Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Harga diri rendah adalah suatu masalah utama untuk kebanyakan


o r a n g d a n dapat diekspresikan dalam tingkat kecemasan sedang dan tinggi.
Beberapa penelitian menunjukkan depresi yang diakibatkan karena harga diri
rendah, yang salah satunya mempunyai hasil 15.600 siswa sekolah, tingkat 6 sampai dengan
10 menunjukkan hargadiri rendah yang diakibatkan karena sering dilakukan
pengintimidasian/pengejekan berakibat menimbulkan resiko depresi pada usia
dewasa. Penyebab lain dari masalah h a r g a d i r i r e n d a h d i p e r k i r a k a n j u g a
s e b a g a i a k i b a t d a r i m a s a l a l u y a n g k u r a n g menyenangkan, misalnya
terlibat napza. Berdasarkan hasil dari overview dinyatakan bahwa pecandu napza
biasanya memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah.
Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh
ketidakmampuanmengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif
agresif dan cenderungd e p r e s i . Remaja yang menyalahgunakan
napza umumnya tidak mandiri d a n menganggap segala sesuatunya harus
diperoleh dari lingkungan

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN HARGA DIRI RENDAH

1. DEFENISI
a. Pengertian konsep diri
 Konsep diri didefenisikan sebagai semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubuingan orang
lain, atau cara individu memandang dirinya secara utuh baik fisik emosi, intelektual,
social dan spiritual (Susilawati dkk, 2005).
 Konsep diri termasuk persepsi individu akan sifat kemampuannya, interaksi dengan
orang lain dan lingkungan, nilai – nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek,
tujuan serta keinginan (Stuart dan Sundeen dalam keliat, 1992).
 Konsep diri merupakan semua perasaan dana pemikiran seseorang mengenai dirinya
sendiri, dimana hal ini meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan
dan penampilan diri.
Dari beberapa pengertian di atas, konsep diri dapat dikatakan juga merupakan
semua pikiran, keyakinan, perasaan dan kepercayaan mengenai dirinya sendiri
yang meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan
penampilan diri yang dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain tetapi
konsep diri ini belum ada saat lahir, di pelajari melalui kontak sosial dan
pengalaman berhubungan dengan orang lain. Individu dengan konsep diri yang
positif dapat berfungsi lebih efektif, sedangkan konsep diri negatif dapat dilihat
dari hubungan dan sosial yang mal adaftif.
b. Pengertian harga diri rendah
 Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri (Keliat, 1999).
 Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan ( Townsend, 1998 ).
 Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif
seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun
tidak langsung.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif
yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan
menarik diri secara sosial.
2. RENTANG RESPON KONSEP DIRI
3. ETIOLOGI
Biasanya yang menyebabkan harga diri rendah adalah kurangnya umpan positif, perasaan
di tolak oleh orang terdekat, sejumlah kegagalan dan ketidak berdayaan, ego yang belum
berkembang dan menghakimi super ego. (keliat, 1998).

1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi dari gangguan konsep diri : harga diri rendah (Budi Ana keliat, 1992)
a. Pengalaman masa kanak-kanak dapat merupakan faktor konstribusi pada gangguan konsep
diri.
b. Anak yang tidak menerima kasih sayang
c. Individu yang tidak mengerti akan dengan tujuan kehidupan akan gagal menerima tangguang
jawab untuk diri sendiri
d. Penolakan orang tua, harapan yang tidak realistis, tergangtung pada orang lain dan ideal diri
yang tidak realistis.

Faktor predispoisisi dari gangguan konsep diri: harga diri rendah menurut Stuart dan
Sundeen, dalam Keliat, (1998:2). Faktor yang mempengaruhi diri rendah meliputi penolakan
orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jwab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistik.
2. Faktor presipitasi
a. Pola asuh anak yang tidak tepat atau dituruti, dilarang, dituntut
b. Kesalahan dan kegagalan berulang kali
c. Cita-cita yang tidak dapat dicapai
d. Gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
A. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga
diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal
dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
B. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
4. POHON MASALAH

Resiko isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Berduka disfungsional

Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah


a.Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
b.Menghindar dari orang lain (menyendiri)
c.Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan
klienlain/perawat
d.Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
e.Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas
f.Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan
atau pergi jika diajak bercakap-cakap
g.Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari.(Budi Anna Keliat, 1998

A. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Masalah keperawatan:
a. Resiko isolasi sosial: menarik diri.
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
c. Berduka disfungsional.
2. Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

b. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


a. Tujuan umum: sesuai masalah (problem).

b. Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan:
1.1.Bina hubungan saling percaya
- Salam terapeutik
- Perkenalan diri
- Jelaskan tujuan inteniksi
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
1.2. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
1.3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
1.4. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.


Tindakan:
2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis.
2.3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.


Tindakan:
3.1. Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.
3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah.

4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang


dimiliki.
Tindakan :
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan.
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan


Tindakan :
5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
5.2. Beri pujian atas keberhasilan
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.


Tindakan:
6.1.Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
6.2.Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
6.4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai