(E251120091)
Zabel dan Morrel (1992) mengelompokkan agen perusak utama dan jenis dekomposisi
kayu yang disebabkan oleh faktor biotik sebagai berikut:
a. Serangan binatang – gangguan secara mekanis
- Penggerekan (boring) dan parutan permukaan (rasping) oleh marine borer
- Pembuatan terowongan (tunneling) dan penggalian (excavation) oleh serangga (rayap,
kumbang dan hymenoptera seperti semut) dan marine borer (cacing laut, pholad, isopod)
b. Pelapukan dan Pewarnaan
- Penggoresan (etching) dinding sel dan pembuatan terowongan oleh bakteria
- Pewarnaan permukaan (molding) oleh jamur mold
- Pewarnaan kayu gubal (staining) oleh jamur stain
- Pelapukan (decay) oleh jamur (soft rot, brown rot dan white rot)
hanya terbatas pada kelompok jamur memiliki kemampuan enzimatik mencerna kayu. Beragam
kelompok jamur menyerang bahan dinding sel kayu dengan cara berbeda dan mengakibatkan
berbagai tipe pelapukan.
Soft rot : disebabkan oleh mikrofungi yang menyerang secara selektif lapisan S2 dinding sel.
Kadar air yang tinggi dan berhubungan dengan tanah sangat sesuai untuk perkembangan soft-
rot.
Brown rot : disebabkan oleh kelompok jamur yang terutama menyerang karbohidrat dinding sel.
White rot : disebabkan oleh kelompok jamur yang menyerang karbohidarat dan lignin dinding
sel.
Pada tahap akhir semua jamur pelapuk menghasilkan perubahan drastis pada kekuatan
dan sifat penggunaan lainnya. Pada Laboratorium Rayap, terdapat contoh kerusakan akibat
jamur pelapuk, selain itu pada ruang pembiakan rayap juga terdapat jamur pelapuk pada kayu
yang digunakan untuk makanan rayap. Kerusakan yang disebabkan oleh jamur pelapuk dapat
dilihat pada Gambar 2.
1. Rayap (Termites)
Di Indonesia rayap tergolong ke dalam serangga utama perusak kayu. Kerugian akibat
serangan rayap tidak kecil, karena mampu menghancurkan bangunan yang berukuran besar dan
mengakibatkan kerugian yang besar pula. Kerusakan bukan hanya terjadi pada kayu, tetapi juga
kertas, karton, pakaian, jaringan-jaringan tanaman dan berbagai jenis bahan berselulosa lainnya
Laporan Praktikum Perlindungan dan Pengawetan Kayu Tinto Punto Kahar
(E251120091)
adalah keberadaan lubang terbang (lubang keluar) pada permukaan kayu atau lubang gerek
dalam kayu. Banyak sekali skala serangan oleh kumbang pada Laboratorium Rayap, dari mulai
skala kecil yang hanya terlihat lubang kecil namun kasat mata, sampai skala besar dimana kayu
hanya menyisakan bubuk kayu hasil serangan kumbang. Contoh serangan oleh kumbang pada
kayu maupun rotan ditunjukan pada Gambar 5.
Kesimpulan
Kerusakan kayu oleh faktor biologis hendaknya menjadi perhatian khusus dalam
penggunaan kayu. Keberadaan faktor biologis perusak kayu yang tidak terkendali tentunya akan
mengakibatkan kerugian fisik maupun materi. Pengenalan terhadap serangan berbagai biologis
perusak kayu juga perlu diketahui untuk menentukan langkah penanganan terhadap kerusakan
kayu, baik itu kerusakan dalam skala kecil maupun skala besar.
Daftar Pustaka
Alexopoulos, C.J. 1961. Introductory Mycology. John Wiley & Sons, Inc. New York.
Borror, D.J., C.A. Triplehorn, and N.F. Johnson. 2007. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi
Keenam. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Kirk, T.K. and E.B. Cowling. 1984. Biological Decomposition of Solid Wood. In: The Chemistry of
Solid Wood. R.Rowell (Eds.). Advances in Chemistry Series 207. American Chemical
Society. Washington. p:455-488.
Laporan Praktikum Perlindungan dan Pengawetan Kayu Tinto Punto Kahar
(E251120091)
Zabel, R.A. and J.J. Morrell. 1992. Wood Microbiology: Decay and its Prevention. Edisi Pertama.
Academic Press, Inc. San Diego. California.