Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.U.

DENGAN GANGGUAN
HARGA DIRI RENDAH DI RUANG PERKUTUT DIRUMAH
SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT BANDUNG

Disusun Oleh

FADHLURAHMAN ILHAMULLAH
AKX.16.044

D III Keperawatan Konsentrasi Anestesi


STIkes Bhakti Kencana Bandung
Jln. Soekarno Hatta No.754
Cibiru Bandung
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.U. DENGAN GANGGUAN
HARGA DIRI RENDAH DI RUANG PERKUTUT DIRUMAH
SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT BANDUNG

Ruang Rawat : Perkutut

Tanggal dirawat : Rabu, 1 Januari 2019

I. Identitas Klien

Nama : Ny. U

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 29 Tahun

No. RM : 1145678

Informan : Keluarga Klien

II. Alasan Masuk

Ny. U diantar oleh pihak keluarga melalui IGD dengan keluhan klien gelisah
sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit, bicara dan tertawa sendiri di rumah,
bicara ngawur, merasa jadi orang hebat, emosi labil, klien suka marah-marah tanpa
sebab, mondar-mandir dalam rumah dan tidur malam kurang.
Klien tampak gelisah danmondar-mandir, kontak mata ada dan tajam, klien
mudah tersinggung dengan menunjukkan ekspresi wajah tegang dan sorot mata tajam,
klien berinteraksi dengan orang lain seperlunya saja. Klien mengatakan ingin marah
jika mengingat pertentangannya dengan saudara tirinya tentang perebutan harta
warisan. Klien merasa tidak berguna dan merasa sedih ketika ditanyai perasaan pada
saat pengkajian. Klien terlihat murung dan putus asa, klien suka menyendiri dan
berpindah-pindah tempat.

Masalah Keperawatan: Perilaku Kekerasan

III. Faktor Predisposisi

1. Faktor predisposisi

Pada setahun yang lalu, keluarga klien mengatakan klien pernah


memperlihatkan tanda-tanda gangguan jiwa seperti murung, tidak mau
berinteraksi, suka menangis sendiri, dan menarik diri dari lingkungan setelah
ditinggalkan suaminya saat mengandung dengan usia 3 bulan. Keluarga klien
mengatakan kakak klien berusaha untuk mengalihkan perhatian klien dengan
memberikan modal untuk membuka usaha di rumah. Namun, usaha keluarga
tersebut tidak membawa perubahan bagi klien. Klien pernah mengalami
aniaya fisik dengan mendapat perlakuan kasar oleh saudaralaki-lakinya.

Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial

2. Anggota Keluarga

Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa.

Masalah Keperawatan: TAM


3. Trauma : Klien mengatakan pernah mengalami aniaya fisik dengan
mendapatkan perlakuan kasar oleh saudara laki – lakinya.
Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda vital: TD: 120/80 mmHg, Nadi : 85x/menit, Suhu 36oC, RR :
21x/menit.
b. Ukur: BB: 56 kg TB: 159 cm
c. Keluhan fisik: tidak ada

Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

a. Kepala : Wajah simetris, Rambut hitam, mulai tumbuh uban


dan berketombe.

b. Mata : Tidak ada serumen di sudut mata, konjungtiva tidak


anemis, sclera putih.

c. Telinga: Agak kotor, tidak mengalami penurunan pendengaran.

d. Hidung : Lubang hidung simetris, bersih, tidak ada nyeri tekan

e. Mulut dan Gigi: Gigi tampak kotor.

