DENGAN GANGGUAN
HARGA DIRI RENDAH DI RUANG PERKUTUT DIRUMAH
SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT BANDUNG
Disusun Oleh
FADHLURAHMAN ILHAMULLAH
AKX.16.044
I. Identitas Klien
Nama : Ny. U
Umur : 29 Tahun
No. RM : 1145678
Ny. U diantar oleh pihak keluarga melalui IGD dengan keluhan klien gelisah
sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit, bicara dan tertawa sendiri di rumah,
bicara ngawur, merasa jadi orang hebat, emosi labil, klien suka marah-marah tanpa
sebab, mondar-mandir dalam rumah dan tidur malam kurang.
Klien tampak gelisah danmondar-mandir, kontak mata ada dan tajam, klien
mudah tersinggung dengan menunjukkan ekspresi wajah tegang dan sorot mata tajam,
klien berinteraksi dengan orang lain seperlunya saja. Klien mengatakan ingin marah
jika mengingat pertentangannya dengan saudara tirinya tentang perebutan harta
warisan. Klien merasa tidak berguna dan merasa sedih ketika ditanyai perasaan pada
saat pengkajian. Klien terlihat murung dan putus asa, klien suka menyendiri dan
berpindah-pindah tempat.
1. Faktor predisposisi
2. Anggota Keluarga
5 5
b. = Perempuan = Bercerai
c. = Laki laki
= Meninggal = Klien
b. Konsep Diri
1. Gambaran Diri: Klien mengatakan menyukai seluruh bagian
tubuhnya tanpa terkecuali, namun sekarang klien mengatakan
tidak ada gunanya memiliki badan sehat kalau tidak bisa
menjaga anaknya dan ibu kandungnya.
2. Identitas: Klien adalah seorang anak tunggal, klien merupakan
anak yang pintar dan berprestasi dalam bidang akademik.
Kedua orang tua klien sudah bercerai dan masing – masingnya
menikah lagi. Klien memiliki 5 saudara tiri dari ayah tirinya
dan 8 saudara tiri dari ibu tirinya. Klien tinggal serumah
dengan ayah tiri dan ibu kandungnya. Ayah kandung klien
sudah meninggal dunia.
3. Peran: Klien adalah seorang anak tunggal, klien merupakan
anak yang pintar dan berprestasi dalam bidang akademik.
4. Ideal diri: Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada
yang mendukung keinginannya untuk menyelesaikan kuliah
selain ibu kandungnya
5. Harga diri: Klien juga merasa malu karena masuk rumah sakit
jiwa, klien mengatakan merasa tidak berguna terutama untuk
ibu kandungnya dan anaknya.
c. Hubungan social
Klien memiliki 5 saudara tiri dari ayah tirinya dan 8 saudara tiri
dari ibu tirinya. Klien tinggal serumah dengan ayah tiri dan ibu
kandungnya. Ayah kandung klien sudah meninggal dunia. Pola
asuh didalam keluarga klien ketika klien masih dengan ibu dan
ayah kandungnya adalah pola demokrasi dimana orang tua klien
tidak memaksakan kehendak dan melibatkan anak untuk
mengambil keputusan yang berhubungan dengan anak, termasuk
pendidikan.
Masalah Keperawatan: TAM
d. Spiritual
Klien mengetahui sholat lima waktu dan puasa namun klien tidak
sholat dengan alasan lupa dengan dan suka diundur-undur saat
berada di rumah. Sedangkan di rumah sakit klien tidak menjalani
ibadah seperti sholat lima waktu. Klien mengatakan tidak merasa
ada masalah walaupun tidak sholat.
6. Status Mental
a. Penampilan: Saat pengkajian, Klien berpenampilan kurang rapih,
pakaian sudah sesuai, rambut acak-acakan, kuku panjang dan kotor,
klien mengganti baju hanya satu kali dalam sehari. Klien mandi di
arahkan. Klien mengatakan malas untuk mandi, gosok gigi, dan juga
berdandan.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
b. Pembicaraan : Saat dikaji Klien berbicara cepat, nada suara keras dan
tegas, kurang jelas dan sulit di mengerti, klien menjawab pertanyaan
yang di berikan. Pembicaraan klien berbelit-belit tetapi sampai pada
tujuan.
