1, (2015) 1-6 1
Vishny, 1997; Mohd, Perry, & Rimbey, 1998). Sedangkan, b. Mempublikasikan data laporan keuangan secara teratur
menurut Tsorhe, Aboagye, & Kyereboah-Coleman (2012), dan lengkap selama periode observasi.
semakin besar kepemilikan institusi akan mengeksploitasi c. Informasi pos-pos terkait perhitungan rasio keuangan
hubungan bisnis perusahaan dengan pihak lain yang mana yang digunakan dalam penelitian harus tersedia dengan
akan mengutungkan pihak institusi mereka sendiri dengan lengkap dalam laporan keuangan.
mengorbankan kepentingan stakeholders lainnya, yang
membuat GCG diabaikan dan manajemen risiko perusahaan B. Definisi Operasional Variabel
akan turut menjadi tidak baik. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
5) Kepemilikan Publik terhadap Manajemen Risiko 1) Dewan Komisaris, dengan indikator empirik:
Semakin besar kepemilikan publik dalam perusahaan, (1)
akan memperbanyak mata yang terus mengawasi 2) Dewan Direksi, dengan indikator empirik:
(memudahkan monitoring), intervensi atau beberapa
(2)
pengaruh kedisiplinan lain pada manajemen, yang membuat
3) Komisaris Independen, dengan indikator empirik:
semakin baik pula manajemen risiko perusahaan (Levine,
2004). Sedangkan, Greuning dan Bratanovic (2009) (3)
menyatakan bahwa justru terjadi pengaruh tidak siginifikan 4) Kepemilikan Institusional, dengan indikator empirik:
negatif, yang disebabkan oleh terdispersinya kepemilikan
saham publik, yang menyebabkan suara investor individu (4)
tidak memiliki efek yang siginifikan dalam manajemen 5) Kepemilikan Publik, dengan indikator empirik:
risiko perbankan.
6) Manajemen Risiko terhadap Kinerja (5)
Ketika bank memanajemen risikonya dengan baik, maka Variabel berperan ganda dalam penelitian ini adalah:
bank akan memiliki kemampuan dan kesempatan lebih untuk 1) Interest-Rate Risk (Net Interest Margin / NETIM),
meningkatkan kinerjanya (return). Manajemen risiko yang dengan indikator empirik:
baik pada akhirnya akan membawa bank pada kinerja yang
lebih baik pula (Tsorhe, Aboagye, & Kyereboah-Coleman, (6)
2012; Tandelilin, Kaaro, Mahadwartha, & Supriyatna, 2) Credit Risk (PROV), dengan indikator empirik:
2007).
E. Kerangka Berpikir 3) Natural Hedging Strategy (Non Interest Margin /
NONIM), dengan indikator empirik:
(7)
4) Solvency/Capital Risk (Capital Adequacy Ratio / CAR),
dengan indikator empirik:
Gambar 2. Kerangka Berpikir (9)
F. Hipotesis Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
Berdasarkan uraian di atas serta kerangka berpikir yang perusahaan, dengan indikator empirik :
ada, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Hipotesis 1 : Mekanisme GCG (jumlah dewan komisaris, (10)
jumlah dewan direksi, proporsi komisaris independen,
kepemilikan institusional dan kepemilikan publik) C. Teknik Analisa Data
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap manajemen Metode analisa yang digunakan dalam penelitian untuk
risiko perbankan (interest-rate risk, credit risk, natural melihat pengaruh variabel dependen terhadap variabel
hedging strategy, dan solvency/capital risk). independen sesuai kerangka berpikir dan hipotesis adalah
Hipotesis 2 : Manajemen risiko bank (interest-rate risk, SEM (Structural Equation Modeling). Pertama, diawali
credit risk, natural hedging strategy, dan solvency/capital dengan uji normalitas data. Pada model SEM, keseluruhan
risk) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja tahap regresi dikerjakan secara bersamaan sesuai dengan
perbankan (ROE). hubungan teoritis yang dimiliki oleh masing-masing
variabel. Selain itu, untuk memastikan bahwa model yang
3. METODOLOGI PENELITIAN dihasilkan SEM layak untuk digunakan, diperlukan ada
A. Gambaran Populasi dan Sampel evaluasi kesesuaian model berdasarkan uji goodness-of-fit
Penelitian ini menggunakan pendekatan data kuantitatif yang terdiri dari 8 macam indeks. Jika model telah sesuai,
dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah maka peneliti dapat menjalakan uji selanjutnya untuk
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama menjawab hipotesis yang diajukan, yaitu uji hipotesa t
periode 2007-2013. Teknik pengambilan sampel yang dengan α = 0,05 (5%).
digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria
pengambilan sampel adalah: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
a. Perusahaan yang termasuk dalam subsektor perbankan Dari populasi perusahaan subsektor perbankan yang
yang tercatat kontinu di BEI selama tahun 2007-2013. tercatat di BEI selama 2007-2013 sebanyak 26 emiten, 24
emiten diantaranya memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-6 4
menjadi sampel. Dari ke-24 sampel tersebut, terkumpul 168 laten. Hasil kerangka setelah dimodifikasi adalah sebagai
observasi data. berikut:
Ada tiga variabel yaitu BOC, BOD, dan KI, yang
menggunakan nilai bentuk transformasi logaritma natural
(Ln). Hal ini dilakukan dengan tujuan agar data yang semula
merupakan data eksponensial dapat berubah menjadi data
linear atau mendekati linear, sehingga dalam melakukan
analisis data menjadi lebih mudah (intervalnya menjadi lebih
kecil) (Nachrowi & Usman, 2002). Selanjutnya, data disusun
berdasarkan kerangka berpikir dan kemudian dilakukan uji
normalitas data. Hasil menunjukkan residual model data
tidak terdistribusi normal. Namun, hal ini tidak menjadi
masalah serius seperti yang dikatakan oleh Bentler dan Chou
(1987) dan Ghozali (2008) bahwa jika teknik estimasi dalam Gambar 3. Model Struktural Pasca Modifikasi
model SEM menggunakan teknik maximum likelihood Hasil model SEM yang telah dimodifikasi adalah sebagai
estimation (MLE) maka walaupun distribusi datanya tidak berikut:
normal, masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga Tabel 3.
data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil Regresi SEM Pasca Modifikasi & Uji t
Pada teknik analisa SEM, hasil dari model teoritis Hubungan Kausal Beta Sig. Keterangan (Uji t)
berdasarkan kerangka berpikir adalah sebagai berikut : NETIM <--- LnBOC 0.006 0.227 Tidak Signifikan
Tabel 1. NETIM <--- LnBOD 0.000 0.961 Tidak Signifikan
Hasil Regresi SEM Kerangka Model Awal NETIM <--- LnKI 0.000 0.983 Tidak Signifikan
Hubungan Kausal Beta Signifikansi NETIM <--- Sinst 0.041 0.005 Signifikan
NETIM <--- Spub 0.037 0.029 Signifikan
NETIM <--- LnBOC 0.006 0.238
PROV <--- LnBOC -0.001 0.844 Tidak Signifikan
NETIM <--- LnBOD 0.000 0.962
PROV <--- LnBOD 0.007 0.005 Signifikan
NETIM <--- LnKI 0.000 0.983
PROV <--- LnKI 0.009 0.104 Tidak Signifikan
NETIM <--- Sinst 0.041 0.006
PROV <--- Sinst 0.009 0.323 Tidak Signifikan
NETIM <--- Spub 0.037 0.033
PROV <--- Spub -0.008 0.428 Tidak Signifikan
PROV <--- LnBOC -0.001 0.844
NONIM <--- LnBOC -0.008 0.081 Tidak Signifikan
PROV <--- LnBOD 0.007 0.005
NONIM <--- LnBOD 0.014 0.000 Signifikan
PROV <--- LnKI 0.009 0.104
NONIM <--- LnKI -0.002 0.763 Tidak Signifikan
PROV <--- Sinst 0.009 0.323
NONIM <--- Sinst -0.039 0.002 Signifikan
PROV <--- Spub -0.008 0.428
NONIM <--- Spub -0.033 0.026 Signifikan
NONIM <--- LnBOC -0.008 0.081
CAR <--- LnBOC -0.010 0.401 Tidak Signifikan
NONIM <--- LnBOD 0.014 0.000
CAR <--- LnBOD -0.001 0.910 Tidak Signifikan
NONIM <--- LnKI -0.002 0.763
CAR <--- LnKI -0.030 0.123 Tidak Signifikan
NONIM <--- Sinst -0.039 0.002
CAR <--- Sinst -0.044 0.181 Tidak Signifikan
NONIM <--- Spub -0.033 0.026
CAR <--- Spub -0.041 0.473 Tidak Signifikan
