PENDAHULUAN
Gaya hidup modern merupakan faktor yang berkaitan erat dengan obesitas dan
penyakit kronis lainnya. Studi ilmiah menunjukkan obesitas memiliki hubungan kuat dengan
gaya hidup modern seperti nutrisi yang kurang sehat, kurang aktivitas, gangguan psikologis,
kurang tidur, dan penggunaal alcohol serta rokok (Egger dan Dixon, 2014). Angka kejadian
obesitas sendiri terus meningkat setiap tahunnya. Di Amerika Serikat, lebih dari 33% orang
dewasa menderita obesitas. Angka kejadian obesitas pada orang dengan usia muda
mencapai 17% dari seluruh populasi pemuda di Amerika Serikat (CDC, 2015). Tingginya
obesitas. Obesitas memiliki hubungan kuat dengan terjadinya penyakit perlemakan hati non
alkoholik (non alcoholic fatty liver disease (NAFLD)) (Fabbrini et al., 2010)
Penyakit perlemakan hati non alkoholik (non alcoholic fatty liver disease (NAFLD))
merupakan penyakit liver yang angkanya terus meningkat dari tahun ke tahun. NAFLD
merupakan penyakit liver yang paling sering menyebabkan gangguan fungsi hati dan penyakit
hati kronis pada negara berkembang maupun negara maju. Selain obesitas sentral, faktor
risiko NAFLD diantaranya gangguan toleransi glukosa, diabetes mellitus tipe 2, hipertensi,
dan hipertriglyceridaemia. NAFLD seringkali memiliki hubungan yang kuat dengan sindroma
metabolic dengan resistensi insulin yang merupakan penyebab utamanya. NAFLD seringkali
merupakan penyakit sekunder yang diakibatkan dari tinginya angka obesitas dan faktor
NAFLD, menyebabkan peningkatan risiko progresivitas NAFLD menjadi penyakit hati kronis
yang akan berkembang menjadi berbagai komplikasi. NAFLD didiagnosis sebagai keadaan
1
dimana terdapat akumulasi lemak pada liver lebih dari 5% dari berat liver tanpa adanya
berbagai penyebab lain yang dapat menyebabkan infiltrasi lemak di liver seperti konsumsi
alkohol, infeksi virus hepatitis, dan sebab lainnya. NAFLD dapat berkembang menjadi kondisi
yang lebih progresif yaitu fibrosis hati. Fibrosis hati yang semakin parah akan menyebabkan
hati jatuh pada kondisi sirosis hepatis yang akan menyebabkan kegagalan liver hingga
NAFLD merupakan penyakit hati yang ditunjukkan dari adanya hepatic stelleate cell
(HSC). Aktivasi HSC dan inisiasi dari sintesis kolagen yang tidak seimbang akan
menyebabkan terjaninya liver fibrosis. Pada NAFLD terjadi akumulasi dari sel inflamasi pada
jaringan hati yang akan menyebabkan peningkatan kadar malondialdehyde (MDA) (Tahan et
al., 2010). Salah satu penyebab dari obesitas adalah diet kolesterol yang tidak terkontrol
pathogenesis dari penyakit perlemakan hati non alkoholik, terutama kenaikan dari kadar LDL.
Kadar LDL darah yang tinggi, menyebabkan akumulasi jumlah partikel LDL dalam hepar
sehingga menyebabkan peningkatan kadar LDL. (Prasetyo A., et al., 2000). Peningkatan
kadar oxLDL dapat memicu peningkatan kadar MDA yang akan berujung pada terjadinya
fibrosis hati (Angulo P, 2002). Proses terjadinya fibrosis hati diperantarai oleh peningkatan
ekspresi TGF-β, yang akan memicu penumpukkan jaringan ikat. Hingga saat ini belum ada
terapi yang efektif dalam menghambat fibrosis hati. Sehingga fibrosis hati akan berkembang
secara progresif menjadi sirosis yang akan menyebabkan kegagalan hati sehingga
Salah satu terapi yang sedang menjadi perhatian bagi para peneliti adalah penggunaan
berbagai macam sel dan dipercaya mampu untuk meregenerasi hepatosit yang telah rusak
pasca fibrosis hati. Selain itu HSC juga mempunyai kemampuan sebagai imunomodulator
2
sehingga berpotensi untuk mencegah proses inflamasi berlebih yang menyebabkan
terbentuknya jaringan ikat pada fibrosis hati (Korbling, 2003; Semedo, 2009).
Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar untuk menjadi sumber utama rumput
laut di dunia. Berdasarkan identifikasi penelitian terdapat sekitar 555 jenis rumput laut yang
tumbuh di perairan Indonesia. Salah satu jenis alga yang banyak terdapat di Indonesia adalah
fucoidan, suatu polisakarida sulfat yang memiliki potensi untuk meningkatkan mobilisasi HSC
pada area tubuh yang mengalami kerusakan jaringan dengan menurunkan ekspresi
transforming Growth Factor-β (TGF- β), ekspresi CXCR4 pada permukaan stem cell,
menurunkan kadar MDA dan meningkatkan aktivitas neutrophil elastase (Sweeney, 2002;
Petit, 2002; Jensen, 2007). Fucoidan memiliki potensi kuat sebagai kandidat terapi fibrosis
hati yang efektif dan efisien serta terjangkau bagi semua kalangan karena sumbernya yang
1. Apakah pemberian Fucoidan dari Sargassum sp mampu menurunkan profil lipid pada
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Membuktikan potensi fucoidan dari alga coklat sebagai penurun profil lipid pada penyakit
3
Tujuan Khusus
Mengetahui potensi Fucoidan dari Sargassum sp dalam menurunkan profil lipid pada tikus
1. Pengembangan metode pengobatan perlemakan hati non alkoholik yang efektif dan
2. Peluang publikasi dalam jurnal-jurnal ilmiah dan mendapatkan paten tentang produksi
1.5 Kegunaan
Manfaat Keilmuan:
Dapat dijadikan sebagai dasar teori untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
kesehatan, khususnya tentang penurunan kadar profil lipid pada penyakit perlemakan hati
Manfaat Aplikatif:
menciptakan suatu alternatif baru dalam pencegahan perlemakan hati non alkoholik hati
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 NAFLD
Obesitas merupakan kondisi yang berkaitan dengan berbagai kelainan hati seperti
triglyceride (IHTG)) yang akan menyebabkan terjadinya steatosis. Steatosis yang akan
adanya peningkatan rasio uptake asam lemak hepatik dari plasma dan sintesis de novo
asal lemak lebih besar dibandingkan oksidasi asam lemak dan pelepasan asam lemak.
Steatosis berhubungan kuat dengan gangguan metabolism glukosa, asam lemak, dan
lipoprotein yang dapat dimonitor melalui pengukuran profil lipid. Gangguan metabolism
lemak memiliki hubungan yang kuat dengan adanya inflamasi sitemik dan hepatic yang
akan menyebabkan peningkatan radikal bebas. Peningkatan radikal bebas seperti AGE
lainnya yang akan memperberat progresivitas NAFLD (Fabbrini et al., 2010; Egger dan
Dixon, 2014).
NAFLD merupakan penyakit hati yang ditunjukkan dari adanya hepatic stelleate cell
(HSC). Aktivasi HSC dan inisiasi dari sintesis kolagen yang tidak seimbang akan
menyebabkan terjadinya liver fibrosis. Pada NAFLD terjadi akumulasi dari sel inflamasi
yang terdiri dari peningkatan TNF α, IL-6, peningkatan leptin, dan osteopontin pada
jaringan hati yang akan menyebabkan insulin resisten (J. K. Dowman, 2009). Diet tinggi
lemak yang akan menyebabkan obesitas dan penumpukkan dari oxLDL berperan dalam
regulasi imun inflamasi pada NAFLD dan jika terjadi akumulasi akan menyebabkan
fibrosis hati. Sehingga fibrosis hati akan berkembang secara progresif menjadi sirosis
5
yang akan menyebabkan kegagalan hati sehingga menyebabkan kematian (Karadeniz et
al., 2008).
