Anda di halaman 1dari 8

KISI KISI P.

ILKOM

1. Pengertian Komunikasi
-suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi,
dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain
-suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain.
-berasal dari bahasa Latin communis yang berarti
'sama'. Communico, communicatio atau communicareyang berarti membuat sama
(make to common).

2. 7 Prinsip Komunikasi
Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada
suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.

Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi


Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh
orang lain menjadi suatu stimulus.

Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan


Dimensi tersebut contohnya: Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen
dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.

Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan


Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari
tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak
direncanakan sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja.

Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu


Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun
non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung,
kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi


Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan
membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan
membalas sapaan kita.

Prinsip 7 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah


Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah.
3. Konteks Komunikasi

Konteks berdasarkan faktor luar dari orang yang berkomunikasi


-Aspek bersifat Fisik (iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding,
penataan tempat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk
menyampaikan pesan)
-Aspek Psikologis (sikap, kecenderungan, prasangka, dan emosi para peserta
komunikasi)
-Aspek Sosial (norma kelompok, nilai sosial, karakteristik budaya)
-Aspek Waktu (kapan berkomunikasi)

Konteks berdasarkan jumlah peserta komunikasi


-Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi (atau bisa disebut intrapersonal) adalah komunikasi dengan
diri sendiri. Contohnya seperti berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan
komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya. Dengan kata
lain, komunikasi intrapribadi ini melekat pada komunikasi dua-orang, tiga-orang, dan
seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya
berkomunikasi dengan diri-sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang
lain), hanya saja caranya sering tidak disadari.

-Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (atau bisa disebut antarpersonal atau interpersonal) adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun
nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi ini adalah komunikasi diadik (dyadic
communication) yang melibatkan hanya dua orang.

-Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun
setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda. Komunikasi kelompok biasanya
merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil, jadi bersifat tatap-muka.
Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi kelompok masih bisa
diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya.

-Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antar seorang pembicara dengan sejumlah
besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian
sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah (umum). Tidak seperti komunikasi
antarpribadi yang melibatkan pihak-pihak yang sama-sama aktif, satu pihak
(pendengar) dalam komunikasi publik cenderung pasif. Umpan balik yang mereka
berikan terbatas, terutama umpan balik bersifat verbal. Ciri-ciri komunikasi publik
adalah terjadi di tempat umum (publik), merupakan peristiwa sosial yang biasanya
telah direncanakan alih-alih peristiwa relatif informal yang tidak terstruktur, terdapat
agenda, beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus, acara-acara
lain mungkin direncanakan sebelum atau sesudah ceramah disampaikan pembicara.
Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur,
memberikan penghormatan, atau membujuk.

-Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga
informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi
kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai kelompok dari
kelompok-kelompok. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur
organisasi, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi.

-Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak
atau elektronik, berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang
yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di
banyak tempat, anonim, dan heterogen.

4. Persepsi

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,mengorganisasikan


dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita,dan proses tersebut mempengaruhi
perilaku kita. Persepsi meliputi sensasi(pengindraan),atensi dan interpretasi.

Sensasi(pengindraan) : Merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat


penglihatan,pendengaran,sentuhan,penciuman,dan pengecapan. Misalnya kita dapat
mempersepsi apa yang kita lihat,dengar,cium,cicipi,atau sentuh.akan tetapi
kemampuan orang berbeda-beda pengalaman dan pembelajaran atau karena sebagian
alat indranya kurang berfungsi.

Atensi : Merujuk pada rangsangan yang cenderung menarik perhatian kita dan di
anggap lebih penting dari pada yang tidak menarik perhatian kita. Misalnya,ketika
kuliah dalam kelas,kita cenderung memperhatikan dosen yg kita anggap lebih penting
dibandingkan seorang teman yang mengajak kita berbicara.

Interpretasi : tafsir informasi yang kita peroleh melalui salah satu atau lebih indra kita.
Namun anda tidak dapat menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung
melainkan menginterpretasikan makna informasi yang anda percayai mewakili objek
tersebut. Misalnya anda dapat mempersepsi kursi adalah tempat untuk diduduki.
Persepsi manusia terbagi dua :
Persepsi terhadap objek,lambang fisik,sifat luar objek,tidak bereaksi(statis). Contoh :
kita dapat mempersepsi bahwa pakaian itu untuk digunakan di tubuh kita,dan pakaian
tersebut tidak akan bereaksi/merespon terhadap kita.

Persepsi terhadap manusia,verbal dan non verbal,sifat luar dan


dalam(perasaan,motif,harapan,dan sebagainya),bereaksi(dinamis). Contoh : jika kita
mempersepsi seseorang maka orang tersebut akan mempersepsi kembali kita artinya
ada interaksi,dan dapat berubah dari waktu ke waktu dan berlangsung lebih cepat.

PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN FISIK


Dalam mempersepsi lingkungan fisik,kita terkadang melakukan kekeliruan,indra kita
tidak jarang menipu kita. Misalnya anda mungkin pernah menyaksikan bagaimana
bulan di langit sementara kita sedang berjalan seakan-akan bulan tersebut mengikuti
kita.
Latar belakang pengalaman,budaya dan suasana psikologis yang berbeda juga
membuat persepsi kita berbeda atas suatu objek.

PERSEPSI SOSIAL
Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian
yang kita alami dalam lingkungan kita.

Persepsi berdasarkan pengalaman


Persepsi manusia terhadap seseorang,objek,atau kejadian dan reaksi mereka terhadap
hal-hal itu berdasarkan pengalaman(dan pembelajaran) masa lalu mereka berkaitan
dengan orang,objek atau kejadian serupa. Pengalaman juga dijadikan sebagai
pembelajaran tentang apa yang telah terjadi di masa lalu. Contoh : ketika kita sedang
berjalan di jalan,tiba-tiba kaki kita terjatuh di dalam lubang,sehingga kita
kesakitan,maka untuk yang kedua kalinya kita tidak akan melewati jalan yang
berlubang tersebut,karena pengalaman yang pertama kalinya.

Persepsi bersifat selektif


Terpaan rangsangan dari luar sangat banyak.banyak informasi yang masuk dalam diri
kita,tentu kita akan memilih dan menyeleksi apa yang harus kita tafsirkan. Atensi kita
pada suatu rangsangan merupakan faktor utama yang menentukan selektivitas kita
atas rangsangan tersebut.

Faktor internal yang mempengaruhi atensi


Faktor internal : faktor biologis(lapar,haus,dan sebagainya),faktor
fisiologis(tinggi,pendek,sehat,sakit dan sebagainya), dan faktor sosial
budaya(agama,gender,pendidikan,pekerjaan) dan bahkan faktor psikologis seperti
kemauan,keinginan,pengharapan dan sebagainya. Contoh : seorang pengunjung mall
kemungkinan besar akan memperhatikan terlebih dahulu berbagai macam pakaian
bila ia sedang ingin membeli pakaian.
Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi
Faktor eksternal yakni atribut-atribut objek yang diperspesi seperti
gerakan,intensitas,kontras,kebaruan,perulangan objek yang dipersepsi. Contoh : kita
akan memperhatiakan seorang penyanyi yang sedang menyanyi di atas panggung
dibandingkan seorang pemain gitar.

Persepsi bersifat dugaan


Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu objek
dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun. Oleh karena
informasi yang lengkap tidak pernah tersedia,dugaan diperlukan untuk membuat
kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat pengindraan itu. Contoh :
jika kita melihat pengendara motor yang sedang melaju di jalan dengan kecepatan
tinggi,maka kita akan menduga bahwa pengendara tersebut sedang terburu-buru atau
ada dugaan lainnya.

Persepsi bersifat evaluatif


Kebanyakan orang menjalani hari-hari mereka dengan perasaan bahwa apa yang
mereka persepsi adalah nyata. Mereka pikir bahwa menerima pesan dan
menafsirkannya sebagai proses yang alamiah,hingga derajat tertentu asumsi itu
benar,akan tetapi alat indra kita menipu kita. Misalnya tidak ada surat kabar atau
berita yang objektif dalam melaporkan beritanya karena walaupun dalam situasi yang
sama dalam kejadian tertentu pasti ada perbedaan persepsi.