Masalah keperawatan : Sirkumtansia
c. Aktivitas motorik : saat dikaji klien tampak gelisah dan mondar -
mandir, kontak mata ada dan tajam, klien mudah tersinggung dengan
menunjukan ekspresi wajah tegang dan sorot mata tajam, klien
berinteraksi dengan orang lain seperlunya saja. Klien mengatakan
ingin marah jika mengingat pertentangan dengan saudara tirinya
tentang perebutan harta warisan. Klien merasa tidak berguna dan
merasa sedih ketika ditanyai tentang perasaan pada saat pengkajian.
Klien terlihat murung dan putus asa, klien suka menyendiri dan
berpindah-pindah tempat.
Masalah keperawatan : Lesu, tegang, dan gelisah
d. Alam perasaan : Saat dikaji Efek klien labil yaitu emosi klien berubah
dengan cepat. Saat interaksi klien, dapat berubah dengan cepat ketika
menangis, tersenyum/tertawa dan marah. Kontak mata klien ada pada
saat interaksi. Saat wawancara klien koopratif, kontak mata ada,
konsentrasi mudah di alihkan. Saat di lakukan wawancara klien
menunjukan sikap defensive dan curiga, klien mudah tersinggung dan
tampak jelas. Klien bersikap defensif karena klien meyakini bahwa ia
dapat mengatur planet-planet yang ada di luar angkasa dan planet
tersebut selalu mengikuti kemana ia pergi. Sikap curiga klien di
tunjukan dengan pernyatakan klien yang mengatakan bahwa ia sengaja
di antar dan di asingkan ke Rumah Sakit Jiwa untuk di pisahkan dari
anaknya dan tidak mendapatkan pembagian harta oleh keluarganya.
Klien menjawab pertanyaan yang di ajukan tetapi berbelit-belit, topik
yang di bicarakan dapat meloncat dari satu topik ke topic yang lain,
dan kadang sulit dimengerti.
e. Afek : Saat di kaji Efek klien labil yaitu emosi klien berubah dengan
cepat. Saat interaksi klien, dapat berubah dengan cepat ketika
menangis, tersenyum/tertawa dan marah.
Masalah keperawatan : labil
f. Interaksi selama wawancara : Saat dikaji yaitu saat wawancara klien
koopratif, kontak mata ada, konsentrasi mudah dialihkan. Saat di
lakukan wawancara klien menunjukan sikap defensive dan curiga,
klien mudah tersinggung dan tampak jelas. Klien bersikap defensif
karena klien meyakini bahwa ia dapat mengatur planet-planet yang ada
di luar angkasa dan planet tersebut selalu mengikuti kemana ia pergi.
Masalah keperawatan : kontak mata kurang, defensive, dan curiga
g. Persepsi : saat dikaji Klien mengatakan mendengar suara-suara yamg
mengajaknya berbicara dan klien juga mengatakan kadang yang
berbicara itu bukanlah dirinya sendiri. Klien mengatakan ada lelaki
yang dekat denganya dan pernah mengunjunginya selama di rumah
sakit. Suara-suara tersebut 4 kali dalam sehari.
Masalah keperawatan : Halusinasi
h. Proses berpikir :
Klien menjawab pertanyaan yang diajukan tetapi berbelit-belit,topic
yang dibicarakan dapat meloncat dari satu topic ke topic yang lain, dan
kadang sulit dimengerti
Masalah Keperawatan: tangensial, flight of ideas.
i. Isi pikir :
Saat dikaji klien mengatakan merasa bahwa dirinya diasingkan, tidak
diharapkan, dan tidak berdaya saat dirumah
Masalah keperawatan :depersonalisasi
f. Pengunaan obat
g. Pemeliharaan kesehatan : -
h. Kegiatan di dalam rumah :-
i. Kegiatan di luar rumah :-
8. Mekanisme koping
Klien tampak gelisah dan mondar - mandir, kontak mata ada dan
tajam, klien mudah tersinggung dengan menunjukan ekspresi wajah tegang
dan sorot mata tajam, klien berinteraksi dengan orang lain seperlunya saja.
