung akhir
bronkhiolus yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen dapat
membentuk bercak konsolidasi dalam lobus.
Menurut Depkes RI (2008), klasifikasi pneumonia berdasarkan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai berikut :
1. Pneumonia Berat dengan tanda gejala : terdapat tanda bahaya
umum, atau terdapat tarikan dinding dada ke dalam, atau terdengan
bunyi sridor.
2. Pneumonia dengan tanda gejala : nafas cepat dengan batasan (anak
usia 2 bulan - < 12 bulan, frekuensi nafas 50 kali/menit atau lebih
dan anak usia 1 tahun - < 5 tahun frekuensi nafas 40 kali/menit atau
lebih).
3. Batuk bukan Pneumonia apabila tidak ada tanda yang mengarah ke
pneumonia, atau pneumonia berat.
f. Pencegahan
Pencegahan pneumonia selain menghindarkan atau mengurangi faktor
resiko, dapat juga dengan pendekatan di komunitas dengan meningkatkan
pendidikan kesehatan, perbaikan gizi, pelatihan petugas kesehatan dalam
diagnosis dan penatalaksanaan yang benar dan efektif. Upaya pencegahan
merupakan komponen strategis pemberantasan pneumonia pada anak
terdiri dari pencegahan melalui imunisasi dan nonimunisasi.
Imunisasi terhadap patogen yang bertanggung jawab terhadap
pneumonia merupakan strategi pencegahan spesifik (Kartasasmita, 2010).
Dari beberapa studi vaksin (vaccine probe) diperkirakan vaksin
pneumokokus konjungasi dapat mencegah penyakit dan kematian kasus
pneumonia pneumokokus 20-35% dan vaksin Hib mencegah penyakit dan
kematian kasus pneumonia Hib 15-30%. Sekarang ini di negara berkembang
direkomendasikan vaksin Hib untuk diintegrasikan ke dalam program
imunisasi rutin dan vaksin pneumokokus konjugasi direkomendasikan
sebagai vaksin yang dianjurkan (Said, 2010).
Pemberian zink dapat mencegah terjadinya pneumonia pada anak,
meskipun apabila digunakan untuk terapi zink kurang bermanfaat.
Pemberian zink 20 mg/hari pada anak pneumonia efektif terhadap
pemulihan demam, sesak nafas dan laju pernafasan (Marni, 2014).
Pencegahan non imunisasi sebagai upaya pencegahan nonspesifik
merupakan komponen yang masih sangat strategis. Banyak kegiatan yang
dapat dilakukan misalnya pendidikan kesehatan kepada berbagai komponen
masyarakat, terutama pada ibu anak balita tentang besarnya masalah
pneumonia dan pengaruhnya terhadap kematian anak, perilaku preventif
sederhana misalnya kebiasaan mencuci tangan dan hidup bersih, perbaikan
gizi dengan pola maka nan sehat; penurunan faktor risiko lain seperti
mencegah berat badan lahir rendah, menerapkan ASI eksklusif, mencegah
polusi udara dalam ruang yang berasal dari bahan bakar rumah tangga dan
perokok pasif di lingkungan rumah (Said, 2010).
g. Penanganan
Pemberian antibiotika segera pada anak yang terinfeksi pneumonia dapat
mencegah kematian. Antibiotik yang dianjurkan untuk pneumonia adalah
antibiotik sederhana, tidak mahal seperti kotrimoksazol atau amoksisilin
yang diberikan secara oral. Dosis amoksisilin 25 mg/kg BB dan kotrimoksazol
(4 mg trimetoprim: 20 mg sulfometoksazol) /kgBB. Penerapan Pedoman
Tatalaksana Baku Pneumonia termasuk pemberian antibiotik oral sesegera
mungkin dapat menurunkan 13-55% mortalitas pneumonia (20% mortalitas
bayi dan 24% mortalitas anak balita).
h.

https://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/S021308041_bab2.pdf

http://eprints.ums.ac.id/33928/1/1.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

https://www.academia.edu/30931155/LAPORAN_PENDAHULUAN_ASUHAN_KEPERAWATAN.doc

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Nebulizer
    Makalah Nebulizer
    Dokumen17 halaman
    Makalah Nebulizer
    Rahmah Nida Murbah
    100% (2)
  • Format Askep Kelompok
    Format Askep Kelompok
    Dokumen2 halaman
    Format Askep Kelompok
    hendri saputra
    Belum ada peringkat
  • Cover LP
    Cover LP
    Dokumen1 halaman
    Cover LP
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Cover LP
    Cover LP
    Dokumen1 halaman
    Cover LP
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • TF Kep Keluarga-3
    TF Kep Keluarga-3
    Dokumen9 halaman
    TF Kep Keluarga-3
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fadel
    Makalah Fadel
    Dokumen14 halaman
    Makalah Fadel
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • NEBULIZER
    NEBULIZER
    Dokumen4 halaman
    NEBULIZER
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Surat Ijin
    Surat Ijin
    Dokumen1 halaman
    Surat Ijin
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Model Praktik Keperawatan Keluarga
    Model Praktik Keperawatan Keluarga
    Dokumen7 halaman
    Model Praktik Keperawatan Keluarga
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Gambar Madinah
    Gambar Madinah
    Dokumen1 halaman
    Gambar Madinah
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Modul Mankep Lansia
    Modul Mankep Lansia
    Dokumen7 halaman
    Modul Mankep Lansia
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Contoh Askep
    Contoh Askep
    Dokumen1 halaman
    Contoh Askep
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Batu Kemiiih
    Batu Kemiiih
    Dokumen11 halaman
    Batu Kemiiih
    Al Anor
    Belum ada peringkat
  • MC
    MC
    Dokumen1 halaman
    MC
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • METEORID
    METEORID
    Dokumen3 halaman
    METEORID
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • NEBULIZER
    NEBULIZER
    Dokumen4 halaman
    NEBULIZER
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Blanko Askep
    Blanko Askep
    Dokumen2 halaman
    Blanko Askep
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Makalah Ipa
    Daftar Isi Makalah Ipa
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi Makalah Ipa
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Talisay An
    Talisay An
    Dokumen1 halaman
    Talisay An
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • FD Farmakologi BBK 5
    FD Farmakologi BBK 5
    Dokumen2 halaman
    FD Farmakologi BBK 5
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Invent Ar Is
    Invent Ar Is
    Dokumen1 halaman
    Invent Ar Is
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • INVENTARIS
    INVENTARIS
    Dokumen1 halaman
    INVENTARIS
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Meteor Id
    Meteor Id
    Dokumen3 halaman
    Meteor Id
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • FD Farmakologi BBK 6 Joko
    FD Farmakologi BBK 6 Joko
    Dokumen1 halaman
    FD Farmakologi BBK 6 Joko
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Introduction Biokim
    Introduction Biokim
    Dokumen16 halaman
    Introduction Biokim
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • Buletin Napza PDF
    Buletin Napza PDF
    Dokumen52 halaman
    Buletin Napza PDF
    AdiAmirilMaraviia
    Belum ada peringkat
  • 2 PDF
    2 PDF
    Dokumen1 halaman
    2 PDF
    Asrie Dinaryati
    Belum ada peringkat
  • MODUL Konsep Dasar Keperawatan 3 KB 6.
    MODUL Konsep Dasar Keperawatan 3 KB 6.
    Dokumen17 halaman
    MODUL Konsep Dasar Keperawatan 3 KB 6.
    solekha
    Belum ada peringkat
  • Diagnosa Keperawatan
    Diagnosa Keperawatan
    Dokumen26 halaman
    Diagnosa Keperawatan
    Asrie Dinaryati
    0% (1)