Tugas Kelompok Kurikulum
Tugas Kelompok Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
DISUSUN OLEH:
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah yang tugas rutin ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tulisan ini membahas tentang defenisi pengembangan kurikulum.
kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih atas dorongan dan bimbingan
dari dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum di PPS UNIMED, Bpk
Prof,Dr Abdul Hasan Saragih M.Pd. Dengan kuliah yang diberikan beliau, kami
dapat memahami hal-hal dasar yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan itu
sendiri.
kami mohon maaf apabila makalah ini kurang sempurna dan kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian demi
perbaikan di hari yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Penulis
ii | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
BAB I
PENDAHULUAN
Begitu pula dengan salah satu organisasi yang sangat besar seperti dunia
persekolahan dalam tingkat nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka harus
terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah kita mengenal yang namanya kurikulum.
pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait. Selain sebagai pedoman, bagi
diagnostik.
masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan saja
hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat akan tetapi juga pendidikan harus
kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan demikian dalam
pengalaman belajar yang harus dimilki setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi
bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Pada dasarnya
kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-
ini, maka penulis tergerak untuk menyusunnya menjadi sebuah makalah yang khusus
mengungkap mengenai hal tersebut. Kiranya kehadiran makalah ini dapat sedikit
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
Mengacu dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kurikulum
Kata Kurikulum memiliki banyak arti yang berbeda tergantung dari posisi
yang ideal); seorang guru akan melihatnya sebagai pemerintah atau orang yang
biasanya berada di luar ruang kelas yang mengatakan padanya untuk mengajar
(mempraktekkan); seorang siswa akan melihatnya sebagai apa yang harus saya
pelajari untuk lulus sekolah atau madrasah (kenyataan) dan orang tua melihatnya
sebagai apa yang sebenarnya telah dipelajari oleh anak di sekolah (prestasi). Pihak
lain mungkin akan melihatnya sebagai buku atau materi unutk guru dan siswa.
Istilah kurikulum di gunakan pertama kali pada olahraga pada zaman Yunani
kuno yang berasal dari kata curir dan curer, yang artinya jarak yang harus ditempuh
oleh seorang atlit. Pada waktu itu , orang mengistilahkan dengan tempat berpacu atau
Dalam dunia pendidikan, para ahli memiliki pandangan yang beragam tentang
pelajaran yang harus disampaikan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Pelajaran-
pelajaran materi apa yang harus ditempuh di sekolah madrasah, itulah kurikulum.
Kurikulum dalam arti sejumlah mata pelajaran ya hams ditempuh oleh murid,
fungsi sekolah. Seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi sekolah tidak
saja dituntut untuk rnembekalai berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat cepat
untuk memenhuni dunia kerja. Pergeseran fungsi sekolah tersebut berdampak pada
pergeseran makna kurikulum, dimana kurikulum tidak lagi dipandang sebagai mata
pelajaran akan tetapi dianggap sebagai pengalaman belajar siswa. dijelaskan oleh
makna ini disebab pengaruh humanisme, seni, dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
sekolah”.
Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang
direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.
menuliskan Currikulum is, after all, a way of preparing young people to participate
suatu budaya.
ditinjau dari pandangan modern merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir
untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab
1. Kurikulum dapat dilihat sebagai produk yakni sebagai hasil karya para
bentuk buku atau pedoman kurikulum, misalnya berisisejumlah mata pelajaran yang
harus diajarkan.
2. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai program,yakni alat yang dilakukan oleh
sekolah atau madrasah untuk mencapai tujuannya. ini dapat berupa mengajarkan
berbagai mata pelajaran tetapi dapat juga meliputi segala kegiatan yang dianggap
diharapkan akan dipelajari tidak selalu sama dengan apa yang benar-benar dipelajari.
dengan perencanaan kurikulum sedangkan pandangan ini mengenai apa yang secara
aktual menjadi kenyataan pada tiap siswa. Ada kemungkinan, bahwa apa yang
diwujudkan pada diri anak berbeda dengan apa yang diharapkan menurut rencana
Dan beberapa definisi kurikulum yang telah disebutkan di atas bisa diambil
atau madrasah maupun di luar sekolah di bawah bimbingan sekolah. Kurikulum tidak
hanya terbatas pada mata pelajaran, tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat
menunjukkan kepada apa yang sebenarnya haru dipelajari oleh peserta didik.
B. Fungsi Kurikulum
pengalaman siswa.
mengajar.
membantu anak.
C. Konsep Kurikulum
sebagai substansi, sebagai sistem, sebagai bidang studi, kurikulum nyata dan
kurikulum tersembunyi.
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi
murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan
tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu
tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana
Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum
dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah
Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka
menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi
kurikulum.
Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut
untuk :
istilah teknis
10 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
2. mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam
pengetahuan-pengetahuan baru
11 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
Dalam hal ini Romine mengkaji dari sudut pandang yang lebih luas,
sesungguhnya penentuan kriteria tersebut hendaknya bertitik tolak dari aspek tujuan
pendidikan, proses pendidikan, dan keadaan para siswa itu sendiri. Berdasarkan
faktor-faktor tersebut dia merumuskan sejumlah kriteria sebagai berikut:
12 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
karena melalui lembaga tersebut anak dipersiapkan untuk mampu terjun dan aktif
dalam kehidupan masyarakatnya kelak.