f. Ekstremitas : Tidak terdapat piting odema, tonus otot 5 5

5 5

g. Integument : Tidak terdapat jejas/lesi, bersisik dan kering

Masalah Keperawatan : Resiko kerusakan integritas kulit


5. Psikososial:
a. Genogram

b. = Perempuan = Bercerai
c. = Laki laki
= Meninggal = Klien

b. Konsep Diri
1. Gambaran Diri: Klien mengatakan menyukai seluruh bagian
tubuhnya tanpa terkecuali, namun sekarang klien mengatakan
tidak ada gunanya memiliki badan sehat kalau tidak bisa
menjaga anaknya dan ibu kandungnya.
2. Identitas: Klien adalah seorang anak tunggal, klien merupakan
anak yang pintar dan berprestasi dalam bidang akademik.
Kedua orang tua klien sudah bercerai dan masing – masingnya
menikah lagi. Klien memiliki 5 saudara tiri dari ayah tirinya
dan 8 saudara tiri dari ibu tirinya. Klien tinggal serumah
dengan ayah tiri dan ibu kandungnya. Ayah kandung klien
sudah meninggal dunia.
3. Peran: Klien adalah seorang anak tunggal, klien merupakan
anak yang pintar dan berprestasi dalam bidang akademik.
4. Ideal diri: Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada
yang mendukung keinginannya untuk menyelesaikan kuliah
selain ibu kandungnya
5. Harga diri: Klien juga merasa malu karena masuk rumah sakit
jiwa, klien mengatakan merasa tidak berguna terutama untuk
ibu kandungnya dan anaknya.
c. Hubungan social
Klien memiliki 5 saudara tiri dari ayah tirinya dan 8 saudara tiri
dari ibu tirinya. Klien tinggal serumah dengan ayah tiri dan ibu
kandungnya. Ayah kandung klien sudah meninggal dunia. Pola
asuh didalam keluarga klien ketika klien masih dengan ibu dan
ayah kandungnya adalah pola demokrasi dimana orang tua klien
tidak memaksakan kehendak dan melibatkan anak untuk
mengambil keputusan yang berhubungan dengan anak, termasuk
pendidikan.
Masalah Keperawatan: TAM

d. Spiritual
Klien mengetahui sholat lima waktu dan puasa namun klien tidak
sholat dengan alasan lupa dengan dan suka diundur-undur saat
berada di rumah. Sedangkan di rumah sakit klien tidak menjalani
ibadah seperti sholat lima waktu. Klien mengatakan tidak merasa
ada masalah walaupun tidak sholat.
6. Status Mental
a. Penampilan: Saat pengkajian, Klien berpenampilan kurang rapih,
pakaian sudah sesuai, rambut acak-acakan, kuku panjang dan kotor,
klien mengganti baju hanya satu kali dalam sehari. Klien mandi di
arahkan. Klien mengatakan malas untuk mandi, gosok gigi, dan juga
berdandan.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
b. Pembicaraan : Saat dikaji Klien berbicara cepat, nada suara keras dan
tegas, kurang jelas dan sulit di mengerti, klien menjawab pertanyaan
yang di berikan. Pembicaraan klien berbelit-belit tetapi sampai pada
tujuan.
Masalah keperawatan : Sirkumtansia
c. Aktivitas motorik : saat dikaji klien tampak gelisah dan mondar -
mandir, kontak mata ada dan tajam, klien mudah tersinggung dengan
menunjukan ekspresi wajah tegang dan sorot mata tajam, klien
berinteraksi dengan orang lain seperlunya saja. Klien mengatakan
ingin marah jika mengingat pertentangan dengan saudara tirinya
tentang perebutan harta warisan. Klien merasa tidak berguna dan
merasa sedih ketika ditanyai tentang perasaan pada saat pengkajian.
Klien terlihat murung dan putus asa, klien suka menyendiri dan
berpindah-pindah tempat.
Masalah keperawatan : Lesu, tegang, dan gelisah
d. Alam perasaan : Saat dikaji Efek klien labil yaitu emosi klien berubah
dengan cepat. Saat interaksi klien, dapat berubah dengan cepat ketika
menangis, tersenyum/tertawa dan marah. Kontak mata klien ada pada
saat interaksi. Saat wawancara klien koopratif, kontak mata ada,
konsentrasi mudah di alihkan. Saat di lakukan wawancara klien
menunjukan sikap defensive dan curiga, klien mudah tersinggung dan
tampak jelas. Klien bersikap defensif karena klien meyakini bahwa ia
dapat mengatur planet-planet yang ada di luar angkasa dan planet
tersebut selalu mengikuti kemana ia pergi. Sikap curiga klien di
tunjukan dengan pernyatakan klien yang mengatakan bahwa ia sengaja
di antar dan di asingkan ke Rumah Sakit Jiwa untuk di pisahkan dari
anaknya dan tidak mendapatkan pembagian harta oleh keluarganya.
Klien menjawab pertanyaan yang di ajukan tetapi berbelit-belit, topik
yang di bicarakan dapat meloncat dari satu topik ke topic yang lain,
dan kadang sulit dimengerti.
e. Afek : Saat di kaji Efek klien labil yaitu emosi klien berubah dengan
cepat. Saat interaksi klien, dapat berubah dengan cepat ketika
menangis, tersenyum/tertawa dan marah.
Masalah keperawatan : labil
f. Interaksi selama wawancara : Saat dikaji yaitu saat wawancara klien
koopratif, kontak mata ada, konsentrasi mudah dialihkan. Saat di
lakukan wawancara klien menunjukan sikap defensive dan curiga,
klien mudah tersinggung dan tampak jelas. Klien bersikap defensif
karena klien meyakini bahwa ia dapat mengatur planet-planet yang ada
di luar angkasa dan planet tersebut selalu mengikuti kemana ia pergi.
Masalah keperawatan : kontak mata kurang, defensive, dan curiga
g. Persepsi : saat dikaji Klien mengatakan mendengar suara-suara yamg
mengajaknya berbicara dan klien juga mengatakan kadang yang
berbicara itu bukanlah dirinya sendiri. Klien mengatakan ada lelaki
yang dekat denganya dan pernah mengunjunginya selama di rumah
sakit. Suara-suara tersebut 4 kali dalam sehari.
Masalah keperawatan : Halusinasi
h. Proses berpikir :
Klien menjawab pertanyaan yang diajukan tetapi berbelit-belit,topic
yang dibicarakan dapat meloncat dari satu topic ke topic yang lain, dan
kadang sulit dimengerti
Masalah Keperawatan: tangensial, flight of ideas.
i. Isi pikir :
Saat dikaji klien mengatakan merasa bahwa dirinya diasingkan, tidak
diharapkan, dan tidak berdaya saat dirumah
Masalah keperawatan :depersonalisasi

j. Tingkat Kesadaran : saat dikaji


k. Memori:
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
m. Kemampuan penilaian :
n. Daya tilik diri :

7. Kebutuhan Persiapan pulang


a. Makan: Klien mengatakan 3x sehari yaitu pagi, siang, dan malam.
Klien memakan makanan yang di sediakan oleh rumah sakit. Klien
menyukai setiap makanan yang di sediakan rumah sakit dan klien
tidak memiliki pantangan makanan. Klien mampu mengambil
makanan secara mandiri, klien mampu meletakan kembali peralatan
makanan ke tempatnya.
b. BAB/BAK: Klien BAK dan BAB secara mandiri dengan
menggunakan toilet sebagai tempat toileting, klien mampu
membersihkan diri saat setelah BAK/BAB, saat keluar dari WC baju
celana klien tampak cukup rapid an tidak basah
c. Mandi: Klien mandi di arahkan. Klien mengatakan malas untuk
mandi, gosok gigi, dan juga berdandan.
d. Berpakaian/berhias : Klien berpenampilan kurang rapih, pakaian
sudah sesuai, rambut acak-acakan, kuku panjang dan kotor, klien
mengganti baju hanya satu kali dalam sehari.
e. Istirahat dan tidur :

f. Pengunaan obat

No Jenis terapi Dosis Cara Waktu


. pemberian
1. Lodomer 1x5 mg Oral 08.00
WIB
2. Risperidon 2x2 mg Oral 08.00-
20.00
3. Asam 2x125 mg Oral 08.00-
Valproat 20.00
4. Lorazepam 1x1 mg Oral 08.00

g. Pemeliharaan kesehatan : -
h. Kegiatan di dalam rumah :-
i. Kegiatan di luar rumah :-
8. Mekanisme koping

Saat interaksi klien, dapat berubah dengan cepat ketika menangis,


tersenyum/tertawa dan marah. Kontak mata klien ada pada saat interaksi. Saat
wawancara klien koopratif, kontak mata ada, konsentrasi mudah di alihkan.
Saat di lakukan wawancara klien menunjukan sikap defensive dan curiga,
klien mudah tersinggung dan tampak jelas. Klien bersikap defensif karena
klien meyakini bahwa ia dapat mengatur planet-planet yang ada di luar
angkasa dan planet tersebut selalu mengikuti kemana ia pergi. Sikap curiga
klien di tunjukan dengan pernyatakan klien yang mengatakan bahwa ia
sengaja di antar dan di asingkan ke Rumah Sakit Jiwa untuk di pisahkan dari
anaknya dan tidak mendapatkan pembagian harta oleh keluarganya.