CAR <--- LnBOC -0.010 0.401
ROE <--- NETIM 5.593 0.000 Signifikan
CAR <--- LnBOD -0.001 0.910
ROE <--- PROV -1.155 0.000 Signifikan
CAR <--- LnKI -0.030 0.123
ROE <--- NONIM 5.688 0.000 Signifikan
CAR <--- Sinst -0.044 0.181
ROE <--- CAR -0.668 0.000 Signifikan
CAR <--- Spub -0.041 0.473
ROE <--- NETIM 5.714 0.000 Model pasca modifikasi ini memenuhi kedelapan indeks
ROE <--- PROV -1.526 0.000 uji kesesuaian (tabel 4) yang menunjukkan bahwa model ini
ROE <--- NONIM 5.802 0.000 merupakan model final dari SEM. Setelah itu, dilakukan uji
ROE <--- CAR -0.758 0.000 hipotesa dengan uji t, dengan hasil akhir di tabel 3. Variabel
independen dengan nilai signifikansi dibawah 5%, maka
Berikut adalah hasil dari uji kesesuaiannya: memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
Tabel 2. dependennya, vice versa.
Rangkuman Uji Goodness of Fit Kerangka Model Awal Tabel 4.
Goodness of Indeks keputusan Hasil Kesimpulan Rangkuman Uji Goodness of Fit Pasca Modifikasi
Fit Index analisis Goodness of Hasil
Chi square ≤ Chi square tabel 662.658 Tidak sesuai Indeks keputusan Kesimpulan
Fit Index analisis
Signifikansi ≥ 0.05 0.000 Tidak sesuai Chi square ≤ Chi square tabel 3.383 Sesuai
RMSEA ≤ 0.08 0.428 Tidak sesuai Signifikansi ≥ 0.05 0.759 Sesuai
GFI ≥ 0.90 0.629 Tidak sesuai RMSEA ≤ 0.08 0.000 Sesuai
AGFI ≥ 0.90 0.029 Tidak sesuai GFI ≥ 0.90 0.996 Sesuai
CMIN/DF ≤ 2.00 31.555 Tidak sesuai AGFI ≥ 0.90 0.963 Sesuai
TLI ≥ 0.95 -0.416 Tidak sesuai CMIN/DF ≤ 2.00 0.564 Sesuai
CFI ≥ 0.95 0.339 Tidak sesuai TLI ≥ 0.95 1.020 Sesuai
Hasil dari tabel 2 menunjukkan bahwa model yang ada CFI ≥ 0.95 1.000 Sesuai
tidak berhasil memenuhi satupun indeks kesesuaian. Oleh Berikut adalah pembahasan dari uji hipotesa yang telah
karena itu, model awal dianggap tidak layak dan perlu dilakukan pada model SEM pasca modifikasi:
dimodifikasi dengan memperhatikan pada hubungan variabel
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-6 5
1) Pengaruh Mekanisme GCG Terhadap Manajemen Risiko Pengaruh signifikan positif terhadap NONIM, disebabkan
a. Jumlah Dewan Komisaris dan Komisaris Independen banyaknya segmen bisnis unit yang dijalankan suatu bank,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah dewan salah satunya ditunjukkan dari jumlah dewan direksi yang
komisaris dan proporsi komisaris independen, keduanya dimiliki. Peningkatan jumlah dewan direksi yang dimiliki
ternyata tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap bank, berarti membuat keahlian dan pengalaman semakin
semua variabel manajemen risiko bank, baik interest-rate beragam, variasi divisi yang lebih banyak dalam bank,
risk (NETIM), credit risk (PROV), natural hedging strategy dimana divisi-divisi tersebut merupakan pengembangan dari
(NONIM), maupun solvency/capital risk (CAR). bisnis inti yang dijalankan bank terkait. Divisi-divisi ini
Ada beberapa hal yang dapat menjelaskan fenomena ini. menawarkan berbagai layanan dengan berbagai bentuk
Pertama, dalam industri perbankan Indonesia, fungsi inovasinya, yang mana adalah mendatangkan fee based
pengawasan bank secara langsung terkontrol oleh BI. BI income bagi bank, yang digambarkan dalam nilai NONIM.
