Anda di halaman 1dari 18

TUGAS : INDIVIDU

MATA KULIAH :
DOSEN :

MANAJEMEN PERUBAHAN
DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Disusun Oleh:
BONY PATTIPAWAEY
NIM: K012182037

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASAR
2019
DAFTAR ISI

DAFTARISI......................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................
1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian

2 .Ruang Lingkup…………………………………………...

3. Sejarah ………………………………………...

4. Pendapat Para Ahli…………………………………

5 Metode dan Model Manajemen Perubahan ……………………

BAB III Aplikasi Manajemen Perubahan Dalam Pelayanan


Kesehatan
1. Relevansi Menejemen Perubahan Dalam Pelayanan Kesehatan …
2. Permasalahan Strategis Dalam Kesehatan Masyarakat …………

BAB IV PEMBAHASAN
1. Masalah Perilaku Kesehatan ( Membuang Sampah Ke Pantai Dan Kali)
Berkaitan Dengan Manajemen Perubahan
2. Pentingnya Manajemen Perubahan Untuk Mengatasi Masalah Perilaku
Kesehatan
BAB V RINGKASAN

1 Ringkasan……………………………………………………...

BAB VI PENUTUP

1. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Tentang Manajemen Perubahan Dalam
Pelayanan Kesehatan.

Dalam pembuatan makalah ini, saya menyadari bahwa semua ini tidak terlepas dari
bantuan bimbingan dan arahan dari dosen mata kuliah, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Semua teman-teman dalam tim mata kuliah dalam
menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kami mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan
dan menjadi motivasi untuk meningkatkan daya juang mahasiswa/i pada masa kini dan yang
akan datang.

Makasar, 16 Maret 2019

BONY PATTIPAWAEY
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan masyarakat (public health) baik sebagai ilmu (teori), maupun sebagai seni
(praktek) belum begitu popular dibandingkan dengan ilmu kedokteran. Secara teori maupun
prakteknya kesehatan masyarakat menekan pada upaya upaya pencegahan penyakit (preventif),
dan peningkatan kesehatan (promotif), sedangkan kedokteran atau kesehatan perorangan
menekan kan pada upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative). Namun
demikin peran kedua ilmu tersebut dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat saing melengkapi dan keduanya juga melakukan upaya – upaya preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitative. Perbedaanya hanya terletak pada penekanannya saja.
Menurut teori HL.blum masalah kesehatan di pengaruhi oleh 4 faktor yaitu: environment,
health service, life style dan demografi. Untuk memahami masalah kesehatan yang sering
ditemukan di Indonesia perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain masalah perilaku
kesehatan, lingkungan, genetik dan pelayanan kesehatan yang akan menimbulkan berbagai
masalah lanjutan seperti masalah kesehatan ibu dan anak, masalah gizi dan penyakit-penyakit
baik menular maupun tidak menular.
Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik L. Blum di Amerika Serikat
memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat setelah faktor
lingkungan. Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatan
sebagai akibat masih rendah pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan. Kondisi tersebut
mungkin terkait tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat untuk
berperilaku sehat. Contohnya Membuang sampah Sembarangan.
Sampah sungai berasal dari sampah rumah tangga dari warga yang bertempat tinggal
dipinggiran sungai, mereka tidak mempunyai tempat pembuangan sampah resmi yang
dikoordinir lingkungannya. Ini berkaitan juga dengan kebiasaan warga/penduduk yang tidak
mempunyai kesadaran artinya polusi, tenggang rasa serta kebiasaan mau enaknya sendiri. Ini
berkaitan budaya masyarakat yang kurang pembinaan tentang artinya kebersihan lingkungan dan
cara mengatasi
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka perlunya
peran aktif semua pihak didalam masalah kesehatan masyarakat, penyedia layanan kesehatan,
masyarakat, pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan
masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan.
Untuk itu diperlukan suatu perubahan di dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat
terutama masalah perilaku masyarakat. Banyak upaya perubahan telah dilakukan oleh berbagai
organisasi dan penelitian menunjukan bahwa dengan melakukan perubahan, kinerja organisasi
dapat maju dengan pesat. Namun, diketahui pula bahwa banyak pula usaha perubahan tidak
berhasil. Hal tersebut berdampak pada tumbuhnya keragu – raguan untuk menjalankan
perubahan.
Usaha perubahan tidak selalu berlangsung dengan mulus, sebagian besar akan menghadapi
resistensi, baik dengan tingkat individual, kelompok maupun organisasional. Resistensi wajar
tejadi karena mempertahankan kemapanan yang telah memberikan keuntungan dan manfaat di
masa lalu. Untuk itu, diperlukan langkah – langkah untuk mengatasi adanya resistensi terhadap
perubahan.
Oleh karena itu perubahan perlu dikenali, dipahami, dikelola bahkan diciptakan untuk
meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan yang diharapkan baik individu, kelompok maupun
organisasi. Sumber daya manusia perlu disiapkan untuk menerima dan menjalankan perubahan.
Dengan melihat kondisi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, factor perilaku merupakan
factor utama yang mempengaruhi masalah kesehatan maka diperlukan peran serta semua pihak
dalam melakukan perubahan ini, terutama masalah sumber daya manuasianya yang menerima
dan menjalankan perubahan itu sendiri, maka dari itu penulis mempunyai ketertarikan untuk
membahas manajemen perubahan terhadap masalah kesehatan masyarakat terutama masalah
perilaku masyarakat

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui aplikasi manajemen perubahan dalam masalah kesehatan masyarakat terutama
masalah perilaku masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Hutumuri
b. Mengetahui tentang manajemen perubahan
c. Mengetahui permasalahan strategis dalam kesehatan masyarakat
d. Mengetahui perlunya penerapan manajemen perubahan sebagai problem soving pada masalah
kesehatan di perilaku masyarakat yaitu membuang sampah di got, kali dan pantai.
e. Masyarakat dan pemerintah terkait mampu melaksanakan manajemen perubahan yang di buat.

C. RUMUSAN MASALAH
Factor utama yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas
hutumuri adalah perilaku masyarakat, diperlukan kerjasama semua pihak untuk mengatasi ini
semua terutama mempersiapkan sumber dayanya yang akan menerima dan menjalankan
perubahan perilaku tersebut.

D. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan untuk penulisan makalah ini adalah deskriptif.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Robbins dan Coultar (1996:6) memberikan definisi manajemen sebagai proses untuk
membuat aktivitas terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orag lain. Efisiensi
menunjukkan hubungan antara input dan output dengan mencari biaya sumber daya minimum,
sedangkan efektif merupakan makna pencapaian tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.
Perubahan merupakan transformasi secara terencana atau tidak terencana didalam struktur
organisasi, teknologi dan/atau manusia/pekerja (Greenberg & Baron, 2003)
Manajemen perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan,
sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk memengaruhi perubahan pada orang yang akan
terkena dampak dari proses tersebut ( potts dan lamarsh, 2004:16). Sementara itu, perubahan
selalu dimulai dengan inisiatif pandanagan hasil positif. Hambatan paling umum untuk
keberhasilan perubahan adalah resistensi manusia dan perubahan terjadi lebih cepat dan lancer.
Pendekatan dalam amanjemen perubahan adalah : pertama : mengidentifikasi siapa diantara
mereka yang terkena dampak perubahan yang mungkin menolak perubahan, kedua : menelusuri
sumber, tipe dan tingkat resistensi perubahan yang mungkin ditemukan, ketiga : mendesain
strategi yang efektif untuk mengurangi resistensi tersebut.
Kesehatan masyarakat ( public health ) adalah ilmu dan seni : mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha – usaha pengorganisasian
masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan peyakit – penyakit menular,
pendidikan untuk kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan – pelayanan medis dan
perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan dan pengembangan rekayasa social untuk
menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya (
prof.Dr.Soekidjo Notoatmodjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat)

B. RUANG LINGKUP
1. Individu
Kekhawatiran manajemen perubahan individu bagaimana mendapatkan, menempatkan dan
menjaga orang yang tepat dalam peran dan pekerjaan yang tepat untuk memfasilitasi upaya
perubahan yang terbesar pada rekruitmen, seleksi, pergantian dan perpindahan.
Perubahan – perubahan pada tingkat individu jarang menimbulkan implikasi yang signifikan
bagi organisasi yang bersangkutan secara total, walaupun ada kekecualian tertentu pada saat –
saat tertentu. Contohnya : perubahan pada kondisi kedewasaan individu yang bersangkutan yang
terjadi dengan berlangsungnya waktu.
Menurut teori system social setiap perubahan didalam suatu system akan mempengaruhi
bagian – bagian dari sistem tersebut tetapi dampak yang timbul seringkali demikian kurang
berarti. Setiap manajer yang melakukan perubahan pada tingkat individual perlu mengingat
bahwa perubahan tersebut kiranya akan menimbulkan dampak - dampak diluar individu yang
bersangkutan.
2. Kelompok
Perubahan – perubahan pada tingkat ini dapat mempengaruhi arus pekerjaan, desain
pekerjaan, organisasi social, system – system pengaruh dan status dan pola – pola komunikasi.
Dengan demikian para manajer dalam mengimplementasikan perubahan perlu
mempertimbangkan factor – factor kelompok.
Kelompok - kelompok informal dapat menjadi kendala terhadap perubahan, karena kekuatan
inheren yang dimiliki oleh mereka. Contohnya : di negara kita apabila pihak manajemen akan
menyelenggarakan perubahan penting dalam organisasi mereka, maka dengan cepat tantangan –
tantangan muncul dari pihak karyawan dalam bentuk aneka macam bentuk demonstrasi protes –
protes dan dimintanya pemerintah untuk turun tangan menyelesaikan konflik yang timbul atau
akan timbul karena perubahan.
Mengingat pengaruh besar yang dapat ditimbulkan oleh kelompok terhadap individu, maka
implementasi perubahan secara efektif pada tingkat kelompok seringkali dapat mengatasi
tantangan pada tingkat individual ( Gray,Starke, 1984 )
3. Organisasi
Perubahan – perubahan pada tingkat organisasi distimulasi oleh berbagai macam kekuatan
eksternal maupun internal yang seringkali berinteraksi satu sama lain dalam kenyataan.
Ada berbagai macam sumber atau penyebab yang menyebabkan timbulnya perubahan
organisasi.Kerangka pemikiran system dapat di manfaatkan untuk mengilustrasi aneka amcam
sumber atau sebab yang menyebabkan timbulnya perubahan – perubahan di dalam organisasi –
organisasi (Kast,Rosenzweig,1974:575-577). Proses yang berlangsung dapat kita tinjau dari
sudut pandangan suprasistem lingkungan , maupun dari sudut pandang subsistem – subsistem
keorganisasian dengan hal – hal berikut:
a. Persoalan lingkungan
b. Persoalan tujuan – tujuan serta nilai – nilai
c. Persoalan tekhnikal
d. Persoalan structural
e. Persoalan psikososial
f. Persoalan manajerial

C. SEJARAH
Perubahan merupakan suatu fenomena yang pernah terjadi dalam kehidupan organisai,
meskipun banyak yang berpendapat bahwa kecepatan dan besaran perubahan telah meningkat
secara signifikan beberapa tahun belakangan ini. Perubahan dalam skala yang sangat luas
dikemukakan oleh Tofler (1980:23) yang menyatakan bahwa telah terjadi gelombang pertama
sebagai revolusi pertanian, disusul dengan gelombang kedua berupa revolusi industry.
Berikutnya diikuti gelombang ketiga yang dengan ragu –ragu dia namakan sebagai datangnya
masyarakat super-industrial.Sejauh ini manusia telah mengalami dua gelombang besar
perubahan, masing – masing secara besar – besaran melenyapkan budaya atau peradaban
terdahulunya dan menggantikannya dengan gaya dan cara hidup yang tidak apat dibayangkan
oleh mereka yang hidup sebelumnya. Penelitian yang dilakukan the institute of management
tahun 1991 menunjukkan bahwa 90% organisasi menjadi lebih ramping dan datar. Pada tahun
1992 dilaporkan bahwa 80% manajer merespon dengan menstruktur perusahaannya dalam 5
tahun terakhir.
Burnes ( 2000:252) mengungkapkan survey pada tahun 1995 menunjukkan bahwa sebagai
hasil perubahan organisasi, beban tugas manajer meningkat dengan sangat diantaranya harus
bekerja exstra selama 15 jam dalam 1 minggu. Meningkatnya beban tugas telah mencegah
mereka menyediakan waktu yang cukup untuk melakukan perencanaan strategis atau kebutuhan
akan pelatihan dan pengembangannya sendiri.
Perubahan dapat muncul dalam berbagai wujud, ukuran dan bentuk sehingga sulit
mendapatkan gambaran yang akurat tentang tingkat kesulitan yang dihadapi organisasi dalam
mengelola perubahan dengan berhasil, akan tetapi ada 3 tipe perubahan organisasional penting
yang perlu mendapat perhatian yaitu : introduksi tekhnologi baru di tahun 1980an; adopsi total
quality management dalam 15 tahun terkahir dan aplikasi business process Re-engineering sejak
tahun 1990an. Ke 3 tipe perubahan tersebut, pada masanya masing – masing dinyatakan sebagai
pendekatan revolusioner untuk memperbaiki kinerja dan kemampuan bersaing.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kegagalan dari penggunaan tekhnologi baru berkisar
antara 40 – 70%. Aplikasi total quality management tidak menunjukkan keberlanjutan dan 90%
dinyatakan gagal. Business process reengineering 60-70% dinyatakan gagal.
Oleh karena itu, meskipun ke3 tipe inisiatif perubahan tersebut dilengkapi dengan informasi
dan bantuan tetapi tidak ada jaminan akan sukses. Dengan demikian,manajer terus secara
konsisten mengidentifikasi kesulitan mengelola perubahan sebagai salah satu hambatan
meningkatkan daya saing organisasi. Salah satu alasan mengapa keberhasilan perubahan sukar
dipahami adalah karena banyaknya perselisihan tentang berapa sering frekwensi dan seberapa
tingkat perubahan diperlukan.

D. PENDAPAT PARA AHLI TENTANG MANAJEMEN PERUBAHAN

Prof. Dr. J. Winardi


Menurut Prof. Dr. J. Winardi, Manajemen perubahan adalah upaya yang ditempuh oleh manajer
untuk mengatur perubahan secara efektif, dimana diperlukan pemahaman mengenai motivasi,
kepemimpinan, konflik, kelompok, dan komunikasi.

Wibowo
Menurut Wibowo, manajemen perubahan adalah sebuah proses sistematis dalam penerapan
pengetahuan, sarana, dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada
orang yang akan terkena dampak dari proses perubahan tersebut.

Nikhols
Menurut Nikhols pengertian manajemen perubahan bisa dibagi menjadi tiga, diantaranya:

 Manajemen perubahan, yaitu tugas pengelolaan perubahan yang akan dilakukan, baik itu
perubahan yang direncanakan maupun perubahan yang tidak direncanakan.
 Manajemen perubahan, yaitu praktek area profesional, dimana praktisi dalam bidang
manajemen perubahan disebut dengan Agent of change.
 Manajemen perubahan, yaitu suatu ilmu yang di dalamnya terdiri dari model, metode,
teknik, alat, dan keterampilan, yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam praktek
perubahan organisasional.

