DOSEN PEMBIMBING:
Pardjono,SKM,MPH
Disusun Oleh
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Adapaun masalah yang dibahas dalam makalah ini
Semoga apa yang kami tulis pada makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami dan pembaca.
2
DAFTAR ISI
A. Pengertian .......................................................................................... 6
B. Etiologi ............................................................................................... 6
C. Masa Inkubasi dan Diagnosis ........................................................... 7
D. Gejala – gejala cacar air ................................................................... 8
E. Cara penularan ................................................................................. 9
F. Pencegahan dan penangulangan ...................................................... 9
G. Pengobatan cacar air ......................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................ 17
B. Saran .................................................................................................. 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit cacar air mungkin sudah tidak asing lagi dan merupakan penyakit
yang mendunia. Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang
dapat menyerang siapa saja, terutama mereka yang belum mendapatkan
imunisasi. Di Indonesia tidak banyak data yang mencatat kasus cacar
airsecara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemic cacar air
pada daerah tertentu saja.
Hampir setiap orang pernah mengalami cacar air. Penyakit ini memang
tidak pandang bulu, sebab dapat menyerang semua ras, segala umur, laki-
laki atau perempuan, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Orang
kulit putih, hitam dan coklat dapat terkena. Anak-anak, remaja, orang
dewasa, semuanya dapat terkena cacar air. Namun, pada umumnya
penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak usia 2-8 tahun. Cacar air
bawaan (kongenital) dapat terjadi pada bayi dalam kandungan ibu yang
terserang cacar air. Infeksi cacar air pada bayi yang baru lahir dari seorang
ibu yang sehat, jarang terjadi.
4
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus herpes varicella-zoster dan
merupakan penyakit menular. Penularannya dapat melalui kontak
langsung dan kontak tidak langsung. Kontak langsung dapat terjadi
melalui cairan pernafasan dan kontak langsung dengan kulit penderita.
Ruam pada kulit yang mulai merekah dan pecah sangat menular. Kontak
tidak langsung terjadi melalui udara. Menghirup udara yang mengandung
kuman virus herpes varicella-zoster dapat menyebabkan seseorang
terserang cacar air.
B. Rumusan Masalah
masalah dari makalah ini adalah “Bagaimana etilogi, frekuensi, distribusi
dan determinan penyakit cacar air?”
C. Tujuan
Tujuan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah untuk
mengetahui Bagaimana etilogi, frekuensi, distribusi dan determinan
penyakit cacar air.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Cacar Air (Varicella, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang
sering timbul dan menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-
bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta
keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
B. Etiologi
6
C. Masa Inkubasi dan Diagnosis
Gejalanya mulai timbul (masa inkubasi) dalam waktu 10-21 hari setelah
terinfeksi. Biasanya pasien sudah terinfeksi virus selama lebih dari 48 jam
sebelum gejalanya muncul. Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun,
gejala awalnya berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak
badan, nafsu makan menurun. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan
pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat.
24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar
(makula). Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk
lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan
mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan
terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru. Pada hari kelima, biasanya
sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan
mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20
hari. Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya
banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung, bahu).
Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala. Papula di mulut cepat
pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan
gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran
pernafasan bagian atas, rectum dan vagina. Papula pada pita suara dan
saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan. Bisa
terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian samping. Cacar
7
air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya
berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat
garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus. Diagnosis cacar air
ditegakkan berdasarkan ruam kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan
keropeng). Kebanyakan kasus dapat didiagnosis berdasarkan gejala dan
rupa ruam tersebut. Adakalanya diagnosis dikonfirmasikan dengan
menguji sampel yang diambil dari ruam tersebut atau dari darah.
8
E. Cara Penularan
VZV merupakan virus yang menular selama 1-2 hari sebelum lesi kulit
muncul, dapat ditularkan melalui jalur respirasi, dan menimbulkan lesi
pada orofaring, lesi inilah yang yang memfasiltasi penyebaran virus
melalui jalur traktus respiratorius. Pada fase ini, penularan terjadi melalui
droplet kepada membrane mukosa orang sehat misalnya konjungtiva.
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-
benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa
menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang
terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan,
sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan). Jika seseorang pernah
menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan
menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh
manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes
zoster.
9
1. Vaksin yang gratis kini dianjurkan untuk semua anak pada usia 18
bulan dan juga untuk anak-anak pada tahun pertama sekolah
menengah, jika belum menerima vaksin cacar air dan belum pernah
menderita cacar air.
2. Vaksin tersebut juga dianjurkan bagi orang yang berusia 14 tahun
ke atas yang tidak mempunyai kekebalan. Ini melibatkan 2 dosis, 1
sampai 2 bulan antaranya. Vaksin ini dianjurkan khususnya bagi
orang yang menghadapi risiko tinggi, misalnya petugas kesehatan,
orang yang tinggal atau bekerja dengan anak kecil, wanita yang
berencana hamil, serta kontak rumah tangga orang yang
mengalami imunosupresi.
3. Penderita cacar air harus menjauhkan diri dari orang lain (dan tidak
menghadiri penitipan anak atau sekolah) sampai sekurang-
kurangnya lima hari setelah ruam timbul dan semua lepuh telah
kering.
4. Penderita cacar air harus menutup hidung dan mulutnya sewaktu
batuk atau bersin, membuang tisu kotor, mencuci tangan dengan
baik dan tidak bersama-sama menggunakan alat makan, makanan
atau cangkir yang sama.
5. Wanita yang hamil harus menjauhi diri dari siapapun yang
menderita cacar air atau ruam saraf dan harus berjumpa dengan
dokternya jika telah berada dekat dengan orang yang menderita
penyakit tersebut.
6. Anak-anak yang menderita kekurangan imunitas (misalnya
leukemia) atau sedang menjalani kemoterapi harus menjauhi diri
dari siapapun yang menderita cacar air atau ruam saraf karena
infeksi tersebut mungkin parah sekali.
7. Mengkonsumsi makanan bergizi Makanan bergizi membuat tubuh
sehat dan berstamina kuat sehingga dapat menangkal serangan
infeksi kuman penyakit
8. Menghindari sumber penularan penyakit cacar air
10
9. Imunoglobulin varicella zoster dapat mencegah (atau setidaknya
meringankan) terjadinya cacar air, bila diberikan dalam waktu
maksimal 96 jam sesudah terpapar. Dianjurkan pula bagi bayi baru
lahir yang ibunya menderita cacar air beberapa saat sebelum atau
sesudah melahirkan
G. Pengobatan Cacar Air
11
BAB III
Berdasarkan distribusi dan frekuensi cacar air dibagi tiga yakni menurut orang,
menurut tempat, dan menurut waktu.
1) Menurut Orang
Virus varicella zoster ditemukan pada tahun 1995 dengan manusia sebagai satu-
satunya reservoir. Tidak terdapat perbedaan jenis kelamin maupun ras. Sekitar
50% kasus terjadi pada anak-anak usia 5-9 tahun, banyak pula ditemukan pada
usia 1-4 tahun dan 10-14 tahun. Perinatal varicella dengan kematian dapat terjadi
apabila hamil terjangkit varicella pada 5 hari sebelum melahirkan atau 48 jam
setelah melahirkan, kematian berkaitan dengan rendahnya system imunitas pada
neonates. Secara keseluruhan, insedensi dari herpes zoster adalah 215 per 100.000
orang per tahun. Sekitar 75% kasus terjadi pada umur di atas 45 tahun, insiden
akan meningkat pada penderita dengan system imun yang rendah. Namun, pada
umumnya penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak usia 2-8 tahun.
2) Menurut Tempat
Berdasarkan tempat penyakit cacar air dapat terjadi dimana saja baik di daerah
perkotaan maupun di pedesaan serta baik Negara berkembang maupun Negara
maju. Cacar air menurut tempat tergambar jelas di dalam peta berikut :
3) Menurut Waktu
Berdasrkan data tersebut dapat dilihat bahwa cacar air tidak memiliki waktu yang
tetap kapan perkembangan ataupun kapan melonjaknya penderita cacar air karena
cacar air dapat terjadi pada waktu kapan saja baik musim kemarau maupun hujan.
