Crump de - Gruy
Crump de - Gruy
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan air tidak dapat lepas dari
kehidupan sehari-hari sebagai komponen mutlak penopang kehidupan maka manusia
dengan berbagi upaya berusaha untuk memperoleh manfaat yang optimal dari
pendayagunaannya serta berupaya mengendalikan untuk mencegah kerusakan dan
kerugian yang mungkin di timbulkan oleh air.
Pemanfaatan suatu sungai merupakan salah satu untuk mencapai tujuan tersebut,
dimana perlu dilakukan usaha-usaha pelestarian, pengendalian dan pengembangan
wilayahnya. Pembangunan bangunan air merupakan salah satu upaya pengembangan
wilayah sungai dengan mendayagunakan air untuk keperluan berbagai keperluan
seperti irigasi air minum maupun pembangkit listrik. Bangunan air juga dapat
berfungsi sebagai pengatur dan pengendali serta menampung aliran agar air yang di
butuhkan dapat tersalurkan dan terpenuhi pada waktu yang tepat walaupun musim
kemarau. Dalam makalah ini akan membahas tentang bangunan ukur, fungsi bangunan
ukur, pola bangunan ukur, tipe-tipe bangunan ukur serta gambar dari bangunan ukur
itu sendiri
1.2. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, adapun tujuan dari
makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi utama dari bangunan ukur.
b. Untuk mengetahui macam-macam bangunan ukur menurut fungsinya.
c. Untuk mengetahui pola dan gambar bangunan ukur sesuai dengan tipenya.
Alat ukur Crump – de Gruyter yang dapat diatur adalah long throated flume
yang dipasangi pintu sorong vertikal yang searah aliran (streamline). Pintu ini
merupakan modifikasi/penyempurnaan modul proporsi yang dapat disetel
(adjustable proportional module), yang diperkenalkan oleh Crump pada tahun
1922. De Gruyter (1926) menyempurnakan trase flum tersebut dan mengganti
“blok – atap” (roof block) seperti yang direncanakan oleh Crump dengan pintu
sorong yang dapat disetel. Bangunan yang dihasilkan dapat dipakai baik untuk
mengukur maupun mengatur debit
Bangunan ukur crump de gruyter dapat dipakai dengan berhasil jika keadaan
muka air disalurkan selalu mengalami fluktuasi atau jika oriffice harus bekerja
pada keadaan muka air rendah disalurkan. Alat ukur ini mempunyai kehilangan
tinggi energi yang lebih besar dari pada alat ukur romijn. Bila tersedia kehilangan
tinggi energi yang memadai pemeliharaannya tidak sulit dibandingkan dengan
bangunan ukur lainnya
dimana :
Q = debit m3/dt
Cd = koefisien debit (= 0,94)
b = lebar bukaan, m
w = bukan pintu, m (w ≤ 0,63 h1)
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈ 9,8)
h1 = tinggi air diatas ambang, m
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil deskripsi yang telah dikemukakan diatas, saya dapat
menyimpulkan bahwa fungsi dari bangunan ukur adalah untuk mengatur debit air yang
lewat pada saluran atau sebagai pengontrol lewatnya air pada saluran irigasi. Ada
beberapa macam bangunan ukur irigasi, yaitu bangunan ukur ambang lebar, bangunan
ukur Thompson, bangunan ukur Cipoletti, bangunan ukur Romijn, bangunan ukur
Parshall Flume, bangunan ukur Vlugter, dan bangunan ukur Crum de Gruyter.
Macam-macam bangunan ukur ini memiliki masing-masing kegunaan, syarat,
kelebihan serta kelemahan tersendiri. Bangunan ukur biasanya dibangun sesuai dengan
kondisi daerah irigasi serta kondisi tanah dan alam dari daerah irigasi tersebut.
3.2. Saran
Dari hasil deskripsi saya dapat menyarankan ketika menyusun sebuah makalah
kita perlu mencari beberapa informasi dari berbagai sumber agar kita dapat memahami
dan mengerti lebih luas tentang materi yang kita cari.