Manajemen perubahan (change management) adalah suatu pendekatan untuk mengubah


individu, tim, dan organisasi kepada kondisi masa depan yang diinginkan.

Pengertian manajemen perubahan adalah suatu proses yang berlangsung secara terus menerus
untuk memperbaharui organisasi. Perubahan ini berhubungan dengan arah, struktur dan
kemampuan untuk melayani permintaan pasar, pelanggan, dan pekerja yang selalu berubah.

Manajemen Perubahan merupakan sebuah wujud pendekatan melalui suatu proses untuk
mengubah individu, tim, dan organisasi/perusahaan menuju kondisi masa depan yang lebih baik.
Tujuan manajemen perubahan yaitu mengelola bisnis atau perusahaan ke arah yang lebih baik
demi mendapatkan lebih banyak keuntungan.

E. METODE / MODEL MANAJEMEN PERUBAHAN


Dalam manajemen perubahan menggunakan model ADKAR yang merupakan sebuah alat
diagnostic, yang dapat membantu masyarakat memahami dimana mereka berada di dalam sebuah
proses perubahan. Sebagi seorang tenaga kesehatan, kita dapat memanfaatkan model ini guna
menidentifikasi celah – celah dalam proses manajemen perubahan , dan kemudian kita
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat.
ADKAR merupakan singkatan dari Awareness, Desire, Knowledge, Ability dan
Reinforcemen yang merupakan 5 elemen dasar yang mendorong suatu perubahan. Model
ADKAR dikenalkan oleh Prosci pada tahu 2001.
1. Awarenes yaitu tahap untuk membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan yang
di rencanakan
2. Desire yaitu tahap dimana masyarakat sudah memiliki keiginan untuk berubah sesuai dengan
rencana
3. Knowledge yaitu tahapan dimana tak hanya masyarakat memahami tujuan perubahan dan
pentingnya hal itu tapi peemrintah setempat juga menegetahui bagaimana menjalankannya
4. Ability yaitu tahap dimana masyarakat diharapkan memiliki kemampuan untuk menjalankan
perubahan dengan baik
5. Reinforcement yaitu tahap dimana perubahan yang sudah dijalankan untuk tetap di
pertahankan dan bahkan disempurnakan.
Manfaat model ADKAR dapat digunakan sebagai berikut :
1. Mendiagnosa ketahanan / penolakan masyarakat
2. Membantu transisi masyarakat melalaui proses perubahan
3. Menciptakan rencana yang sukses untuk peningkatan personal dan professional seiring
perubahan
4. Mengembangkan rencana manajemen perubahan bagi amsyrakat
Pendekatan ADKAR merupakan suatu upaya mengembangkan pemahaman, kehendak,
pengetahuan masyarakat untuk berubah menuju kondisi yang lebih baik dengan diimbangi
kemampuan untuk melakukan perubahan sekaligus berusaha memelihara apa yang dihasilkan
dari perubahan tersebut.

BAB III
APLIKASI MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM PELAYANAN
KESEHATAN

A. RELEVANSI MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN


Relevansi adalah sesuatu yang mempunyai kecocokan atau berhubungan. Menurut Green
(1995: 16), relevansi ialah sesuatu sifat yang terdapat pada dokumen yang dapat membantu
pengarang dalam memecahkan kebutuhan akan informasi. Dokumen dinilai relevan bila
dokumen tersebut mempunyai topik yang sama, atau berhubungan dengan subjek yang diteliti
(topical relevance).
Manajemen perubahan di tujukan untuk memberikan solusi yang diperlukan dengan sukses
dengan cara yang terorganisasi dan dengan metode melalui pengelolaan dampak perubahan pada
orang yang terlibat di dalamnya.
Pendekatan dalam manajemen perubahan adalah pertama : mengidentifikasi siapa diantara
mereka yang terkena dampak perubahan, yang mungkin menolak perubahan; kedua menelusuri
sumber, tipe dan tingkat resistesi perubahan yang mungkin ditemukan; ketiga mendesain strategi
ynag efektif untuk mengurangi resistensi tersbut
Sedangkan pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan kesehatan
masyarakat pada hakikatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya
(resources) yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya – upaya: preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitative kesehatan mereka sendiri. Pengorganisasian masyarakat dalam bentuk
penghimpunan dan pengembangan potensi dan sumber daya masyarakat dalam konteks ini pada
hakekatnya adalah menumbuhkan, membina dan mengembangkan partisipasi masyarakat di
bidang pembanguna kesehatan.
Menumbuhkan partisipasi masyarakat tidaklah mudah, memerlukan pengertian, kesadaran
dan penghayatan oleh masyarakat terhadap masalah kesehatan mereka sendiri, serta upaya
pemecahannya. Untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pengorganisasian
dan pengembangan masyarakat. Jadi pendekatan utama yang diajukan Winslow dalam rangka
mencapai tujuan kesehatan masyarakat sebenarnya adalah salah satu strategi atau pendekatan
pendidikan kesehatan.
Dari penjelasan diatas terlihat adanya relevansi manajemen perubahan dalam bidang
kesehatan masyarakat, dimana di dalam mencapai tujuan kesehatan masyarakat dilakukan
berbagai upaya pendekatan manajemen perubahan. Manajemen perubahan ataupun kesehatan
masyarakat merupakan suatu system yang terdiri dari input- proses-output dan outcome, yang
mana outcome sama - sama mengharapkan adanya perubahan.
B. PERMASALAHAN STRATEGIS DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
Menurut teori HL.Blum masalah kesehatan di pengaruhi oleh 4 faktor yaitu: lingkungan,
pelayanan kesehatan, perilaku dan genetik..
Contoh kasus – kasus mendasar kesehatan masyarakat dibagi dalam 4 kelompok berdasarka
teori HL.Blum yaitu :
1. Perilaku masyarakat
Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatan sebagai
akibat masih rendah pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan. Kondisi tersebut mungkin
terkait tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat.
Salah satu rentannya sistem kesehatan masyarakat menjadi tidak berdaya karena perilaku
masyarakat. Sebagai contoh masih ada masyarakat yang Membuang sampah di Kali, Got, Pantai.

Sistem kesehatan masyarakat tidak mampu berdiri sendiri menghadapi berbagai masalah
kesehatan masyarakat perlu perilaku dan partisipasi masyarakat yang sadar bahwa masalah
kesehatan merupakan tanggung jawab bersama diawali dari yang sederhana dan dapat dilakukan
dimulai oleh setiap individu, keluarga, RT, RW, Desa, Kecamatan, Kota/Kabupaten, Propinsi
dan akhirnya seluruh rakyat. Sebagai contoh perilaku masyarakat didalam membuang sampah
pada tempatnya merupakan upaya sederhana tetapi memberikan efek penghematan anggaran luar
biasa bagi petugas kebersihan dan usaha pencegahan penyebaran penyakit, banjir dan masalah
sosial lainnya. Namun sayangnya pemahaman terhadap sampah masih relatip terbatas, begitu
banyak Kali, Got dan Pantai menjadi korban terhadap buangan sampah yang menyebabkan
banjir dan penyakit termasuk menghilangkan keindahan Alam Pinggiran Pantai. Pemikiran
bahaya sampah terhadap kesehatan menghasilkan perlunya pengolahan sampah menjadi bahan
yang produktif ternyata masih belum menjadi kebijakan daerah secara nasional pada umumnya
ditumpuk menjadi gunung sampah karena lokasi pemukiman yang berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah akhir (TPA).
Sampah Kali, Got, dan Pantai berasal dari sampah rumah tangga dari warga yang bertempat
tinggal dipinggiran kali, mereka tidak mempunyai tempat pembuangan sampah resmi yang
dikoordinir lingkungannya. Ini berkaitan juga dengan kebiasaan warga/penduduk yang tidak
mempunyai kesadaran artinya polusi, tenggang rasa serta kebiasaan mau enaknya sendiri. Ini
berkaitan budaya masyarakat yang kurang pembinaan tentang artinya kebersihan lingkungan dan
cara mengatasi.
Perilaku sendiri menurut Lawrence Green dilatarbelakangi 3 faktor pokok yaitu faktor
predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling factors) dan faktor penguat
(reinforcing factors). Oleh sebab tersebut maka perubahan perilaku melalui pendidikan
kesehatan perlu melakukan intervensi terhadap ketiga faktor tersebut di atas sehingga masyarakat
memiliki perilaku yang sesuai nilai-nilai kesehatan (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
2. Lingkungan
Masalah kesehatan lingkungan meliputi penyehatan lingkungan pemukiman, penyediaan air
bersih, pengelolaan limbah dan sampah serta pengelolaan tempat-tempat umum dan pengolahan
makanan.
Pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti pertambahan luas tanah cenderung menimbulkan
masalah kepadatan populasi dan lingkungan tempat tinggal yang menyebabkan berbagai
penyakit serta masalah kesehatan. Rumah sehat sebagai prasyarat berperilaku sehat memiliki
kriteria yang sulit dapat dipenuhi akibat kepadatan populasi yang tidak diimbangi ketersediaan
lahan perumahan. Tidak terpenuhi kebutuhan air bersih dapat menimbulkan masalah kesehatan
atau penyakit seperti infeksi kulit, infeksi usus, penyakit gigi dan mulut dan lain-lain.
3. Pelayanan Kesehatan
Saat ini masyarakat banyak menerima pelayanan kesehatan di bawah standar. Keterbatasan
ketenagaan di Indonesia yang terjadi karena kurangnya tenaga sesuai kompetensi atau tidak
terdistribusi secara merata melahirkan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan tidak
sesuai kompetensinya. Kurangnya pengetahuan dan motif ekonomi sering menjadikan standar
pelayanan belum dikerjakan secara maksimal. Masyarakat cenderung menerima kondisi tersebut
karena ketidaktahuan dan keterpaksaan. Walaupun pemerintah telah banyak melakukan
perbaikan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia baik melalui peraturan standar kompetensi
tenaga kesehatan maupun program peningkatan kompetensi dan pemerataan distribusi tenaga
kesehatan tetapi belum seluruh petugas kesehatan mendukung. Hal tersebut terkait perilaku sehat
petugas kesehatan yang masih banyak menyimpang dari tujuan awal keberadaannya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kuratif masih memimpin sedangkan
aspek preventif dan promotif dalam pelayanan kesehatan belum dominan. Perilaku sehat
masyarakat pun mengikuti saat paradigma sehat dikalahkan oleh perilaku sakit, yaitu
memanfaatkan pelayanan kesehatan hanya pada saat sakit.
4. Genetik
Masalah kesehatan dan penyakit yang timbul akibat faktor genetik lebih banyak disebabkan
kurang paham terhadap penyebab genetik, disamping sikap penolakan karena faktor kepercayaan
Dari masalah kesehatan yang ditinjau dari teori HL Blum diatas , berbagai perubahan telah
dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. Seperti masalah kesehatan
pelayanan kesehatan dengan program desa siaga yaitu konsep memandirikan masyarakat untuk
sehat untuk mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan.
Sayangnya kondisi tersebut tidak didukung sepenuhnya oleh masyarakat karena lebih
dominannya perilaku sakit.masalah kesehatan perilaku masyarakat telah dilakukan berbagai
macam pendidikan dan pelatihan tapi masih belum berhasil. Masalah kesehatan genetic telah
dilakukan intervensi pendidikan kesehatan disertai upaya pendekatan kepada pengambil
keputusan (tokoh agama, tokoh masyarakat dan penguasa wilayah).

