Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANTIBODI
Diajukan sebagi tugas akhir tengah semester mata kuliah Imunologi

DOSEN PEMBIMBING :
Heni Lutfiyati, M.Sc., Apt

Disusun oleh :

Kelmpok 1
Rayi Cirta Ayu Pangestuti 17.0605.0001
Adam Syah 17.0605.0002
Nadya Eka Sukmawati 17.0605.0003
Putri Ayu Julianingsih 17.0605.0004
Novita Dwi Astuti 17.0605.0005

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan
kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah


Imunologi serta teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini, sehingga saya dapat meyelesaikan makalah yang berjudul ”Antibodi” Saya
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga saya
senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Wassalam’alaikum Wr.Wb.

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1.Latar Belakang ............................................................................... 1


1.2.Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3.Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1.Pengertian Antibodi ....................................................................... 3


2.2.Struktur Antibodi ........................................................................... 3
2.3.Jenis-jenis Antibodi........................................................................ 4

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 7

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 7


3.2 Saran ............................................................................................... 7

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Antibodi merupakan protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel
B yang terfiksasi oleh antigen. Semua molekul antibodi terdiri dari dua
untaian peptida pendek yang sama yang dikenal dengan light chain, kappa
dan lambda yang terdiri dari 230 asam amino, sedang yang terdiri dari
untaian peptida yang panjang disebut heavy chain (imunoglobulin) yang
terdiri dari lima jenis yaitu IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE (Bratawidjaja,
2004). Memelihara daya tahan tubuh tidak cukup hanya dengan
keseimbangan gizi yang dilengkapi dengan vitamin, mineral dan asam
amino esensial. Daya tahan tubuh alami harus diciptakan oleh kesehatan
organ-organ tubuh yang terutama terdiri dari ketahanan permukaan epitel
yaitu jaringan kulit organ, keseimbangan faktor-faktor humoral yaitu
jaringan hati dan ginjal serta keseimbangan faktor-faktor seluler. Organ-
organ pendukung daya tahan tubuh alamiah ini dapat dipelihara dan
ditingkatkan fungsinya melalui konsumsi tanaman obat (Winarno, 2003).
Upaya penemuan obat baru yang bersumber dari bahan alam telah banyak
dilakukan secara eksploratif. Indonesia adalah negara yang kaya dengan
tumbuhan (lebih kurang 30.000 spesies) dan baru 940 jenis tumbuhan telah
diketahui berkhasiat sebagai obat (Soeksmanto et al., 2010).
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat adalah daun ceplukan.
Tanaman ceplukan (Physalis minima Linn.), merupakan tanaman yang tidak
banyak diketahui orang bahwa dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan
tidak sulit ditemukan, dapat tumbuh didataran rendah hingga dataran tinggi,
sehingga bisa dijumpai di pekarangan dan mendapat sinar matahari penuh
dan tanahnya gembur (Siyok, 2002). Kandungan kimianya antara lain asam
klorogenat, asam citrun, fisalin, flavonoid, saponin dan polifenol (Winarno,
2003). Selain itu, daun ceplukan juga berkhasiat sebagai antipiretik,
analgetik, diuretik, anti inflamasi dan detoksifikasi (Wijayakusuma, 2004).
Berdasarkan uraian tersebut, muncul permasalahan tentang apakah
ekstrak etanolik daun ceplukan yang dapat meningkatkan aktivitas Ig.M
karena mengandung senyawa polifenol yang diketahui aktif sebagai
senyawa yang bertanggung jawab untuk memicu sistem imun tubuh, dengan
alasan tersebut maka dilakukanlah penelitian ini. Hasil penelitian yang
diperoleh nantinya diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat
tentang penggunaan daun ceplukan sebagai imunoterapi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selanjutnya dapat diteliti golongan
bioaktif yang bertanggung jawab sebagai pemicu aktivitas IgM dan dapat
digunakan sebagai senyawa pemandu yang dapat dikembangkan sebagai
obat baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan

1
ekstrak etanol daun ceplukan (Physalis minima Linn.) untuk meningkatkan
aktivitas IgM.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan antibodi?
2. Bagaimana struktur antibodi?
3. Apa saja jenis-jenis antibodi?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi antibodi.
2. Mengetahui dan memahami struktur antibodi.
3. Dapat mengetahui jenis-jenis antibodi.

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN ANTIBODI


Antibodi adalah bagian pertahanan tubuh yang digunakan untuk
menghilangkan atau mengurangi zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
Mekanisme kerja antibodi dalam tubuh dimulai dengan diikatnya epitope
(bagian antigen) oleh antibodi. Ikatan ini akan membentuk kompleks antigen-
antibodi yang berukuran besar dan akhirnya mengendap. Kompleks antigen-
antibodi ini juga dapat dikenali oleh sel makrofag, yang akan mendegradasi
kompleks ini.

2.2. STRUKTUR ANTIBODI


Pada dasarnya banyak dikenal molekul antibodi, sebagai contoh pada
respon pertama masuknya antigen ke dalam tubuh dikeluarkan antibodi yang
disebut IgM. Peristiwa inflamasi atau alergi terjadi karena reaksi antara
antibodi IgE dan antigen. Sementara antibodi yang efektif dan digunakan
tubuh dalam jangka waktu lama dikenal sebagai IgG.
Semua antibodi di atas mempunyai struktur hampir sama yang
berbentuk huruf Y dan disebut sebagai Ig. Ig terdiri dari dua rantai
polipeptida berukuran besar disebut sebagai rantai berat) dan dua rantai
polipeptida berukuran kecil (disebut sebagai rantai ringan ). Dua rantai berat
pada Ig saling dihubungkan oleh ikatan disulfida dan antara satu rantai berat
dan rantai ringan juga saling dihubungkan dengan ikatan disulfida (gambar
1).

Gambar 1. Struktur Molekul Antibodi

Terdapat dua jenis rantai ringan yang telah diketahui yang disebut
dengan gamma dan kappa, sementara terdapat banyak macam rantai berat
yang telah diketahui. Rantai berat ini yang menentukan apakah antibodi
tersebut termasuk golongna IgG, IgM, IgA, IgD atau IgE.

3
Secara lebih detail, rantai ringan terdiri dari dua bagian yaitu
bagian lestari (conserved/Fc) dan bagian variabel (Fab). Bagian lestari adalah
bagian yang mempunyai urutan asam amino yang hampir sama antar antibodi
yang dikeluarkan akibat respon antigen yang berbeda, bahkan bagian lesatari
ini hampir sama antar spesies. Bagian variabel merupakan bagian yang
mempunyai urutan asam amino yang berbeda. Meskipun jenis antibodinya
sama, tetapi urutan asam amino bagian variabel akan berbeda jika antigen
yang direspon oleh antibodi tersebut berbeda. Lebih detail lagi, bagian
variabel dapat dibagi menjadi enam bagian yang berupa bagian frame work
(FR) dan complementarity determining region (CDR) yang terletak
berselingan. sebagai contoh satu Fab akan mempunyai urutan sebagai berikut
FR1-CDR1-FR2-CDR2-FR3-CDR3. CDR merupakan daerah yang lebih
variatif antar antibodi dibandingkan FR.
Hampir sama dengan rantai ringan, rantai berat juga terdiri dari Fc dan
Fab. Terdapat satu bagian variabel yang terdiri dari CDR dan FR serta
terdapat tiga bagian lestari yang disebut CH1 (constant high), CH2 dan CH3
(Gambar 1). CH1 mrupakan bagian lestari yang lagsung berhubungan dengan
bagian variabel, CH2 merupakan bagian lestari yang befungsi sebagai
efektor (penyedia signal transduksi) untuk pembentukan antibodi dan CH3
merupakan bagian yang dikenali oleh makrofag sebelum terjadinya
fagositosis.
Struktur tersier antibodi menunjukan bahwa fragmen Fv (fragment
variable) yang terdiri dari bagian variabel rantai berat dan rantai ringan
melakukan folding sehingga membentuk struktur loop (Harlow dan Lane,
1988). Bagian ini adalah bagian yang berfungsi mengikat antigen. Sementara
itu, bagian konstan rantai berat melakukan folding untuk membantu
menstabilkan struktur loop di atas.

2.3. JENIS-JENIS ANTIBODI


Ada lima jenis dari antibodi, yaitu imunoglobulin A (IgA),
imunoglobulin D (IgD), imunoglobulin E (IgE), imunoglobulin G (IgG), dan
imunoglobulin M (IgM). Setiap jenis antibodi atau imunoglobulin sebagai
rantai panjang tiap kelas mempunyai berat molekul,masa paruh, dan aktivitas
biologic yang berbeda.

Jenis-Jenis Imunoglobulin
a. Immunoglobulin A ( Ig A )

4
Immunoglobulin A (Ig A) dapat ditemukan dalam sekresi
eksternal. Contoh dalam konsentrasi tinggi pada selaput lendir, terutama
lapisan yang saluran pernafasan dan saluran pencernaan, serta dalam air
liur dan air mata. Selain itu, dapat menetralisir virus dan menghalangi
penempelan bakteri pada sel epitelium. Immunoglobulin A atau IgA
ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir,
misalnya hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan di
dalam darah dan cairan tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI,
getah lambung, dan sekresi usus.Antibodi ini melindungi janin dalam
kandungan dari berbagai penyakit. IgA yang terdapat dalam ASI akan
melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak
terdapat dalam tubuh bayi yang baru lahir.
b. Immunoglobulin D ( Ig D )
Immunoglobulin D (Ig D) ditemukan melekat pada permukaan luar
sel limfosit B yang berfungsi sebagai reseptor antigen sel limfosit B dan
penting bagi aktivitas sel limfosit B tersebut. Immunoglobulin D atau
IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel
B, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. IgD ini bertindak dengan
menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel-
sel T menangkap antigen. Immunoglobulin D (Ig D) yang ada dalam
jumlah menit dalam darah, adalah antibodi paling sedikit dipahami.
c. Immunoglobulin E (IgE)
Immunoglobulin yang bertanggung jawab terhadap reaksi
hipersensifitas, diantaranya reaksi atopik dan anafilaktik. Biasanya
ditemukan dalam jumlah tinggi pada pasien akibat hipersensitifitas,
misalnya: asma, bronchiale, renitis, eksem, dll. Mengandung 2 (dua)
rantai ringan kapa atau lamda dan 2 (dua) rantai berat epsilon. Pada IgE
Berat molekulnya 190.000 Dalton dan mempunyai empat gugus tetap.
IgE terdapat dalam serum manusia dalam konsentrasi rendah sekali, kira-
kira 10 ng/dl-1. IgE terikat kuat pada mast cell dan setelah bereaksi
dengan antigen akan memacu mast cell untuk mengeluarkan histamine
dan heparin.
d. Immunoglobulin G ( Ig G )
Immunoglobulin merupakan antibodi dominan yang berlokasi di
serum cairan interstisium. IgG ini paling banyak terdapat dalam darah ,
lalu satu – satunya yang dapat menembus plasenta. IgG mempunyai
struktur dasar immunoglobulin yang terdiri dari dua rantai berta H dan
dua rantai ringan L. IgG manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S
dengan berat molekul sekitar 150.000. Pada orang normal IgG
merupakan 75% dari seluruh jumlah immunoglobulin. Pada IgG
persentase dalam serum sebanyak 75 % - 80% dan untuk konsentrasi
serum 700 – 1700 mg/dl. IgG mempunyai empat subkelas,masing masing

5
mempunyai perbedaan yang tidak banyak dengan perbandingan jumlah
sebagai berikut : 1. IgG1 dengan jumlah 40-70% 2. IgG2 dengan jumlah
4-20% 3. Igg3 dengan jumlah 4-8% 4. IgG4 dengan jumlah 2-6%.

e. Immunoglobulin M ( IgM )
Immunoglobulin M adalah antibod pertama yang bersirkulasi
sebagai respons terhadap pemaparan awal ke suatu antigen dan antibodi
berukuran paling besar merupakan immunoglobulin yang diproduksi
pada awal respon imunitas primer. Antibodi ini terdapat pada darah,
getah bening, dan pada permukaan sel-sel B. Pada saat antigen masuk ke
dalam tubuh, Immunoglobulin M (IgM) merupakan antibodi pertama
yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM terbentuk
segera setelah terjadi infeksi dan menetap selama 1-3 bulan, kemudian
menghilang.
Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur
kehamilan enam bulan. Jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi
IgM janin akan meningkat. IgM banyak terdapat di dalam darah, tetapi
dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ maupun jaringan.
Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat
diketahui dari kadar IgM dalam darah. Immunoglobulin M (Ig M)
biasanya ditemukan terutama dalam cairan darah dan getah bening,
adalah yang pertama harus dibuat oleh tubuh untuk melawan infeksi
baru.

6
BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Antibodi merupakan protein globulin yang disekresi oleh sel B yang
teaktifasi oleh antigen, dimana terdapat didalam serum atau zat cair yang
terdapat pada tubuh setiap mamalia yang mempunyai struktur dasar sama
terdiri dari 82%-96% polipeptida dan 4-8% karbohidra. Immunoglobulin
sebagai rantai panjang dibagi menjadi 5 yaitu :
1. Immunoglobulin A : imunoglobulin utama dalam sekresi.
2. Immunoglobulin D : imunoglobuin yang terdapat pada permukaan
limfosit bayi.
3. Immunoglobulin E : imunoglobulin yang timbul pada infeksi parasit,
penyebab atopic alergi.
4. Immunogloblulin G : imunoglobulin yang terbanyak dalam cairan tubuh.
5. Immunoglobulin M : imunoglonulin yang aglutinin efektif produksi dini
reaksi imun.

3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan mutunya,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Nurlela. 2013.DefinisiAntibodi. http://www.kamusq.com/2013/09/antibodiadalah-


pengertian-dan-definisi.html. Diakses 31 januari 2014.
Hanly, W.C., Arthwol, J.E., dan Bennet, B.T., Review of Polyclonal Antibody Production
in Mammals and Poultry ILAR Journal, Institute of Laboratory Animal
Resources, Washington, D.C.,1995.
Harlow, E.D., dan Lane D., Antibodies: A Laboratory Manual, Cold Spring Harbour,
U.S.A., 1998.

Anda mungkin juga menyukai