Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Jaringan Manusia Tumbuhan dan Hewan

D
I
S
U
S
U
N

Oleh:
Nama : 1. Wirda Affiyanti
2. Trinurulita
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penyusunan makalah ini selesai sesuai dengan apa yang
diharapkan dengan waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan tenggang
waktu yang disediakan. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan
kita nabi besar Muhammad SAW.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………


DAFTAR ISI ….…….…………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….
1. Latar Belakang ………………………….………………………………….
2. Rumusan Masalah ………………………………………………………..
3. Tujuan Penulisan ………………………………….……………………….
4. Manfaat …………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN …..………………………………………………


1. Jaringan Pada Manusia ………………………..............................................
2. Struktur Jaringan Pada Manusia……………………………………………..
3. Jaringan Pada Tumbuhan…………………………………………………..
4. Sistem Jaringan Pada Tumbuhan …………………………………………
5. Jaringan pada Hewan
6. Sistem jaringan pada Hewan

BAB III PENUTUP ….……………………………………………………


1. Kesimpulan ………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang.
Pada saat itu, sel – sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk
menjalankan berbagai fungsi hidup. Beberapa sel di antaranya bergabung
menjadi satu kesatuan membentuk jaringan. Jaringan merupakan sekelompok
sel yang memiliki bentu, susunan, dan fungsi yang sama. Pada umumnya,
dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun dari satu tipe sel)
dan jaringan kompleks (tersusun dari banyak tipe sel). Berbagai macam jaringan
dapat ditemukan pada organ tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun
hewan. Makalah ini akan membahas tentang macam jaringan yang terdapat
pada manusia dan tumbuhan.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas sebagai berikut:
1. Bagaimana jaringan yang terdapat pada manusia?
2. Bagaimana jaringan yang terdapat pada tumbuhan?
3. Bagaimana jaringan yang terdapat pada hewan?
4. Apa saja struktur bagian dari jaringan manusia?
5. Apa saja struktur bagian dari jaringan tumbuhan?
6. Apa saja struktur bagian dari jaringan hewan ?

3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan jaringan yang terdapat pada manusia
2. Menjelaskan jaringan yang terdapat pada tumbuhan
3. Menjelaskan jaringan yangterdapat pada hewan

4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang jaringan pada
manusia dan tumbuhan.
2. Menubuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang organ tumbuhan
dan hewan
BAB II
PEMBAHASAN

1. Jaringan Pada Manusia


1.1. Pengertian Jaringan
Jaringan adalah gabungan dari beberapa atau banyak sel yang
memiliki fungsi yang sama dalam suatu ikatan.

2. Struktur Jaringan
Jaringan penyusun tubuh dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok,
yaitu jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

a. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium merupakan jaringan penutup permukaan tubuh, baik
permukaan tubuh sebelah luar maupun sebelah dalam. Permukaan sebelah luar
yang memiliki jaringan epitelium adalah kulit, sedangkan permukaan sebelah
dalam tubuh yang mengandung epitelium adalah permukaan dalam usus, paru-
paru, pembuluh darah, dan rongga tubuh, Jaringan epitelium dapat berasal dari
perkembangan lapisan ektoderma, mesoderma, atau endoderma.
Nama epitelium sangat erat hubungannya dengan letaknya di dalam
tubuh. Epitelium yang melapisi dinding dalam kapiler darah, pembuluh limfa,
dan jantung disebut endotelium. Endotelium berasal dari perkembangan laoisan
mesoderma. Sedangkan epitelium yang melapisi rongga tubuh, misalnya
perikardium, pleura, dan peritoneum disebut mesotelium. Mesotelium juga
berasal dari lapisan mesoderma.
Jaringan epitelium dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah lapisan sel
dan bentuknya, serta berdasarkan struktur dan fungsinya.
1. Epitelium berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuk
Dua kriteria yang digunakan untuk mengklasifikasikan epitelium adalah jumlah
lapisan sel dan bentuknya. Berdasarkan jumlah lapisannya, epitelium dapat
dibedakan menjadi epitelium sederhana dan epitelium berlapis. Epitelium
sederhana adalah epitelium yang sel-selnya hanya selapis. Epitelium berlapis
adalah epitelium yang terdiri atas beberapa lapis sel.
2. Epitelium berdasarkan struktur dan fungsi
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitelium dibedakan menjadi dua,
yaitu jaringan epitelium penutup dan jaringan epitelium kelenjar.
1. Jaringan epitelium penutup
Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan
lainnya. Jaringan ini terdapat di permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi
rongga, atau merupakan lapisan disebelah dalam dari saluran yang ada pada
tubuh.
2. Jaringan Epitelium kelenjar
Jaringan epitelium kelenjar tersusun oleh sel sel khusus yang mampu
menghasilkan sekret atau getah cair .Getah cair ini berbeda dengan darah dan
cairan antar sel.Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya , kelenjar
dibedakan menjadi dua ,yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.