BAB IV
PEMBAHASAN

A. MASALAH PERILAKU KESEHATAN ( MEMBUANG SAMPAH KE PANTAI DAN


KALI) BERKAITAN DENGAN MANAJEMEN PERUBAHAN
Masalah kesehatan masyarakat dinilai berdasarkan teori HL. Blum. Dari 4 faktor tersebut
semuanya terkait dengan manajemen perubahan tapi saya sebagai mahasiswa lebih tertarik
masalah kesehatan masyarakat terhadap perilaku masyarakat. Di Indonesia diduga faktor
perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatan sebagai akibat masih rendah
pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan. Kondisi tersebut mungkin terkait tingkat
pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat.
Salah satunya masalah perilaku masyarakat adalah pemahaman masyarakat terhadap sampah
masih relatip terbatas, begitu banyak sungai menjadi korban terhadap buangan sampah yang
menyebabkan banjir, penyakit termasuk hilangnya keindahan suatu daerah Pantai. Sudah
puluhan tahun faktanya wilayah kerja puskesmas selalu mengalami berbagai penyakit disaat
hujan salah satu factor penyebabnya adalah perilaku masyarakat yang suka membuang sampah
ke kali, got dan pantai. Berbagai penyuluhan dan upaya sudah dilakukan oleh puskesmas, dari
tahun ke tahun perubahan terus dilakukan untuk mengatasi masalah ini tapi belum ada dampak
positif yang begitu berarti.
Perilaku masyarakat ini sangat terkait dengan manjemen perubahan, karena untuk mengatasi
semua melibatkan berbagi sector dan kesadaran masyarakat itu sendiri. Perubahan adalah
transormasi dari keadaaan sekarang menuju keadaan yang diharapkan dimasa yang akan datang,
suatu keadaan yang lebih baik. Sumber daya manusia berperan sebagai kunci untuk keberhasilan
perubahan. Oleh karena itu sumber daya manusia harus selalu ditingkatkan pengetahuan dan
keterampilannya secara terus menerus dengan knowledge management.
Perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan ini melibatkan ruang lingkup
individu, kelompok dan organisasi. Di perlukan perubahan dari individunya, kelompoknya dan
organisasinya. Tanpa adanya kerjasama ke 3 ini sulit untuk mendapatkan perubahan ke arah yang
lebih baik. Merubah perilaku membuang sampah sembarangan merupakan tanggung jawab
bersama diawali dari yang sederhana dan dapat dilakukan dimulai oleh setiap individu, keluarga,
RT, RW, Desa, Kecamatan, Kota/Kabupaten, Propinsi dan akhirnya seluruh rakyat.
Perubahan ini diawali dengan membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup
bersih, masyarakat memiliki keinginan,memahami tujuannya, memilki kemampuan dan tetap
melaksanakanya secara terus menrus sehingga tujuan benar – benar tercapai dan akhirnya
masyarakat mengubah perilakunya untuk membuang sampah pada tempatnya.
B. PENTINGNYA MANAJEMEN PERUBAHAN UNTUK MENGATASI MASALAH
PERILAKU KESEHATAN : MEMBUANG SAMPAHDI GOT, KALI DAN PANTAI
Ruang lingkup untuk mengatasi masalah perilaku kesehatan membuang sampah ke kali,got
dan sungai ini adalah :
1. Individu
Individu yang sangat berperan dalam manajemen perubahan ini adalah pemegang kekuasaan
yaitu Kepala Desa sendiri sebagai agen perubahan. Kepala Desa sebagai pemimpin harus bisa
mendapatkan, menempatkan dan menjaga orang yang tepat dalam peran dan pekerjaan yang
tepat untuk memfasilitasi upaya perubahan yang terbesar pada rekruitmen, seleksi, pergantian
dan perpindahan. Dia harus bisa membuat kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah ini dan
mendapatkan, menempatkan orang yang tepat sesuai dengan peran dan pekerjaannya serta harus
memfasilitasi kebutuhan untuk menuju perubahan. Dalam membuat perubahan dalam
kebijakannya Kepala Desa juga harus mempertimbangkan dampak – dampak yang terjadi di luar
kebijakan yang bersangkutan karena setiap perubahan di dalam suatu system akan
meempengaruhi bagian – bagian lain dari system tersebut.
2. Organisasi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Hutumuri memiliki beberapa organisasi baik itu formal
maupun informal. Masing-masing Kepala Desa bisa membuat perintah langsung kepada
organisasi formal yang bertanggung jawab terhadap lingkungn hidup dan bisa memanfaatkan
organisasi non formal yang peduli terhadap lingkungan hidup. Pemerintah harus menyadari
bahwa tidak mudah untuk membuat suatu perubahan yang baru terhadap kebiasaan masyarakat
yang sudah puluhan tahun berlangsung, bisa jadi organisasi ini malah yang menghalangi
perubahan ini. Tapi jika organisasi berhasil melaksanakan perubahan maka akan berpengaruh
besar terhadap perubahan individu.
3. Komunitas
Masyarakat merupakan orang yang sangat berperan dalam masalah ini. Di butuhkan suatau
manajemen perubahan supaya masyarakat mau berperan serta di dalam menjaga lingkungan
dengn mengubah perilaku mereka untuk tidak membuang sampah ke got, kali atau pantai.
Diperlukan suatu pendidikan kesehatan dan TPU serta Mobil Angkut Sampah untuk masyarakat
dapat melaksanakan manajemen perubahan seperti ccontohnya bagaimana memanfaatkan tempat
pembuangan Sampah yang telah di sediakan dengan Anggaran Dana Desa.