Anak-anak berasal dari masyarakat, dan mereka belajar tentang cara hidup
dalam bermasyarakat. Oleh ,karena itu, sekolah harus bekerjsama dengan masyarakat,
dan program sekolah harus disusun dan diarahkan oleh masyarakat yang menunjang
sekolah tersebut. Program pendidikan disusun dan dipengaruhi oleh nilai, masalah,
kebutuhan, dan tantangan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu kurikulum yang
aktual harus disusun berlandaskan dasar sosiologis agar tercipta keseimbangan
diantara keduanya dan terciptalah tujuan pendidikan yang sebenarnya.
13 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
4. Melengkapi dasar pengembangan unit-unit pelajaran.
5. Melengkapi proyek kerjasama sekolah dan masyarakat, ketika para siswa
dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.
14 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
Kurikulum tersembunyi atau kurikulum terselubung, secara umum dapat
dideskripsikan sebagai “hasil (sampingan) dari pendidikan dalam latar sekolah atau
luar sekolah, khususnya hasil yang dipelajari tetapi tidak secara tersurat dicantumkan
sebagai tujuan”. Beragam definisi lain telah dikembangkan berdasarkan pada
perspektif yang luas dari mereka yang mempelajari peristiwa ini. Segala bentuk
pendidikan, termasuk aktivitas rekreasional dan sosial tradisional, dapat mengajarkan
bahan-bahan pelajaran yang sebetulnya tak sengaja karena bukan berhubungan
dengan sekolah tetapi dengan pengalaman belajar. Tetapi umumnya, kurikulum
tersembunyi mengacu pada berbagai jenis pengetahuan yang diperoleh dalam sekolah
dasar dan menengah, biasanya dengan suatu konotasi negatif yang mengacu pada
ketidaksamaan yang muncul sebagai akibat hal tersebut. Sikap ini berasal dari
komitmen sistem sekolah yang mempromosikan demokrasi dan memastikan
pengembangan kecerdasan yang sama. Sasaran tersebut dihalangi oleh pelajaran-
pelajaran yang tak terukur ini. Dalam konteks ini, kurikulum tersembunyi disebut
sebagai memperkuat ketidaksamaan sosial dengan mendidik siswa dalam berbagai
persoalan dan perilaku menurut kelas dan status sosial mereka. Sama halnya seperti
adanya ketidaksamaan distribusi modal budaya di masyarakat, berupa distribusi yang
berhubungan dalam pengetahuan di antara para siswa. Kurikulum tersembunyi juga
dapat merujuk pada transmisi norma, nilai, dan kepercayaan yang disampaikan baik
dalam isi pendidikan formal dan interaksi sosial di dalam sekolah-sekolah ini.
Kurikulum tersembunyi sukar untuk didefinisikan secara eksplisit karena berbeda-
beda antar siswa dan pengalamannya serta karena kurikulum itu selalu berubah-ubah
seiring berkembangnya pengetahuan dan keyakinan masyarakat.
Konsep kurikulum tersembunyi diespresikan dalam gagasan bahwa sekolah
melakukan lebih dari sekedar menyebarkan pengetahuan, seperti tercantum dalam
kurikulum resmi. Di balik itu terdapat berbagai kritik tentang implikasi sosial,
landasan politik, dan hasil budaya dari aktivitas pendidikan modern. Sementara
penelaahan awal berkaitan dengan identifikasi faham anti-demokratis dari sekolah,
15 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
penelitian lain telah memperhatikan permasalahan berbeda, termasuk masalah
sosialisme, kapitalisme, dan anarkisme dalam pendidikan.
D. Dimensi Kurikulum
1. Kurikulum Makro
Kurikulum dipandang secara makro atau sesuatu yang memiliki cakupan yang
Gallen & Alexander (dalam Soetopo & Soemanto, 1993: 13) menyatakan bahwa
curriculum is sum total of the school efforts to influence learning whether in the
dipersiapkan bagi peserta didik untuk mengatasi situasi kehidupan dengan bimbingan
pendidik.
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
curriculum is defined as the planned sequence of (1) what students are to learn, (2)
how students acquire that learning, (3) how students’ learning is verified.
2. Kurikulum Mikro
16 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
Pandangan ini mewakili mereka yang beranggapan bahwa yang dimaksud
dengan kurikulum adalah materi suatu mata ajar yang harus disampaikan kepada
kurikulum yang termasuk golongan ini adalah: Kurikulum berasal dari kata Yunani
“curere” yang berarti tempat bertanding, arah perjalanan, atau suatu pengajaran di
17 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
3. Konsep Kurikulum
a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi/rencana :
b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem
c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
d. Konsep keempat, Kurukulum nyata
e. Konsep kelimal, Kurikulum tersembunyi.
18 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
DAFTAR PUSTAKA
19 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1