AMALIA KRISMONICA
PO.71.34.0.17.042
Dosen pembimbing:
Herry Hermansyah, AMAK, SKM, M.Kes
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Tugas Bakteriologi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dari beberapa sumber, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga Tugas Parasitologi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
i
Daftar isi
ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Air merupakan bagian yang terbesar dari sel, mencapai lebih kurang 70- 85 %.
Setiap makhluk hidup akan mati apabila tidak ada atau kekurangan air. Air sangat
penting bagi kehidupan jasad renik atau kehidupan pada umumnya, sebab air ikut ambil
bagian dalam semua proses kimia dari sel.
Manusia memperoleh air yang diperlukan untuk minum, memasak, mandi dan
mencuci dari air hujan, air yang menggenang di permukaan tanah seperti waduk,
kubangan, atau dari sungai, sumber dan sumur. Air sebagai air minum yang kita
konsumsi sehari-hari bisa berasal dari bermacam-macam sumber. Masing-masing
sumber air minum tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
1
juga dapat diolah menjadi air minum kemasan maupun air minum isi ulang tanpa
dimasak terlebih dahulu sewaktu dikonsumsi.
Kebutuhan akan air minum semakin hari semakin meningkat, sehingga
masyarakat tidak hanya mengkonsumsi air minum yang dimasak atau yang direbus
terlebih dahulu. Melihat dari segi waktu dan kepraktisan, kebanyakan orang lebih
memilih untuk mengkonsumsi air minum isi ulang. Air minum isi ulang ini harganya lebih
murah dibanding air minum kemasan, tetapi kualitasnya masih perlu dipertanyakan.
Syarat-syarat air minum yaitu syarat fisis : air minum harus jernih, tidak berbau,
tidak berwarna, tidak ada rasa segar oleh oksigen; syarat kimia : tidak boleh ada zat-zat
kimia yang merugikan tubuh, merugikan dalam pengaliran pipa-pipa dan dalam
penggunaan sehari-hari untuk mandi, mencuci, memasak, dan lain-lain. Syarat
bakteriologi antara lain adalah air harus terhindar dari bakteri-bakteri yang menyebabkan
sakit perut atau usus dan kuman-kuman lain yang tahan asam pelarut (Sutrisno, 1987).
Kehadiran materi fekal di dalam air minum sangat tidak diharapkan, baik ditinjau dari
segi estetika, sanitasi, maupun terjadinya infeksi yang berbahaya. Escherichia coli
sebagai salah satu contoh coli. Pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme
pertahanan tubuh. Bakteri tersebut dapat menyebabkan diarhea, septimia, peritonistis,
meningitis dan infeksi-infeksi lainnya. Kehadiran bakteri Coliform di dalam air minum
besar sekali pengaruhnya terhadap nilai dan keselamatan air (Suriawiria, 1996).
B. Rumusan Masalah
a. Apa saja bakteri yang terdapat pada air non pipa?
b. Apa yang dimaksud bakteri coliform?
C. Tujuan
Untuk megetahui jenis bakteri apa saja yang daoat mencemari air non pipa, dan
mengetahui bahaya atau tidaknya bakteri tersebut di dalam air.
D. Manfaat
Agar dapat mengetahui macam-macam bakteri yang terdapat pada air non pipa.
2
Bab II Pembahasan
Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kualitas air adalah sifat
air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam air yang
mencakup kualitas fisik, kimia dan biologis (Effendi, 2003). Analisis kualitas air dapat
dilakukan di laboratorium maupun secara sederhana. Pemerikasaan di laboratorium
akan menghasilkan data yang lengkap dan bersifat kuantitatif, sedangkan pemeriksaan
sederhana hanya bersifat kualitatif. Pemeriksaan sederhana mempunyai keuntungan
karena murah dan mudah sehingga setiap orang dapat melakukannya tanpa
memerlukan bahan-bahan yang mahal (Kusnaedi, 2006)
Kualitas air bersih sangat erat kaitannya dengan kualitas air bakunya. Umumnya
air baku dari air sumber (air tanah) kualitasnya sudah cukup baik sehingga tidak sulit
menjadikannya air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan. Pada sisi lain air
bersih dalam jumlah banyak harus mengambil dari sumber air yang besar pula. Ini sering
terjadi di kota besar dan akhirnya memilih air sungai yang ada di dekatnya sebagai
sumber air baku. Kualitas air sungai sebagai air permukaan jelas berbeda dengan air
sumber dan air tanah dalam sehingga perlu proses yang lebih banyak. Pada awalnya
proses itu pun tidak begitu berat karena air sungai hanya terkait dengan limbah rumah
tangga yang jumlahnya pun terbatas sehingga proses penjernihannya pun relatif
sederhana (Amsyari, 1996).
Kualitas Bakteriologis
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air
angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai
dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang ditransmisikan
melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan metazoa.
Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri
patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform bakteri) tidak merupakan bakteri patogen,
tetapi bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen
(Soemirat, 2000). Menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, bakteri
coliform yang memenuhi syarat untuk air bersih bukan perpipaan adalah < 50 MPN.
3
Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan Coli
dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Sutrisno, 2004). Berdasarkan
Kempenkes RI Nomor 907/ MENKES/SK/VII/2002, persyaratan bakteriologis air minum
adalah dilihat dari Coliform per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang
diperbolehkan adalah 0 (nol).
Bakteri Coliform
Bakteri kelompok coliform meliputi semua bakteri berbentuk batang, gram
negatif, tidak membentuk spora dan dapat memfermentasi laktosa dengan memproduksi
gas dan asam pada suhu 370C dalam waktu kurang dari 48 jam. Bakteri coliform
merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana
bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi
oleh patogen atau tidak.
Bakteri coliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya
berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen
pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya
tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan.
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas air minum.
Kelompok bakteri coliform, antara lain Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes, dan
Citrobacter fruendii. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu menunjukkan tingkat
sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain,
misalnya, Shigella, yang menyebabkan diare hingga muntaber.
Bakteri coliform timbul karena buangan kotoran manusia dan limbah dari rumah
tangga lain yang merembes dari sungai-sungai dan juga disebabkan oleh pencemaran
4
mata air atau air baku, lemahnya sistem filterisasi. Oleh karena itu, air minum harus
bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform,
semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam
kotoran manusia dan hewan. E. coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam
jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan.
Menurut Pelczar & Chan (2008) walaupun E. coli merupakan bagian dari mikroba
normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu
menyebabkan gastroeritris taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan. Salah
satu contoh bakteri patogen-yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi
kotoran manusia atau hewan berdarah panas adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab
gejala diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah. Jenis bakteri coliform tertentu,
misalnya E coli O:157:H7, bersifat patogen dan juga dapat menyebabkan diare atau
diare berdarah, kram perut, mual, dan rasa tidak enak badan.
Bakteri coliform ini menghasilkan zat ethionine yang pada penelitian
menyebabkan kanker. Bakteri-bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-
macam racun seperti Indole, skatole yang dapat menimbulkan penyakit bila berlebih
didalam tubuh. E. coli dapat menyebabkan diare dengan metode produksi enterotoksin
yang secara tidak langsung dapat menyebabkan kehilangan cairan dan invasi yang
sebenarnya lapisan epitelium dinding usus yang menyebabkan peradangan dan
kehilangan cairan.
5
Bab III Penutup
1. Kesimpulan
Kualitas air bersih sangat erat kaitannya dengan kualitas air bakunya. Umumnya
air baku dari air sumber (air tanah) kualitasnya sudah cukup baik sehingga tidak sulit
menjadikannya air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan. Pada sisi lain air
bersih dalam jumlah banyak harus mengambil dari sumber air yang besar pula. Ini sering
terjadi di kota besar dan akhirnya memilih air sungai yang ada di dekatnya sebagai
sumber air baku. Kualitas air sungai sebagai air permukaan jelas berbeda dengan air
sumber dan air tanah dalam sehingga perlu proses yang lebih banyak. Pada awalnya
proses itu pun tidak begitu berat karena air sungai hanya terkait dengan limbah rumah
tangga yang jumlahnya pun terbatas sehingga proses penjernihannya pun relatif
sederhana.
Bakteri coliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya
berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen
pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya
tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan.
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas air minum.
6
Daftar Pustaka
7
Glosarium