Anda di halaman 1dari 12

Fungsi Mekanisme Keseimbangan Tubuh pada Manusia

Disusun oleh :
kelompok D6
Christy Ong (102016068)

Jebsa Beypei (102016198)

Selvilim (102017034)

Effendy Gunawan Santoso (102017046)

Beivy Marcella (102017094)

Vioini Gracia (102017145)

Yanto Hindrawan (102017187)

Beatrice Veronika Sita Purba (102017241)

Mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Abstrak
Organ vestibuler / vestibullar appratus merupakan salah satu organ pada manusia yang
bertugas menjaga keseimbangan dari tubuh. Dalam organ ini terdapat membranosa labirin
yang terdiri dari koklea, kanalis semisirkularis dan organ otolit (utrikula dan sakula). Kanalis
semisirkularis dan organ otolit merupakan komponen utama dari organ vestibuler yang
menjaga keseimbangan kita. Kanalis semisirkularis bertanggung jawab saat kepala berrotasi
sedangkan organ otolit bertanggung jawab ketika kepala horizontal dan vertikal. Mekanisme
terjadi keseimbangan terjadi melalui suatu mekanisme yang sangat kompleks yang
dipengaruhi oleh cairan endolimph dan sel rambut. Untuk mengetahui apakah terjadi
kerusakan saraf pada organ vestibular, terdapat pemeriksaan dengan stimulasi kalori.
Kata kunci: Organ vestibuler, membranosa labirin, kanalis semisirkularis, organ otolit
Abstract
Vestibular organ / vestibullar appratus is one of the organs in humans who are in charge of
maintaining the balance of the body. In this organ there is a labyrinth membranous
consisting of a cochlea, a semicircular canal and an otolite organ (utrikula and sakula). The
semicircular canals and otolite organs are the main components of the vestibular organ that
maintain our balance. The semicircular canal is responsible when the head is in motion while
the otolite organs are responsible when the head is horizontal and vertical. The mechanism
of equilibrium takes place through a very complex mechanism that is affected by endolymp
fluid and hair cells. To find out whether there is nerve damage to vestibular organs, there are
checks with caloric stimulation.
Keyword: Vestibular organs, labyrinth membranous, semicircular canals, otolit organs

Pendahuluan

Dalam beraktivitas, manusia mempunyai berbagai organ dan mekanisme untuk menjaga
kesesuaian tubuh. Salah satu organ tersebut adalah organ vestibular (vestibular apparatus),
organ ini berfungsi menjaga keseimbangan (equilibrium) tubuh manusia. Dalam organ
vestibular terdapat bagian utama yaitu membranosa labirin. Membranosa labirin terletak
telinga bagian dalam di bawah tulang temporal, bagian ini dibagi menjadi beberapa
komponen yaitu; kanalis semisirkularis, koklea dan organ otolit (utikula & sakula).1-5

Koklea merupakan bagian dari organ pendengaran, sedangkan kanalis semisirkularis dan
organ otolit merupakan komponen utama dari mekanisme keseimbangan tubuh dan gerak.
Kanalis semisirkularis bertugas dalam akselerasi rotasional, sedangkan organ otolit bertugas
dalam akselerasi linear. Akselerasi linear dari organ otolit dapat dibagi kembali, utikula
berfungsi menentukan saat kepala tegak (horizontal) sedangkan sakula saat posisi kepala
berbaring (vertikal). Akselerasi ini terjadi melalui suatu mekanisme yang sangat komplex dari
cairan endolimph dan sel-sel rambut di komponen membranosa labirin. Hal ini menyebabkan
kita dapat tetap seimbang saat melakukan berbagai kegiatan. Untuk mengetahui apakah
terjadi kerusakan saraf pada organ vestibular, terdapat pemeriksaan dengan stimulasi kalori.4-8

Organ Vestibular

Organ vestibular (Vestibular apparatus) berfungsi memberikan informasi penting untuk


rasa keseimbangan dan untuk mengkoordinasi gerakan kepala dengan mata dan gerakan
postural. Keseimbangan (equilibrium) merupakan indera orientasi dari tubuh dan gerak.
Organ vestibular Ini terbungkus dalam sistem tabung tulang dan bilik yang terletak di tulang
temporal terdiri dari koklea, kanalis semisirkularis dan organ otolith (utikula & sakula).
Semua komponen dari organ vestibuler mengandung endolymph dan dikelilingi oleh
perilymph. Mirip dengan organ corti, komponen vestibular masing-masing berisi sel-sel
rambut yang merespons mekanis deformasi yang dipicu oleh gerakan spesifik endolymph.
Seperti sel-sel rambut pendengaran, reseptor vestibular dapat terdepolarisasi atau
hiperpolarisai, tergantung pada arah gerakan cairan. Tidak seperti informasi dari pendengaran
sistem, banyak informasi yang disediakan oleh aparat vestibular tidak mencapai tingkat
kesadaran sadar.1,2

Gambar 1. Struktur organ vestibular.1

Membran labirin

Labirin membranosa (membranous labyrinth) merupakan bagian fungsional dari organ


vestibuler. Struktur membran ini kurang lebih menduplikasi bentuk dari saluran tulang.
Daerah ini diisi oleh cairan kaya K+ yang disebut endolymph, dan tidak ada komunikasi
antara ruang yang diisi dengan endolymph dengan perilymph. Membran labirin terdiri dari
terdiri dari koklea (duktus cochlearis), tiga kanal semisirkularis, dan dua ruang besar
(utrikulus & saccule). Koklea adalah organ sensorik utama untuk mendengar dan tidak ada
hubungannya dengan keseimbangan. Namun, kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakuli
adalah bagian utama dari mekanisme ekuilibrium.1,3

Kanalis Semisirkularis

Setiap telinga mengandung tiga kanal semisirkular berbentuk hula-hoop yang disusun
secara tiga dimensi dalam bidang-bidang yang terletak pada sudut siku-siku satu sama lain.
Kanal tersebut dibagi menjadi duktus semisirkularis anterior, duktus semisirkularis posterior,
dan duktus semisirkularis lateral (horizontal). Duktus ini akan bermuara di utrikulus. Kanalis
semisirkularis berfungsi mendeteksi percepatan rotasi (sudut atau deselerasi) kepala, seperti
ketika memutar kepala dari mulai hingga putaran berhenti, atau juga ketika jungkir balik.1,3

Setiap duktus semisirkularis memiliki pembesaran pada salah satu ujungnya yang disebut
ampula. Duktus dan ampula ini diisi dengan cairan yang disebut endolymph. Jika cairan ini
terlalu banyak maka akan dibuang melalui duktus endolimfatikus menuju sakus
endolimfatikus ke dura mater dan dicurahkan ke ruang subdural.Aliran cairan ini melalui
salah satu saluran dan melalui amparnya meningkatkan organ sensorik ampula. Di setiap
ampula terdapat bagian kecil yang disebut crista ampullaris. Di atas krista ini terdapat massa
jaringan gelatin yang longgar bernama kupula.1,2

Ketika kepala seseorang mulai berputar ke segala arah, inersia cairan dalam satu atau lebih
dari duktus semisirkularis menyebabkan cairan endolymph tetap diam sementara duktus
semisirkularis berotasi dengan kepala. Karena inersia, objek istirahat tetap diam dan objek
bergerak terus berlanjut untuk bergerak ke arah yang sama kecuali jika objek dihambat oleh
beberapa faktor eksternal yang menginduksi perubahan. Ini menyebabkan cairan mengalir
dari saluran dan melalui ampula, menekuk kupula ke satu sisi. Rotasi kepala ke arah yang
berlawanan menyebabkan cupula menekuk ke sisi yang berlawanan. Pergerakan cairan
endolymph ini terjadi di setidaknya satu dari kanalis semisirkularis karena pengaturan tiga
dimensi mereka.1-3

Gambar 2. Gerak Cairan Endolimph.1


Gambar 3. Bagian Dalam dari Ampula.1

Utrikulus dan Sakuli ( Organ Otolit)

