Pendidikan S1
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
Komunikasi Kesehatan
P011
Daftar Isi
KOMPETENSI ................................................................................................................................ 1
SITUASI PEMBELAJARAN......................................................................................................... 2
PENILAIAN .................................................................................................................................... 2
JADWAL PERKULIAHAN........................................................................................................... 4
MATERI …………………………………………………………………………………6
Kata Pengantar
Selamat datang pada mata kuliah Komunikasi Kesehatan
Akhir kata, selamat belajar dan semoga apa yang kita pelajari, mampu kita
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Salam,
Beban Kredit
Mata kuliah ini memiliki beban kredit sebesar 2 SKS
Kompetensi
Mampu melakukan komunikasi intrapribadi dan antarpribadi, komunikasi masa,
komunikasi public dan komunikasi antarbudaya untuk membantu mengarahkan
dan mempercepat perubahan perilaku masyarakat kearah perilaku sehat.
Tujuan Instruksional
Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami pengertian
dasar-dasar komunikasi yang meliputi batasan, komponen komunikasi dan fungsi
masing masing komponen tersebut dalam proses komunikasi. Mahasiswa juga
diharapkan memahami berbagai jenis komunikasi dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses komunikasi tersebut. Selanjutnya mahasiswa juga dapat
memahami berbagai cara untuk menjadi komunikator dan komunikan yang
efektif. Untuk itu mahasiswa akan diberikan berbagai cara untuk menjadi
pembicara maupun sebagai pendengar yang baik. Pada akhirnya mahasiswa
juga diharapkan mampu untuk menjadi pembicara yang efektif melalui
Staf Pengajar
No Nama Department Telp.
1 Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH Promkes IKM 087838322050
2. Dr. dr Dyah Paramita Duarsa, MSC IKK-IKP FK 0818357777
Situasi Pembelajaran
Metode pembelajaran yang diterapkan pada mata kuliah ini adalah metode
pembelajaran orang dewasa dan terpusat pada mahasiswa (student centered
learning). Dimana mahasiswa menjadi subjek dan dosen berfungsi sebagai nara
sumber dan sebagai fasilitator. Situasi pembelajaran yang akan di terapkan
adalah :
1. Perkuliahan tatap muka dan tanya jawab
2. Diskusi kelompok
3. Tugas dan presentasi mahasiswa
Penilaian
Hasil belajar mahasiswa akan dinilai pada tahap proses dan output sebagai
berikut :
1. Ujian tengah semester dengan bobot 40%
2. Ujian akhir semester, dengan bobot 40%
3. Tugas kelompok/individu, dengan bobot 20%
Daftar Pustaka
1. Devito A Josep, (1997). Komunikasi antar manusia : Kuliah Dasar, hunter
College of the City University of New York
2. Devito A Josep, (1998). Essentials of Human Comunication, hunter College of
the City University of New York
3. Graeff A. Judith , (1996) Komunikasi untuk Kesehatan dan Perubahan
perilaku, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
JADWAL KOMUNIKASI
Hari : Jumat
Jam : 9.50 -11.30
Semester : I (Satu) Kelas Reguler (SKM 4 tahun)
konseling dan
wawancara
Tahapan-tahapan
dalam melakukan
konseling dan
wawancara
Ujian Akhir Semester (UAS) Senin 30 Mei s/d Jumat 10 Juni 2016
MATERI PEMBELAJARAN
konsep diri maka akan semakin mudah seseorang untuk berhasil, demikian pula
sebaliknya.
Adapaun tujuan untuk mempelajari teori ini agar kita dapat melihat konsep
diri seseorang dari sikap mereka. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa
tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal
yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa
diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak
perilaku inferior lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani
mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa
diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positip, dan
dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.Komunikasi sebagai kegiatan
sehari-hari yang dilaksanakan individu berhubungan erat dengan perilaku individu
itu sendiri. Perbedaan perilaku individu dalam melakukan komunikasi dan atau
berhubungan dengan orang lain merupakan situasi yang berkaitan dengan
psikologis individu. Komunikasi juga berkaitan dengan asumsi manusia.
Contohnya seorang anak kecil akan merasa takut dan terancam bila ia tidak
memahami hal yang terjadi disekitarnya.
C. Pokok Bahasan
Teori Johari Window (Jedela Johari) merupakan perangkat sederhana dan
berguna dalam mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri serta
pengertian bersama individu-individu yang ada dalam suatu kelompok tertentu.
Model ini juga berfungsi dalam meningkatkan hubungan antar kelompok yang
sekaligus mengilustrasikan kembali proses memberi maupun menerima feedback.
Jendela Johari sendiri dikembangkan atau dipelopori oleh Psikolog
Amerika, Joseph Luft dan Harry Ingham pada tahun 1950-an ketika meneliti
untuk program proses dari kelompok mereka. Uniknya, nama "Johari" sendiri
sebenarnya diambil dari potongan masing-masing nama mereka. "Jo" untuk Luft,
dan "Harry" untuk Ingham. Dalam selang waktu yang tak lama, Jendela Johari
banyak dimanfaatkan sebagai pengertian dan latihan kesadaran diri, peningkatan
- Open
Adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti
nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika memulai
sebuah hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri
kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara
vertical sehingga mengurangi hidden area.
Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan
interpersonal kita. Menggambarkan keadaan atau hal yang diketahui diri sendiri
dan orang lain. Hal-hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan
motivasi-motivasinya.