sebagai pengawas dan regulator perbankan Indonesia Sedangkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap
memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada dewan NETIM, oleh karena NETIM merupakan hasil (result) dari
komisaris dan komisaris independen bank. Selain itu, dewan fungsi utama bank sebagai lembaga intermediasi, dengan
komisaris bank dilarang terlibat dalam pengambilan kata lain selisih dari pendapatan bunga (loan) dan beban
keputusan kegiatan operasional bank. Kedua, jumlah dari bunga (deposit). Dimana besarnya tergantung dari strategi,
dewan komisaris dan komisaris independen bank lebih segmentasi, dan jumlah nasabah bank masing-masing.
sebagai bentuk compliance dan penghindaran dari hukuman Hasil penelitian juga menunjukkan pengaruh tidak
terhadap peraturan BI, yaitu sebagaimana yang diatur dalam signifikan terhadap manajemen risiko bank dalam bentuk
PBI No. 8/4/PBI/2006. Ketiga, variasi ukuran dewan CAR. Hal ini disebabkan, oleh karena pada dasarnya
komisaris dan komisaris independen bank yang ada, penentu besarnya CAR suatu bank, selain tunduk pada PBI
dibentuk oleh masing-masing bank sesuai dengan kondisi No. 10/15/PBI/2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal
dan kebutuhan bank terkait. Minimum Bank Umum, terlebih tergantung utama dari
strategi bank dan kekuatan finansial para pemegang saham
b. Jumlah Dewan Direksi
sebagai pemilik dari bank terkait.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah dewan
direksi berpengaruh signifikan positif terhadap PROV dan c. Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Publik
juga terhadap NONIM, sedangkan tidak berpengaruh Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik kepemilikan
signifikan terhadap NETIM dan CAR. institusional maupun kepemilikan publik keduanya sama-
Terdapat tiga penjelasan yang dapat menjelaskan sama berpengaruh signifikan positif terhadap NETIM,
pengaruh signifikan positif terhadap PROV. Pertama, berpengaruh signifikan negatif terhadap NONIM, sedangkan
besarnya PROV, yang menggambarkan besarnya allowance tidak berpengaruh signifikan terhadap PROV dan CAR.
for possible loan losses, pada dasarnya memang besarnya Pengaruh signifikan positif terhadap NETIM, dapat
tergantung pada pihak manajemen, yaitu dalam hal ini dijelaskan dengan melihat predikat keduanya sebagai
adalah dewan direksi bank. Kedua, jumlah dewan direksi pemilik dari bank melalui investasi modal saham ke dalam
yang semakin besar, berarti membuat diversitas, keahlian, bank bersangkutan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengalaman, jaringan, masukan dari berbagai sudut pandang keduanya sebagai pemilik memiliki perhatian khusus pada
dalam dewan direksi semakin besar. Akhirnya, memberikan manajemen bank dalam hal pencetakan profit bank, yang
manfaat bagi perusahaan dalam berbagai aspek, termasuk di pada dasarnya merupakan potensi imbal hasil yang akan
dalamnya manajemen risiko kredit bank yang menjadi diterimanya. Dimana dalam hal ini, terutama pada sumber
semakin baik. Lebih jauh, jumlah dewan direksi yang profit terbesar bank, yaitu yang berasal dari fungsi
semakin besar, berarti memungkinkan divisi yang dibentuk intermediasi bank, yang tercermin dalam nilai NETIM bank.
