Anda di halaman 1dari 8

Farmasains Vol. 4 No.

2, Oktober 2017

AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA BAKAR FRAKSI DARI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN
PEPAYA (Carica papaya L.) PADA TIKUS

BURN WOUND HEALING ACTIVITY FRACTION OF 70% ETHANOL EXTRACT OF PAPAYA


LEAVES (Carica papaya L.) ON THE RATS

Ina Muthmaina, Sri Harsodjo WS, Maifitrianti

Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA


Islamic Center, Jl. Delima II/IV, Perumnas Klender, Jakarta Timur

Naskah diterima tanggal 28 April 2017

ABSTRACT
Papaya leaves could be used as an alternative traditional medicine by Indonesian
people, such as burn wound healing. This research was aimed to find out the
activity of fraction polar, semi-polar and non-polar papaya leaves (Carica papaya
L.) and which fraction has better activity as healing of burn wound on rats. About
25 male rats are divided into five groups: positive control (Bioplacenton®),
negative control (Gel bases) and three variations of the fraction (polar, semi-polar
and non-polar) which was topically administered 2 times a day. A metal heat was
pasted on the back skin of rats for 30 seconds to induce burn wound. Burn wound
diameter was observed on days 3rd, 6th, 9th, 12th and 15th with 2 parameters, burn
wound diameter reduction and day when the wound was shutted faster. The
results showed that papaya leaf polar fraction with 2.16% dose has an activity as a
burn wound healing which was begin on day 6th, while the fraction of non-polar
and semi-polar fraction of papaya leaf with 0.02% dose has no activity as a burn
wound healing.

Keyword : Carica papaya L., Burn Wound

ABSTRAK
Daun pepaya dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif oleh masyarakat
Indonesia, misalnya sebagai penyembuh luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas fraksi polar, semi polar dan non polar daun pepaya (Carica
papaya L.) dan pada fraksi manakah yang memiliki aktivitas lebih baik sebagai
penyembuh luka bakar pada tikus putih. Sebanyak 25 ekor tikus putih jantan
dibagi menjadi lima kelompok yaitu kontrol positif (Bioplacenton®), kontrol negatif
(Basis gel) dan tiga kelompok variasi fraksi (polar, semi polar, dan non polar) yang
diberikan secara topikal sebanyak 2 kali sehari. Logam panas ditempelkan pada
punggung tikus selama 30 detik untuk menginduksi luka bakar. Diameter luka
bakar dilakukan pengamatan pada hari ke 3,6,9,12 dan 15 dengan parameter
penurunan diameter luka bakar dan hari dimana luka lebih cepat menutup. Hasil
penelitian menunjukan bahwa fraksi polar daun pepaya dengan dosis 2,16%
mempunyai aktivitas sebagai penyembuh luka bakar yang dimulai pada hari ke 6
dilihat dari fase inflamasi penyembuha luka sedangkan fraksi non polar dan fraksi
semi polar daun pepaya dengan dosis 0,02% tidak mempunyai aktivitas sebagai
penyembuh luka bakar.

Kata kunci : Carica papaya L., Luka bakar

Alamat korespondensi :
inamuthmaina@gmail.com

39
Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar .................... (Ina Muthmaina, dkk)