Orang yang “Open” bila bertemu dengan seseorang akan selalu membuka
diri dengan menjabat tangan atau secara formal memperkenalkan diri bila
berjumpa dengan seseorang. Diri yang terbuka, mengetahui kelebihan dan
kekurangan diri sendiri demikian juga orang lain diluar dirinya dapat
Adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya.
Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu
akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika
pertama kali seneng sama orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak
pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan
kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman.
(Hidden) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh
diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain.
Jendela Ideal
Adapun jendela ideal itu ialah sebuah jendela diri yang bisa dilihat dari
tingginya tingkat kepercayaan dalam kelompok ataupun hubungan dengan
individu lain, jika berada pada jendela ini ukuran arena atau diri terbuka akan
meningkat, dikarenakan tingginya tingkat kepercayaan dalam kelompok sosial.
Norma-norma pun dikembangkan oleh kelompok untuk saling memberi feedback
dan difasilitasi tentunya untuk pertukaran ini.
Daerah diri terbuka menyarankan kita untuk membuka diri kepada anggota
kelompok lainnya, karena dengan adanya keterbukaan, anggota kelompok lain
tidak akan bersikap intropert (tertutup) atau malah akan lebih memberikan
pengertiannya. Mereka akan mengerti bagaimana sikap dan sifat kita, dan
mengatahui kita bisa dikritik yang pada akhirnya akan memberikan feedback yang
positif pula.
Faktor-faktor yang menghambat individu dalam memperbaiki jendela
dirinya, adalah dari faktor lingkungan dan hubungan dari individu itu sendiri.
a. Faktor penghambat dari lingkungan
Adalah sistem yang dianut oleh lingkungan sekitar kita, misalnya; ada pihak
yang lebih dominan sehingga menghambat pengembangan diri.
b. Faktor Intern
Merupakan faktor yang menyebabkan kita enggan untuk menelaah diri,
terkadang kita tidak bisa menerima kenyataan, misalnya saja faktor tujuan hidup
dan usia.
D. Metode Pembelajaran
Adapun metode pembelajaran yang di gunakan ialah bermain peran. Untuk
memahami maksud dari teori johari window ini, bias dilihat pada film Harry
Potter. Harry Potter adalah seri tujuh novel fantasi dan di filmkan yang dikarang
oleh penulis InggrisJ. K. Rowling. Novel ini mengisahkan tentang petualangan
seorang penyihir remaja bernama Harry Potter dan sahabatnya, Ronald Weasley
dan Hermione Granger, yang merupakan pelajar di Sekolah Sihir Hogwarts. Inti
cerita dalam novel-novel ini berpusat pada upaya Harry untuk mengalahkan
penyihir hitam jahat bernama Lord Voldemort, yang berambisi untuk menjadi
makhluk abadi, menaklukkan dunia sihir, menguasai orang-orang nonpenyihir,
dan membinasakan siapapun yang menghalangi jalannya, terutama Harry Potter.
Film “Harry Potter and The Philoshoper’s Stone” ini adalah film Harry
Potter pertama yang menceritakan awal mula kehidupan Harry menjadi seorang
penyihir. Sejak dia lahir Harry tinggal bersama paman dan bibinya di London,
Inggris, karena hanya mereka satu-satunya keluarga Harry yang tersisa. saat Harry
berumur 11 tahun, untuk pertama kalinya Harry pergi ke dunia penyihir bersama
Hagrid. Setelah itu Harry bertemu teman-temannya di Hogwarts Express ketika
menuju sekolah Hogwarts. Dalam bagian ini mulai terlihat bagian-bagian mana
yang termasuk dalam jendela Johari. Harry, Hermione, dan Ron Weasly masuk
dalam satu asrama yang sama, yaitu Griffindor yang di kepalai oleh Profesor
McGonagal.
Saat Harry mengikuti kelas penerbangan pertamanya dia tidak menyadari
baha dia merupakan seorang seeker (pemain Quiditch) handal, hal ini baru ia
Pokok Bahasan
1. Pengertian Mendengar aktif dan efektif
Suatu proses psikologis dalam usaha memahami/memandang ide dan sikap yang
diekspresikan seseorang dari sudut pandang orang tersebut. Mempersepsikan
suatu keadaan atau situasi dari sudut persepsi orang lain. Dengan ketrampilan
mendengar, kita akan membuat orang yang diajak berkomunikasi merasa nyaman
dan memberikan informasi yang kita inginkan. Mendengar menunjukkan bahwa
kita memperhatikan orang lain. Perhatian merupakan salah satu ketrampilan dasar
dalam komunikasi. Mendengar adalah sengaja, ada unsur keinginan atau niat
untuk mengetahui isi atau apa yang dibicarakan orang lain. Mendengar adalah
ketrampilan yang dibutuhkan dalam berkomunikasi. Seorang pendengar yang aktif
harus peka terhadap bahasa verbal dan nonverbal dari orang yang diajak
berkomunikasi. Mendengar orang lain dapat ditunjukkan melalui ekspresi yang
tepat (non verbal) ,seperti : Tatapan mata, Sikap duduk, Posisi duduk, Ekspresi
wajah, Pertanyaan lanjutan.
Dengan ketrampilan mendengar akan tercipta suasana yang menyenangkan dalam
berkomunikasi. Seringkali hanya dengan ketrampilan mendengar, seorang
konselor mendapatkan kepercayaan yang sangat besar dari orang lain (klien).