Organ otolith memberikan informasi tentang posisi kepala relatif terhadap gravitasi (yaitu,
kemiringan kepala statis) dan mendeteksi perubahan dalam laju gerak linier (bergerak dalam
garis lurus tanpa memperhatikan arah). Organ otolith (utrikulus dan saccule) adalah struktur
seperti kantung yang ditempatkan di dalam ruang bertulang yang terletak di antara kanalis
semisirkularis dan koklea. Rambut (kinocilium dan stereocilia) dari sel-sel rambut reseptor
menonjol ke lapisan ini, yang gerakannya memindahkan rambut dan menghasilkan perubahan
potensial sel rambut. Banyak kristal kecil kalsium karbonat — otolith ("batu telinga") -
tersuspensi di dalam lapisan gelatin, membuatnya lebih berat dan memberikan lebih banyak
kelembaman daripada cairan sekitarnya. Ketika seseorang dalam posisi tegak, rambut di
dalam utrikulus berorientasi vertikal dan rambut saccule berjajar horizontal.1,4

Pada Utikula dan sakuli terdapat organ sensori bernama makula. Makula utricle terletak di
permukaan utrikula terletak terutama pada bidang horizontal pada permukaan inferior
utrikulus dan memainkan peran penting dalam menentukan orientasi kepala ketika kepala
tegak (horizontal). Sebaliknya, makula saccule terletak terutama pada bidang vertikal dan
orientasi kepala sinyal ketika orang tersebut berbaring(vertikal).1,3,4
Gambar 4. Letak Utikula, Sakula dan Makula.2

Cerebellum
Merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar. Berfungsi
sebagai pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan tubuh serta
posisi tubuh. Terdapat 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan
cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan.2 Cerebellum terdiri dari tiga
bagian yang secara fungsional berbeda, yang diperkirakan terbentuk secara berurutan selama
evolusi. Bagian-bagian ini memiliki sendiri rangkaian masukan dan keluaran dan, dengan
demikian, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.3
1. Vestibuloserebelum, penting untuk mempertahankan keseimbangan dan mengontrol
gerakan mata.6
2. Spinoserebelum mengatur tonus otot dan gerakan volunter yang terampil dan
terkoordinasi. Sewaktu daerah-daerah motorik korteks mengirim pesan ke otot-otot
untuk melaksanakan gerakan tertentu, spinoserebelum juga diberi informasi mengenai
perintah motorik yang diinginkan. Selain itu, daerah ini menerima masukan dari
reseptor-reseptor perifer yang memberitahu apa yang sebenarnya terjadi berkaitan
dengan gerakan dan posisi tubuh. Spinoserebelum pada dasarnya bertindak sebagai
“manajemen menengah”, membandingkan “keinginan” atau “perintah” dari pusat-
pusat yang lebih tinggi dengan “kinerja” otot-otot dan kemudian mengoreksi setiap
“kesalahan” atau penyimpangan dari gerakan yang diinginkan. Spinoserebelum bahkan
tampaknya mampu memperkirakan posisi bagian tubuh dalam sepersekian detik
kemudian dan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Penyesuaian-
penyesuaian sambil jalan ini, yang memastikan agar gerakan terarah, tepat, dan mulus,
terutama penting untuk aktivitas-aktivitas yang cepat berubah (fasik).6
3. Serebroserebelum berperan dalam perencanaan dan inisiasi aktivitas volunter dengan
memberikan masukan ke daerah-daerah motorik korteks. Bagian ini juga merupakan
daerah cerebellum yang terlibat dalam ingatan prosedural.6

Gambar 1. Cerebellum2
Secara histologi, cortex cerebelli dibagi menjadi tiga lapisan, yaitu: lapisan molekular,
lapisan sel purkinje, dan lapisan granular (Gambar 2).5,6
1. Lapisan molekular
Terletak dibawah lapisan pia mater dan mempunyai dua tipe neuron, yaitu sel stelata yang
terletak disebelah luar dan sel basket yang terletak disebelah dalam. Neuron-neuron ini
tersebar diantara percabangan dendrit dan sejumlah akson halus yang berjalan sejajar
dengan sumbu panjang folia. Sel-sel neuroglia ditemukan di antara struktur-struktur ini.6
2. Lapisan sel purkinje
Adalah neuron golgi tipe 1 yang besar. Di dalam lapisan ini terdapat sel purkinje
berbentuk seperti botol dan tersusun dalam satu lapis dan hanya terdapat di cerebellum.
Pada bidang transversa folium, dendrit-dendrit sel purkinje terlihat masuk ke dalam
lapisan molekular, di mana sel-sel ini membentuk cabang-cabang yang sangat banyak.
Cabang-cabang pertama dan kedua halus, dan cabang-cabang berikutnya dilapisi oleh
spina dendriti yang tebal dan pendek.6,7
Di dalam sel purkinje, akson keluar dan berjalan melalui lapisan granular untuk masuk ke
substantia alba. Saat memasuki substantia alba, akson mendapatkan selubung mielin dan
berakhir dengan bersinaps dengan sel pada salah satu nuclei intracerebelli. Cabang-
cabang kolateral akson purkinje membuat kontak sinaptik dengan dendrit sel-sel basket
dan sel-sel stelata lapisan molekuler pada lapisan yang sama atau di dalam folia yang
berjauhan. Beberapa akson purkinje langsung berjalan untuk berakhir pada nuclei
vestibulares di batang otak.6,7
Sel purkinje merupakan satu-satunya sel pada korteks cerebellum yang mengirim
informasi keluar dan informasi ini biasanya merupakan impuls inhibisi yang
menggunakan GABA sebagai neurotransmitter.7