Dalam bidang kesehatan masyarakat mengenai perilaku kesehatan diperlukan manajemen


perubahan sebagai pemecahan masalahnya dengan menggunakan metode ADKAR (Awareness,
Desire, Knowledge, Ability dan Reinforcemen ) :
1. Awarenes
Tahap membangkitkan kesadaran pemangku jabatan, organisasi formal maupun informal
dan masyarakat bahwa mereka harus peduli terhadap lingkungan yaitu dengan membuang
sampah pada tempatnya yaitu melalui penyuluhan dan membuat kebijakan baru tentang
lingkungan hidup. Semuanya harus sadar dengan perubahan yang direncanakan ini akan
menghasilkan dampak yang baik nantinya, setidaknya mengurangi genangan air yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit dan kali serta pantai menjadi bersih dan dapat di manfaatkan
oleh masyarakat.
2. Desire
Setelah di buat kebijakan baru dan di berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
pentingnya kepedulian kepada lingkungan hidup, maka timbullah keinginan untuk merubah
kebiasaan puluhan tahun masyarakat mengenai perilaku yang tidak sehat dan semua dapat
dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah di buat.
3. Knowledge
Setelah masyarakat menyadari ini semua diharapkan pemerintah setempat juga memahami
tujuan perubahan ini yaitu mulai dari tingkat RT, RW, karena Sistem kesehatan masyarakat tidak
mampu berdiri sendiri menghadapi berbagai masalah kesehatan masyarakat perlu perilaku dan
partisipasi masyarakat yang sadar bahwa masalah kesehatan merupakan tanggung jawab
bersama.
4. Ability
Setelah masyarakat dan pemerintah memiliki keinginan bersama untuk melakukan
perubahan ini diharapkan mampu untuk melaksanakan kegiatan tersebut, mungkin dimulai dari
hal terkecil seperti masyarakat membuang sampah pada tempatnya. Setelah itu pemerintah bisa
memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang tata cara mendaur ulang sampah yang masih
bisa di manfaatkan serta menyiapkan sarana dan prasarana untuk pembuangan sampah yang
memadai. Diharapkan pemerintah bisa langsung turun ke lapangan untuk melakukan perubahan
ini sehingga masyarakat merasa termotivasi untuk melaksanakan perubahan ini.
5. Reinforcement
Pada tahap terkahir ini di harapkan setelah masyarakat bisa merubah perilaku kesehatannya
dengan tidak membuang sampah pada got, kali dan pantai diharapkan dapat berlangsung
selamanya dan bahkan mungkin masyarakat punya inisiatif untuk memperindah pantai sehingga
bisa menjadi tempat wisata atau menjadikan pinggiran pantai bersih dan indah sehingga tidak
menimbulkan bnyak penyakit. Jika ada RT/RW yang berhasil melaksanakan perubahan ini
pemerintah Desa bisa memberikan reward kepada RT/RW tersebut sehingga bisa menjadi
motivasi buat lingkungan tersebut untuk terus mempertahankannya dan motivasi buat daerah lain
untuk mencontohinya.
Pemetaan model / metode ADKAR untuk mendukung kegiatan manajemen perubahan pada
masalah kesehatan masyarakat : perilaku kesehatan yaitu membuang sampah ke got, kali dan
pantai :
Kesadaran akan
· Siap akses informasi untuk
kebutuhan terhadap perubahan
perubahan · Ada daerah yang akan di ubah
A · Manajemen komunikasi antara
pembuat perubahn/ pembuat kebijakan
dengan pelaksana harus jelas.
· Ada sumber daya yang akan mau di
rubah
Berpartisipasi dan
· Percaya dan respect terhadap
mensupport pemimpin
perubahan · Hilangkan rasa takut terhadap
perubahan? Berani keluar dari zona
D
aman
Berharap perubahan akan
memberikan masa depan yang lebih
baik
Mengetahui · Penyuluhan tentang bahaya
bagaimana untuk membuang samapah di sembarangan
berubah · Pemimpin bisa menjadi contoh /
K
role model untuk melaksanakan
perubahan
· Adanya akses informasi perubahan
Memiliki · Adanya alat pendukung untuk
kemampuan untuk melaksanakan proses perubahan
menjalankan · Adanya pembinaan untuk
perubahan
A melaksanakan perubahan
· Ada yang memonitor pelaksanaan
perubahan
· Menghilangkan hambatan
Mempertahankan · Adanya reward untuk daerah yang
perubahan berhasil melaksanakan perubahan
· Pengakuan pribadi
R
· Adanya kompensasi terhadap
daerah lain atas keberhasilan
perubahan di suatu daerah