Sikap yang diperlukan dalam mendengar aktif, yaitu : bersedia mendengar,
bersedia membantu, menerima perasaan konseli, mempercayai, dan tidak
melibatkan diri ke dalam masalah konseli.
Manfaat mendengar aktif, yaitu: mengurangi rasa takut kepada perasaan-perasaan
negative, menimbulkan hubungan yang hangat, menfasilitasi pemecahan masalah,
membuat orang menjadi lebih bersedia mendengarkan orang lain, dan meletakkan
‘kendali’ ke tangan orang lain itu.
Cara atau tips untuk menjadi pendengar aktif, yaitu:
1. Bertanya jika tidak jelas.
2. Hindari gangguan/fokus pada penutur.
3. Kontak mata (jangan buat hal lain).
4. Jangan potong pembicaraan/interupsi .
5. Perhatikan bahasa verbal dan nonverbal.
6. Bersikap empati.
7. Uraikan pendapat kita untuk hindari misinterpretasi .
8. Evaluasi pesan setelah informasi selesai disampaikan.
9. Fokus/konsentrasi pada pemberi pesan.
10. Beri feedback untuk pastikan akurasi informasi.
11. Mendengarkan dengan totalitas tubuh.
12. Jangan terlalu banyak berbicara.
Metode :
Diskusi
Mendengarkan dan memberikan pendapat tentang topik yang di diskusikan.
1. Metode Tanya Jawab
Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa. Contoh: Dosen memberikan
materi pembelajaran dan mahasiwa mendengarkan materi yang
disampaikan oleh dosen, apabila mahasiswa kurang mengerti terhadap
materi yang disampaikan oleh dosen mahasiswa dapat bertanya ke
dosen, dan dosen akan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
Referensi :
Thomas, Nikodemus. 2014. Keterampilan Mendengarkan Secara Aktif Dalam
Komunikasi Interpersonal. Character Building Development Center,
BINUS University : Jakarta
Devito A Josep. 1997. Komunikasi antar manusia : Kuliah Dasar. hunter College
of the City University of New York
Devito A Josep. 1998. Essentials of Human Comunication. hunter College of the
City University of New York
Graeff A. Judith . 1996. Komunikasi untuk Kesehatan dan Perubahan perilaku.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
PENYUSUNAN PESAN
Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH
Deskripsi
Tujuan mempelajari :
1. Pesan Informatif
Informatif merupakan segala hal yang bersifat memberikan atau
menerkan hal yang berupa fakta yang bertujuan untuk menambah
wawasan pembaca pesan tersebut. Pesan informatif biasa dapat kita temui
pada buku panduan barang- barang elekronik seperti : Mesin cuci, Kulkas
dan lain lain.
2. Manfaat
2. Pesan Pesuasif
Persuasif merupakan segala hal yang bersifat mengajak atau
mempengaruhi orang lain akan suatu hal yang bertujuan agar orang lain
mau mengikuti isi dari pesan yang disampaikan . Pesan persuasif biasa
ada pada iklan.
A. Ruang Lingkup komunikasi persuasi
1. Sumber
2. pesan
3. saluran
4. penerima
5. efek
6. umpan balik
7. kontek sosial
d. Motivational Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang dibuat bukan karena janji-janji,
tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka
dapat mengikuti pesan-pesan itu.
e. Humorious Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang disertai dengan gaya humor,
sehingga dalam penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh. Pesan yang
disertai humor mudah diterima, enak dan menyegarkan tetapi diusahakan jangan
sampai terjadi humor yang lebih dominan daripada materi yang ingin
disampaikan.
Penyusunan bersifat persuasif ini sangat efektif untuk membujuk
masyrakat dalam penyampaian pesan kesehatan. Sebagai komunikator atau
sumber pesan akan sangat terbantu dalam bentuk penyusunan seperti ini, karena
masyrakat akan lebih cepat meresap pesan dan menerapkannya dalam kehiudpan
sehari-hari.
Metode :
1. Diskusi
mengemukakan pendapat sendiri, serta ikut memberikan sumbangan
pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak alternatif
jawaban.
2. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan
pengajar mengajukan pertanyaan dan mahasiswa memberikan jawaban.
Contoh : Ada Sebuah iklan . dari pesan yang disampaikan iklan pengajar
dapat memberikan pertanyaan kalimat mana yang merupakan kalimat
pesusiat dan kalimanat yang merupakan kalimay yang besisikan pesan
informatif.
Strategi :
Referensi :
Komunikasi Massa
Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S.Psi.Psi.MPH
Deskripsi Topik :
Joseph A. Devito ( dalam Effendy, 2000 : 61) Komunikasi interpersonal
adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau
diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika. Kompetensi komunikasi interpersonal adalah tingkat
dimana perilaku seseorang dalam berkomunikasi secara interpersonal sesuai dan
cocok dengan situasi sehingga dapat membantu untuk mencapai tujuan
komunikasi interpersonal. Tujuan ini mencakup isi pesan komunikasi yang
disampaikan, dan tujuan hubungan dengan orang lain yang berkomunikasi.
Menurut Liliweri (2011: 3), Komunikasi massa merupakan bentuk
komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan
komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal
yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan meninggalkan efek tertentu.
Elvinaro dan Lukiati (2007:3) mengatakan bahwa “mass communication is
technologically and institutionally based production and distribution of the most
broadly shared continous flow of messages in industrial societies” (Komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga
dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat
industry).
Beberapa cirri-ciri komunikasi massa yaitu : Memiliki sifat terbuka,
Sumber dan penerima pesan dihubungkan oleh saluran yang diproses secara
mekanik, Komunikasi berlangsung satu arah, Sifat penyebaran pesan berlangsung
cepat dan serempak serta memiliki sifat luas yang mampu melampaui jarak dan
waktu.
Komunikasi Massa memiliki fungsi pengawasan, fungsi pertalian, fungsi
penyebaran nilai-nilai dan berfungsi sebagai hiburan.
Metode Pembelajaran :
Metode pembelajaran yang digunakan antara lain dengan tatap muka atau
dengan melakukan praktik langsung dalam menggunakan komunikasi massa.
Metode dan Strategi Pembelajaran :
Metode pembelajaran dengan tatap muka dilakukan dengan strategi
memberikan tutorial kepada mahasiswa dengan menggunakan Power Point
atau dengan menayangkan video tentang komunikasi massa. Selain itu metode
yang dapat dilakukan dengan melaksanakan praktik langsung seperti
melakukan orasi.
Pada saat melakukan praktik langsung sebaiknya diajarkan oleh seseorang
yang sudah berpengalaman melakukan orasi agar mahasiswa dapat lebih
mengerti langkah-langkah yang tepat dalam melakukan orasi.
Referensi/Bahan Bacaan :
Joseph Devito A., 2004, The Interpersonal Communication Book (10th, Ed,
Person, New York)
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi, Jakarta
Franklin Lakes. Effendy., Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat
Komunikasi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti
Jurnal Iqra, Pemanfaatan Media Komunikasi Massa seperti televise, radio dan
surat kabar sebagai sumber informasi, Volume 02 Nomor 01 2008.73
Diakses dari http://oaji.net/articles/2015/1937-1429525135.pdf
Ketika anda ingin membeli sebuah ice cream di sebuah toko, Anda melihat
ada banyak pilihan rasa ice cream di toko tersebut. Kemudian anda berfikir untuk
memutuskan rasa seperti apa yang anda inginkan, apakah anda ingin mencoba
rasa baru atau membeli rasa favorit anda. Mampu berdialog dengan diri sendiri,
menunjukan bahwa kita mampu mengenali dan memahami diri kita. Dengan
begitu kita dapat belajar bagaimana kita bisa mengamati dan memberikan makna
(intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita.
Sensasi
Asosiasi
Hukum akibat (law of effect), yaitu apabila asosiasi yang terbentuk antara
stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan, maka asosiasi akan semakin
meningkat. Ini berarti (idealnya), jika suatu respon yang diberikan oleh seseorang
terhadap suatu stimulus adalah benar dan ia mengetahuinya, maka kepuasan akan
tercapai dan asosiasi akan diperkuat.
Persepsi
informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi (perhatian),
ekspektasi, motivasi, dan memori
Memori
Memori adalah stimuli yang telah diberi makna, direkam, dan kemudian
disimpan dalam otak manusia. Secara singkat memori meliputi 3 proses, yaitu
Berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori
yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan. Selain itu berpikir juga diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka
mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem
solving) dan menghasilkan sesuatu yang baru (creativity).
Salah satu fungsi berfikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang kita
ambil sangatlah beraneka ragam. Adapun tanda-tanda umumnya adalah:
a. Kognisi.
Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki.
b. Motif.
Biasa disebut konatif/konasi, dorongan, gairah yang amat memengaruhi
pengambilan keputusan.
c. Sikap.
Disebut juga afektif/afeksi/emosi yang menjadi faktor penentu lainnya.
Menurut Perry dan Potter (2005), komunikasi intrapersonal merupakan
model bicara seorang diri atau dialog internal yang terjadi secara konstan dan
tanpa disadari. Howard Gardner, dalam buku Frames of Mind, mendefinisikan
intrapersonal intelligence (skill) sebagai sensitivitas seseorang terhadap
perasaannya, keinginannya, hal-hal yang mengancam dirinya, riwayat hidupnya.
Termasuk dalam pengertian kesadaran seseorang terhadap kekuatan, kelemahan,
rencana, dan tujuannya. Intrapersonal komunikasi mengacu pada kemampuan
seseorang dalam memahami dirinya, siapa dirinya, apa yang dapat dilakukan, apa
yang ingin dicapai, bagaimana dirinya memberikan respon terhadap keadaannya,
apa saja yang perlu di pelajari, dan lain-lain.
Ini merupakan dialog internal dan bahkan dapat terjadi bahkan saat bersama
dengan orang lain sekalipun. Sebagai contoh, ketika anda sedang bersama
seseorang, apa yang anda pikirkan merupakan komunikasi intrapersonal. Para
teoritikus komunikasi intraoersonal sering kali mempelajari peran kognisi dalam
prilaku manusia. Komunikasi intrapersonal biasanya lebih sering berulang
daripada komunikasi lainnya. Lance Morrow dalam majalah Time mengatakan
bahwa “berbicara dengan diri sendiri seringkali merupakan hal yang tidak
bermatabat pikiran jahat, pembenaran terhadap diri sendiri, serta makian-makian”.
Joan Aitken dan leonard Shedletsky (1997) menyatakan bahwa komunikasi
intrapersonal sebenarnya lebih dari itu. Komunikasi macam ini juga melibatkan
banyak penilaian akan prilaku orang lain. Contohnya, seorang atasan mungkin
akan ingin tahu mengapa seorang karyawannya datang selalu datang terlambat
dan berantakan ke kantor. Si supervisor mungkin akan menduga bahwa
keterlambatan dan sikap si karyawan merupakan akinat dari permasalahan rumah
Cermin diri (reflective self) terjadi saat kita menjadi subyek dan obyek
diwaktu yang bersamaan, sebagai contoh orang yang memiliki kepercayaan diri
yang tinggi biasanya lebih mandiri.
Pribadi sosial (social self) adalah saat kita menggunakan orang lain
sebagai kriteria untuk menilai konsep diri kita, hal ini terjadi saat kita berinteraksi.
Dalam interaksi, reakasi orang lain merupakan informasi mengenai diri kita, dan
kemudian kita menggunakan informasi tersebut untuk menyimpulkan,
mengartikan, dan mengevaluasi konsep diri kita. Menurut pakar psikologi Jane
Piaglet, konstruksi pribadi sosial terjadi saat seseorang beraktivitas pada
lingkungannya dan menyadari apa yang bisa dan apa yang tidak bisa ia lakukan
Contoh, bila kita mencoba mengubah pendapat orang tua kita dengan
memberi tahu bahwa penilaian mereka itu harus diubah - biasanya ini merupakan
usaha yang sulit. Pendapat pribadi kita akan 'siapa saya' tumbuh menjadi lebih
kuat dan lebih sulit untuk diubah sejalan dengan waktu dengan anggapan
bertambahnya umur maka bertambah bijak pula kita.Konsep diri adalah
bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita lakukan dengan
penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial
diidentifikasi dari dan dalam proses penyampaian dan penerimaan pesan dari
seseorang kepada orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampak dan peluang untuk memberikan umpan balik segera. DeVito (1996; alih
bahasa Maulana, 1997: 26) mengemukakan komponen-komponen itu dapat
ditelusuri dari bagan komunikasi antarmanusia secara universal berikut ini.
pesan. Anda menerima pesan berarti Anda menerima pesan Anda sendiri dengan
mendengar diri sendiri dan merasakan gerakan atau isyarat tubuh Anda sendiri.
Anda menerima pesan orang lain, berati Anda mendengarkan, melihat secara
visual bahkan melalui merabanya atau menciumnya. Pada saat Anda berbicara
dengan orang lain, Anda berusaha memAndangnya untuk memperoleh tanggapan:
dukungan, pengertian, simpati, dan sebagainya; dan pada saat Anda menyerap
isyarat-isyarat non-verbal, Anda menjalankan fungsdi penerima dalam
berkomunikasi.
akan terjadi di sini. Karena itu, jika si-pengirim harus terampil berbicara dan
menulis, si-penerima pesan harus terampil mendengarkan dan membaca.
Saluran merupakan medium; lewat mana suatu pesan itu berjalan. Saluran
dipilih oleh sumber komunikasi. Sumber komunikasi dalam organisasi biasanya
mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat
dekat. Meskipun setiap orang dalam komunikasi interpersonal bebas mengubah
topik pembicaraan, kenyataannya bisa saja komunikasi tersebut didominasi oleh
seseorang atau satu pihak. Kesemua indra adalah potensial sebagai alat sensasi
dalam komunikasi interpersonal meskipun nampak bahwa pendengaran,
penglihatan menjadi primer. Komunikasi interpersonal akan selalu berperan
penting sampai kapanpun selama manusia masih memiliki emosi.
1. Tidak suka berbaur dengan teman yang lain atau orang lain
2. Lebih suka menyendiri
3. Tidak memiliki keterampilan sosial yang baik
4. Berperilaku agresif seperti menendang atau memukul orang lain
5. Sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan tidak
suka mendengarkan pendapat orang lain
6. Merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang baru
Menurut Supratiknya (2000) menunjukkan beberapa peranan yang diberikan
oleh komunikasi interpersonal dalam menciptakan kebahagiaan manusia, yaitu:
1. Komunikasi interpersonal membantu kemampuan intelektual.
2. Identitas atau jati diri terbentuk lewat komunikasi yang kita lakukan
dengan orang lain.
3. Membantu individu dalam memahami realitas di sekeliling individu
serta untuk menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang
dimiliki tentang dunia di sekitar, yaitu dengan membandingkan
dengan orang lain.
4. Kesehatan mental sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas
komunikasi atau hubungan dengan orang lain
a.Persepsi interpersonal
b.Konsep diri
c.Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal adalah suatu kesukaan pada orang lain, sikap positif,
daya tarik yang dapat memperbesar kecenderungan seseorang untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
d.Hubungan interpersonal
1.Keterbukaan (Openness)
2.Empati (empathy)
5.Kesetaraan (Equality)
1. Untuk mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek,
peristiwa dan orang lain. Meskipun informasi tentang dunia luar itu kita kenal
umumnya melalui mass-media, tetapi hal itu pada akhirnya seringkali
didiskusikan, dipelajari, diinternalisasi melalui komunikasi interpersonal. Nilai-
nilai, sistem kepercayaan, dan sikap-sikap nampaknya lebih banyak dipengaruhi
oleh pertemuan interpersonal daripada dipengaruhi media bahkan sekolah. Oleh
karena itu komunikasi interpersonal sebenarnya memberi peluang kepada kita
untuk belajar tentang diri kita sendiri. Sangat mungkin hal itu menarik perhatian
atau mengejutkan dan bahkan amat berguna karena yang dibicarakan perasaan
kita, pemikiran kita dan perilaku kita sendiri. Selanjutnya, melalui komunikasi
interpersonal kita mengevaluasi keadaan diri kita untuk kemudian kita
membandingkannya dengan kondisi sosial orang lain. Cara seperti ini
menghasilkan self-concept yang makin berkembang dan mendorong perluasan
pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya melakukan perubahan/inovasi.
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara
hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain
dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara
tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film,
menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu
benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi
interpersonal.
6) Untuk Membantu
Agar dapat menjadi konselor yang baik dan memberi konseling yang baik,
sebaiknya konselor :
yang tidak mengalami permasalahan emosional serius. Tujuan yang ingin dicapai
dalam konseling kelompok yaitu :
a) Pemecahan masalah
b) Pengembangan komunikasi dan interaksi sosial (Parytno, 1994)
Tenaga yang diandalkan untuk dapat menyelenggarakan konseling kelompok
adalah konselor. Konselor yang efektif dalam konseling perorangan akan efektif
juga dalam konselor kelompok. Menurut George M. Gazda (1971), konseling
kelompok adalah proses interpersonal yang dinamis yang memusatkan pada
kesadaran berfikirdan bertingkah laku, serta melibatkan pada fungsi-fungsi terapi
yang dimungkinkan, serta berorientasi pada kenyataan-kenyataan, mebersihkan
jiwa, saling mempercayai, pemeliharaan, pengertian, penerimaan dan bantuan.
Merle M. Ohlen (1970) menyatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu
hubungan antara konselor dengan satu atau lebih klien yang penuh perasaan,
penerimaan, kepercayaan dan rasa aman. Dalam hubungan ini klien belajar
menghadapi, mengekspresikan dan menguasai perasaan-perasaan, serta
pemikiran-pemikiran yang mengganggunya dan merupakan suatu masalah
baginya. Mereka mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri sendiri,
mengamalkan apa yang dipelajarinya dalam mengubah tingkah lakunya.
Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (students center) antara lain
metode belajar kooperatif (cooperative learning). Belajar kooperatif merupakan
suatu metode pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil. Siswa belajar dalam
kelompok yang masing-masing anggotanya memiliki kemampuan yang berbeda-
beda. Jumlah anggota kelompok antara empat sampai enam siswa yang
bekerjasama antara yang satu dengan yang lain dalam kegiatan belajar. Kelompok
biasanya diberi rewards sesuai dengan seberapa banyak setiap anggota kelompok
telah belajar (Slavin,1991). Pada pembelajaran kooperatif guru bukan lagi
berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam proses belajar mengajar, tetapi
berperan sebagai mediator, stabilisator dan menejer pembelajaran. Iklim belajar
yang berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis akan memberikan
kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih
banyak mengenai materi yang dibelajarkan dan sekaligus melatih sikap
keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam kehidupannya dimasyarakat, sehingga
perolehan dan hasil belajar siswa akan meningkat (Umar, 2011)
Jadi belajar kooperatif secara tepat dirancang untuk melengkapi dan membantu
sehingga siswa dapat saling mengajar dengan sesama siswa lainnya dan menjadi
bergairah. Siswa yang kurang bergairah dalam belajar akan dibantu oleh siswa
lain yang mempunyai gairah tinggi dan memiliki kemampuan untuk menerapkan
apa yang telah dipelajarinya. Suasana belajar seperti itu, disamping proses belajar
berlangsung lebih efektif, juga akan terbina nilai-nilai seperti gotongroyong,
kepedulian sosial, saling percaya, kesediaan menerima dan memberi serta
tanggung jawab siswa, baik terhadap dirinya ataupun terhadap kelompoknya.
Belajar kooperatif merupakan strategi yang dilakukan dengan cara siswa
berinteraksi satu dengan lainnya untuk memahami isi pelajaran dan bekerja sama
secara aktif dalam menyelesaikan tugas. Ditambahkan ditambahkan oleh Tran and
lewis (2012) bahwa model pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan harga
diri mahasiswa dalam situasi kooperatif. Salah satu bentuk belajar kooperatif
adalah metode jigsaw, yang dalam penelitian ini, akan diuji dampaknya terhadap
keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok. Pada
pembelajaran dengan metode jigsaw, siswa belajar dalam kelompok yang
anggotanya berkemampuan heterogen dan masing-masing siswa
bertanggungjawab atas satu bagian dari materi (Arends, 2007). Topik
pembelajaran ditentukan oleh guru, sedangkan tugas siswa adalah mempelajari
dan mendiskusikan berbagai materi di kelompok ahli, selanjutnya saling berbagi
(sharing) berbagai materi di kelompok asal. Menurut Crouch dan Mazur (dalam
Amador, 2013) bahwa jigsaw adalah metode yang menekankan belajar bersama
dengan membagi ke dalam kelompokkelompok kecil. Jigsaw dibentuk untuk
meningkatkan kerja sama antar kelompok dan melakukan pembiasaan bekerja
bersama dalam kelompok (Lopiccolo, 2012). Model
1. Bentuk suatu hubungan seringkali tidak sebagai sesuatu yang dibutuhkan untuk
kebaikan hubungan itu. Hubungan muncul bukan karena keinginan terjalinnya
hubungan tetapi lebih disebabkan oleh sesuatu yang tumbuh dalam pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan bersama, misalnya Anda diminta untuk mengerjakan
sebagain dari kegiatan suatu proyek.
3. Banyak hubungan yang berlangsung lama dibatasi oleh suatu konteks khusus
atau rentang konteks dan tidak mengakibatkan peningkatan keakraban, misalnya
dua orang mitra kerja berhubungan baik namun tidak pernah berkomunikasi
secara interpersonal di luar jam kerja.
4. Meskipun derajat kepuasan yang diperoleh (Anda) dari hubungan dan cara
hubungan itu berkembang akan didasarkan atas penilaian implisit tentang orang
(lain) itu, penilaian berubah mengikuti konteks dan sifat hubungan itu. Artinya,
beberapa kualitas dan penilaian adalah penting dalam suatu hubungan, tetapi
beberapa sifat dan penialaian lainnya
psikologis atau fisiologis, misalnya rasa lapar atau gelisah. Sedangkan perangsang
eksternal datang dari lingkungan sekitar komunikator baik secara terbuka dan
sengaja atau secara tertutup dan tidak disadari.
Daftar Pustaka
Maulana, Heri D.J. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Rumanti, Maria Assumpta. 2005. Dasar-Dasar Public Relations. Jakarta :
Grasindo.
Rakhmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Ubaedy, AN. 2008. Berkarier di Era Global. Jakarta : Elex Media Komputindo
West, Richard dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta :
Salemba Humanika.
Komunikasi Publik
Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S,Psi.,Psi.MPH
Metode Pembelajaran :
1. Ceramah
Dosen akan menjelaskan dan memaparkan materi mengenai komunikasi
publik kepada mahasiswa. Mahasiswa menyimak dan mencatat penjelasan
tersebut.
2. Diskusi kelompok
Setelah diberikan materi siswa akan diberi tugas dan membuat kelompok
diskusi yang terdiri dari 4-5 orang yang membahas mengenai tugas
tersebut.
3. Powerpoint/slide show
Merupakan alat bantu untuk menampilkan ringkasan dan penjelasan topik
komunikasi publik kepada mahasiswa agar mudah dipahami.
Metode dan Strategi yang Digunakan:
1. Eye contact
Untuk menarik perhatian audiens diperlukan kontak mata antara
komunikator dengan audiens.
2. Conversational style
Menggunakan kalimat dan parafrase lengkap yang disesuaikan dengan
intonasi dan nada suara agar pendengan merasa nyaman untuk
mendengarkan dan pesan dapat diterima dengan baik.
3. Pronunciation
Pembicara menguasai topik dan pronunciation yang diucapkannya kepada
audiens.
4. Gesture
Menggunakan gestur atau gerak tubuh untuk menegaskan apa yang
disampaikan .
5. Vocal changes
Pembicara memerlukan variasi nada suara dan hindari nada yang monoton
atau datar saja untuk mencegah audiens merasa bosan dan berhenti
mendengarkan.
Daftar Pustaka
PERSEPSI
Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH
Deskripsi
Teori persepsi berhubungan untuk memahami ketika individu-individu
mengamati perilaku untuk menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal
atau eksternal
Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami Pengertian Persepsi
2. Memahami perbedaab Persepsi dan Sensasi
3. Memahami Jenis Persepsi
4. Memahami Pengertian Persepsi dalam Komunikasi
5. Memahami Proses Persepsi
Pokok Bahasan
Persepsi (dari bahasa Latin perceptio, percipio) adalah tindakan menyusun,
mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memeberikan gambaran dan
pemahaman tentang lingkungan. Persepsi meliputi semua sinyal dalam sistem
saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra.]
Seperti misalnya penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada
mata, pencium yang memakai media molekul bau (aroma), dan pendengaran yang
melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif,
tetapi dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian. Persepsi
bergantung pada fungsi kompleks sistem saraf, tetapi tampak tidak ada karena
terjadi di luar kesadaran.
Sejak ditemukannya psikologi eksperimen pada abad ke-19, pemahaman psikologi
terhadap persepsi telah berkembang melalui penggabungan berbagai teknik.
Dalam bidang psikofisika telah dijelaskan secara kuantitatif hubungan antara sifat-
sifat fisika dari suatu rangsangan dan persepsi. Ilmu saraf sensoris mempelajari
tentang mekanisme otak yang mendasari persepsi. Sistem persepsi juga bisa
dipelajari melalui komputasi, dari informasi yang diproses oleh sistem tersebut.
Persepsi dalam filosofi adalah sejauh mana unsur-unsur sensori seperti suara,
aroma, atau warna ada dalam realitas objektif, bukan dalam pikiran perseptor.
Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan
sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan
stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut.
Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap
meja.
Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat
otak mendapat stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang
banyak coretan, dan kenangan pada masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu
tulisan menjadi jelek.
Jenis
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera
menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis
Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan Persepsi ini adalah persepsi
yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk
memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan
persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan
dalam konteks sehari-hari. Persepsi kaum muslimin harus mengacu pada Al-
Qur'an dan As-Sunnah, ini yang kemudian disebut Islamic Worldview. Persepsi
visual merupakan hasil dari apa yang kita lihat baik sebelum kita melihat atau
masih membayangkan dan sesudah melakukan pada objek yang dituju
Persepsi auditori
Persepsi perabaan
Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Persepsi selektif
seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau
pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu
(Sobur, 2003:445).
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi
(sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah
bagian dari persepsi. Walaupun begitu , menafsirkan makna informasi indrawi
tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan
memori. (Rakhmat 2005:51).
Sementara menurut Brian Fellows persepsi adalah proses yang
memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisa informasi. Persepsi
meliputi pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra kita (yakni indra peraba,
indra penglihat, indra pencium, indra pengecap, atau indra pendengar), atensi, dan
interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan yang di kirimkan ke otak lewat
penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Persepsi
manusia sebenarnya terbagi dua yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik)
dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan
kompleks karena manusia bersifat dianmis. Persepsi sosial adalah proses
menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam
lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap mereka
mengandung resiko(Mulyana 2005:168).
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terjadi dalam
pengamatan seseorang terhadap orang lain. Persepsi juga bisa diartikan sebagai
proses. Pemahaman terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh orang lain
yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau bekerjasama, jadi setiap
orang tidak terlepas dari proses persepsi. Kita biasanya menganggap bahwa kita
bisa melihat hal-hal yang benar-benar faktual atau nyata didunia sekitar kita. Kita
mengira bahwa benda-benda yang kita lihat atau persepsi adlah hal-hal yang
nyata, sedangkan hal-hal lain seperti ide dan etori merupakan sesuatu yang kurang
nyata, bagi setiap orang apa yang dipersepsikan adalah kenyataan (Matsumono,
2004:59)
Persepsi itu bersifat kompleks dengan pesan yang akhirnya memasuki otak
kita dan apa yang terjadi diluar dapat sangat berbeda denga apa yang mencapai
otak kita. Mempelajari bagaimana dan mengapa pesan-pesan ini berbeda sangat
penting dalam memahami komunikasi. Kita dapat mengilustrasikan bagaimana
persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga langkah yang terlibat dala proses ini.
Tahapan-tahapan ini tidak saling terpisah, dalam kenyataan ketiganya bersifat
kontiniu, bercampur baur, dan bertumpang tindih satu sama lain (lihat gambar),
Gambar 2
Proses persepsi
Sumber: Sobur,2003:449
Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak
mungkin berkomunikasi dengan efektif. Perepsilah yang menentukan kita
memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi drajat
kesamaan persepsi antar individu, semakin sering dan semakin mudah mereka
berkomunikasi (Mulyana, 2005:167-268).
Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia, kita ingin mengenali
dunia dan lingkungan yang mengenalinya. Pengetahuan adalah kekuasaan. Tanpa
pengetahuan kita tidak apat bertindak secara efektif. Persepsi adalah sumber
utama dari pengetahuan itu. Dari defenisi yang dikemukakan oleh Pareek (dalam
Sobur, 2003:451) yaitu ” proses menerima, menyeleksi, mengorganisir,
mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra dan
data”, tercakup beberapa segi atau proses yang selanjutnya dijelaskan sebagai
berikut:
Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data dari
berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indra. Kita
melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan atau menyentuhnya,
sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.
3. Proses pengorganisasian
dalam suatu bentuk), bentuk timbul dan latar (dalam melihat rangsangan
atau gejala, ada kecendrungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-
gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan gejala atau rangsangan
yang lain berada di latar belakang), kemantapan persepsi (ada suatu
kecendrunan untuk menstabilkan perepsi, dan perubahan- perubahan
konteks tidak mempengaruhinya).
4. Proses penafsiran
5. Proses pengecekan
6. Proses reaksi
Persepsi sering dimaknakan dengan pendapat, sikap, penilaian, perasaan dan lain-
lain. Yang pasti tindakan persepsi, penilaian, perasaan, bahkan sikap selalu
berhadapan dengan suatu objek atau peristiwa tertentu. Berhubung persepsi
melibatkan aktivitas manusia terhadap objek tertentu, maka persepsi selalu
menggambarkan pengalaman manusia tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
tentang objek terebut.
Persepsi juga ditentukan oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor
fungsional atau faktor yang bersifat personal antara lain kebutuhan individu,
pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang
bersifat subjektif. Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain
lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam
masyarakat. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi perepsi terdiri dari faktor
personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses
belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap objek psikologis. Faktor-
faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-
nilai dalam masyarakat (Rakhmat, 2005:58).
Proses Persepsi
Sumber: Sobur,2003:447
Rasa dan nalar merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi rangsanga-
tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan indivdu yang sadar dan bebas
terhadap satu rangsangan atau terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat
tertentu dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi, atau kedua-duanya.
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi ari
cara di amemandang. Oleh sebab itu untuk mengubah tingkah laku seseorang
harus dimulai dengan mengubah persepsinya. Dalam persepsi terdapat tiga
komponen utama berikut (Sobur, 2003:446):
Metode :
3. Diskusi dan Latihan
mengemukakan pendapat sendiri, serta ikut memberikan sumbangan
pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak alternatif
jawaban.
4. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan
pengajar mengajukan pertanyaan dan mahasiswa memberikan jawaban.
Daftar Pustaka
Sobur, Alex. 2003. Psikologi umum. Pustaka Setia, Bandung. Sunarwinadi, Ilya.
1993. Komunikasi Antar Budaya.UI Pers,Jakarta