Persepsi bersifat kontekstual


Rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh dalam persepsi
kita,konteks merupakan salah satu pengaruh paling kuat. Contoh : jika melihat
seorang perempuan berkumpul dengan komunitasnya,maka kita akan mempersepsi
bahwa perempuan itu bagian dari komunitas tersebut.

Dalam mengorganisasikan objek,yakni meletakannya dalam suatu konteks


tertentu,kita menggunakan prinsip-prinsip berikut:
Prinsip pertama: struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau
kedekatan dan kelengkapan.
Prinsip kedua: kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang
terdiri dari objek dan latar(belakang)nya.

PERSEPSI DAN BUDAYA


Faktor-faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek
persepsi,tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan,terutama
penafsiran atas suatu rangsangan. Agama,ideologi,tingkat intelektualitas,tingkat
ekonomi,pekerjaan dan cita rasa sebagai faktor internal jelas mempengaruhi persepsi
seseorang terhadap realitas,dengan demikian persepsi itu terikat oleh budaya(culture-
bound)
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan enam unsur budaya yang
secara langsung mempengaruhi persepsi kita ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain,yakni:

Kepercayaan(beliefs),nilai(values) dan sikap(attitudes)


Kepercayaan adalah anggapan subjektif bahwa suatu objek atau peristiwa punya ciri
atau nilai tertentu,dengan atau tanpa bukti. Misalnya di Gorontalo dipercaya bahwa
jika mendengar burung gagak maka akan ada pertanda buruk yang akan terjadi.

Nilai adalah komponen evaluatif dari kepercayaan kita,mencakup:


kegunaan,kebaikan,estetika,dan kepuasan. Jadi nilai bersifat normatif,memberitahu
suatu anggota budaya mengenai apa yang baik dan buruk,benar dan salah dan
sebagainya.

Sikap adalah tindakan dari apa yang kita persepsikan.


Ketiga aspek ini sangat berkaitan satu sama lain. Misalnya : Bagi orang-orang terdidik
buku adalah sesuatu yang berharga,karena dari situlah ilmu bisa di dapat,dan pasti
akan menjaga buku tersebut dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi bagi orang-orang
"maaf" yang tidak terdidik,mereka akan menganggap buku hanyalah lembaran-
lemberan kertas yang berisi tulisan-tulisan yang mereka anggap tidak
berguna,sehingga mereka membuang buku tersebut dan bahkan merobek isi buku dan
menggunakannya untuk membungkus sesuatu.

Pandangan dunia
Pandangan dunia adalah orientasi budaya terhadap Tuhan,kehidupan,kematian,alam
semesta,kebenaran,materi(kekayaan),dan isu-isu filosofis lainnya yang berkaitan
dengan kehidupan. Pandangan dunia mencakup agama dan ideologi. Misalnya dunia
memandang bahwa indonesia masyarakatnya bermayoritas muslim,sedangkan
Amerika di pandang bahwa masyarakatnya bermayoritas non muslim.

Organisasi sosial
Organisasi sosial yang kita masuki,apakah formal/informal,juga mempengaruhi kita
dalam mempersepsi dunia dan kehidupan ini,yang pada gilirannya mempengaruhi
perilaku kita. Misalnya : komunitas pecinta mobil cenderung bergaul dengan
komunitas pecinta mobil lainnya dibandingkan bergaul dengan pecinta motor.

Tabiat manusia
Pandangan kita tentang siapa kita,bagaimana sifat dan watak kita,juga mempengaruhi
cara kita mempersepsi lingkungan fisik dan sosial kita. Misalnya orang ateis(tidak
beragama) menganggap rendah orang-orang yang beragama karena mereka memiliki
sifat sebagai manusia yang paling benar dan paling berkuasa.