dalam bank semakin banyak, terutama dengan adanya Pengaruh yang signifikan negatif terhadap NONIM,
pembentukan direksi yang khusus di bidang manajemen dikarenakan adanya asimetris informasi antara pihak
risiko dan secara spesifik risiko kredit sehingga membuat manajemen dan pemilik terkait NONIM. Dengan melihat
bank lebih terpantau, lebih akurat, dan mempunyai kontrol data historis NONIM bank yang hampir seluruhnya selalu
yang lebih tepat terhadap kualitas kredit, sehingga bank bisa negatif, membuat pemilik, dalam hal ini institusi dan publik,
membuat cadangan kemungkinan penghapusan kredit yang melihat bahwa NONIM cenderung tidak menguntungkan
lebih besar dengan tujuan memberikan perlindungan bagi bagi diri mereka. Oleh karena itu, mereka lebih mendukung
seluruh stakeholders. Ketiga, adanya PBI No. pihak manajemen untuk lebih fokus pada kegiatan yang jauh
14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank lebih tampak menghasilkan bagi pemilik, yakni fokus pada
Umum yang secara eksplisit menyatakan bahwa kelalaian fungsi utama intermediasi bank, yang tercermin di NETIM,
dalam hal menentukan kolektibilitas dari nasabah kredit yang berdasarkan data selalu jauh lebih besar dari NONIM.
bank, yang nantinya digunakan sebagai dasar besarnya Sedangkan, pengaruh tidak signifikan terhadap PROV,
pembentukan cadangan penghapusan aset, dapat berakibat dikarenakan manajemen risiko kredit yang dilihat dari
direksi terkait mengalami kesulitan pada proses fit and besarnya pembentukan allowance for possible loan losses,
proper test. Peraturan ini juga membawa efek dengan pada dasarnya berada di tangan dewan direksi dengan
membuat dewan direksi akan lebih berhati-hati, teliti, dan tunduk pada peraturan BI terkait penentuan kolektibilitas
memungkinkan adanya saling cross-check antar dewan dari nasabah kredit bank. Sedangkan, pengaruh tidak
direksi dalam manajemen risiko kredit bank. Oleh karena signifikan terhadap CAR, dikarenakan pada dasarnya
itu, jumlah dewan direksi yang semakin besar secara satu besarnya CAR suatu bank, selain tunduk pada peraturan BI
kesatuan dapat memanajemen risiko kredit bank yang lebih terkait kewajiban penyediaan modal minimum bank umum,
efektif dan baik. juga lebih tergantung dari strategi bank dan kekuatan
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-6 6
finansial para pemegang saham sebagai pemilik dari bank Cahya, B. T. (2013, July). Kilas Kebijakan Good Corporate
terkait. Governance Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Islam, VII(1), 19-20.
2) Pengaruh Manajemen Risiko Terhadap Kinerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel Chtourou, S. B. (2001). Corporate Governance and Earnings
pengukur manajemen risiko memiliki pengaruh yang Management. Working Paper.
signifikan terhadap ROE. Hasil penelitian ini menunjukkan
Cole, D. W. (1972). Return on Equity Model for Banks. The
bahwa manajemen risiko bank memiliki andil yang besar
Bankers Magazine, 40–47.