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN


Luka bakar adalah kerusakan atau Alat
kehilangan jaringan yang disebabkan kontak Alat yang digunakan meliputi : kandang
dengan sumber panas seperti api, air panas, untuk hewan uji, tempat makan dan minum tikus,
bahan kimia, listrik, dan radiasi (Moenadjat corong pisah, bejana untuk maserasi, timbangan
2009). Jenis luka dapat beraneka ragam dan analitik, pH meter, brokfield, alat-alat gelas,
memiliki penanganan yang berbeda tergantung vacum rotary evaporator, Blender, kapas, cawan
jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat porselen, ayakan, jangka sorong, alat cukur,
keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat lumpang alu dan Plat logam.
luka tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan Bahan
otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan Bahan penelitian yang digunakan antara
epidermis. Berat ringannya luka bakar tergantung lain adalah daun pepaya (Carica papaya L.) yang
dari lama dan banyaknya kulit badan yang diambil dari Balai Penelitian Tanaman Rempah
terbakar. Kerusakan paling ringan akibat dan Obat (Balitro), pelarut etanol 70%, n-heksan
terbakar yang timbul pada kulit adalah berwarna dan etil asetat, Na CMC, nipagin dan
merah pada kulit. Bila lebih berat, timbul propilenglikol. Bioplasenton® sebagai kontrol
gelembung. Pada keadaan yang lebih berat lagi positif dan Ketamin injeksi sebagai anestesi.
bila seluruh kulit terbakar sehingga dagingnya Hewan percobaan tikus putih janjan galur SD
tampak, sedangkan yang terberat adalah bila (Sprague Dawley) 2-3 bulan dengan berat 150-
otot-otot ikut terbakar (Oswari 2003). 200 gram.
Salah satu penanganan pada penderita Ekstraksi dan Fraksinasi
luka bakar yaitu dengan mengobati luka tersebut Daun pepaya diperoleh dari Balitro dan
menggunakan sediaan topikal, karena jaringan Determinasi tanaman dilakukan di Pusat Botani
yang mengeras akibat luka bakar tidak dapat Herbarium Bogoriense LIPI Cibinong, Bogor.
ditembus dengan pemberian obat dalam bentuk Daun pepaya yang digunakan yaitu daun pepaya
sediaan oral maupun parenteral. Pemberian segar sebanyak 17 kg, lalu dicuci dengan air
sediaan topikal yang tepat dan efektif diharapkan mengalir sampai bersih, dan dikeringkan
dapat mengurangi dan mencegah infeksi pada kemudian diserbuk dengan menggunakan
luka. Salah satu sediaan topikal yang umum blender dan diayak dengan ayakan nomer mesh
digunakan sebagai obat luka bakar yaitu 60 lalu disimpan dalam wadah yang bersih dan
Bioplacenton® yang didalamnya mengandung tertutup rapat.
ekstrak Plasenta dari sapi 10%, neomycin sulfate Serbuk kering sebanyak 1.017 gram
0,5%, dan jelly base q.s. dimaserasi dengan etanol 70% hingga seluruh
Daun pepaya merupakan salah satu bagian terendam dan dilebihkan 2-3 cm dari
tanaman indonesia yang telah banyak digunakan permukaan simplisia. Pada 6 jam pertama
sebagai pengobatan tradisional. Daun, akar dan dilakukan pengadukan secara perlahan dan
kulit batang pepaya mengandung alkaloid, selanjutnya diamkan selama 18 jam dan
saponin dan flavonoid, disamping itu daun dan diletakkan ditempat yang sejuk dan terlindung
akar juga mengandung polifenol. Penelitian dari cahaya. Setelah 3 hari dilakukan
tentang ekstrak etanol daun pepaya sebagai anti penyaringan dan ampasnya dimaserasi kembali
bakteri telah dilakukan oleh Eko Wahyu Soranta dengan etanol 70% dengan menggunakan
(2009), dimana diperoleh pada kosentrasi 3% prosedur yang sama. Remaserasi dilakukan
ekstrak etanol daun pepaya berefek sebagai sebanyak 3 kali. Hasil maserasi diuapkan
antibakteri. menggunakan vacuum rotary evaporator hingga
Hasil penelitian Erna Septiningsih (2008) diperoleh ekstrak kental sebesar 118,13 gram.
menyimpulkan bahwa gel ekstrak etanol daun Ekstrak kental etanol 70% daun pepaya,
pepaya dengan konsentrasi 5% paling efektif difraksinasi menggunakan pelarut yang berbeda
menyembuhkan luka bakar. Dalam penelitian ini kepolarannya. Mula-mula ekstrak kental etanol
akan dilakukan fraksinasi terhadap ekstrak 70% daun pepaya diencerkan dengan aquadest
kental etanol 70% daun pepaya dalam sediaan sebanyak 50 ml, diaduk sampai cair dan
gel menjadi tiga fraksi untuk mengetahui apakah homogen, apabila terdapat endapan maka
terdapat aktivitas sebagai penyembuh luka bakar dilakukan penyaringan untuk mendapatkan
pada fraksi polar, semi polar dan non polar serta ekstrak yang jernih, kemudian dimasukkan dalam
pada fraksi manakah yang memiliki aktivitas yang corong pisah, difraksinasi berturut-turut secara
lebih baik sebagai penyembuh luka bakar. ekstraksi cair-cair. Mula-mula difraksinasi

40
Farmasains Vol. 4 No. 2, Oktober 2017

Tabel 1. Formulasi Gel fraksi daun pepaya dengan variasi fraksi (Rowe et al, 2009)

Bahan F1 (g) F2 (g) F3 (g) F4 (g) F5 (g)

Fraksi daun pepaya - - 2,16% 0,02% 0,02%


Na CMC - 4 4 4 4
Propilenglikol - 15 15 15 15
Nipagin - 0,18 0,18 0,18 0,18
Aquadest ad - 100 100 100 100

dengan pelarut non polar n-heksan sebanyak Pembuatan Luka terhadap Hewan Uji
50 ml, diperoleh fraksi non polar (n-heksan) dan Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok
fraksi polar (air). Fraksi non polar (n-heksan) dengan masing-masing kelompok terdiri dari
dipisahkan, kemudian fraksi polar (air) 5 hewan uji. Kelompok I di lukai dan diberikan
difraksinasi dengan pelarut semi polar etil asetat ®
Bioplasenton (kelompok kontrol positif),
sebanyak 50 ml, diperoleh fraksi semi polar (etil kelompok II yang dilukai dan diberikan Basis gel
asetat) dan fraksi polar (air). Fraksinasi dilakukan (kelompok kontrol negatif), kelompok III dilukai
sebanyak 3 kali dengan menggunakan 50 ml dan diberikan gel Fraksi polar daun pepaya,
pelarut untuk sekali penyarian. Sari pertama, Kelompok IV dilukai dan diberikan gel Fraksi semi
kedua, dan ketiga dikumpulkan. Hasil ketiga polar daun pepaya dan kelompok V dilukai dan
fraksi tersebut kemudian dipekatkan dengan diberikan gel Fraksi non polar.
Waterbath hingga diperoleh fraksi yang kental. Pembuatan luka bakar dilakukan dengan
cara menganestesi hewan uji dan menempelkan
Pembuatan Sediaan Gel Fraksi logam yang telah dipanaskan sebelumnya di atas
Pada penelitian ini menggunakan 3 variasi api langsung selama 20 detik dengan suhu 100 C,
º

fraksi daun pepaya, yaitu fraksi polar daun setelah itu ditempelkan selama 30 detik
pepaya, fraksi semi polar dau pepaya dan fraksi dipunggung tikus yang sebelumnya telah dicukur
non polar daun pepaya. Ketiga fraksi dibuat rambutnya terlebih dahulu dan di bersihkan
dalam sediaan gel dengan basis gel yang terdiri dengan alkohol.
dari Na CMC, nipagin, propilenglikol dan Pemberian masing – masing fraksi daun
®
akuades. Bioplasenton digunakan sebagai obat pepaya dilakukan sehari setelah pembuatan luka
pembanding pada penelitian ini. Sediaan gel sampai hari ke 14 dan di berikan 2 kali sehari
yang mengandung fraksi daun pepaya dibuat setiap pagi dan sore dengan cara dioleskan rata
dalam 3 formula dengan variasi fraksi yang pada punggung tikus yang telah dibuat luka.
berbeda seperti disajikan dalam (tabel 1).
Analisa Data
Evaluasi Sediaan Gel Pengukuran dilakukan dengan cara
1. Pemeriksaan organoleptis dilakukan mengamati diameter luka dan persentase
dengan mengamati bentuk, warna dan bau dari penyembuhan luka, dengan cara mengukur
sediaan gel pada masing-masing formula secara diameter luka yang diukur secara vertikal,
visual pada suhu kamar. horizontal dan dua diagonal. Pengukuran
2. Pemeriksaan homogenitas dengan cara dilakukan sehari setelah pembuatan luka dan
mengoleskan gel diatas kaca objek, kemudian dilanjutkan 3 hari berikutnya selama 15 hari.
kaca objek tersebut dikatupkan cover glass dan
diamati secara visual dilihat permukaannya halus dx = dx (a) + dx (b) + dx (c) + dx (d)
merata atau tidakdan apakah masih terdapat ....... (1)
granul-granul yang masih keras. 4
3. Pengukuran pH sediaan dilakukan d12 – d22 x 100% ............................ (2)
dengan menggunakan pH-meter. Nilai pH
sediaan gel harus berkisar pada pH kulit yaitu d1
2

