Anda di halaman 1dari 6

Modul ClusterHeadache (Kompetensi 3A)

JUDUL PENYAKIT/KETERAMPILAN SESUAI SKDI 3 &4

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu mengenali gejala dan tanda klinik (termasuk gejala dini) yang khas
untuk cluster headache.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik secara efektif.
3. Mahasiswa mampu menunjukkan kemampuan dalam pendekatan diagnostik
4. Mahasiswa mampu menunjukkan kecakapan dalam hal penalaran klinik.
5. Mahasiswa mampu membuat keputusan diagnostik dan terapetik yang tepat

PERTANYAAN / PERSIAPAN DOKTER MUDA

 Apakah etiologi atau penyebab dari cluster headache?


 Bagaimanakah gejala klinik dan tanda klinik yang khas dari cluster headache?
 Bagaimanakah cara melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis pada cluster headache?
 Bagaimanakah cara penegakan diagnostik cluster headache yang tepat?
 Bagaimanakah cara melakukan penatalaksanaan cluster headache yang tepat?

ALGORITMA KASUS

1. Pengertian
Nyeri kepala klaster merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang paling hebat dan
insidensnya jarang, mempunyai gambaran klinis yang khas yaitu periodesitas serta gejala
otonom, yang membedakan dengan bentuk nyeri kepala yang lain.

Sakit kepala cluster sering terjadi pada malam hari, membangunkan pasien dari tidur, dan
berulang setiap hari pada waktu tertentu yang sama untuk jangka waktu mingguan hingga
bulanan. Setelah itu akan ada jeda dimana pasien mungkin bebas dari sakit kepala cluster
selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

MODUL FK UMI (Harap judul modul dan bagian)


Predominan pada laki-laki, dengan rasio laki-laki : wanita adalah 9 : 1. Serangan pertama
kali biasanya pada usia 20-40 tahun. Puncak usia onset awal 20-29 tahun.

2. Anamnesis

 Nyeri kepala yang hebat, nyeri selalu unilateral di orbita, supraorbita, temporal atau
kombinasi dari tempat-tempat tersebut, berlangsung 15–180 menit dan terjadi dengan
frekuensi dari sekali tiap dua hari sampai 8 kali sehari.

 Serangan-serangannya disertai satu atau lebih sebagai berikut, semuanya ipsilateral:


injeksi konjungtival, lakrimasi, kongesti nasal, rhinorrhoea, berkeringat di kening dan
wajah, miosis, ptosis, edema palpebra. Selama serangan sebagian besar pasien gelisah
atau agitasi.

3. Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan Fisik Umum dan Tanda Vital

 Penilaian skala nyeri

 Pemeriksaan Neurologi

 Fokus: kesadaran, saraf kranialis, motorik, sensorik, otot-otot perikranial

4. Kriteria diagnostik

a. Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan yang memenuhi kriteria b-d.

b. Nyeri hebat pada daerah orbita, supraorbita dan/atau temporal yang berlangsung antara
15-180 menit jika tidak ditangani.

c. Nyeri kepala disertai setidaknya satu gejala berikut:

 Injeksi konjungtiva dan/atau lakrimasi pada mata ipsilateral

 Kongesti nasal dan/atau rhinorrhea ipsilateral

 Edema palpebra ipsilateral

MODUL FK UMI (Harap judul modul dan bagian)


 Berkeringat pada daerah dahi dan wajah ipsilateral

 Miosis dan/atau ptosis ipsilateral

 Gelisah atau agitasi

 Frekuensi serangan 1-8 kali/hari

d. Tidak berhubungan dengan kelainan lain

5. Diagnosis Banding :

 Migren

 Nyeri kepala klaster simptomatik : meningioma paraseler, adenoma kelenjar


pituitari, aneurisma arteri karotis.

 Neuralgia trigeminus

 Temporal arteritis

6. Pemeriksaan Penunjang

CT Scan atau MRI Kepala + kontras atas indikasi bila didapatkan defisit neurologi, atau
bila diterapi belum membaik selama 3 bulan serta keluhan makin memberat.

7. Tatalaksana: Terapi Akut :

a. Inhalasi oksigen (masker muka): oksigen 100% 7 liter/menit selama 15 menit


(level of evidence A)

b. Dihidroergotamin (DHE ) 0,5–1,5 mg i.v. akan mengurangi nyeri dalam 10 menit;


pemberian i.m. dan nasal lebih lama.

c. Sumatriptan injeksi subkutan 6 mg, akan mengurangi nyeri dalam waktu 5-15
menit; dapat diulang setelah 24 jam. Kontraindikasi: penyakit jantung iskemik,
hipertensi tidak terkontrol. Sumatriptan nasal spray 20 mg (kurang efektif
dibanding subkutan). Efek samping: pusing, letih, parestesia, kelemahan di muka.
(A)

MODUL FK UMI (Harap judul modul dan bagian)


d. Zolmitriptan 5 mg atau 10 mg per oral. (B)

e. Anestesi lokal: 1 ml Lidokain intranasal 4%. (B)

f. Indometasin (rectal suppositoria).

g. Opioids (rektal, Stadol nasal spray) hindari pemakaian jangka lama.

h. Ergotamine aerosol 0,36–1,08 mg (1–3 inhalasi) efektif 80%.

i. Gabapentin atau Topiramat.

Farmakologi Profilaksis

a. Verapamil (pilihan pertama) 120–160 mg t.i.d-q.i.d, selain itu bisa juga dengan Nimodipin 240
mg/hari atau Nifedipin 40-120 mg/hari (A).

b. Steroid (80–90% efektif untuk prevensi serangan), tidak boleh diberikan dalam waktu lama.
50–75 mg setiap pagi dikurangi 10% pada hari ketiga (A).

c. Lithium 300–1500 mg/hari (rata-rata 600–900 mg). (Level B)

d. Methysergide 4–10 mg/hari. ( Level B)

e. Divalproat Sodium. (Level B)

f. Neuroleptik (Chlorpromazine).

g. Clonidin transdermal atau oral.

h. Ergotamin tartrat 2 mg 2–3 kali per hari, 2 mg oral atau 1 mg rektal 2 jam sebelum serangan
terutama malam hari., dihydroergotamin, sumatriptan atau triptan lainnya. (Level B)

i. Indometasin 150 mg/hari.

MODUL FK UMI (Harap judul modul dan bagian)


DAFTAR KETERAMPILAN (kognitif dan psikomotor)

Kriteria diagnostik

a. Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan yang memenuhi kriteria b-d.

b. Nyeri hebat pada daerah orbita, supraorbita dan/atau temporal yang berlangsung
antara 15-180 menit jika tidak ditangani.

c. Nyeri kepala disertai setidaknya satu gejala berikut:

1. Injeksi konjungtiva dan/atau lakrimasi pada mata ipsilateral

2. Kongesti nasal dan/atau rhinorrhea ipsilateral

3. Edema palpebra ipsilateral

4. Berkeringat pada daerah dahi dan wajah ipsilateral

5. Miosis dan/atau ptosis ipsilateral

6. Gelisah atau agitasi

7. Frekuensi serangan 1-8 kali/hari

d. Tidak berhubungan dengan kelainan lain

DAFTAR TILIK

1. Mengetahui penyebab terjadinya cluster headache


2. Mengetahui gejala klinik dan tanda klinik yang khas dari cluster headache
3. Mengetahui patomekanisme terjadinya cluster headache
4. Mengetahui pemeriksaan yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis cluster headache
5. Mengetahui penegakan diagnosis cluster headache berdasarkan tanda dan gejala klinik
6. Mengetahui penatalaksanaan dan pemberian terapi pada pasien cluster headache

MODUL FK UMI (Harap judul modul dan bagian)


REFERENSI

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, 2014.

2. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, KNI PP Perdossi,2015

3. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri kepala, Konsensus Nasional V Pokdi Nyeri Kepala
Perdossi, 2016.

4. Diagnosis and management headache in adults – a national clinical guideline, Scottish


Intercollegiate Guidelines Network, 2008.

5. The International Classification of Headache Disorders 3th.Ed., 2013

MODUL FK UMI (Harap judul modul dan bagian)

Anda mungkin juga menyukai