3. Lapisan granular

Terdapat sel-sel kecil dengan inti yang berwarna gelap dan padat, serta sedikit sitoplasma.
Lapisan granular merupakan lapisan terdalam korteks cerebellum yang terdiri atas sel-sel
granular kecil dan glomerulus (cerebellar islands). Glomeruli adalah daerah pada korteks
cerebellum tempat terjadinya sinaps antara akson yang masuk ke dalam cerebellum dan
sel granular.5,6

Gambar 2. Mikroskopis cerebellum.7

Mekanisme Keseimbangan

Mekanisme keseimbangan pada manusia terbagi menjadi beberapa


macam yaitu;

A. Akselerasi rotasional
Pada kanalis semisirkularis terdapat sel-sel rambut reseptor yang
terletak di ampula. Rambut sel rambut vestibular terdiri dari satu
cilium, kinocilium, bersama dengan seberkas 20 hingga 50 mikrovili
stereocilia disusun dalam barisan tinggi menurun dari kinocilium
lebih tinggi. Seperti dalam pendengaran sel rambut, stereocilia
dihubungkan oleh tip link. Ketika stereocilia dibelokkan oleh
gerakan endolymph, tegangan yang dihasilkan pada ujung link
menarik pada saluran ion mekanis terjaga keamanannya di sel
rambut. Tergantung pada apakah saluran ion berada mekanis
dibuka atau ditutup oleh perpindahan bundel rambut, sel-sel
rambut akan mendepolarisasi atau hiperpolarisasi.1,4
Setiap sel rambut berorientasi sehingga mendepolarisasi ketika
stereocilianya dibengkokkan menuju kinocilium dan hiperpolarisasi
ketika stereocilia dibiarkan menjauh dari kinocilium. Saraf ini
bersatu dengan saraf pendengaran dari koklea untuk membentuk
N. Vestibulocochlear. Sel-sel rambut membentuk kimia mediasi
sinaps dengan ujung terminal neuron aferen akson yang bergabung
dengan orang-orang dari struktur vestibular lainnya untuk
membentuk nukleus vestibularis.1,2
Depolarisasi meningkatkan pelepasan neurotransmitter dari sel-
sel rambut, sehingga meningkatkan pelepasan neurotransmitter
dari sel-sel rambut dan meningkatkan frekuensi potensial aksi pada
serat aferen. Sebaliknya, hiperpolarisasi mengurangi pelepasan
neurotransmitter dari sel-sel rambut, pada gilirannya menurun
frekuensi potensial aksi dalam serabut aferen. Ketika cairan secara
bertahap terhenti, rambut meluruskan lagi. Dengan demikian,
kanalis semisirkularis mendeteksi perubahan dalam laju gerakan
rotasi (percepatan rotasi atau deselerasi) dari kepala. Sehingga
tidak terjadi respon ketika kepala Anda tidak bergerak atau saat
bergerak dalam lingkaran dengan kecepatan konstan. 1-3

