Anda di halaman 1dari 22

Tugas Rutin kelompok 1

Untuk Melengkapi Tugas:

Pengembangan Kurikulum
DISUSUN OLEH:

Boby Waldani 8186122005


Dwi Maya Sevrina 8186122008
Dwi Mentari Arya 8186122009

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah yang tugas rutin ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tulisan ini membahas tentang defenisi pengembangan kurikulum.

kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih atas dorongan dan bimbingan
dari dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum di PPS UNIMED, Bpk
Prof,Dr Abdul Hasan Saragih M.Pd. Dengan kuliah yang diberikan beliau, kami
dapat memahami hal-hal dasar yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan itu
sendiri.

kami mohon maaf apabila makalah ini kurang sempurna dan kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian demi
perbaikan di hari yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2019

Penulis

i|Pengembangan kurikulumm KLPK1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ................................................................................................... 3
BAB II ........................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
A. Defenisi Kurikulum .......................................................................................... 4
B. Fungsi Kurikulum ................................................................................................. 8
C. Konsep Kurikulum................................................................................................ 9
D. Dimensi Kurikulum ............................................................................................ 16
BAB III ....................................................................................................................... 18
PENUTUP ................................................................................................................... 18
Kesimpulan .............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 19

ii | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembentukan suatu organisasi yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Begitu pula dengan salah satu organisasi yang sangat besar seperti dunia

persekolahan dalam tingkat nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka harus

dibuat rancangan untuk mencapai tujuan tersebut agar dalam pelaksanaannya

terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah kita mengenal yang namanya kurikulum.

Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan

pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait. Selain sebagai pedoman, bagi

siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi

pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi

diagnostik.

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan

pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di

masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan saja

berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau

hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat akan tetapi juga pendidikan harus

berisi tentang pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan

kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan demikian dalam

sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di

1|Pengembangan kurikulumm KLPK1


dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga

pengalaman belajar yang harus dimilki setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi

pengalaman itu sendiri.

Kedudukan kurikulum ini sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan

pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan

dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak

bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Pada dasarnya

kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-

komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara

mengkaji suatu kurikulum lembaga pendidikan itu.

Mengingat pentingnya pemahaman menyeluruh konsep dasar dari kurikulum

ini, maka penulis tergerak untuk menyusunnya menjadi sebuah makalah yang khusus

mengungkap mengenai hal tersebut. Kiranya kehadiran makalah ini dapat sedikit

membuka wawasan para pembaca semua.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari kurikulum ?

2. Apakah Fungsi Kurikulum ?

3. Apa saja Konsep Kurikulum dalam Pendidikan?

2|Pengembangan kurikulumm KLPK1


C. Tujuan Masalah

Mengacu dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian dari kurikulum.

2. Mengetahui Fungsi Kurikulum.

3. Mengetahui konsep kurikulum dalam Pendidikan.

3|Pengembangan kurikulumm KLPK1


BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Kurikulum

Kata Kurikulum memiliki banyak arti yang berbeda tergantung dari posisi

seseorang dalam system pendidikan . Sebagai contoh, seorang pembuat kurikulum

akan melihatnya sebagai suatu rencana untuk pengalaman kurikulum di sekolah (

yang ideal); seorang guru akan melihatnya sebagai pemerintah atau orang yang

biasanya berada di luar ruang kelas yang mengatakan padanya untuk mengajar

(mempraktekkan); seorang siswa akan melihatnya sebagai apa yang harus saya

pelajari untuk lulus sekolah atau madrasah (kenyataan) dan orang tua melihatnya

sebagai apa yang sebenarnya telah dipelajari oleh anak di sekolah (prestasi). Pihak

lain mungkin akan melihatnya sebagai buku atau materi unutk guru dan siswa.

Istilah kurikulum di gunakan pertama kali pada olahraga pada zaman Yunani

kuno yang berasal dari kata curir dan curer, yang artinya jarak yang harus ditempuh

oleh seorang atlit. Pada waktu itu , orang mengistilahkan dengan tempat berpacu atau

tempat berlari dari mulai start sampai finish. (Wina(Sanjaya,200:1) Istilah

Kurikulum kemudian digunakan dalam dunia pendidikan.

Dalam dunia pendidikan, para ahli memiliki pandangan yang beragam tentang

kurikulum. Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan praktik

dan teori pendidikan.

Pengertian kurikulum yang ditinjau dari beberapa sudut pandang :

4|Pengembangan kurikulumm KLPK1


1. Pengertian Kurikulum Secara Tradisional

Dalam pandangan lama kurikulum dipandang sebagai kumpulan mata

pelajaran yang harus disampaikan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Pelajaran-

pelajaran materi apa yang harus ditempuh di sekolah madrasah, itulah kurikulum.