4,2 – 6,5.
4. Pengukuran viskositas dilakukan dengan Data yang digunakan untuk analisa statistik
menggunakan viscometer brookfield tipe RV adalah data diameter akhir luka bakar pada saat
dengan kecepatan 10 rpm dan spindle 7. pengukuran hari ke 3 sampai hari ke 15. Data

41
Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar .................... (Ina Muthmaina, dkk)

Tabel 2. Hasil Organoleptik dan Homogenitas Sediaan Gel Fraksi Polar, Semi Polar dan
Non Polar Ekstrak Etanol 70% Daun Pepaya

Formula Bentuk Bau Warna Homogenitas pH Viskositas

Basis gel Kental Khas Putih Bening Homogen 5,46 237733,33

Fraksi polar Kental Khas Cokelat Homogen 4,63 187600

Fraksi semi polar Kental Khas Kuning Homogen 6,45 187600


Bening
Fraksi non polar Kental Khas Bening Homogen 6,25 217333,33

ditentukan terlebih dahulu normalitas dan penyembuhan luka bakar, maka data diameter
homogenitasnya dari setiap data dan dilanjutkan luka bakar tiap kelompok perlakuan tersebut
dengan uji ANOVA satu arah dengan taraf kemudian diubah dalam bentuk persentase
signifikasi 95% (α = 0,05). Kemudian dilihat ada penyembuhan luka bakar yang dapat dilihat pada
tidaknya perbedaan yang bermakna, jika (tabel 5).
terdapat perbedaan yang bermakna maka Pada tabel rata-rata diameter luka bakar
dilanjutkan dengan uji tukey. didapatkan bahwa pada kelompok yang diberi
Fraksi polar ekstrak etanol 70% daun pepaya
HASIL DAN PEMBAHASAN dan kontrol positif menunjukan adanya aktivitas
Uji identifikasi dilakukan untuk mengetahui penyembuhan luka bakar yang lebih baik
kandungan kimia yang terdapat dalam daun dibandingkan kontrol negatif. Hal ini dibuktikan
pepaya. Hasil penapisan fitokimia dapat dilihat dengan besarnya persentase penyembuhan
pada (tabel 2). Hasil penyembuhan luka bakar luka pada tiap kelompok perlakuan dan
pada tikus putih jantan dengan pemberian variasi kelompok kontrol positif dibandingkan dengan
fraksi daun pepaya dilakukan dari hari pertama persentase kelompok kontrol negatif.
hingga hari ke empat belas. Hasil evaluasi Simplisia daun pepaya didapat dari
organoleptis dan homogenitas gel fraksi daun budidaya tanaman obat di BALITTRO Bogor. Hal
pepaya dapat dilihat pada (tabel 3). Hasil ini dilakukan untuk menghindari faktor-faktor
pengamatan berupa diameter luka bakar selama yang dapat mempengaruhi hasil percobaan serta
14 hari pengamatan dapat dilihat pada (tabel 4). untuk mendapatkan simplisia dengan kualitas
Untuk melihat seberapa besar aktivitas yang baik. Pemeriksaan kandungan kimia
variasi fraksi ( fraksi polar, fraksi semi polar dan ekstrak dan fraksi dilakukan untuk mengetahui
fraksi non polar) daun pepaya dalam senyawa aktif yang terdapat pada simplisia herba

Tabel 3. Rata-rata Diameter Penyembuhan Luka Bakar (cm) Pada Tikus Putih
Diameter
Hari ke- Kontrol Positif Kontrol Negatif Fraksi Polar Fraksi Semipolar Fraksi Nonpolar
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 2.06 2.02 2.05 2.04 2.01
SD ±0.048 ±0.066 ±0.056 ±0.083 ±0.063
3 1.76 1.85 1.73 1.88 1.92
SD ±0.055 ±0.057 ±0.059 ±0.089 ±0.073
6 1.60 1.73 1.48* 1.79 1.82
SD ±0.100 ±0.102 ±0.073 ±0.085 ±0.070
9 1.41 1.58 1.35* 1.72 1.77*
SD ±0.099 ±0.100 ±0.066 ±0.085 ±0.075
12 1.29 1.45 1.12* 1.65* 1.56*
SD ±0.099 ±0.095 ±0.090 ±0.087 ±0.062
15 1.03 1.35 0.97* 1.59* 1.50*
SD ±0.125 ±0.138 ±0.107 ±0.094 ±0.055
*p < 0.05 : kelompok perlakuan terhadap kontrol negatif (menunjukan adanya aktivitas
penyembuhan luka bakar pada kelompok fraksi)

42
Farmasains Vol. 4 No. 2, Oktober 2017

2.5

2
Diameter (cm)

Kontrol positif
1.5
Kontrol negatif

1 Fraksi polar
Fraksi semi polar
0.5
Fraksi non polar
0
Hari ke 1 Hari ke 3 Hari ke 6 Hari ke 9 Hari ke 12 Hari ke 15

Gambar 1. Grafik Batang Rata-Rata Diameter Akhir Luka Bakar Kelompok Fraksi

pepaya. Dari hasil pemeriksaan bahwa pada kental. Dari 90 g ekstrak kental daun pepaya yang
fraksi polar daun pepaya mengandung flavanoid, digunakan untuk fraksinasi diperoleh fraksi kental
tanin dan saponin. polar sebanyak 25,0703 g, fraksi kental semi
Metode ekstraksi yang digunakan adalah polar sebanyak 0,1896 g dan fraksi kental non
metode maserasi. Metode ini dipilih dengan polar sebanyak 0,1612 g.
tujuan agar menghindari rusaknya senyawa- Bentuk sediaan gel topikal dipilih karena
senyawa yang terdapat didalam simplisia akibat mempunyai beberapa keuntungan yaitu memiliki
pemanasan. Pelarut yang digunakan untuk efek pendingin saat digunakan, penampilan
maserasi ini adalah etanol 70%. Pemilihan etanol sediaan yang jernih dan elegan dan mudah
70% sebagai pelarut karena etanol adalah berpenetrasi pada kulit sehingga memberikan
pelarut yang mudah melarutkan senyawa- efek penyembuhan (Lachman et al. 1994).
senyawa organik yang ada pada simplisia, selain Masing-masing fraksi kental yang diperoleh
itu etanol juga dapat menghambat pertumbuhan dibuat kedalam bentuk sediaan gel
mikroorganisme yang mengakibatkan rusaknya menggunakan formulasi dasar basis gel yang
kandungan simplisia. Maserat yang didapat mengandung Na.CMC yang berfungsi sebagai
kemudian dipekatkan dengan menggunakan gelling agent, propilenglikol sebagai humektan,
vacum rotary evaporator. dan nipagin sebagai bahan pengawetnya. Dosis
Proses fraksinasi ekstrak etanol 70% daun ketiga fraksi disetarakan dengan dosis efektif dari
pepaya diperoleh dengan cara pemisahan ekstrak etanol 70% daun pepaya maka diperoleh
menggunakan corong pisah yang akan dosis fraksi non polar 0,02 %, fraksi semi polar
memisahkan senyawa berdasarkan tingkat 0,02 %, dan fraksi polar 2,16 % di campurkan
kepolaran dan dilakukan dengan menggunakan dengan basis gel sampai sediaan gel 100 g.
tiga pelarut yaitu n-heksan, etil asetat dan air Gel yang telah dibuat kemudian dilakukan
karena berdasarkan tingkat kepolarannya pelarut evaluasi sediaan gel yaitu uji organoleptik, uji
n-heksan bersifat non polar, pelarut etil asetat homogenitas, uji pengukuran pH dan uji
bersifat semi polar dan air bersifat polar sehingga viskositas. Uji organoleptik yang dilakukan
dapat memisahkan senyawa berdasarkan tingkat secara visual diperoleh hasil yang berbeda-beda
kepolarannya. Hasil fraksinasi yang diperoleh dengan mengamati bentuk, warna dan bau dari
kemudian dipekatkan hingga diperoleh fraksi gel pada masing-masing formula, formula gel

Tabel 4. Persentase Penyembuhan Diemeter Luka Bakar


Kontrol Kontrol Fraksi Fraksi semi Fraksi non
Hari
positif (%) negatif (%) polar (%) polar (%) polar (%)

3 27.37 16.05 28.12 17.68 8.93


6 39.75 27.11 47.44 20.04 17.96
9 53.44 39.03 55.94 30.93 22.75
12 61.01 48.36 69.60 36.12 39.93
15 74.59 55.25 77.05 40.94 44.12

43
Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar .................... (Ina Muthmaina, dkk)

Persentase (%) Kontrol positif


100
80 Kontrol negatif
60
40 Fraksi polar
20
0 Fraksi semi polar
Hari ke 3 Hari ke 6 Hari ke 9 Hari ke 12 Hari ke 15 Fraksi non polar

Gambar 2. Grafik Batang Persentase Penyembuhan Luka Bakar Selama Perlakuan

memiliki bentuk kental yang tidak berbeda jauh banyak strain Gram negatif.
antara satu dengan yang lainnya. Luka bakar dibuat dengan cara
º
Hasil uji homogentis yang diamati secara menempelkan logam panas dengan suhu 100 C
visual dilihat dari permukaannya, semua sediaan dan ditempelkan selama 30 detik ke daerah
gel yang dibuat homogen dan hasil pengukuran punggung bagian atas yang telah dibersihkan
pH menunjukan sediaan gel dengan fraksi semi dengan alkohol. Luka akan terbentuk tetap
polar lebih tinggi dari pada sediaan lainnya yaitu setelah 24 jam. Hal ini terjadi akibat adanya
6,45. Hasil pengukuran pH yang didapatkan dari gerakan yang dilakukan oleh tikus. Pada 24 jam
keempat formula bersifat asam karena nilai pH pertama setelah luka dibuat akan terjadi proses
menunjukkan angka dibawah 7, namun masih inflamasi. Diameter awal yang menjadi dasar
dalam batas pH kulit yaitu 4-6,5 sehingga gel awal perhitungan persentase penyembuhan luka
aman digunakan. Jika pH sediaan berada diluar adalah diameter sehari setelah tikus dilukai,
rentang pH kulit, dikhawatirkan akan bukan hari pada saat dilukai, karena setelah 24
menyebabkan kulit bersisik, sedangkan jika pH jam diameter luka sudah stabil. Selama 12 jam
terlalu asam maka dapat menyebabkan iritasi pertama luka berubah ukurannya secara drastis,
kulit (Anggraeni CA 2008). sedangkan antara jam ke 12 sampai ke 24 hanya
Uji viskositas gel fraksi polar, semi polar berubah sedikit dan akhirnya menjadi stabil dan
dan non polar ekstrak etanol 70% daun pepaya luka berbentuk lingkaran (Khadijah et al 2007).
dilakukan dengan alat Viskometer Brookfield tipe Pengukuran diameter luka bakar dilakukan 1 hari
RV dengan spindle 7 pada rpm 10. Viskositas setelah dilakukan pembuatan luka bakar
merupakan parameter penentu sifat fisik, kemudian dilanjutkan selama 3 hari sekali sampai
viskositas akan mempengaruhi laju hari ke 14.
pengendapan dari partikel yang terdispersi. Data penurunan diameter akhir luka bakar
Menurut hukum Stokes semakin tinggi viskositas yang diperoleh terlebih dahulu diuji normalitas
maka laju pengendapannya akan semakin kecil dan homogenitasnya dan dilanjutkan dengan
(Ansel 2008). Viskositas akan menghambat laju analisa menggunakan uji statistik ANOVA satu
pengendapan sehingga mencegah terbentuknya arah, dan apabila ada perbedaan yang bermakna
sedimentasi. Sedimentasi menunjukkan sediaan maka dilanjutkan dengan uji tukey. Data
tidak stabil secara fisik dan tidak homogen. penurunan diameter akhir luka bakar kemudian di
®
Pemilihan Bioplacenton sebagai bahan ubah kedalam persentase penyembuhan luka
®
pembanding adalah karena Bioplacenton untuk melihat seberapa besar aktivitas
merupakan salah satu sediaan yang umum penyembuhan luka bakar yang dihasilkan oleh
digunakan sebagai pengobatan pada penderita masing-masing fraksi dari ekstrak etanol 70%
luka bakar. Komposisi tiap tube mengandung daun pepaya.
ekstrak plasenta dari sapi 10%, neomycin sulfate Pada uji lanjut tukey menunjukan bahwa
0,5% dan Jelly base q.s. ekstrak plasenta terdapat perbedaan bermakna dari kelompok
mengandung stimulator biogenik yang kontrol positif dan kelompok fraksi polar dengan
mempunyai aksi stimulasi pada proses metabolik kontrol negatif pada hari ke 6. Pada fraksi polar
didalam sel. Efek stimulasi ini telah ditunjukkan dimana tikus dilukai, kemudian diberikan gel
dalam studi in vitro dan in vivo seperti fraksi polar daun pepaya. Rata-rata diameter
peningkatan konsumsi oksigen didalam sel hati, awal pada saat dibuat luka sebesar 2,05 cm,
peningkatan regenerasi sel, dan penyembuhan kemudian setelah diberi fraksi polar, diameter
luka. Neomycin sulfate merupakan antibiotik luka mulai mengecil menjadi 1,73 cm pada hari
topikal dengan potensi yang tinggi terhadap ke 3, sedangkan pada hari ke 15 diameter luka

44
Farmasains Vol. 4 No. 2, Oktober 2017

menjadi 0.97 cm. Hasil statistik (ρ=0,230 > 0,05) DAFTAR PUSTAKA
menunjukan bahwa kelompok fraksi polar tidak Anggaraeni CA. 2008. Pengaruh Bentuk Sediaan
berbeda bermakna dengan kelompok positif dan Krim, Gel dan Salep Terhadap Penetrasi
(ρ=0,000 < 0,05) berbeda bermakna dengan Aminofilin Sebagai Antiselulit Secara In
kelompok negatif. Hal ini menunjukan bahwa Vitro Menggunakan Sel Difusi Franz.
fraksi polar memiliki aktivitas menyembuhkan Skripsi. Universitas Indonesia, Depok.
luka bakar yang dimulai pada hari ke 6.
Hasil pengamatan menunjukan pada hari Ansel H. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan
ke 3 setelah luka dibuat dan diberi perlakuan, Farmasi. Edisi IV, Terjemahan: Farmida
terlihat perbedaan antar kelompok perlakuan, Ibrahim. UI Press. Jakarta. Hlm. 390-
dimana keropeng sudah mulai jelas terlihat pada 391
kontrol positif dan fraksi polar, sedangkan pada
kontrol negatif, fraksi semi polar dan fraksi non Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
polar keropeng belum jelas terlihat, hanya saja Jakarta: Badan Penelitian
terlihat luka mengering. Pada hari ke 5, tanda Pengembangan Kesehatan.
peradangan disekitar luka yang berupa
kemerahan dan pembengkakan sudah mulai Khadijah S, Ibrahim F dan Berna. 2007.
hilang pada kontrol positif dan fraksi polar. Penggunaan Daun Pacar Kuku (Lawsonia
Sedangkan pada kelompok kontrol negatif, fraksi inermis Linn.) sebagai Obat Luka
semi polar dan fraksi non polar peradangan Alternatif. Dalam: Jurnal Bahan Alam
disekitar luka mulai menghilang pada hari ke 8. Indonesia ISSN Vol. 6. Departemen
Hal ini menunjukan bahwa fraksi polar daun Farmasi FMIPA UI, Depok. Hlm 86.
pepaya mampu mempercepat proses inflamasi,
sehingga akan lebih cepat masuk ke dalam tahap Moenadjat, Y. 2009. Luka Bakar : Pengetahuan
proliferasi. Klinis Praktis. Jakarta : Fakultas
Fraksi non polar dan fraksi semi polar Kedokteran Universitas Indonesia.
memiliki perbedaan bermakna dengan kontrol
negatif pada hari ke 9 dan 12. Pada hari ke 12, Oswari. 2003. Bedah dan Perawatannya.
kelompok fraksi polar mulai menunjukan Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
kesembuhan dengan ditandai mengecilnya
diameter luka yang dapat dilihat dengan kasat Prasetyo BF, Wientarsih I, Priosoeryanto BP.
mata dan tumbuhnya bulu di sekitar luka, 2010. Aktivitas Sediaan Gel Ekstrak
sedangkan pada kontrol positif keropeng mulai Batang Pohon Pisang Ambon Dalam
terlepas, dan pada kontrol negatif , fraksi semi Proses Pemnyembuhan Luka Pada
polar dan fraksi non polar keropeng belum Mencit. Jurnal veteriner 11 (2) : 70-73
terkelupas. Hal ini menunjukan bahwa gel fraksi
polar daun pepaya memiliki aktivitas yang lebih Rowe RC., Sheskey JP. 2009. Handbook of
cepat sebagai penyembuh luka bakar. Pharmaceutical Exipient Sixth Edition.
The Pharmaceutical Press, London. Hlm.
KESIMPULAN 310, 407 dan 411.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, menunjukan bahwa dari ketiga varian Septiningsih, Erna. 2008. Efek Penyembuhan
fraksi polar, semi polar dan non polar daun Luka Bakar Ekstrak Etanol 70% Daun
pepaya, sediaan gel fraksi polar daun pepaya Pepaya (Carica papaya L.) dalam
2,16% (Carica papaya L.) memiliki aktivitas yang Sediaan Gel pada Kulit Punggung Kelinci
lebih baik sebagai penyembuh luka bakar yang New Zealand. Skripsi. Universitas
dimulai pada hari ke 6 dan sebanding dengan Muhammadiyah Surakarta.
®
kontrol positif (Bioplacenton ) dengan nilai
ρ=0,230 > 0,05 menunjukan bahwa kelompok Soranta, Eko Wahyu.2009. Aktivitas Antibakteri
fraksi polar tidak berbeda bermakna dengan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica
kelompok positif dan memiliki perbedaan papay L) terhadap Escherichia coli dan
bermakna dengan kelompok negatif (basis gel) Staphylococcus aureus Multiresisten
nilai ρ=0,000 < 0,05. Fraksi polar daun pepaya Antibiotik. Skripsi. Universitas
mengandung senyawa saponin, tanin dan Muhammadiyah Surakarta.
flavonoid yang berkhasiat sebagai penyembuh
luka bakar. Sunsilon, A.J., James, J.,Thomas, J.,Jayaraj, P.,
Va r a t h a r a j a n , R . , M u t h a p p a n . M .
Antibacterial and Wound Healling
Activities of Melastoma malabathricum
Linn. Arf. J. Infect. 2008: 2(2): hal 68-73

45
Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar .................... (Ina Muthmaina, dkk)

Suprapto AK. 2012. . Efek salep ekstrak Metanol


dan Salep Serbuk Daun Sosor Bebek
(Kalanchoe pinnata (Lamk)) terhadap
Penyembuhan Luka Sayat Pada Mencit.
Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Fakultas
Kedoteran Universitas Kristen
Maranatha.

46

Anda mungkin juga menyukai