Klien menjawab pertanyaan yang di ajukan tetapi berbelit-belit, topik


yang di bicarakan dapat meloncat dari satu topik ke topic yang lain, dan
kadang sulit dimengerti.

Masalah keperawatan : maladaptif

9. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Klien tampak gelisah dan mondar - mandir, kontak mata ada dan
tajam, klien mudah tersinggung dengan menunjukan ekspresi wajah tegang
dan sorot mata tajam, klien berinteraksi dengan orang lain seperlunya saja.
Klien mengatakan ingin marah jika mengingat pertentangan dengan saudara
tirinya tentang perebutan harta warisan. Klien merasa tidak berguna dan
merasa sedih ketika ditanyai tentang perasaan pada saat pengkajian. Klien
terlihat murung dan putus asa, klien suka menyendiri dan berpindah-pindah
tempat.

Masalah keperawatan : PK karena menunjukkan eskpresi wajah tegang dan


sorot mata yang tajam, dan HDR karena klien merasa diri tidak berguna.

10. Pengetahuan Kurang Tentang


11. Masalah Keperawatan
12. Aspek medik

Diagnosis Medik
Terapi Medik

No Jenis terapi Dosis Cara Waktu


. pemberian
1. Lodomer 1x5 mg Oral 08.00
WIB
2. Risperidon 2x2 mg Oral 08.00-
20.00
3. Asam 2x125 mg Oral 08.00-
Valproat 20.00
4. Lorazepam 1x1 mg Oral 08.00

13. Daftar masalah keperawatan

Analisa Data

Analisa Data

No. Data Masalah


1. Subjektif : Harga Diri Rendah
Klien mengatakan merasa bahwa dirinya
diasingkan, tidak diharapkan, dan tidak
berdaya saat dirumah. Klien mengatakan
didalam keluarganya tidak ada yang
mendukung keinginannya untuk
menyelesaikan kuliah selain ibu kandungnya.
Klien juga mengatakan dirinya merasa malu
karena penilaian tetangga disekitar rumahnya
terhadapa status single parent yang disandang
klien. Klien juga merasa malu karena masuk
rumah sakit jiwa, klien mengatakan merasa
tidak berguna terutama untuk ibu kandungnya
dan anaknya.
Objektif :

2. Subjektif : Perilaku Kekerasan


Klien mengatakan ingin marah jika mengingat
pertentangan dengan saudara tirinya tentang
perebutan harta warisan. Klien merasa tidak
berguna dan merasa sedih ketika ditanyai
tentang perasaan pada saat pengkajian.
Objektif :
Klien tampak gelisah dan mondar - mandir,
kontak mata ada dan tajam, klien mudah
tersinggung dengan menunjukan ekspresi
wajah tegang dan sorot mata tajam, klien
berinteraksi dengan orang lain seperlunya
saja. Klien terlihat murung dan putus asa,
klien suka menyendiri dan berpindah-pindah
tempat.
3. Subjektif : Waham
Objektif :
Klien bersikap defensif karena klien meyakini
bahwa ia dapat mengatur planet-planet yang
ada di luar angkasa dan planet tersebut selalu
mengikuti kemana ia pergi.
4. Subjektif : Paranoid
Klien yang mengatakan bahwa ia sengaja di
antar dan di asingkan ke Rumah Sakit Jiwa
untuk di pisahkan dari anaknya dan tidak
mendapatkan pembagian harta oleh
keluarganya.
Objektif :
Klien bersikap curiga

5. Subjektif : Halusinasi pendengaran


Klien mengatakan mendengar suara-suara
yamg mengajaknya berbicara dan klien juga
mengatakan kadang yang berbicara itu
bukanlah dirinya sendiri. Klien mengatakan
ada lelaki yang dekat denganya dan pernah
mengunjunginya selama di rumah sakit.
Suara-suara tersebut 4 kali dalam sehari.
Objektif :

14. Daftar diagnosis keperawatan :


1. Gangguan Harga Diri Rendah
2. Ganggguan Perilaku Kekerasan
3. Gangguan Waham
4. Gangguan Paranoid
5. Gangguan Halusinasi Pendengaran
Rencana Keperawatan