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai
sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lipid mempunyai fungsi
melindungi organ tubuh, membentuk sel, penghasil panas dalam tubuh, sebagai sumber
asam lemak esensial, pelarut vitamin yang larut dalam lemak, pemberi rasa kenyang dan
kelezatan. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari
asupan makanan dan lemak yang dibentuk oleh tubuh (hasil produksi organ hati), yang
bisa disimpan di dalam sel-sel lemak (adiposit) dan jaringan adiposa sebagai cadangan
maupun ester, trigliserida, fosfolipid, yang berikatan dengan protein yang disebut
apoprotein. Dari intestinal lipid diangkut lipoprotein sebagai kilomikron dan dari hati
sebagai VLDL ke sebagian besar jaringan tubuh untuk proses oksidasi dan ke jaringan
adiposa untuk disimpan. Lipid diangkut dari jaringan adiposa sebagai asam lemak bebas
(FFA) yang terikat dengan albumin serum. Lipid plasma bila diekstraksi dengan pelarut
lipid terjadi pemisahan berbagai kelompok lipid, yaitu; triasilgliserol, fosfolipid, kolesterol
bebas dan ester kolesterol dan juga fraksi asam lemak rantai panjang yang tidak
teresterifikasi (FFA / asam lemak bebas dalam jumlah kecil dan membentuk sekitar 5 %
FFA merupakan lipid plasma yang secara metabolik paling aktif. Lemak murni
mempunyai densitas yang lebih rendah dari air, sehingga semakin tinggi proporsi lipid
6
Ada empat kelompok utama lipoprotein yang mempunyai makna secara fisiologis dan
diagnosa klinik, yaitu; (1) kilomikron yang berasal dari penyerapan triasilgliserol di usus;
(2) lipoprotein dengan densitas sangat rendah atau Very Low Density Liporpotein (VLDL)
atau pre-β-lipoprotein, yang berasal dari hati untuk mengeluarkan triasilgliserol; (3)
lipoprotein dengan densitas rendah atau Low Density Lipoprotein (LDL) atau β-lipoprotein
yang memperlihatkan tahap akhir dalam katabolisme VLDL; dan (4) lipoprotein dengan
densitas tinggi atau High Density Lipoprotein (HDL) atau α-lipoprotein yang terlibat di
merupakan unsur lipid yang dominan pada kilomikron dan VLDL, sedangkan kolesterol
dan fosfolipid masing-masing dominan pada LDL dan HDL (Murray RK, et. al., 2003).
2.2.1 Kilomikron
Kilomikron ialah lipoprotein yang diproduksi oleh usus halus dan bertugas
lipoprotein yang mengangkut lemak menuju ke hati. Pada waktu mencapai darah,
permukaan endotel kapiler, jaringan lemak dan otot. Akibat interaksi ini trigliserida
dapat dilepaskan dari kilomikron, dan diangkut oleh HDL ke hepar untuk di
dan otot rangka, dan membawa kolesterol makanan ke hati (Rader dan Hobbs,
2005).
Lipoprotein ini terdiri dari 60 persen trigliserida endogen dan 10-15 persen
kolesterol. Lipoprotein ini dibentuk dari asam lemak bebas di hati, yang berfungsi
7
bagian terbesar dari VLDL dan ukuran VLDL ditentukan oleh jumlah trigliserida
kolesterol total, yang merupakan metabolit VLDL. Fungsi LDL yaitu membawa
kolesterol dari hepar ke jaringan perifer termasuk ke sel otot jantung, otak, dan
cholesterol transport. Kedua jalur tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan
perifer berkurang. Komponen HDL ialah 13 persen kolesterol, kurang dari 5 persen
trigliserida dan 50 persen protein. HDL penting untuk membersihan trigliserida dan
plasma. Kadar tinggi HDL dihubungkan dengan penurunan insiden penyakit dan
kematian karena aterosklerosis. Oleh karena itu, HDL disebut kolesterol baik.
8
2.2.5 Trigliserida
ester gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol
produk susu, dan minyak goreng, serta merupakan sumber energi utama bagi
tubuh. Trigliserida juga ditemukan dalam simpanan lemak tubuh dan berasal dari
pecahan lemak di hati. Seperti halnya kolesterol, trigliserida juga merupakan lemak
Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 97 persen trigliserida
sisanya berbentuk kolesterol dan fosfolipid. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam
bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak
akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas serta
2.2.6 Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu lemak tubuh yang berada dalam bentuk bebas
dan ester dengan asam lemak, serta merupakan komponen utama selaput sel otak
dan saraf (Murray et al., 2003). Sel-sel jaringan tubuh memerlukan kolesterol untuk
tumbuh dan berkembang secara semestinya. Sel-sel ini menerima kolesterol dari
LDL (Low Density Lipprotein). Meskipun demikian jumlah kolesterol yang dapat
diterima atau diserap oleh sel ada batasnya. Bila kita makan banyak lemak jenuh
atau bahan makanan yang kaya akan kolesterol, maka kadar LDL dalam darah
9
3. Untuk membuat vitamin D.
Rumput laut adalah makro algae yang hidup di laut maupun di air payau. Berdasarkan
identifikasi penelitian terdapat sekitar 555 jenis rumput laut yang tumbuh di perairan
Indonesia (Nindyaning, 2007). Salah satu jenis alga yang banyak terdapat di Indonesia
adalah jenis alga coklat (Putri, 2011). Sargassum sp adalah salah satu genus dari
kelompok rumput laut coklat yang merupakan genera terbesar dari Famili Sargassaceae.
selulosa, manitol dan mengandung antioksidan (polifenol), zat besi, iodium, vitamin C dan
mineral seperti Ca, K, Mg, Na, Fe, Cu, Zn, S, P, Mn serta mineral-mineral lainnya.
Kandungan gizi per 2 gram bubuk kering Sargassum sp. adalah karbohidrat 17,835 %,
protein 0,776 %, dan polifenol 24,58 % (491,5 mg). Selian itu Sargassum sp juga
mengandung senyawa fitokimia seperti flavanoid, triterpenoid, tanin dan saponin yang
dijadikan obat alternatif. Salah satu metabolit adalah fucoidan yaitu suatu komponen
biologi aktif yang menarik untuk dikaji (Shevchenko et al., 2007). Berdasarkan penelitian
Sargassum polycystum merupakan alga coklat yang meliki kandungan fucoidan paling
banyak (Sugiono et al., 2014). Dan diketahui bahwa fucoidan dapat diekstraksi dari
10
menggunakan degradasi melalui gelombang ultrasonic diikuti pemanasan menggunakan
Fucoidan merupakan salah satu jenis polisakarida sulfat yang strukturnya terdiri dari
L-fucose dan sulfate ester. Secara lebih rinci fucoidan terdiri dari 44.1% fucose, 26,3%
sulfate dan 31,1% ash (Black et al., 1952). Fucoidan banyak terkandung dalam ganggang
cokelat yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional China (Chen et al.,
2015). Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa fucoidan memiliki banyak manfaat di
imunomodulator, dan banyak pula digunakan sebagai bahan suplemen makanan (Teng
et al., 2015).
11
BAB 3
12
3.2 Uraian Kerangka Konsep
Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) merupakan salah satu penyakit yang
mulai mendapat perhatian dari penduduk dunia. NAFLD adalah istilah yang digunakan
untuk menyebut suatu kondisi akumulasi lemak pada hati tanpa adanya konsumsi alkohol
yang berlebih (kurang dari 20 gram per minggu). Spektrum kelainan hati yang termasuk
dalam NAFLD antara lain steatosis sederhana (perlemakan tanpa inflamasi), lalu steatosis
menjadi fibrosis, fibrosis tingkat lanjut dan pada akhirnya sirosis. NAFLD sangat erat
NAFLD merupakan penyakit hati yang ditunjukkan dari adanya hepatic stelleate cell
(HSC). Aktivasi HSC dan inisiasi dari sintesis kolagen yang tidak seimbang akan
menyebabkan terjadinya liver fibrosis. Pada NAFLD terjadi akumulasi dari sel inflamasi
yang terdiri dari peningkatan TNF α, IL-6, peningkatan leptin, dan osteopontin pada
jaringan hati yang akan menyebabkan insulin resisten (J. K. Dowman, 2009). Diet tinggi
lemak yang akan menyebabkan obesitas dan penumpukkan dari oxLDL berperan dalam
regulasi imun inflamasi pada NAFLD dan jika terjadi akumulasi akan menyebabkan
fibrosis hati. Sehingga fibrosis hati akan berkembang secara progresif menjadi sirosis
al., 2008).
3.3 Hipotesis
Tikus yang diinduksi diet tinggi lemak dan diberi terapi fucoidan dari ekstrak kasar
Sargassum sp. memiliki profil lipid serum yang lebih baik (kolesterol total, trigliserida,
kolesterol LDL, lebih rendah dan kolesterol HDL lebih tinggi) dari pada kontrol, sehingga
13
BAB 4
METODE PENELITIAN
laboratorium secara in vivo dengan rancangan Randomized Post Test Only Controlled
Group Design. Subjek yang dipilih pada rancangan penelitian ini dibagi menjadi 6
kelompok, yaitu kelompok, kelompok II, kelompok III, kelompok IV, kelompok V, dan
kelompok control.
14
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah tikus galur Wistar jantan berusia 8 Minggu.
4.2.2 Sampel
Sampel penelitian adalah model tikus wistar yang diinduksi diet tinggi lemak dan
6(n-1) > 15
n-1 > 15:6 , n > 3,5 jadi dalam penelitian ini jumlah sampel tiap perlakuan adalah
Pemeliharaan hewan coba, induksi diet tinggi lemak, dan perlakuan pada
15
4.3.2 Waktu Penelitian
Pemeliharaan (aklimatisasi hewan coba, induksi diet tinggi lemak, dan induksi
pembedahan dan analisa data memerlukan waktu 1 minggu. Dimulai dari bulan
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah diet tinggi lemak, pemberian ekstrak kasar
Sargassum sp.
b. Variabel Tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah profil lipid darah yang terdiri dari atas
a. Pembuatan diet tinggi lemak dilakukan setiap hari. Kebutuhan makanan tikus umur 8
minggu per-ekor setiap hari adalah 30g/100gBB sehingga komposisi total untuk
semua tikus PAR-S 405 gram, tepung terigu 202,5 gram, minyak babi 2 ml, asam
kolat 0.02 gram, 1 gram kuning telur puyuh, dan air sebanyak 351 ml. Diet atherogenik
hypercholesterolemia.
16
c. Profil lipid adalah kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL dan kolesterol
LDL. Serum darah yang diambil melalui arteri retroorbitalis dan diukur secara
1. Perawatan Tikus
Bak plastik berukuran 45 cm x 35,5 cm x 14,5 cm 25 buah, tutup kandang terbuat dari
kawat 25 buah, botol air 25 buah, sekam 6 karung, timbangan berat badan dengan
Alat dan bahan: untuk 1 kali sonde pertikus dibutuhkan minyak babi 2 ml, asam kolat
0.02 gram, dan kuning telur puyuh rebus 1 gram, pipa orogastric, dan spuirt.
4. Pembedahan Tikus
Alat dan bahan : Gunting bedah2, Pinset 2, Jarum pentul 2 set, Steroform 2, Kapas,
Alat dan bahan: Sentrifuge, tabung reaksi, pipet ependorf, pipet hematokrit,
spektrofotometer metertex
Data diambil dengan metode yang telah dijelaskan sebelumnya. Analisis data
dimulai dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Dilakukan uji One-Way Anova jika
sebaran data normal dan uji nonparametrik (uji Kruskal-Wallis) jika sebaran data tidak
17
program SPSS 18, dengan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas 0,05 (p=0,05) dan
18
DAFTAR PUSTAKA
Angulo P. 2002. Non Alcoholic Fatty Liver Disease. Medical Progress Review Article. The New
England Journal Medicine 346 (16). April
Egger G dan Dixon J.2014. Beyond Obesity and Lifestyle: A Review of 21st Century Chronic
Disease Determinants. Hindawi Publishing Corporation: BioMed Research International
Volume 2014, Article ID 731685, 12 pages
Fabbrini E, Sullivan S, Klein S. 2010. Obesity and Nonalcoholic Fatty Liver Disease:
Biochemical, Metabolic and Clinical Implications. Hepatology. 2010 February ; 51(2):
679–689. doi:10.1002/hep.23280.
Gani, N, IM Lidya, MP. Mariska. 2013. Profil Lipida Plasma Tikus Wistar yang
Hiperkolesterolemia pada Pemberian Gedi Merah (Abelmoschus manihot L.).
Guo MZ, Sheng LX, Rong XH, Mei ZC, Shen W, Ye XF. 2002. Rhein inhibits liver fibrosis
induced by carbon tetrachloride in rats
Karadeniz G, Serefden A, Tekin AI, Tascýlar O, Gun BD, CömertI M. 2008. Oxidized Low-
Density-Lipoprotein Accumulation is Associated with Liver Fibrosis in Experimental
Cholestasis. Sao Paulo: Clinics. 2008 Aug; 63(4): 531–540.
Meletis, C. D. 2008. Stem Cell Enhancement: Fucoidan’s Novel Role in Tissue Repair and
Heart Health. Vitamin Research News. Complementary Prescriptions Ed. 22(3):1-3
Murray R. , Bender D., Botham K. M, Kennelly P.J. , Rodwell V., Weil P.A., 2012. Harper’s
illustrated biochemistry. 29th Ed. New York : Lange
Nindyaning, Riske. 2007. Potensi Rumput Laut. ARTIKEL SEAWEED. The Plants database
(ver 5.1.1). national Plant Data Centre. NRCS. USDA. Baton Rouge. LA 70874-4490.
USA
Nugroho. 2009. Respirasi Seluler.[cited 2011 March 2]. Available from http://biodas.
files.wordpress.com/2007/09/04-respirasi-sel.ppt.
Putri. K. H. 2011. Pemanfaatan Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.) Sebagai Serbuk
Minuman Pelangsing Tubuh. Departemen Teknologi Hasil Perairan. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor
Rader, D. J. And Hobbs, H.H. 2005. In Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th Ed. p
2286-2298. McGraw-Hill. New York.
Sugiono, Simon Bambang Widjanarko, Loekito Adi Soehono. 2014. Extraction Optimization
by Response Surface Methodology and Characterization of Fucoidanfrom Brown
Seaweed Sargassum polycystum. Food Science and Technology Department,
Brawijaya University,Malang.
19
Tahan G, Akin H, Aydogan F, Ramadan SS, Yapicier O, Tarcin O, Uzun H, Tahan V. 2010.
Melatonin ameliorates liver fibrosis induced by bile-duct ligation in rats. an J Surg. 2010
Oct; 53(5): 313–318.
Teng, H., Yazong Y., Hengyun W., Liu Zundong., Liu Zhichao., Yanhong M., et al. 2015.
Fucoidan Suppresses Hypoxia-Induced Lymphangiogenesis and Lymphatic
Metastasis in Mouse Hepatocarcinoma. Mar. Drugs 13(6):3514-3530
Varun P.S, Anjana B, Nirmal S. 2014. Advanced Glycation End Products in Diabetic
Complication
Yilmaz Y. 2012. Review article: is non-alcoholic fatty liver disease a spectrum, or are steatosis
and non-alcoholic steatohepatitis distinct conditions?. Alimentary Pharmacology and
Therapeutics
20