Berdasarkan determinan cacar air dibagi atas tiga yaitu host (pejamu) yang terdiri
atas umur, jenis kelamin, umur pemberian vaksin, pendidikan, status gizi,
imunisasi dan imunitas, agent ( penyebeb penyakit), serta lingkungan.
a) Host (pejamu)
1) Umur
Cacar air banyak terjadi pada anak-anak usia 5-9 tahun, banyak pula ditemukan
pada usia 1-4 tahun dan 10-14 tahun. Namun, pada umumnya penyakit ini lebih
banyak menyerang anak-anak usia 2-8 tahun.
2) Jenis kelamin
Orang yang terserang cacar air tidak terdapat perbedaan jenis kelamin baik laki-
laki maupun perempuan dan ras .
3) Vaksinasi
13
National Health and Medical Research Council (Dewan Penelitian Kesehatan dan
Medis Nasional, atau NHMRC) menganjurkan satu dosis tunggal vaksin variola
diberikan kepada:
Semua anak yang berumur 18 bulan, kecuali jika mereka telah menerima
satu dosis vaksin variola atau telah mempunyai sejarah klinis cacar air.
Anak-anak berumur 10-13 tahun, kecuali jika mereka telah menerima satu
dosis vaksin variola atau telah mempunyai sejarah klinis cacar air.
Di NSW vaksin ini diberikan kepada para siswa kelas satu sekolah
lanjutan Anak-anak yang pernah menderita cacar air dianggap kebal dan
tidak perlu divaksinasi.
4) Pendidikan
14
fatal, hal ini dapat dilakukan apabila seseorang memiliki pengetahuan dan
pendidikan seseorang.
5) Status gizi
Status gizi seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat kerentanan akan terkena
cacar air karena dengan status gizi yang buruk akan mempercepat penularan
penyakit cacar air. Oleh karena itu, di anjurkan untuk mengkonsumsi makanan
bergizi karenamakanan bergizi membuat tubuh sehat dan berstamina kuat
sehingga dapat menangkal serangan vius cacar air.
6) Imunisasi
7) Imunitas
Cacar air dapat membahayakan dan menimbulkan kematian pada penderita kanker
dan orang yang mengalami defisiensi sistem imun (penurunan fungsi sistem
imunitas/kekebalan tubuh). Turunnya fungsi sistem imunitas tubuh tersebut
menyebabkan tubuh tidak mempunyai kekebalan dan sistem ketahanan untuk
melawan serangan virus penyebab cacar, sehingga kondisi penderita melemah
yang pada akhirnya dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal.
Pada anak yang diberi beberapa jenis obat yang berefek pada menurunnya sistem
imunitas tubuh, cacar dapat menyebabkan kematian, sebab tubuh tidak
15
mempunyai sistem pertahanan untuk menghancurkan virus penyebab cacar.
Penyakit ini juga membahayakan seorang ibu dan bayi yang dikandungnya.
b) Agent
Agent atau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup yang
kehadirannya atau ketidakhadiranny, apabila diikuti kontak yang efektif dengan
manusia yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan, akan menjadi stimuli
untuk menginisiasi dan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit.
Agent dari cacar air (variola) adalah virus varicella-zoster. Virus ini ditularkan
melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi
oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari
timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk
mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan). Jika seseorang
pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan
menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh
manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.
c) Lingkungan
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini masyarakat dapat mengetahui bagaimana itu
cacar air (varisela) sehingga masyarakat dapat lebih meningkatkan derajat
kesehatannya, menjaga kebersihan diri dan lingkungannya serta apabila sudah
terkena gejala awal dari cacar air dapat mengobatinya sesegera mungkin .
kuncinya adalah lebih baik mencegah daripada pengobati.
17
DAFTAR PUSTAKA
Soedarmo SSP,Garna H,Hadinegoro SRS. Buku ajar ilmu kesehatan anak infeksi
dan penyakit tropis. Edisi ke-1. Jakarta :Balai penerbit FKUI ;2002.h.152-159
http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publication_pdfs/8370/DOH-8370-IND.pdf
http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/cacar-air.pdf
http://susantika.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_16.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197011292003122-
NUR_FAIZAH_ROMADONA/KES_d_GIZI/PENYAKIT_MENULAR__%26__
IMUNISASI.pdf
18