TGL DX PERENCANAAN
TUUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
01/02 Ganggua Pasien mampu: Setelah 1x24 jam SP.1 (Tgl 1
-19 n konsep Mengidentifikasi pertemuan klien Februari 2019)
diri: kemampuan dan aspek mampu: - Diskusikan
harga diri posiif yang dimiliki Mengidentifikasi bahwa pasien
rendah Menilai kemampuan aspek masih memiliki
kemampuan yang positif yang dimiliki sejumlah
dapat digunakan Memiliki kemampuan
Menetapkan/memil kemampuan yang dari aspek
ih kegiatan yang sesuai dapat digunakan. positif seperti
dengan kemampuan Memilih kegiatan kegiatan pasien
Melatih kegiatan sesuai kemampuan di rumah adanya
yang sudah dipilih, Melakukan keluarga dan
sesuai kemampuan kegiatan yang sudah lingkungan
Merencanakan dipilih. terdekat pasien.
kegiatan yang sudah Merencanakan - Beri pujian
dilatihnya kegiatan yang sudah yang realistis
dilatih. dan hindarkan
setiap kali
bertemu dengan
pasien penilaian
yang negative.

- Diskusikan
dengan pasien
kemampuan
yang masih
digunakan saat
ini
- Bantu pasien
menyebutkanny
a dan memberi
penguatan
terhadap
kemampuan diri
yang
diungkapkan
pasien
- Perlihatkan
respon yang
kondusif dan
menjadi
pendengar yang
aktif

Pilih
kemampuan
yang akan
dilatih
- Diskusikan
dengan pasien
beberapa
aktivitas yang
dapat dilakukan
dan dipilih
sebagai kegiatan
yang akan
pasien lakukan
sehari-hari
- Bantu pasien
menetapkan
aktivitas mana
yang dapat
pasien lakukan
secara mandiri
Aktivitas
yang
memerlukan
bantuan
minimal dari
keluarga
Aktivitas
apa saja yang
perlu bantuan
penuh dari
keluarga atau
lingkungan
terdekat pasien
Beri contoh
pelaksanaan
aktivitas yang
dapat dilakukan
pasien
Susun
bersama pasien
aktivitas atau
kegiatan sehari-
hari pasien
- Diskusikan
dengan pasien
untuk
menetapkan
urutan kegiatan
(yang sudah
dipilih
pasien)yang
akan dilatihkan

- Bersama
pasien dan
keluarga
memeperagakan
beberapa
kegiatan yang
akan dilakukan
pasien
- Berikan
dukungan dan
pujian yang
nyata sesuai
kemajuan yang
diperlihatkan
pasien.
- Beri
kesempatan
pada pasien
untuk mencoba
kegiatan
- Beri pujian
atas
aktivitas/kegiata
n yang dapat
dilakukan
pasien setiap
hari
- Tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan toleransi
dan setiap
perubahan
- Susun daftar
aktivitas yang
sudah dilatihkan
bersama pasien
dan keluarga
- Berikan
kesempatan
mengungkapkan
perasaannya
setelah
pelaksanaan
kegiatan.
Yakinkan bahwa
keluarga
mendukung
setiap aktivitas
yang dilakukan
pasien
SP.2 (Tgl Tgl 1
Februari 2019)

 Pilih
kemampuan
kedua yang
dapat dilakukan
 Latih
kemampuan
yang dipilih
 Masukan
dalam jadwal
kegiatan pasien
SP.3 (Tgl Tgl 1
Februari 2019)
Memilih
kemampuan
ketiga yang
dapat dilakukan

Keluarga mampu: Setelah…… SP.1 (Tgl Tgl 1


Merawat pasien pertemuan keluarga Februari 2019)
dengan harga diri mampu: Identifikasi
rendah di rumah dan Mengidentifikasi masalah yang

menjadi system kemampuan yang dirasakan dalam

pendukung yang dimiliki pasien merawat pasien


Menyediakan Jelaskan
efektif bagi pasien
fasilitas untuk pasien tentang cara
melakukan kegiatan merawat pasien
Susun RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien

SP.2 (TglTgl 1
Februari 2019)

 Latih
keluarga
langsung ke
pasien
 Menyusun
RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien

SP.3 (Tgl Tgl 1


Februari 2019)
Evaluasi
kemampuan
keluarga
- Rujukan

Anda mungkin juga menyukai