Gambar 5. Mekanisme pergerakan Streocillia.1

B. Akselerasi Linier
Pada manusia, makula utikulus dan sakula merespons percepatan linear. Secara
umum, utikulus merespon akselerasi horizontal dan sakula merespon akselerasi vertikal.
Ketika otolith lebih padat dari pada endolymph, dan akselerasi ke segala arah
menyebabkan mereka mengalir ke arah yang berlawanan, mendistorsi proses sel rambut
dan menghasilkan aktivitas dalam serabut saraf. Makula juga keluar secara tonik ketika
tidak adanya gerakan kepala, karena tarikan gravitasi pada otolith. Impuls yang
dihasilkan dari reseptor ini sebagian bertanggung jawab untuk refleks meluruskan
labirin. Serangkaian refleks ini merupakan tanggapan terintegrasi untuk sebagian besar
dalam inti dari otak tengah.1,2

Gambar 6. Akselerasi linear dari Utrikula.1


Stimulus untuk refleks memiringkan kepala, yang merangsang organ otolitik adalah
kontraksi kompensasi pada otot leher untuk menjaga penegakan kepala & pengaturan
sikap tubuh lainnya. Pada kucing, anjing, dan primata, isyarat visual dapat dimulai dari
reflek pengarahan optik yang tepat dari labirin atau rangsangan tubuh. Pada manusia,
operasi refleks ini mempertahankan kepala dalam posisi stabil dan mata tertuju pada
target visual meskipun ada gerakan tubuh dan tersentak dan goncangan dari lingkungan
sekitar. Respon rangsangan pada makula dimulai dari impuls keseimbangan menuju
korteks selebri yang bertugas untuk persepsi kesadaran dari gerakan & menyuplai
sebagian dari informasi yang diperlukan untuk orientasi dalam ruang. Respon ini dapat
disertai dengan mual, berkeringat, pucat dan muntah sehingga terjadi rangsangan
berlebihan pada alat keseimbangan. Hal ini dapat menyebabkan sensasi rotasi tanpa
adanya rotasi yang sebenarnya.1,3
Gambar 7. Akselerasi linear dari Utrikula.1

Stimulasi kalori

Stimulasi kalori merupakan prosedur untuk menemukan kerusakan pada saraf telinga.
Teknik ini terkadang digunakan untuk mendiagnosis nistagmus, vertigo dan nausea. Prosedur
ini dilakukan dengan cara merangsang kanalis semisirkularis menggunakan air yang lebih
panas / lebih dingin dari suhu tubuh. Air ini akan disemprotkan dalam meatus akustikus
ekternus sehingga karena perbedaan suhu terjadi arus konveksi pada endolimph dan
menggerakan kupula. Hal ini akan menimbulkan refleks okulovestibuler, dimana saat air
dingin diberikan mata akan merespon bergerak ke arah telinga yang dialirkan air dingin.
Sedangkan dengan air panas, mata akan merespon ke arah yang berlawanan. Syarat dari
pemeriksaan ini adalah tidak terjadi kerusakan membran timphani dan tidak terdapat lumen
pada liang telinga.5

Penutup

Untul beraktivitas manusia memerlukan mekanisme keseimbangan untuk dapat bergerak.


Mekanisme ini diatur dalam organ vestibular yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan.
Membranosa labirin merupakan bagian dari organ ini yang terbagi menjadi koklea, kanalis
semisirkularis dan organ otolit. Kanalis semisirkularis dan organ otolit merupakan bagian
terpenting untuk menjaga keseimbangan saat rotasi maupun linear.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Introduction of Human Philosophy. International edition; 2010. Hal.


237-40.
2. Hall J. Text Book of Medical Physiology 12th edition. Singapore: Elsevier; 2014. Hal.
1267-73.
3. Barret KE, Boitano S, Barman SM, Brooks HL. Ganong’s Review of Medical
Physiology 23rd edition. McGraw-Hill Medical; 2009. Hal. 205-8.
4. Bernhard JG, leonard K, Dominik O. Identifying mechanisms behind the tullio
phenomenon: a computational study based on first principles. JARO.2016;17(2):103-
18.
5. John CA, Duk NL, Ronald LS, Kenneth MH. Caloric stimulation in neglect:
Evaluation of response as a function of neglect type. JINS. 2008;9(7):983-8.

6. Snell RS. Neuroanatomi klinik. Ed. 7. Jakarta: EGC; 2013.


7. Gartner LP, Hiatt JL. Buku ajar berwarna histologi. Ed. 3. Singapura: Elsevier Inc;
2014. h. 508- 16.

Anda mungkin juga menyukai