Gambar 2.1 jaringan epitelium

b. Jaringan Ikat
Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen intaseluler yang disebut
matriks. Matriks disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Dengan demikian,
secara garis besar, jaringan ikat terdiri atas sel-sel jaringan ikat dan matriks.
Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, serat pada matriks dapat dibedakan
menjadi tige jenis, yaitu serat kolagen, elastin, dan retikuler.
Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan memiliki berbagai
fungsi, antara lain. Fibroblast (mensekresikan protein), makrofag (berbentuk
tidak teratur dan khusus terdapat pembuluh darah), sel tiang (menghasilkan
subtansi heparin dan histamine), sel lemak (khusus untuk menyimpan sel
lemak), sel darah putih (melawan fatogen dan dapat bergerak bebas).
Gambar 2.2 Jaringan Ikat
1. Jaringan ikat longgar
Susunan seratnya longgar dan memiliki banyak sustansi dasar. Fungsinya
anatara lain. Member bentuk organ dalam, misalnya sumsum tulang dan hati.
Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan
lain, misalnya menyelubungi serat otot, melekatkan jaringan dibawah kulit.

Gambar 2.3 jaringan ikat longgar


2. Jaringan ikat padat
Susunan sertnya padat dan memiliki sedikit bahan dasar dan sedikit sel
jaringan ikat. Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan ikat
padat tak teratur yang terdapat pada bagian dermis kulit dan pembungkus
tulang, jaringan ikat pada teratur, yang terdapat pada tendon.

Gambar 2.4 Jaringan ikat padat


3. Jaringan tulang
a. Tulang rawan ( Kartilago )
Ada tiga jenis tulang rawan yaitu tulang rawan hialin ( memiliki serat kolagen
yang tersebar dalam bentuk anyaman halus dan rapat), tulang rawan
elastin (serat kolagen tidak tersebar danbentuk serat elastic
bergelombang), tulang rawan fibrosa(serat kolagen kasar dan tidak teratur,
lacuna-lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi sel-sel kondrosit).

Gambar 2.5 kartilago

b. Tulang sejati ( Osteon )


Sel tulang disebut osteosit. Osteosit terletak di dalam lacuna. Osteosit dibentuk
oleh osteoblas. Antara osteosit yang satu dengan yang lain dihubungkan
oleh kanalikuli. Matriks penyusun tulang adalah kolegen dan kalsium fosfat
yang memperkeras matriks sehingga tulang lebih keras. Tulang tersusun atas
unit-unit yang dinamakan system havers, setiap havers mengandung pembuluh
darah. Tulang dibungkus oleh selaput yang disebut periosteum.

Gambar 2.6 Tulang Osteon


c. Darah
Sel darah meliputi sel darah merah (eretrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keeping darah (trombosit). Sel darah merah berfungsi untuk mengangkut
oksigen, sel darah putih berfungsi untuk melawan benda asing yang masuk
kedalam tubuh, sedangkan keeping darah berperan dalam proses pembekuan
darah. Sel darah putih terdiri atas monosit, limfosit, eosinofil, basofil, dan
neutrofil.

Gambar 2.7 darah


d. Jaringan adipose
Jaringan adipose adalah jaringan ikat yang terdiri atas sel-sel berukuran besar
yang terspesialisasi untuk menyimpan lemak, disebut juga jaringan lemak.
Jaringan ini berfungsi untuk menyimpan lemak sebagai cadangan makanan,
mencegah hilangnya panas secara berlebihan dan sebagai pelindung jaringan
yang ada di dalamnya. Jaringan ini terdstribusi di bawah kulit, di dalam tulang,
rongga perut dan dada.
Gambar 2.8 Jaringan adipose
e. Jaringan otot
1. Otot polos
Sel berbentuk gelendong, memiliki satu inti yang terletak dibagian tengah.
Kontraksi otot polos tidak di bawah pengaruh kesadaran sehingga disebut
otot involunter. Contoh saluran pencernaan, kantong kemih, organ reproduksi,
saluran pernapasan.
2. Otot lurik
Sel berbentuk silinder yang panjang dan tidak bercabang, memiliki banyak inti
yang terletak dibagian tepi sel. Kontrasksi otot lurik di bawah kesadaran
sehingga di senut otot volunter. Contoh, otot melekat pada rangga.
3. Otot Jantung
Sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih
membentuk sinsitium. Memiliki satu atau dua inti sel yang terletak di bagian
tengah sel. Kontraksi tidak di bawah pengaruh kesadaran.

Gambar 1.6 Otot polos , otot lurik , otot jantung


4. Jaringan Saraf
a. Struktur sel saraf
Gambar 1.7 Struktur Saraf
b. Jenis sel saraf
Neuron sensori (aferen), berfungsi menyampaikan rangsangan dari organ
penerima rangsangan (reseptor) kepada system saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang).
Neuron intermediate, berperan sebagai penghubung implus saraf dari satu
neuron ke neuron lain atau dari neuron mororik ke neuron sensorik.
Neuron motor (eferen), berfungsi mengirimkan implus dari system saraf pusat
ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respons tubuh. Pada umumnya,
neuron motor menerima implus dari neuron intermediet. Adakalanya implus
ditransmisikan dari neuron snsori ke neuron motor.

2. Jaringan Pada Tumbuhan


1. Jaringan Dermal
Sistem jaringan dermal terdiri dari epidermis dan periderm. Epidermis
umumnya satu lapisan sel berdekatan. Hal kedua meliputi dan melindungi
tanaman. Hal ini dapat dianggap sebagai tanaman "kulit." Tergantung pada
bagian tanaman yang meliputi, sistem jaringan dermal dapat mengkhususkan
diri sampai batas tertentu. Misalnya, kulit ari daun tanaman yang mengeluarkan
lapisan yang disebut kutikula yang membantu tanaman menahan air. Epidermis
pada tanaman daun dan batang juga mengandung pori-pori yang disebut
stomata. Penjaga sel di epidermis mengatur pertukaran gas antara tanaman dan
lingkungan dengan mengontrol ukuran bukaan stomata.
2. Jaringan Dasar
Sistem jaringan dasar mensintesis senyawa organik, mendukung pabrik
dan menyediakan penyimpanan untuk tanaman. Hal ini sebagian besar terdiri
dari sel parenkim tetapi juga dapat mencakup beberapa collenchyma dan sel
sclerenchyma juga. Sel parenkim mensintesis dan menyimpan produk organik
di tanaman. Sebagian besar metabolisme tanaman terjadi dalam sel. Parenkim
sel dalam fotosintesis kontrol daun. Sel collenchyma memiliki fungsi dukungan
pada tanaman, terutama pada tanaman muda. Sel-sel ini membantu untuk
mendukung tanaman sementara tidak menahan pertumbuhan karena kurangnya
dinding sekunder dan tidak adanya agen pengerasan di dinding utama mereka.
Sel sclerenchyma juga memiliki fungsi dukungan pada tanaman, tapi tidak
seperti sel collenchyma, mereka memiliki agen pengerasan dan jauh lebih kaku.
3. Jaringan Vaskular
Xilem dan floem seluruh tanaman membentuk sistem jaringan pembuluh
darah. Mereka memungkinkan air dan nutrisi lainnya yang akan diangkut di
seluruh pabrik. Xilem adalah terdiri dari dua jenis sel yang dikenal sebagai
tracheids dan elemen kapal. Tracheids dan elemen kapal membentuk struktur
berbentuk tabung yang menyediakan jalur untuk air dan mineral untuk
perjalanan dari akar ke daun. Sementara tracheids ditemukan di semua
tumbuhan vaskular, pembuluh hanya ditemukan di angiosperma. Floem terdiri
sebagian besar dari sel yang disebut saringan-tabung sel dan sel pendamping.
4. Pertumbuhan Tanaman
Daerah di dalam tanaman yang mampu pertumbuhan melalui mitosis
disebut meristem. Tanaman menjalani dua jenis pertumbuhan, pertumbuhan
primer dan / atau sekunder. Dalam pertumbuhan primer, tanaman batang dan
akar memanjang dengan pembesaran sel sebagai lawan dari produksi sel baru.
Pertumbuhan primer terjadi di daerah yang disebut meristem apikal. Jenis
pertumbuhan memungkinkan tanaman untuk meningkatkan panjang dan untuk
memperpanjang akar lebih dalam ke dalam tanah. Semua tanaman mengalami
pertumbuhan primer.
Di sini akan dibahas macam-macam jaringan dan organ yang membentuk
tubuh tumbuhan. Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :
1. Jaringan meristem/muda
2. Jaringan dewasa

