10-2010-284/E2
2011
Pendahuluan
1
Selanjutnya juga mengangkut panas sebagai proses metabolisme sel
keseluruh tubuh serta membawa berbagai macam hormon dari kelenjar
endokroin ke organ sasaran.
Sianosis
Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yang
terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb yang tidak
berikatan dengan O2). Sianosis biasanya tidak diketahui sebelum jumlah
absolut Hb tereduksi mencapai 5 gram per 100 ml atau lebih pada seseorang
dengan konsentrasi Hb normal (saturasi oksigen [SaO 2] kurang dari 90 %).
Jumlah normal Hb tereduksi dalam jaringan kapier adalah 2,5 gram per 100
ml. Pada orang dengan konsentrasi Hb yang normal sianosis akan pertama kali
terdeteksi pada SaO2 kira-kira 75% dan PaO2 50 mmHg atau kurang.1
2
Sianosis dapat merupakan tanda insufisiensi pernapasan, meskipun
bukan merupakan tanda yang dapat diandalkan. Penderita anemia (konsentrasi
Hb rendah) mungkin tidak pernah mengalami sianosis walaupun mereka
menderita hipoksia jaringan yang berat karena jumlah absolut Hb tereduksi
kemungkinan tidak dapat mencapai 5 gram per 100 ml. Sebaliknya, orang
yang menderita polisitemia (konsentrasi Hb yang tinggi) dengan mudah
mempunyai kadar Hb tereduksi 5 gram per 100 ml walaupun hanya
mengalami hipoksia yang ringan sekali. Faktor-faktor lain yang menyulitkan
pengenalan sianosis adalah variasi ketebalan kulit, pigmentasi dan kondisi
penerangan. Sejumlah kecil methemoglobin atau sulfhemoglobin dalam
sirkulasi dapat menimbulkan sianosis walaupun jarang terjadi. Ada banyak hal
yang mengakibatkan sianosis (dan sianosis sulit dikenali) sehingga sianosis
merupakan petunjuk insufisiensi paru yang tidak dapat diandalkan.
Ada dua jenis sianosis : sianosis sentral dan sianosis perifer. 1 Sianosis
sentral disebabkan oleh insufisiensi oksigenasi Hb dalam paru, dan paling
mudah diketahui pada wajah, bibir, cuping telinga serta bagian bawah lidah.
Selain sianosis yang disebabkan oleh insufisiensi pernapasan (sianosis
sentral), akan terjadi sianosis perifer bila aliran darah banyak berkurang
sehingga sangat menurunkan saturasi darah vena, dan akan menyebabkan
suatu daerah menjadi biru. Sianosis perifer dapat terjadi akibat insufisiensi
jantung, sumbatan pada aliran darah, atau vasokonstriksi pembuluh darah
akibat udara dingin.1
Sianosis sentral
3
c. Shunt anatomik
o Tipe tertentu penyakit jantung congenital
o Fistula arterio-venous pulmoner
o Shunt-shunt kecil intrapulmoner multipel.
d. Hemoglobin dengan afinitas oksigen yang rendah.1
Abnormalitas Hemoglobin
a.Methemoglobinemia herediter
b. Sulfhemoglobinemia
c. Karboksihemoglobinemia (bukan sianosis yang sesungguhnya)
Sianosis perifer
Sianosis Sentral
4
Penyebab lainnya yang menimbulkan penurunan saturasi oksigen
arterial adalah pintasan darah dari sistem vena sistemik ke dalam sirkuit
arterial. Bentuk-bentuk tertentu penyakit jantung kongenital akan disertai
dengan sianosis. Karena darah mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah yang bertekanan rendah, maka agar pada defek jantung terjadi pintasan
kanan ke kiri, keadaan ini biasanya harus disertai dengan lesi obstruktif di
sebelah distal defek tersebut atau dengan kenaikan resistensi vaskuler
pulmonalis. Kelainan jantung kongenital yang paling sering ditemukan dengan
sianosis pada orang dewasa adalah kombinasi ventrikular septal defek dengan
obstruksi saluran keluar pulmonalis (tetralogi fallot). Semakin parah obstruksi,
semakin besar derajat pintasan kanan ke kiri dan sianosis resultan. Mekanisme
untuk peningkatan resistensi vaskuler paru yang dapat menimbulkan sianosis
pada keadaan adanya komunikasi ekstrakardiak dan intrakardiak tanpa
stenosis pulmonalis.
Sianosis Perifer
5
aliran darah dapat dialihkan dari kulit ke bagian yang lebih vital seperti sistem
saraf pusat serta jantung. Pada keadaan ini terjadi sianosis intensif yang
disertai dengan ekstremitas yang dingin. Meskipun darah arterial mengalami
saturasi secara normal, namun berkurangnya aliran darah yang melewati kulit
dan menurunnya tekanan oksigen pada ujung vena sistem kapiler akan
mengakibatkan sianosis.2
Hemodinamika
Sirkulasi paru
6
Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk
ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah
tersebut telah diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin
akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup trikuspidalis
ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke
paru.3 Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin
oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO 2-nya dan
menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena
pulmonalis. Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini melalui katup
bikuspid atau mitral kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri , bilik pompa
yang memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru.3
Sirkulasi sistemik
Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama.
Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung
kanan memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang
dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistim yang
memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah
sistim yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu,
7
walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang
sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume
darah yang sama ke dalam sistim dengan resistensi tinggi. Dengan demikian
otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan sehingga
sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.3-4
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena
ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah
memastikan darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa
sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan
gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka
sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.4
Sirkulasi darah
8
Menydiakan makanan untuk janin dalam kandungan yang di ambil
dari darah ibu,
Bekerja sebagai paru-paru fetus dengan menyediakan oksigen pada
janin dalam kandungan,
Menyingkirkan sisa pembakaran dari janin,
Penghalang mikroorganisme penyakit masuk ke dalam janin.
e. vena umbilikasis : yaitu pembulu darah yang membawa darah dari
plasenta ke peredaran darah janin. Darah yang dibawa oleh vena umbilikasis
banyak mengandung zat makanan dan oksigen .
f. arteri umbilikasis : pembulu darah yang membawa darah janin ke
plasenta jumlahnya sua buah. Kedua pebulu darah ini membawa zat sisa
makanan dan karbon sioksida dari tubuh bayi ke dalam plsenta. Arteri dan
vena umbilikasis tebungkus menjadi satu dalam satu saluran yang disebut
duktus umbilikasis atau tali pusat.3
Dari atrium sinistra melalui foramen ovale. Darah yang berasal dari
ventrikel sinistra diedarkan ke seluruh tubuh dan dari ventrikel dekstra melalui
arteri pulmonalis menuju paru-paru, karena paru-paru belum bekerja maka
darah dari arteri pulmonalis tersebut malalui duktus arteriosus botali masuk ke
aorta dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Pada saat lahir, bayi akan segera menagis dengan kuat sambil bernafas
sehingga udara akan diisap ke paru-paru. Pada saat itu paru-paru mengmbang
dan terjadilah perubahan yang besar dalam tubuh bayi.
9
Saat paru-paru mengembang akan menarik darah dari arteri pulmonalis
sehingga duktus arterius botali tertutup. Pada saat darah mengalir ke paru-
paru, oksigen yang terkandung dalam darah akan diidap masuk ke ruang
alveoli sedangkan korbon dioksiada akan dikeluarkan aleh paru-paru melalui
jalan pernafasan.3
Jantung
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah
dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm di atas
processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars
cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan
caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari
tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars
cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada
ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea midclavicularis.5
10
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi
sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh
vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava
inverior dan sinus koronarius. Dalam muara vena kava tidak terdapat katup -
katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung ini hanyalah
lipatan katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena itu, peningkatan
tekanan atrium kanan akibat bendungan darah di sisi kanan jantung akan
dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi sistemik. Sekitar 75% aliran balik
vena kedalam atrium kanan akan mengalir secara pasif kedalam ventrikel
kanan melalui katup trikuspidalis. 25% sisanya akan mengisi ventrikel selama
kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif ini disebut atrialkick.
Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapat menurunkan pengisian
ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.5
11
paru masif) maka kemampuan pemompaan venrikel kanan tidak cukup kuat
sehingga dapat tejadi kematian.5
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke
atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah
memastikan darah mengalir satu arah. Katup-katup terletak sedemikian rupa
sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan
tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient tekanan ke arah
depan mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan
12
mendorong salah satu sisinya, sementara gradient tekanan ke arah belakang
mendorong katup menutup, seperti anda mendorong ke pintu sisi lain yang
berlawanan untuk menutupnya. Perhatikan bahwa gradient ke arah belakang
dapat mendorong katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya.5-6
13
aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria
koronaria terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini
melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada
waktu katup aorta terbuka.5-6
1. Pembuluh Pulmonaris.5-6
2. Pembuluh Sistemik5-6
Pembuluh pulmonaris:
arteri pulmonaris –> mengangkut darah “kotor” dari
ventrikel kanan ke paru-paru.6
vena pulmonaris –> mengangkut darah “bersih” dari paru-
paru ke atrium kiri.6
Pembuluh sistemik:
a. koronaria : ke jantung
a. karotis : ke leher, kepala dan otak
14
Vena sistemik : membawa darah “kotor” kembali ke atrium kanan
melalui vena kava superior dan vena kava inferior
15
dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, pH, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam
darah merah. Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan
mempengaruhi transpor gas.1
Pertukaran gas antara alveoli dan darah terjadi secara difusi. Tekanan
parsial O2 (PaO2) dalam alveolus lebih tinggi dari pada dalam darah ; O2 dari
alveolus ke dalam darah.
- Jumlah eritrosit
- Exercise
=> menurunkan CO
16
O2 diangkut dlm darah;dalam eritrosit bergabung dgn Hb ; (oksi Hb) /
Oksihaemoglobin (98,5%) dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%)
CO2 dlm darah ditrasport sbg bikarbonat.Dalam eritosit sbg natrium
bikarbonat.Dalam plasma sbg kalium bikarbonat.Dalam larutan bergabung
dengan Hb dan protein plasma.4
Hb + CO2 HbC0
17
oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-
sel jaringan tubuh.
Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini
tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan
globin yang berupa protein.8
18
Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat
mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka
hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena. Dengan
demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per
100 mm3 darah.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari kasus ini kebiruan pada bibir bayi
disebabkan oleh sianosis. Sianosis yang diderita nya merupakan sianosis
sentral dimana hal ini terjadi akibat gangguan pada hemodinamika jantung,
atau adanya penyempitan pembuluh darah dan pada sistem respirasi misalnya
19
akibat hipoventilasi.oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari sistem
kerja jantung,anatomi jantung,siklus yang terjadi dan sistem sirkulasinya agarr
dapat membantu dalam proses pengobatan kelak.
Daftar pustaka
20