BAB V
RINGKASAN
Perubahan adalah transformasi dari keadaan sekarang menuju ke keadaan yang diharapkan di
msa yang akan datang, suatu keadaan yang lebih baik. Apabila tidak terjadi perubahan maka
akan terjadi kemandegan dan kehidupan tidak berkembang dengan baik. Perubahan biasanya
disertai berbagai maacam konflik, saling berhadapan tetapi mereka juga sering kali saling
mengkompensasi satu sama lain. Sebuah perubahan tidak mudah untuk melakukannya
sebagimana yang terdapat dalam sejarah manajemen perubahan, tapi kita tetap harus melakukan
perubahan tersebut untuk bisa tetap bersaing dan survive serta mendapatkan yang terbaik. Kita
bisa menjadikan kegagalan sebagai suatu pelajaran dan membuat manajemen perubahan yang
lebih baik lagi.
Dalam melihat adanya gejala perubahan, terdapat beragam pandangan tentang bagaimana
terjadinya perubahan tersebut, ada yang memandang perubahan sebagai suatu proses, ada yang
melakukan dalam bentuk tahapan, ada yang melakukan dengan pendekatan system dan ada pula
yang mengajukan perubahan sebagai suatu model. Oleh karena itu suatu daerah atau organisasi
dalam menyelenggarakan perubahan harus melakukan dengan pendekatan yang tepat sesuai
dengan kondisi yang dihadapi. Peran dan tanggung jawab segenap stakeholder yang terlibat dlam
perubahan harus jelas. Di lain pihak perubahan harus memiliki rencana yang menyeluruh,
bersifat jangka panjang dan berkelnajutan.
Manjemen perubahan dalam bidang kesehatan masyarakat sangat diperlukan, contohnya pada
kasus kesehatan masyarakat : perilaku kesehatan yaitu perilaku masyrakat yang membuang
sampah ke got, kali dan pantai sehingga dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
Manajemen perubahan ini bisa dimulai dari ruang lingkup, pribadi, organisasi dan komunitas
dengan menggunakan pendekatan model/ metode ADKAR. Di harapkan dengan metode ini
tujuan dapat tercapai.

BAB VI
PENUTUP

A. REKOMENDASI
1. Pemerintah
Pemerintah harus membuat suatu perubahan yang berarti dalam mengatasi masalah ini dan
harus berkomitmen dengan membuat suatu perubahan dalam kebijakannya. Pemerintah
mengerahkan dinas – dinas yang tekait untuk konsisten melaksanakan perubahan kebijakan yang
telah di buat dan diharapkan instansi seperti RT, RW, desa, camat, walikota/buapti dan gubernur
mau bekerjasama untuk melaksan perubahan kebijakan tersebut.
2. Organisasi
Organisasi yang formal maupun informal yang peduli terhadap lingkungan diharapkan
membantu pemerintah untuk membantu melaksanakan manajemen perubahan di bidang
kesehatan masyarakat : perilaku kesehatan yaitu merubah perilaku masyarakat unuk tidak
membuang sampah di got, kali dan sungai
3. Masyarakat
Masyarakat mau bekerjsama dengan pemerintah dan organisasi formal maupun informal
harus benar – benar memiliki kesadaran untk melksanakan manajemen perubahan di bidang
kesehatan masyarakat yaitu mengubah perilaku masyarakat yang selama ini emmbuang sampah
ke ggot, kali dan sungai.

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip – Prinsip Dasar, Rhineka Cipta,
Jakarta,2003
Winardi J, Manajemen Perubahan ( The Management of Change ), Kencana Media Group,
Jakarta, 2008
Wibowo, Manajemen Perubahan ( Edisi ketiga ), PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012
https://www.pelajaran.id/2018/17/pengertian-tujuan-komponen-dan-proses-manajemen-
perubahan-menurut-para-ahli.html
http://duniaku84.blogspot.com/

http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/10/makalah-perubahan-perilaku.html

Anda mungkin juga menyukai