Kurikulum dalam arti sejumlah mata pelajaran ya hams ditempuh oleh murid,

menurut Oemar Hamalik, mempunyai implikasi bahwa mata pelajaran pada

hakekatnya adalah pengalaman masa lampau dan tujuan mempelajarinya adalah

untuk memperoleh ijazah.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada pergeseran

fungsi sekolah. Seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi sekolah tidak

saja dituntut untuk rnembekalai berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat cepat

berkembang, tetapi juga dituntut untuk dapat mengembangkan minat bakat,

membentuk moral kepribadian, bahkan berbagai macam ketrampilan yang dibutuhkan

untuk memenhuni dunia kerja. Pergeseran fungsi sekolah tersebut berdampak pada

pergeseran makna kurikulum, dimana kurikulum tidak lagi dipandang sebagai mata

pelajaran akan tetapi dianggap sebagai pengalaman belajar siswa. dijelaskan oleh

William F. Pinar da bukunya What is Curriculum Theory, yang menjelas bahwa

kurikulum pada saat mi adalah dimaknai sebagai pengalaman belajar. Pergeseran

makna ini disebab pengaruh humanisme, seni, dan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

2. Pengertian Kurikulum Secara Modern :

5|Pengembangan kurikulumm KLPK1


Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya

“Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah

untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar

sekolah”.

Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa “Kurikulum adalah semua

pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah”.

Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang

direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.

Selain itu, kurikulum dalam pandangan modern juga berarti pada

methodology. Misalnya, Hilda Taba dalam bukunyanya Curriculum Development,

menuliskan Currikulum is, after all, a way of preparing young people to participate

as productive members of our culturer”. Artinya, kurikulum adalah cara

mempersiapkan manusia untuk berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dan

suatu budaya.

Sesuai penjelasan David Pratt bahwa: “A curriculum is anorganized set of

formal educational and or training intentions “. Artinya, kurikulum adalah

seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat latihan.

Dari berbagai pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum

ditinjau dari pandangan modern merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir

untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab

sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.

6|Pengembangan kurikulumm KLPK1


Menurut S.Nasution kurikulum dapat ditinjau sebagai berikut :

1. Kurikulum dapat dilihat sebagai produk yakni sebagai hasil karya para

pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu panitia. Hasilnya dituangkan dalam

bentuk buku atau pedoman kurikulum, misalnya berisisejumlah mata pelajaran yang

harus diajarkan.

2. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai program,yakni alat yang dilakukan oleh

sekolah atau madrasah untuk mencapai tujuannya. ini dapat berupa mengajarkan

berbagai mata pelajaran tetapi dapat juga meliputi segala kegiatan yang dianggap

dapat mempengaruhi perkembangan siswa misalnya perkumpulan sekolah atau

madrasah, pertandingan,pramuka, warung sekolah atau madrasah dan lain-lain.

3. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan

dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, keterampilan tertentu. Apa yang

diharapkan akan dipelajari tidak selalu sama dengan apa yang benar-benar dipelajari.

4. Kurikulum sebagai pengalaman siswa. Ketiga pandangan di atas berkenaan

dengan perencanaan kurikulum sedangkan pandangan ini mengenai apa yang secara

aktual menjadi kenyataan pada tiap siswa. Ada kemungkinan, bahwa apa yang

diwujudkan pada diri anak berbeda dengan apa yang diharapkan menurut rencana

Dan beberapa definisi kurikulum yang telah disebutkan di atas bisa diambil

kesimpulan, bahwa kurikulum merupakan pengalaman peserta didik baik di sekolah

atau madrasah maupun di luar sekolah di bawah bimbingan sekolah. Kurikulum tidak

hanya terbatas pada mata pelajaran, tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat

mempengaruhi perkembangan peserta didik, dan bisa menentukan arah atau

7|Pengembangan kurikulumm KLPK1


mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi. Dengan kata lain kurikulum haruslah

menunjukkan kepada apa yang sebenarnya haru dipelajari oleh peserta didik.

B. Fungsi Kurikulum

Menurut Sutopo dan Soemanto sebagaimana dikuti oleh Muhammad Joko

Susilo kurikulum berfungsi :

1. Kurikulum dalam rangka mencapai tujuan. Bila tujuan pendidikan yang

diinginkan tidak tercapai orang cenderung meninjau kembali alat yang

digunaka untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Bagi siswa kurikulum berfungsi sebagai organisasi belajar yang harus

dikuasai dan dikembangka seirama perkembangan siswa.

3. Bagi guru, kurikulum berfungsi

a) sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir

pengalaman siswa.

b) sebagai alat untuk mengadakan evaluasi perkembangan siswa

c) sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan.

4. Bagi kepala sekolah dan pembiña sekolah kurikulum berfungsi

a) sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi, yaitu

memperbaiki situasi belajar.

b) sebagai pedoman untuk fungsi supervisi dalam menciptakan situasi

untuk menunjang situasi belajar.

c) sebagai pedoman dalam fungsi supervisi untuk membantu guru d

alam memperbaiki situasi belajar.

8|Pengembangan kurikulumm KLPK1


d) sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar

mengajar.

5. Bagi orang tua murid, kurikulum. berfungsi sebagai panduan untuk

membantu anak.

6. Bagi sekolah pada tingkatan di atasnya, kurikulum berfungsi sebagai

pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru.

7. Bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah, kurikulum berfungsi dalam

memberikan bantuan guru dalam memperlancar pelaksanaan program

pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang

tua/masyarakat untuk menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar

bisa lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.

C. Konsep Kurikulum

Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum

adalah konsep kurikulum. Ada beberapa konsep tentang kurikulum, kurikulum

sebagai substansi, sebagai sistem, sebagai bidang studi, kurikulum nyata dan

kurikulum tersembunyi.

a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi/rencana :

Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi

murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.

Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan

tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu

kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil

9|Pengembangan kurikulumm KLPK1


persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan

pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup

tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.

b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem

Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan,

bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia,

dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,

mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah

tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana

memelihara kurikulum agar tetap dinamis.

c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:

Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum

dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah

mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang

mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum.

Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka

menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi

kurikulum.

Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut

untuk :

1. mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-

istilah teknis

10 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
2. mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam

pengetahuan-pengetahuan baru

3. melakukan penelitian inferensial dan prediktif

4. mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan

melaksanakan model-model kurikulum.

Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum.

Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi,sebagai sistem,

maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan.

d. Kurikulum Nyata (Real Curriculum)


Kurikulum nyata, atau kurikulum aktual adalah apa yang terlaksana dalam
proses belajar mengajar atau yang menjadi kenyataan dalam kurikulum yang
direncanakan atau terprogram dalam pendidikan. Kurikulum Aktual sebaiknya sama
dengan kurikulum ideal, atau setidak-tidaknya mendekati kurikulum ideal walaupun
tidak mungkin atau tidak pernah sama dalam kenyataannya.
Para ahli kurikulum menganggap perlu adanya sejumlah kriteria yang
digunakan sebagai pedoman, patokan, dan ukuran kurikulum tersebut. Caswell dan
Campbell telah merumuskan beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Kegunaan isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai


kehidupan yang kontemporer.
2. Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan minat dan kebutuhan para siswa.
3. Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan, sikap dan
sebagainya yang dipandang bermanfaat bagi orang dewasa.
4. Isi kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang mata pelajaran tertentu.

11 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
Dalam hal ini Romine mengkaji dari sudut pandang yang lebih luas,
sesungguhnya penentuan kriteria tersebut hendaknya bertitik tolak dari aspek tujuan
pendidikan, proses pendidikan, dan keadaan para siswa itu sendiri. Berdasarkan
faktor-faktor tersebut dia merumuskan sejumlah kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria yang berhubungan dengan sifat para siswa, yaitu :

 Apakah isi kurikulum di dalamnya berguna dalam memuaskan minat


dan keingintahuan siswa.

2. Kriteria yang berhubungan dengan tujuan pendidikan, yaitu

 Apakah isi kurikulum di dalamnya signifikan, valid, dan berguna


dalam menafsirkan, memahami,, dan menilai kehidupan yang
kontemporer.
 Apakah isi kurikulum di dalamnya berhubungan dengan masalah-
masalah kehidupan.
 Apakah isi kurikulum di dalamnya akan memajukan perkembangan
dan pertumbuhan yang seimbang pada anak-anak, sesuai dengan
tujuan pendidikan yang telah dirumuskan (sikap, kemampuan,
kebiasaan, dan sebagainya).
 Apakah isi kurikulum di dalamnya memang penting, dalam artian
memberikan sumbangan yang berharga pada berbagai peran kurikulum
(konservatif, evaluatif, kreatif, dan sebagainya) serta bermakna bagi
pengalaman manusia.

Landasan Kurikulum Nyata


Pendidikan merupakan suatu proses sosial, karena berfungsi
memasyarakatkan anak didik melalui proses sosialisasi di dalam masyarakat tertentu.
Sekolah, sebagai salah satu institusi pendidikan berperan juga sebagai institusi sosial,

12 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
karena melalui lembaga tersebut anak dipersiapkan untuk mampu terjun dan aktif
dalam kehidupan masyarakatnya kelak.
Anak-anak berasal dari masyarakat, dan mereka belajar tentang cara hidup
dalam bermasyarakat. Oleh ,karena itu, sekolah harus bekerjsama dengan masyarakat,
dan program sekolah harus disusun dan diarahkan oleh masyarakat yang menunjang
sekolah tersebut. Program pendidikan disusun dan dipengaruhi oleh nilai, masalah,
kebutuhan, dan tantangan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu kurikulum yang
aktual harus disusun berlandaskan dasar sosiologis agar tercipta keseimbangan
diantara keduanya dan terciptalah tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Kebutuhan Masyarakat dan Kekuatan Sosial


Pada dasarnya, pendidikan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu, kurikulum harus berdasarkan pada kebutuhan masyarakat dan
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kurikulum yang demikianlah disebut
sebagai kurikulum yang relevan (ideal dan aktual) dengan masyarakat. Dibalik itu,
masyarakat merupakan lingkungan pendidikan, dalam artian suatu lingkunagn yang
mempengaruhi sekolah dan sebaliknya, sekolah mempengaruhi kehidupann
masyarakat. Hal ini sejalan dengan prinsip ekosistem.
Apabila kebutuhan masyarakat dianalisis, hal ini akan sangat membantu para
penyusun kurikulum dalam merumuskan masalah masyarakat yang terkait dalam
pemilihan dan penyusunan bahan-bahan dan pengalaman-pengalaman kurikuler.
Dalam pengembangan kurikulum agar menjadi ideal dan aktual perlu
dipertimbangkan berbagai masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat, hal ini
berguna untuk:

1. Mengorientasikan kurikulum pada pusat-pusat kehidupan.


2. Membantu merumuskan falsafah dan tujuan pendidikan.
3. Merangsang minat murid dan mengusahakan kegiatan belajar menjadi lebih
luas.

13 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
4. Melengkapi dasar pengembangan unit-unit pelajaran.
5. Melengkapi proyek kerjasama sekolah dan masyarakat, ketika para siswa
dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.

Implementasi Kurikulum Nyata


Implemnetasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program
kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian
diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan
penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik
perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
Adapun tahapan implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok,
yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.

1. Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, bulanan,


mingguan, dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling
atau program remedial.
2. Pelasanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru
yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik tersebut.
3. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum
semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian
keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksaaan kurikulum.

Dengan tahap-tahap tersebut akan tercapai tujuan-tujuan kegiatan yang telah


ditetapkan dalam kurikulum. Hal itu secara otomatis akan meningkatkan pemanfaatan
dan penerapan kurikulum nyata/aktual.
e. Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curciculum)

14 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
Kurikulum tersembunyi atau kurikulum terselubung, secara umum dapat
dideskripsikan sebagai “hasil (sampingan) dari pendidikan dalam latar sekolah atau
luar sekolah, khususnya hasil yang dipelajari tetapi tidak secara tersurat dicantumkan
sebagai tujuan”. Beragam definisi lain telah dikembangkan berdasarkan pada
perspektif yang luas dari mereka yang mempelajari peristiwa ini. Segala bentuk
pendidikan, termasuk aktivitas rekreasional dan sosial tradisional, dapat mengajarkan
bahan-bahan pelajaran yang sebetulnya tak sengaja karena bukan berhubungan
dengan sekolah tetapi dengan pengalaman belajar. Tetapi umumnya, kurikulum
tersembunyi mengacu pada berbagai jenis pengetahuan yang diperoleh dalam sekolah
dasar dan menengah, biasanya dengan suatu konotasi negatif yang mengacu pada
ketidaksamaan yang muncul sebagai akibat hal tersebut. Sikap ini berasal dari
komitmen sistem sekolah yang mempromosikan demokrasi dan memastikan
pengembangan kecerdasan yang sama. Sasaran tersebut dihalangi oleh pelajaran-
pelajaran yang tak terukur ini. Dalam konteks ini, kurikulum tersembunyi disebut
sebagai memperkuat ketidaksamaan sosial dengan mendidik siswa dalam berbagai
persoalan dan perilaku menurut kelas dan status sosial mereka. Sama halnya seperti
adanya ketidaksamaan distribusi modal budaya di masyarakat, berupa distribusi yang
berhubungan dalam pengetahuan di antara para siswa. Kurikulum tersembunyi juga
dapat merujuk pada transmisi norma, nilai, dan kepercayaan yang disampaikan baik
dalam isi pendidikan formal dan interaksi sosial di dalam sekolah-sekolah ini.
Kurikulum tersembunyi sukar untuk didefinisikan secara eksplisit karena berbeda-
beda antar siswa dan pengalamannya serta karena kurikulum itu selalu berubah-ubah
seiring berkembangnya pengetahuan dan keyakinan masyarakat.
Konsep kurikulum tersembunyi diespresikan dalam gagasan bahwa sekolah
melakukan lebih dari sekedar menyebarkan pengetahuan, seperti tercantum dalam
kurikulum resmi. Di balik itu terdapat berbagai kritik tentang implikasi sosial,
landasan politik, dan hasil budaya dari aktivitas pendidikan modern. Sementara
penelaahan awal berkaitan dengan identifikasi faham anti-demokratis dari sekolah,

15 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
penelitian lain telah memperhatikan permasalahan berbeda, termasuk masalah
sosialisme, kapitalisme, dan anarkisme dalam pendidikan.
D. Dimensi Kurikulum

1. Kurikulum Makro

Kurikulum dipandang secara makro atau sesuatu yang memiliki cakupan yang

luas. Kurikulum didefinisikan sebagai seluruh pengalaman yang diatur dalam

kehidupan persekolahan, mulai dari mata pelajaran di kelas sampai kegiatan

ekstrakuriler. Beberapa contoh definisi yang mewakili kelompok adalah:

Gallen & Alexander (dalam Soetopo & Soemanto, 1993: 13) menyatakan bahwa

curriculum is sum total of the school efforts to influence learning whether in the

classroom, playground or out of school. Suharsimi Arikunto (1994: 1) menyatakan

bahwa kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang dikembangkan dan

dipersiapkan bagi peserta didik untuk mengatasi situasi kehidupan dengan bimbingan

pendidik.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Melograno (1996: 2)

curriculum is defined as the planned sequence of (1) what students are to learn, (2)

how students acquire that learning, (3) how students’ learning is verified.

2. Kurikulum Mikro

16 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
Pandangan ini mewakili mereka yang beranggapan bahwa yang dimaksud

dengan kurikulum adalah materi suatu mata ajar yang harus disampaikan kepada

peserta didik. Mereka memandang kurikulum secara mikro. Contoh definisi

kurikulum yang termasuk golongan ini adalah: Kurikulum berasal dari kata Yunani

“curere” yang berarti tempat bertanding, arah perjalanan, atau suatu pengajaran di

perguruan tinggi (Brotosuroyo, Sunardi & Furqon, 1992:

17 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Sebagai suatu sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen atau


bagian-bagian yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi
peserta didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk
mencapai target tujuan pendidikan nasional maupun tujuan pendidikan islam.
Di dalam kurikulum terdapat komponen yang tidak bisa dipisahkan karena
antar komponen itu saling terkait.
2. Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik harus bias menciptkan
suasana yang kondusif serta mampu memunculkan motivasi peserta didik.
Strategi pengajaran mengatur seluruh komponen, baik pokok maupun
penunjang dalam sistem pengajaran. Kurikulum mempunyai komponen-
komponen yang mempunyai tujuan utama atau tujuan dari kurikulum tersebut.
Karena komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan menunjang untuk
mencapai tujuan dari kurikulum maka di sebutlah kurikulum sebagai suatu
sistem.
3. Fungsi Kurikulum :

kurikulum berfungsi sebagai organisasi belajar yang harus dikuasai dan


dikembangka seirama perkembangan siswa.

3. Konsep Kurikulum
a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi/rencana :
b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem
c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
d. Konsep keempat, Kurukulum nyata
e. Konsep kelimal, Kurikulum tersembunyi.

18 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1
DAFTAR PUSTAKA

Hamid syarif. Pengembanagan kurikulum, garoeda buana indah, Pasuruan, 1993


Harun Asrohah,Anas Amin Alamsyah, Pengembangan Kurikulum,
kope rtaisIV Press, Surabaya 2014
http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-
dan.html
Nana Sudjana, Pembinan dan pengembangan kurikulum disekolah, Bandung: Sinar
Baru, 1991
Nasution S, asas-asas kurikulum, bumi aksara, Jakarta, 1995
Neliawati, pengembangan kurikulum PAI, FITK IAIN SU, Medan, 2014
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta, RajaGrafindo Persada,
1992,
Suratmanskaters.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-konsep-fungsi-dan-peranan.html

19 | P e n g e m b a n g a n k u r i k u l u m m K L P K 1

Anda mungkin juga menyukai