Orientasi kegiatan
Aspek lain yang mempengaruhi persepsi kita adalah pandangan kita tentang aktivitas.
Orientasi ini paling baik di anggap sebagai suatu rentang; dari Being(siapa seseorang)
hingga Doing(apa yang dilakukan seseorang). Dalam suatu budaya mungkin terdapat
dua kecenderungan ini,namun salah satu biasanya dominan. Misalnya di indonesia
orang yang memiliki jabatan lebih tinggi akan diperlakukan dengan baik dibanding
orang yang tidak memiliki jabatan.

Persepsi tentang diri dan orang lain


Masyarakat timur pada umumnya adalah masyarakat kolektivis. Dalam budaya
kolektivis,diri(self) tidak bersifat unik atau otonom,melainkan lebur dalam
kelompok(keluarga,klan,kelompok kerja,suku,bangsa dan sebagainya). Sementara diri
dalam budaya individualis(barat) bersifat otonom. Akan tetapi suatu budaya
sebenarnya dapat saja memiliki kecenderungan individualis dan kolektivis,hanya saja
seperti orientasi kegiatan,salah satu biasanya lebih menonjol. Misalnya dalam sebuah
kelas pasti ada perkumpulan siswa-siswa,ada siswa-siswa yang berkelompok,ada pula
siswa yang selalu menyendiri. Jadi persepsi kita tentang siswa yang meyendiri
tersebut akan berbeda dengan orang lain.

KEKELIRUAN DAN KEGAGALAN PERSEPSI

Persepsi kita sering tidak cermat,salah satu penyebabnya adalah asumsi atau
pengharapan kita. Berikut beberapa bentuk kekeliruan dan kegagalan persepsi
tersebut.

Kesalahan atribusi
Atribusi adalah proses internal dalam diri kita untuk memahami penyebab perilaku
orang lain. Kesalahan atribusi juga dipengaruhi oleh ketidaklengkapnya informasi
yang di berikan. Misalnya seorang pria yang memakai dasi dan berkemeja adalah
orang yang mapan,belum tentu pria tersebut mapan.

Efek Halo (halo effects)


Merujuk pada fakta bahwa begitu kita membentuk kesan menyeluruh mengenai
seseorang,kesan yang menyeluruh ini cenderung menimbulkan efek yang kuat atas
penilaian kita akan sifat-sifatnya yang spesifik. Efek halo juga bisa disebut kesan
awal/pertama yang biasanya berpengaruh kuat dan sulit digoyahkan. Misalnya : jika
kita bertemu dengan seorang pria dan kita menyapanya dan kemudian pria tersebut
hanya menengok kita tanpa tersenyum atau membalas sapaan kita,maka kita akan
mempersepsi bahwa pria tersebut sombong,angkuh dan sebagainya.

Stereotip
Menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk
asumsi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok.
Misalnya orang manado itu dikenal dengan cara bicara mereka yang kasar.
Prasangka
Suatu konsep yang sangat dekat dengan stereotip. Prasangka adalah sikap yang tidak
adil terhadap seseorang atau suatu kelompok. Prasangka umumnya bersifat negatif.
Contoh : kita aka berprasangka bahwa orang orang yang hidup dijalanan itu adalah
orang-orang jahat yang suka dengan kekerasan.

Gegar budaya
Ketika kita memasuki lingkungan baru,kita menghadapi situasi yang membuat kita
mempertanyakan kembali asumsi-asumsi kita itu,tentang apa yang disebut
kebenaran,moralitas,kebaikan,kewajaran,kesopanan,kebijakan,dan sebagainya.
Benturan-benturan persepsi itu kemudian menimbulkan konflik dalam diri kita dan
menyebabkan kita merasa tertekan dan menderita stres. Efek stres inilah yang disebut
gegar budaya. Misalnya anda pergi ke sebuah perkampuangan yang sangat jauh,anda
akan mempersepsi bahwa perkampungan itu tidak cocok dengan kehidupan anda dan
anda akan sangat stres.

5. Alur Komunikasi

Ket: Encoding = proses penyususan ide menjadi simbol atau pesan, decoding = proses
penerjemahan simbol atau pesan.

Anda mungkin juga menyukai