Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KASUS YANG BERKAITAN DENGAN NILAI – NILAI PANCASILA

Kliping

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Yang dibina oleh Bapak Dr. Nuruddin Hady, S.H, M.H

Disusun oleh :

Offering C 2017

Dias Astari (170341615012)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

DESEMBER 2017
I. KASUS POSISI

JAKARTA, KOMPAS – Penanganan kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik


dengan tersangka Ketua DPR Setya Novanto mesti cepat. Hal ini terutama dibutuhkan untuk
memberi kepastian hukum kasus tersebut. Tidak Pidana Korupsi Jakarta. Langkah yang
dibutuhkan untuk mewaspadai manuver politik dan hukum. Apalagi, pada 30 November,
Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan akan memulai persidangan praperadilan yang
kembali dimohon Novanto terkait langkah KPK yang kembali menetapkan dirinya sebagai
tersangka kasus KTP-el. Pada 29 September lalu, hakim tunggal PN Jakarta Selatan, Cepi
Iskandar, dalam putusannya menyatakan, langkah KPK yang kembali menetapkan dirinya
sebagai tersangka kasus KTP-el. Padat 29 September lalu, hakim tunggal PN Jakarta Selatan,
Cepi Iskandar, dalam putusannya menyatakan , langkah KPK menetapkaNovanto sebagai
tersangka adalah tidak sah.

Berdasarkan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDB) yang dikeluarkan oleh


KPK untuk Setya Novanto, tertulis Sprindik dengan nomor 113/01/10/2017 per tanggal 31
Oktober 2017. Dalam SPDB tersebut dijelaskan bahwa Ketua DPR-RI melakukan tindak
pidana korupsi dalam pengadaan paket penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis nomor
induk kependudukan secara Nasional (E-KTP) tahun 2011 s.d 2012 pada Kementerian Dalam
Negeri Replubik Indonesia.

Setya Novanto diduga melakukan ini bersama dengan Anang Sugiana Sudihardjo, Andi
Agustinus alias Andi Narogong, Irman selaku Direktur Jenderal Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, dan Ir. Sugiharto, MM
selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Setya Novanto Terjerat Pasal 2 ayat (1)
atau Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan tindak Pidana Korupsi. “Yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi untuk
tersangka Anang Sugiana Sugiharjo”. Ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah seperti dilansir
Kantor Berita Antara. Anang adalah tersangka baru dalam kasus E-KTP. Ia diduga
menyalahgunakan kewenangan, dan merugikan negara sekurang-kurangnya Rp 2,3 triliun
dari nilai paket pengadaan sekitar Rp5,9 triliun.Dari deskripsi singkat diatas dapat
disimpukan bahwa kasus korupsi yang menyeret Setya Novanto menjadi tersangka adalah
kasus yang dikategorikan sebagai kasus negatif yang merugikan negara dan rakyat dan
melanggar sila ke-5 pancasila.
II. ANALISIS KASUS

Pengertian Korupsi menurut Fockema Andreae, kata “korupsi” berasal dari bahasa
latin yaitu “corruptio atau corruptus“. Namun kata “corruptio” itu berasal pula dari kata
asal “corrumpere“, yaitu suatu kata dalam bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
ini kemudian turun ke banyak bahasa Eropa seperti Inggris yaitu corruption, Prancis
yaitu corruption, Belanda yaitu corruptie. Dari bahasa Belanda inilah yang kemudian
turun ke bahasa Indonesia, sehingga menjadi korupsi. Menurut Undang-Undang No.31
Tahupidana korupsi adalah:
“Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara”.
Berbagai upaya pemberantasan korupsi dilakukan oleh pemerintah sejak
kemerdekaan, baik dengan menggunakan peraturan perundangundangan yang ada
maupun dengan membentuk peraturan perundang-undangan baru yang secara khusus
mengatur mengenai pemberantasan tindak pidana korupsi. Di antara peraturan perundang-
undangan yang pernah digunakan untuk memberantas tindak pidana korupsi adalah:
1. Delik korupsi dalam KUHP.
2. Peraturan Pemberantasan Korupsi Penguasa Perang Pusat Nomor Prt/
Peperpu/013/1950.
3. Undang-Undang No.24 (PRP) tahun 1960 tentang Tindak Pidana Korupsi.
4. Undang-Undang No.3 tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
5. TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
6. Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
7. Undang-Undang No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
8. Undang-undang No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang No.
31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
9. Undang-undang No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
10. Undang-undang No. 7 tahun 2006 tentang Pengesahan United Nation Convention
Against Corruption (UNCAC) 2003.
11. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Peranserta Masyarakat dan
Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
12. Instruksi Presiden No. 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
(Puspito dkk, 2017)
Masalah korupsi di Indonesia sudah bertahun-tahun yang lalu. Namun, akhir-
akhir ini korupsi marak terjadi dikalangan pejabat tinggi negara seperti anggota
DPR, Gubernur, Bupati bahkan anggota KPK juga melakukan tindak pidana
korupsi. Di Indonesia sendiri korupsi sudah mencapai kelas kakap. Para koruptor
memakai uang rakyat milyaran hingga triliun rupiah. Namun penegakan hukum
para koruptor di Indonesia termasuk ringan dibanding dengan di luar negeri yang
kebanyakan adalah hukuman mati. Kasus yang sedang dibincangkan akhir-akhir
ini adalah kasus Korupsi KTP-el yang bergulir dari tahun 2012 sampai sekarang.
Pada tanggal 31 Oktober 2017 KPK memberikan surat pemberitahuan dimulainya
penyidikan (SPDP) kepada Setya Novanto yang tidak lain adalah Ketua DPR RI
yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Kasus korupsi yang menyeret
Setya Novanto adalah kasus pidana korupsi yang merugikan negara sebesar 2,3
Triliun dari nilai paket pengadaan sekitar 5,9 Triliun rupiah.
Kasus korupsi ini jelas melanggar nilai – nilai pancasila, terutama sila ke-5
yang berbunyi “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Mengapa
demikian ? sebab, uang yang digunakan dalam paket pengadaan KTP-el adalah
uang rakyat. Tentu saja rakyat mengalami kerugian dalam mendapatkan keadilan
untuk memperoleh kesejahteraan atau menikmati hasil realisasi pajak yang
dibayar rakyat setiap tahunya. Uang rakyat jutru digunakan pejabat tinggi negara
yang melakukan korupsi untuk kepentingan pribadi tanpa memikirkan rakyat yang
butuh keadilan untuk mendapatkan kesejahteraan.
III. PENUTUP

KESIMPULAN

Kasus korupsi di Indonesia sudah mencapai kelas kakap, yang mengambil uang
negara dari Milyaran hingga triliun rupiah, sebagian besar pelaku di Indonesia merupakan
pejabat negara yang harusnya sebagai wakil rakyat untuk menegakkan keadilan di Indonesia.
Salah satunya adalah kasus korupsi yang menyeret Setya Novanto yang merugikan negara
sebesar 2,3 Triliun dari nilai paket pengadaan sekitar 5,9 Triliun rupiah. Kasus korupsi ini
jelas melanggar nilai – nilai pancasila, terutama sila ke-5 yang berbunyi “ Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia”. Mengapa demikian ? sebab, uang yang digunakan dalam
paket pengadaan KTP-el adalah uang rakyat. Tentu saja rakyat mengalami kerugian dalam
mendapatkan keadilan untuk memperoleh kesejahteraan atau menikmati hasil realisasi pajak
yang dibayar rakyat setiap tahunya.

SARAN

Untuk mengurangi kasus korupsi di Indonesia diperlukan hukuman yang setimpa


untuk para koruptor, di Indonesia sendiri penegakan hukum tindak pidana korupsi
dikategorikan masih ringan dibanding dengan negara- negara lain yang sebagian besar adalah
hukuman mati. Dalam melakukan penegakan hukum tidak pandang bulu artinya setiap warga
negara Indonesia mendapatkan perlakuan hukum yang sama, antara rakyat maupun pejabat
negara. Untuk menggulangi tindakan korupsi diperlukan pemberian pendidikan mengenai
nilai – nilai pancasila sejak usia dini agar tertanam sikap yang susuai dengan nilai – nilai
pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai