Anda di halaman 1dari 7

Latar belakang:

Indonesia mau tidak mau terlibat di dalam proses globalisasi dan persaingan yang
semakin meluas dalam berbagai bentuk berupa arus barang dan jasa tenaga kerja dan arus
modal. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan salah satu peluang sekaligus
tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi abad ekonomi Asia ini. Melalui MEA, akan
terjadi integrasi sektor ekonomi.

Konsep utama dari MEA adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal
dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi,
investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN yang
kemudian diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi diantara
negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan. Di
pilihnya Indonesia sebagai pusat perdagangan bebas MEA, maka pemerintah Indonesia
perlu untuk melakukan persiapan, mulai dari persiapan infrastruktur sampai kepada
persiapan dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Indonesia yang
terampil, mempuni dan professional.

Untuk menciptakan SDM yang terampil, mempuni dan professional, tidak terlepas dari
pendidikan yang berkualitas. Tanpa pendidikan yang berkualitas, harapan untuk
menciptakan SDM yang terampil, mempuni dan professional, akan hanya menjadi sebuah
harapan. Persaingan tenaga kerja di dalam MEA akan sangat ketat. Bagai manapun di
dalam dunia pasar bebas MEA, Indonesia akan di banjiri oleh tenaga kerja dan pelaku
usaha dari negara asing di kawasan ASEAN. Apa lagi ukuran SDM masyarakat Indonesia
berada rata rata di bawah SDM masyarakat Warga Negara Asing kawasan ASEAN. Tanpa
SDM yang terampil, mumpuni dan professional yang di miliki oleh masyarakat Indonesia,
maka dapat di pastikan Indonesia hanya akan menciptakan para tenaga kerja kasar, seperti
buruh, dan pembantu rumah tangga.

Dalam era global, dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini dan yang akan datang
masih menghadapi tantangan yang semakin berat serta kompleks. Indonesia harus mampu
bersaing dengan negara-negara lain baik dalam produk, pelayanan, maupun dalam
penyiapan sumber daya manusia. Ada beberapa contoh sebagai tantangan Indonesia untuk
dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia yaitu dengan kondisi nyata bahwa
posisi Indonesia dalam peringkat daya saing bangsa di dunia internasional adalah nomor
102 tahun 2003 sedangkan tahun 2007 nomor 111 dengan skor 0.697 dari 106 negara Asia
Afrika yang disurvei Human Development Indeks (HDI)

(nationmaster.com).
Tugas pemerintah dan para pemangku kepentingan yang terkait ialah
mempersiapkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing dengan memastikan
pembangunan ekonomi linear dengan pembangunan manusia. Kualitas tenaga kerja yang
tinggi akan hadir apabila kualitas pembangunan manusia Indonesia berdaya saing unggul.
Akses terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan, gizi, dan fasilitas publik lainnya akan
menentukan kualitas manusia dan tenaga kerja Indonesia.

Salah satu masalah sosial yang dihadapi Indonesia adalah masalah tenaga kerja. Jumlah
pengangguran hampir setiap waktu cenderung mengalami kenaikan. Sebagian di antaranya
memilih menjadi tenaga kerja di luar negeri, yang kebanyakan adalah perempuan (TKW).
Pengangguran ternyata bukan saja berasal dari penduduk dengan tingkat pendidikan rendah,
namun diketahui banyak pula sarjana yang sulit mendapatkan pekerjaan.Jumlah lapangan
pekerjaan memang tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja.

Salah satu indikatornya adalah hampir sebagian besar mahasiswa yang baru
menyelesaikan studinya merasa resah bahkan mereka bingung mau ke mana setelah lulus?
Ketika suatu perusahaan atau lembaga pemerintah membuka kesempatan kerja, ribuan
pelamar hampir selalu membanjiri perusahaan atau lembaga pemerintah yang menyediakan
lapangan pekerjaan tersebut. Ibarat gula yang dikerubuti semut, fenomena ini akan lebih
menakjubkan lagi ketika pemerintah membuka penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS). Puluhan ribu angkatan kerja dapat dipastikan akan mengajukan lamarannya,
meskipun formasi yang dibutuhkan hanya segelintir saja.

Pemerintah terus mendorong lulusan SLTP untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah


Menengah Kejuruan (SMK) dengan harapan mereka dapat menjadi lulusan yang terampil
dan siap kerja. Lulusan yang terampil dan produktif sangat dibutuhkan di dunia industri yang
saat ini menguasai sektor ekonomi. Tidak dapat dipungkiri bahwa keunggulan industri di
suatu negara ditentukan oleh kualitas tenaga terampil yang terlibat langsung dalam proses
produksi. Beberapa alasan mengapa diperlukannya tenaga terampil sebagai penopang
keunggulan industri adalah: (1) tenaga terampil adalah orang yang terlibat langsung dalam
proses produksi barang maupun jasa; (2) tenaga terampil sangat diperlukan untuk
mendukung pertumbuhan industri di suatu negara; (3) persaingan global berkembang
semakin ketat dan tajam, tenaga terampil adalah faktor keunggulan menghadapi persaingan
global; (4) kemajuan teknologi adalah faktor penting dalam meningkatkan keunggulan,
faktor keunggulan ini tergantung pada tenaga terampil yang menguasai dan
mengaplikasikannya; (5) orang yang memiliki keterampilan memiliki peluang tinggi untuk
bekerja dan produktif, semakin banyak suatu negara mempunyai tenaga terampil dan
produktif maka semakin kuat pembangunan ekonomi negara yang bersangkutan; dan (6)
semakin banyak negara mempunyai tenaga tidak terampil, maka semakin banyak
kemungkinan pengangguran yang akan menjadi beban ekonomi negara yang bersangkutan
(Djojonegoro, 1998).

Identifikasi lapangan pekrjaan

lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan/instansi dimana

seseorang bekerja atau pernah bekerja. Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan

/ usaha / perusahaan / kantor / tempat seseorang bekerja.11 Lapangan pekerjaan ini dibagi dalam

10 golongan, terdiri dari 5 sub sektor pertanian dan 5 sektor lainnya12.

1. Sektor pertanian:

a) Sub sektor pertanian tanaman pangan

b) Sub sektor perkebunan

c) Sub sektor perikanan

d) Sub sektor peternakan

e) Sub sektor pertanian lainnya

2. Sektor industri pengolahan

3. Sektor perdagangan

4. Sektor jasa

5. Sektor angkutan

6. Sektor lainnya.

Dari masing-masing sektor lapangan pekerjaan itu tentu akan menyerap tenaga kerja. Bagi yang sedikit
kreatif tentu tidak hanya memiliki orientasi mencari kerja, namun bisa melihat potensi dan peluang
dari berbagai sektor
lapangan kerja untuk dijadikan peluang usaha. Penciptaan lapangan kerja dan

peningkatan produktivitas di sektor-sektor kegiatan yang semakin meluas akan menambah

pendapatan bagi penduduk yang bersangkutan. Kebijaksanaan yang diarahkan pada perluasan

kesempatan kerja dan peningkatan produktivitas tenaga kerja harus dilihat dalam hubungan

dengan kebijaksanaan yang menyangkut perataan pendapatan dalam masyarakat. Salah satu

kebijaksanaan kesempatan kerja adalah mengadakan identifikasi terperinci, tidak hanya

mengenai jumlah angkatan kerja, melainkan juga lokasi dan penggolongan menurut lingkungan

hidup, persebaran antara daerah, antar sektor, antar kota/pedesaan dan sebagainya. Kebijakan

negara dalam lapangan kerja meliputi upaya-upaya untuk mendorong pertumbuhan dan

perluasan kesempatan kerja di setiap daerah, serta perkembangan jumlah dan kualitas angkatan

kerja yang tersedia agar dapat memanfaatkan seluruh potensi pembangunan di daerah masing-

masing. Bertitik tolak dari kebijaksanaan tersebut maka dalam rangka mengatasi masalah

perluasan kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran, Departemen Tenaga Kerja dalam

UU. No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan memandang perlu untuk menyusun program

yang mampu baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mendorong penciptaan

lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.

Kebutuhan Tenaga Kerja

Kebutuhan tenga kerja sangat penting dalam masyarakat karena merupakan salah satu faktor

potensial untuk pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Tenaga kerja menjadi sangat penting

peranannya dalam. pertumbuhan ekonomi dan pembangunan karena dapat meningkatkan output

dalam perekonomian berupa produk domestik regional bruto (PDRB). Karena pertumbuhan

penduduk semakin besar, maka semakin besar juga angkatan kerja yang akan mengisi produksi

sebagai input. Tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi. Sebagai

sarana produksi, tenaga kerja lebih penting dari pada sarana produksi yang lain seperti bahan

mentah, tanah, air, dan sebagainya.


Teori Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan adalah suatu hubungan antara harga atau kuantitas. Apabila berbicara tentang permintaan

akan suatu komoditi, merupakan hubungan antara harga dan kuantitas komoditi yang para pembeli

bersedia untuk membelinya. Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan adalah hubungan antara

tingkat upah, (yang ditilik dari perspektif seorang majikan adalah harga tenaga kerja) dan kuantitas

tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan untuk dipekerjakan dalam hal ini dapat dikatakan dibeli.

Secara khusus, suatu permintaan jumlah maksimum tenaga kerja yang seorang pengusaha bersedia

untuk memperkerjakannya pada setiap kemungkinan. Tingkat upah dalam jangka waktu tertentu.

Dengan salah satu pandangan, permintaan tenag kerja haruslah ditilik sebagai suatu kerangka alternatif

yang dapat diperoleh pada suatu titik tertentu yang ditetapkan pada suatu waktu. Dalam banyak literatur

ekonomi mengemukakan bahwa permintaan akan suatu produk (barang atau jasa) akan ditentukan

banyak faktor, diantara faktor tersebut adalah:

Harga barang itu sendiri

Harga barang lain yang sejenis

Pendapatan konsumen

Selera konsumen

Ramalan konsumen mengenai keadaan di masa yang akan mendatang

Anda mungkin juga menyukai