dalam pembentukan kinerja perbankan. Dengan kata lain,
ketika bank memanajemen risikonya dengan baik, pada Ghozali, I. (2008). Model Persamaan Struktural: Konsep dan
akhirnya akan membawa bank pada kinerja yang lebih baik. Aplikasi dengan Program AMOS Versi 16.0. Semarang:
Hal tersebut dimungkinkan oleh karena manajemen risiko Universitas Diponegoro.
yang baik mengindikasi bahwa bank melakukan aktivitas
operasionalnya pada tingkat risiko yang terukur dan pada Greuning, H. v., & Bratanovic, S. B. (2009). Analyzing Banking
tingkat conflict of interests yang lebih rendah. Hal ini Risk (3rd ed.). Washington, D.C.: The Workd Bank.
kemudian membuat bank memiliki kemampuan dan
kesempatan lebih untuk meningkatkan kinerjanya (return). Jensen, M. (1993). The Modern Industrial Revolution, Exit, and
The Failure of Internal Control System. Journal of Finance, 48,
5. KESIMPULAN DAN SARAN 831-880.
Berdasarkan analisis data serta pembahasan yang
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Firm:
dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa jumlah dewan Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure.
direksi berpengaruh signifikan terhadap credit risk dan Journal of Financial Economics(3), 350-360.
natural hedging strategy, kepemilikan institusional dan
kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap interest Kalluci, I. (2011). Analysis Of The Albanian Banking System In A
rate risk dan natural hedging strategy. Sedangkan, untuk Risk Performance Framework. Athens: Bank of Grace.
variabel pengukur manajemen risiko, semuanya berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perbankan. Levine, R. (2004). The Corporate Governance of Banks: A Concise
Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat Discussion of Concepts and Issues. World Bank Policy Research
menggunakan variabel GCG lain, baik berupa indikator Paper WPS3404, 12-25.
GCG kuantitatif maupun kualtitatif dan mekanisme GCG
internal maupun ekstenal di industri perbankan, sehingga Mohd, M. A., Perry, L. G., & Rimbey, J. N. (1998). The Impact of
Ownership Structure on Corporate Debt Policy: A Time Series
dapat mengetahui informasi lebih mendalam terkait variabel Cross Sectional Analysis. The Financial Review, 33, 85–98.
mekanisme GCG yang memiliki pengaruh signifikan pada
manajemen risiko bank yang nantinya juga berpengaruh Nachrowi, D., & Usman, H. (2002). Penggunaan Teknik
signifikan pada pembentukan kinerja bank. Ekonometri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bank Indonesia. (2009). Peraturan Bank Indonesia Nomor11/ 25 Skully, M. (2007). Bank Governance and Risk Management.
/PBI/2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Melbourne: Monash University.
Nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi
Bank Umum . Jakarta: Bank Indonesia. Tandelilin, E., Kaaro, H., Mahadwartha, P. A., & Supriyatna.
(2007). Corporate Governance, Risk Management, and Bank
Barnhart S. W., R. S. (1998). Board Composition, Managerial Performance: Does Type of Ownership Matter? EADN Working
Ownership and Firm Performance: An Empirical Analysis. The Paper No.34.
Financial Review, 33.
Tsorhe, J. S., Aboagye, A. Q., & Kyereboah-Coleman, A. (2012).
Beiner, S., Drobetz, W., Schmid, F., & Zimmermann, H. (2003). Is Corporate Governance and Bank Risk Management in Ghana.
Board Size an Independent Corporate Governance Mechanism? University of Ghana Business School, 3-19.
National Centre of Competence in Research Financial Valuation
and Risk Management, 1-33. Wardhani, R. (2006). Mekanisme Corporate Governance Dalam
Perusahaan Yang Mengalami Permasalahan Keuangan. Simposium
Bentler, P. M., & Chou, C. P. (1987). Practical Issues in Structural Nasional Akuntansi ke-9, Universitas Padang, 12-36.
Modeling.". Sociological Methods & Research, 16(1), 78-117.
Yermack, D. (1996). Higher Market Valuation of Companies with
A Small Board of Directors. Journal of Financial Economics(40),
185–211.