1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah dan
jaringan ini relatif sangat muda , sitoplasmanya penuh , mempunyai
kemampuan totipotensi yang tinggi karena kemampuan membentuk jaringan
yang lain berupa jaringan dewasa. Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam
2. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem ini pada tumbuhan pada bagian organ yang paling
muda. Merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrional /
tunas / lembaga mempunyai kemampuan untuk membelah , memanjang dan
berdefrensiasi serta specialisasi membentuk jaringan yang dewasa.
· jaringan ini cenderung menghasilkan hormon auksin sehingga membuat
terjadinya pembelahan yang terus menerus kearah memanjang.
· letak Jaringan ini di ujung batang, ujung akar yang kemudian dikenal dengan
meristem apikal yang mengarah je dominansi apikal
· Pertumbuhan jaringan meristem primer ini sering disebut pertumbuhan
primer.
· jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang
bukan melebar.
3. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari
jaringan meristem primer yang melakukan defrensiasi dan
spesialisasi merupakan jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan
totipotensi lagi jaringan ini berada di bagian tengah dari organ untuk melakukan
pembentukan jaringan yang berbeda dari yang sebelumnya. Pertumbuhan
jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Pertumbuhannya
kearah membesar sehingga menimbulkan pertambahan besar tubuh
tumbuhan. Contoh jaringan meristem sekunder yaitu kambium.
4. Kambium
Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang sebenarnya merupakan
jaringan dewasa seperti (epidermis, parenkim, kolenkim, sklerenkim) namun sel
selnya mempunyai kemampuan totipotensi. Karena kambium bisa mersifat
meristem lagi sehingga terjadi pembentukan meristem yang ke dua yang
kemudian disebut jaringan meristem sekunder. Aktivitas kambium yang
merupakan jaringan meristem sekunder ini membelah terus menerus, membesar
dan berdefrensiasi membentuk xilem dan floem sebagai jaringan
pengangkut. Membelah keluar membentuk Floem (jaringan pembuluh
tapis/kulit) dan membelah kedalam membentuk Xylem (pembuluh kayu)
sehingga bayang tanaman membesar pembentukan Xylem/Floem ditujukan
untuk proses transportasi zat.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga
yaitu meristem apikal, meristem interkalar danmeristem lateral.
1. Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan
pada ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh
memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut
pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut
jaringan primer.
2. Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang
terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh
tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan
(Graminae). Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan
batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
3. Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang
menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses
pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang
tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk
dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan
membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.
Jadi jaringan Meristem itu jaringan yang sel-selnya selalu membelah
(mitosis) serta belum berdifferensiasi. Ada beberapa macam jaringan meristem,
antara lain :
1. Terdapat dua teori yang menjelaskan pertumbuhan ini. Yang pertama adalah
teori histogen dari Hanstein yang menyatakan titik tumbuh terdiri dari
dermatogens yang menjadi epidermis, periblem yang menjadi korteks, dan
plerom yang akan menjadi silinder pusat. Teori kedua adalah teori Tunica-
Corpus dari Schmidt yang menyatakan bahwa titik tumbuh terdiri atas Tunica
yang fungsinya memperluas titik tumbuh, serta Corpus yang berdifferensiasi
menjadi jaringan-jaringan.
2. Perisikel (perikambium) merupakan tempat tumbuhnya cabang-cabang
akar. Letaknya antara korteks dan silinder pusat.
3. Kambium fasikuler (kambium primer). Kambium ini terdapat di antara
Xilem dan floem pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Khusus pada
tumbuhan monokotil, kambium hanya terdapat pada batang tumbuhan Agave
dan Pleomele. Kambium fasikuler kea rah dalam membentuk Xilem dank e arah
luar membentuk floem, sementara ke samping membentuk jaringan
meristematis yang berfungsi memperluas kambium. Pertumbuhan oleh
kambium ini disebut pertumbuhan sekunder
4. Kambium sekunder (kambium gabus/ kambium felogen), kambium ini
terdapat padapermukaan batang atau akar yang pecah akibat pertumbuhan
sekunder. Kambium gabus kea rah luar membentu sel gabus pengganti
epidermis dank e arah dalam membentuk sel feloderm hidup. Kambium inilah
yang menyebabkan terjadinya lingkar tahun pada tumbuhan.
5. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti melaukakan
totipotensi, jaringan ini hanya membelah tetapi tidak melakukan defrensiasi
membentuk jaringan lain.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam
Jaringan Epidermis
· Jaringan yang letaknya paling luar
· Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel hidup berbentuk pipih selapis
yang berderet rapat tanpa ruang antar sel.
· Tidak mengandung khlorofil kecuali pada epidermis tumbuhan
Bryophita dan Pterydophyta serta sekitar epidermis pada sel penutup stomata
· Bentuk sel jaringan epidermis seperti balok
· Mengalami modifikasi membentuk aneka ragam sel yang sesuai
dengan fungsinya
Fungsi jaringan epidermis antara lain :
· Untuk penguapan air yang berlebihan. Bisa melalui evaporasi atau
gutasi
- Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang
permukaannya bergabung. Epidermis memiliki beberapa struktur khas sebagai
berikut :
b. Modifikasi Epidermis
Epidermis bisa membentuk aneka ragam bentuk menyesuaikan perannya
di Organ tempat keberadaan epidermis
1. Stomata (mulut daun), yaitu lubang pada lapisan epidermis daun.
Sekitar stomata terdapat sel yang berklorofil disebut sel penutup. Stomata
berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan keluarnya O2 sewaktu
berfotosintesis. Selai itu stomata juga berfungsi untuk penguapan air
2. Trichoma, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan luar dari
epidermis daun dan batang. Berfungsi untuk menahan penguapan air.
3. Bulu-bulu akar, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan
akar yang dapat diresapi oleh larutan garam-garam tanah.
c. Jaringan Parenkim
Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum
berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh
tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan
lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel
primer dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat
pada parenkim.

Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa


macam antara lain:
1. Parenkim asimilasi (klorenkim).
2. Parenkim penimbun.
3. Parenkim air
4. Parenkim penyimpan udara (aerenkim).
a.Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung
klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
b. Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan
makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat,
atau cairan di dalam sitoplasma.
c. Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya
terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit,
dan tumbuhan sukulen.
d. Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu
menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim
banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
d. Jaringan Penguat/Penyokong
Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi 2 jaringan
yaitu
a. Jaringan kolenkim
b. Jaringan sklerenkim.
1. Jaringan Kolenkim
Kolenkim terdiri dari sel-sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan
penebalan pada dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh.
Umumnya terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun.
Dinding sel yang plastis dan fleksibel pada kolenkim member dukungan yang
cukup untuk sel-sel tetangganya. Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding
sel sekunder, jaringan ini tampak sebagai sel-sel dengan penebalan dinding sel
yang ekstensif
2. Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan pendukung pada tanaman.
· Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan
dinding menjadi sangat tebal.
· Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel
dewasa (gambar jaringan sklerenkim).
· Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi
2 tipe: serat (fibre) atau sklereid.
· Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung
meruncing pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.),
C. Jaringan Pengangkut/ Jaringan Pembuluh
Pada tumbuhan berpembuluh yaitu pada Pterydophyta, dan
Spermatophyta pengangkutan air serta garam-garam tanah maupun hasil-hasil
fotosintesis dilakukan oleh jaringan pembuluh yang terdiri dari dua kelompok
sel yang asalnya sama namun berbeda dalam bentuk, struktur dinding serta isi
selnya. Jaringan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Kedua jaringan ini
disebut jaringan kompleks karena terdiri dari berbagai jaringan yang berbeda
struktur dan fungsinya. Fungsi utama xylem adalah mengangkut air serta zat-zat
yang terlarut didalamnya. Floem berfungsi mengangkut zat makanan hasil
fotosintesis. Kombinasi xylem dan floem membentuk sistem jaringan pembuluh
di seluruh tubuh tumbuhan, termasuk semua cabang batang dan akar.
1. Xilem
Xilem, terdiri dari trakeid, trakea / pembuluh kayu, parenkim xylem, dan
serabut / serat xylem. Berdasarkan asal terbentuknya terbagi menjadi xylem
primer dan xylem sekunder. Xilem primer berasal dari prokambium sedangkan
xilem sekunder berasal dari kambium. Berdasarkan proses terbentuknya xilem
primer dapat dibedakan menjadi protoxylem dan metaxylem. Protoxilem adalah
xylem primer yang pertama kali terbentuk sedangkan metaxilem yang terbentuk
kemudian. Protoxilem berdiferensiasi dalam bagian tubuh primer yang belum
selesai pertumbuhan dan diferensiasinya. Protoxilem dapat mencapai taraf
dewasa diantara jaringan-jaringan yang aktif memanjang dan akan mendapat
beban tekanan, sehingga sel ini dapat rusak..
2. Floem
Floem terdiri dari unsur tapis (sel tapis dan komponen pembuluh tapis),
sel pengiring / sel pengantar, parenkim dan serabut / serat floem. Berdasarkan
asal terbentuknya terbagi menjadi floem primer dan floem sekunder. Floem
primer berasal dari prokambium sedangkan floem sekunder berasal dari
kambium. Berdasarkan proses terbentuknya floem primer terdiri dari
protofloem dan metafloem. Protofloem adalah floem primer yang pertama kali
terbentuk sedangkan metafloem terbentuk kemudian. Protofloem menjadi
dewasa dalam bagian tumbuhan yang masih mengalami pembentangan. Elemen
tapis membentang dan segera kehilangan fungsinya. Elemen floem primer pada
Anggiospermae biasanya sempit dan tidak menyolok. Sel pengantar tidak selalu
ada.

3. Jaringan Hewan
1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi
atau melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di
dalam tubuh. Jaringan epitel dibangun oleh sel – sel yang tersusun rapat, tanpa
ruang antarsel.
Jaringan epitel memiliki banyak fungsi. Kebanyakan berfungsi sebagai
proteksi ( misalnya, kulit yang melindungi lapisan di bawahnya terhadap luka –
luka mekanis, bahan – bahan kimia, mikrob, dan kekeringan ). Jaringan epitel
lainnya berfungsi untuk absorpsi ( misalnya, lapisan dalam usus halus ),
transportasi ( misalnya, tubulus ginjal ), ekskresi ( misalnya, kelenjar keringat ),
sekresi ( misalnya, berupa lendir pada kelenjar buntu ), dan merespons
rangsangan( misalnya, kuncup pengecap pada lidah ).
Macam – macam jaringan epitel yang terdapat pada hewan :
a) Epitel Pipih Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih dan bersifat permeabel ( dapat tembus )
untuk dilalui molekul atau ion terlalrut secara difusi. Perannya adalah dalam
proses difusi 02 maupun CO2 serta filtrasi darah pada porses pembentukan urin.
b) Epitel Kubus Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus dan berperan dalam sekresi dan
absorpsi.
c) Epitel Batang Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang dan berfungsi dalam gerakan aktif
molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transpor ion.
d) Epitel Batang Berlapis Semu
Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi hanya sel yang tinggi yang
mencapai permukaan apikal epitelium. Sel ini terdapat misalnya pada bagian
dalam saluran pernafasan, dan berfungsi mengeluarkan debu yang terperangkat
pada lendir dari paru – paru.
e) Epitel Pipih Berlapis
Bentuk epitelium pipih berlapis banyak adalah pipih dengan inti berada di
tengah. Sel-selnya tersusun rapat dan berlapis-lapis. Fungsi epitelium ini untuk
melindungi jaringan-jaringan yang ada di bawahnya. Epitel ini terdapat pada
rongga mulut, permukaan kulit, esofagus, dan rongga hidung.
f) Epitel Kubus Berlapis
Bentuk sel epitelium kubus berlapis banyak seperti kubus, dengan inti berada di
tengah dan tersusun dari berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini berfungsi dalam
proses sekresi. Misalnya, terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak,
ovarium dan buah zakar.
g) Epitel Batang Berlapis
Jarang ditemukan. Dalam tubuh manusia, jaringan ini hanya ditemukan pada
selaput lendir mata dan saluran kelenjar air liur.

h) Epitel transisi
Epitelium transisi berbentuk tidak menentu. Di antara sel-selnya ada yang
berbentuk pipih, panjang, kubus. Jaringan ini terdapat pada ureter, kandung
kemih, eretra.
i) Epitel Kelenjar
Terdapat pada kelenjar. Ada dua jrenis kelenjar, yaitu kelenjar endokrin dan
kelenjar eksokrin
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat umumnya berupa jaringan penyokong tubuh. Jaringan ikat
meliputi tulang keras, tulang rawang, jaringan darah, dan jaringan limfa.
Jaringan ikat tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat. Matriks
adalah bahan dasar sesuatu melekat.
Sel-sel jaringan ikat:
- Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein
untuk membentuk matriks
- Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi
fagositosis
- Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
- Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan
antibody.
- Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dapat dibedakan atas :
a) Jaringan Ikat Longgar
Pada jaringan ini susunan serabut selnya longgar. Jaringan ini mengisi ruang
di antara organ, juga membungkus saraf dan pembuluh darah yang memberikan
makanan pada jaringan-jaringan di sekitarnya. Pada jaringan ikat longgar
terdapat sel-sel dan serabut saraf, antara lain fibroblas dan
makrofag yang mengandung serabut kolagen dan elastis.
Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:
a) mengelilingi berbagai organ;
b) menopang sel-sel saraf dan pembuluh darah yang mengangkut zat-zatmakanan
ke sel-sel dan zat buangan keluar dari sel-sel;
c) menyimpan glukosa, garam-garam dan air untuk sementara waktu;
d) menyokong jaringan dan organ.
b) Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga sebagai jaringan serabut putih, karena
terbuat dari serabut kolagen yang putih. Serabut sel pada jaringan ikat padat
tersusun rapat dan kompak antara satu dengan yang lain. Jaringan ini tersusun
atas serabut-serabut kolagen yang tidak elastis. Contohnya terdapat pada
tendon, ujung otot yang melekat pada tulang, dermis kulit, ligamen (jaringan
pengikat yang menghubungkan tulang-tulang).
Jaringan ikat padat berfungsi untuk memberikan sokongan dan proteksi,
menghubungkan otot-otot pada tulang-tulang (pada tendon) dan
menghubungkan tulang ke tulang (pada ligamen).
1. Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat berserat dengan
matriks elastis. Pada manusia tulang rawan tedapat di hidung,telinga,laring,
trakea,lempeng intervertebral,permukaan hubungan tulang, an ujung tulang
rusuk. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur karena memiliki serat kolagen dan
kondirin
Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada
embrio maupun pada saat dewasa. Berdasarkan susunan dan matriksnya,
kartilago dibedakan menjadi tiga, yaitu :
- Kartilago Hyalin: Matriksnya berwarna putih kebiruan dan transparan,
dengan konsentrasi serat elastis yang tinggi. Berperan sebagai rangka pada saat
embrio, pada orang dewasa terdapat melapisi permukaan sendi antartulang
persendian, saluran pernafasan dan ujung tulang rusuk yang melekat pada
tulang dada.
- Kartilago fibrosa: Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan serabut
kolagen yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat
keras.
- Kartilago elastis: Matriksnya berwarna kuning dengan serabut kolagen
yang berbentuk seperti jala.
2. Jaringan Tulang Keras (osteon)
Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit.
Matriksnya padat dan banyak terjadi pengapuran, antara lain kalsium karbonat
dan kalsium fosfat. Proses pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini
banyak terdapat di dalam tubuh menyusun rangka. Fungsinya adalah
melindungi organ-organ tubuh dalam yang lemah, sebagai penyokong tubuh,
alat gerak, dan mengikat otot-otot.
3. Jaringan Darah
Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon,
sisa metabolisme dan alat pertahanan tubuh. Komponen penyusunnya adalah
eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah puith), dan trombosit (keping
darah).
- Eritrosit: Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung
hemoglobin.
- Leukosit: Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi dua,
yaitu leukosit agranuler dan leukosit granuler.
- Trombosit: Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh
permukaan yang kasar. Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan
dalam pembekuan darah.
4. Limfe (Jaringan Getah Bening)
Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang
menjadi rangka untuk menahan timbunan lim[posit dan macrophage.

3. Jaringan Otot
Sel otot disebut juga serat – serat otot. Serat otot mengandng filamen
(benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga
memungkinkan otot memendek dan memanjang. Otot berfungsi sebagai alat
gerak aktif.
Otot dibedakan menjadi 3 jenis, sebagai berikut :
a) Otot Lurik
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot
kerangka karena melekat pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan
triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris panjang dan memiliki karakteristik
antara lain berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah kesadaran, memiliki
gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
b) Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan
memiliki inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron.
Otot polos, mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik
melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang berasal dari sistem saraf
tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi kerja
lambat,
bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah.
Untuk berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit.
Otot polos terdapat pada organ dalam, isalnya, usus, lambung, ginjal,pembuluh
darah.
c) Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot
ini memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang
tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai
dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot
jantung seperti ototpolos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus,
dan tidak mudah lelah.
4. Jaringan Saraf

a. Struktur Sel Saraf (Neuron)

Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel
oleh dendrit. Dendrit merupakan kumpulan serabut sitoplasma. Dendrit
berfungsi membawa rangsangan menuju ke badan sel. Akson merupakan
serabur sitoplasma tungga. Akson berfungsi membawa rangsangan
meninggalkan badan sel. Akson dari beberapa vertebrata diselubungi oleh sel
penyokong yang disebut sel Schwann.

b. Jenis Sel Saraf

a) Saraf Sensorik (Neuron Aferen)


Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima
rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang
belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk
ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori
membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
b) Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan
saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian
efektor menerima rangsang maka akan melakukan respon tubuh.
c) Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik.
Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu
dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf
melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron
yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan
rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat
untuk empermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.
Jaringan penyusun tubuh dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu
jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Sedangkan
jenis-jenis jaringan pada tumbuhan antara lain: Jaringan meristem, jaringan
parenkim, jaringan epidermis, jaringan klorenkim, jaringan kolenkim, jaringan
sklerenkim, jaringan xylem,dan jaringan floem.

Anda mungkin juga menyukai