Klien mengatakan ingin marah jika mengingat pertentangan dengan saudara
tirinya tentang perebutan harta warisan. Klien merasa tidak berguna dan
merasa sedih ketika ditanyai tentang perasaan pada saat pengkajian. Klien
terlihat murung dan putus asa, klien suka menyendiri dan berpindah-pindah
tempat.
Diagnosis Medik
Terapi Medik
Analisa Data
Analisa Data
TGL DX PERENCANAAN
TUUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
01/02 Ganggua Pasien mampu: Setelah 1x24 jam SP.1 (Tgl 1
-19 n konsep Mengidentifikasi pertemuan klien Februari 2019)
diri: kemampuan dan aspek mampu: - Diskusikan
harga diri posiif yang dimiliki Mengidentifikasi bahwa pasien
rendah Menilai kemampuan aspek masih memiliki
kemampuan yang positif yang dimiliki sejumlah
dapat digunakan Memiliki kemampuan
Menetapkan/memil kemampuan yang dari aspek
ih kegiatan yang sesuai dapat digunakan. positif seperti
dengan kemampuan Memilih kegiatan kegiatan pasien
Melatih kegiatan sesuai kemampuan di rumah adanya
yang sudah dipilih, Melakukan keluarga dan
sesuai kemampuan kegiatan yang sudah lingkungan
Merencanakan dipilih. terdekat pasien.
kegiatan yang sudah Merencanakan - Beri pujian
dilatihnya kegiatan yang sudah yang realistis
dilatih. dan hindarkan
setiap kali
bertemu dengan
pasien penilaian
yang negative.
- Diskusikan
dengan pasien
kemampuan
yang masih
digunakan saat
ini
- Bantu pasien
menyebutkanny
a dan memberi
penguatan
terhadap
kemampuan diri
yang
diungkapkan
pasien
- Perlihatkan
respon yang
kondusif dan
menjadi
pendengar yang
aktif
Pilih
kemampuan
yang akan
dilatih
- Diskusikan
dengan pasien
beberapa
aktivitas yang
dapat dilakukan
dan dipilih
sebagai kegiatan
yang akan
pasien lakukan
sehari-hari
- Bantu pasien
menetapkan
aktivitas mana
yang dapat
pasien lakukan
secara mandiri
Aktivitas
yang
memerlukan
bantuan
minimal dari
keluarga
Aktivitas
apa saja yang
perlu bantuan
penuh dari
keluarga atau
lingkungan
terdekat pasien
Beri contoh
pelaksanaan
aktivitas yang
dapat dilakukan
pasien
Susun
bersama pasien
aktivitas atau
kegiatan sehari-
hari pasien
- Diskusikan
dengan pasien
untuk
menetapkan
urutan kegiatan
(yang sudah
dipilih
pasien)yang
akan dilatihkan
- Bersama
pasien dan
keluarga
memeperagakan
beberapa
kegiatan yang
akan dilakukan
pasien
- Berikan
dukungan dan
pujian yang
nyata sesuai
kemajuan yang
diperlihatkan
pasien.
- Beri
kesempatan
pada pasien
untuk mencoba
kegiatan
- Beri pujian
atas
aktivitas/kegiata
n yang dapat
dilakukan
pasien setiap
hari
- Tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan toleransi
dan setiap
perubahan
- Susun daftar
aktivitas yang
sudah dilatihkan
bersama pasien
dan keluarga
- Berikan
kesempatan
mengungkapkan
perasaannya
setelah
pelaksanaan
kegiatan.
Yakinkan bahwa
keluarga
mendukung
setiap aktivitas
yang dilakukan
pasien
SP.2 (Tgl Tgl 1
Februari 2019)
Pilih
kemampuan
kedua yang
dapat dilakukan
Latih
kemampuan
yang dipilih
Masukan
dalam jadwal
kegiatan pasien
SP.3 (Tgl Tgl 1
Februari 2019)
Memilih
kemampuan
ketiga yang
dapat dilakukan
SP.2 (TglTgl 1
Februari 2019)
Latih
keluarga
langsung ke
pasien
Menyusun
RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien