Anda di halaman 1dari 88

KURIKULUM PS IKM 2016

MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI


KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Pendidikan S1
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana

Komunikasi Kesehatan
P011

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Bagian Promosi Kesehatan

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Daftar Isi

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... I

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... II

DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH .................................................................................... 1

BEBAN KREDIT ............................................................................................................................ 1

PRASYARAT ................................................................. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

KOMPETENSI ................................................................................................................................ 1

TUJUAN INSTRUKSIONAL ........................................................................................................ 1

STAF PENGAJAR .......................................................................................................................... 2

SITUASI PEMBELAJARAN......................................................................................................... 2

PENILAIAN .................................................................................................................................... 2

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 3

JADWAL PERKULIAHAN........................................................................................................... 4

MATERI …………………………………………………………………………………6

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page i


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Kata Pengantar
Selamat datang pada mata kuliah Komunikasi Kesehatan

Kuliah pengantar komunikasi kesehatan meliputi komunikasi intrapribadi,


antarpribadi, kelompok kecil serta komunikasi organisasi, komunikasi publik,
komunikasi antarbudaya dan komunikasi masa. Mata kuliah ini mencakup teori
dasar komunikasi dan aplikasinya dalam proses komunikasi untuk
menyampaikan informasi kesehatan baik kepada individu maupun kepada
kelompok masyarakat luas. Kemampuan komunikasi seorang public health
sangat diperlukan untuk membantu mengarahkan dan mempercepat perubahan
perilaku masyarakat kearah perilaku sehat.

Mata kuliah ini dirancang khusus untuk mengembangkan pengetahuan


mahasiswa mengenai hakikat komunikasi antarmanusia, prinsip-prinsip umum
komunikasi, peran diri dalam berkomunikasi dan proses menerima pesan;
persepsi dan mendengarkan. Kurikulum materi dikembangkan sedemikian rupa
untuk menuntun komunikasi sehari-hari serta aspek social dari bahasa sehingga
menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa. Bahasa dan interaksi
verbal serta komunikasi nonverbal akan dibahas secara mendalam.

Akhir kata, selamat belajar dan semoga apa yang kita pelajari, mampu kita
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Salam,

Pengampu Mata Kuliah Dasar-Dasar Komunikasi

Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page ii


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Deskripsi singkat mata kuliah


Mata kuliah ini merupakan pendukung mata kuliah Promosi Kesehatan
Masyarakat. Dalam mata kuliah ini akan dibahas konsep, prinsip dan jenis jenis
komunikasi dan aplikasi teori komunikasi baik kepada individu, kelompok,
maupun masyarakat luas. Mata kuliah ini mencakup teori dasar komunikasi dan
aplikasinya dalam proses komunikasi untuk menyampaikan informasi kesehatan
baik kepada individu maupun kepada kelompok masyarakat luas. Kemampuan
komunikasi sangat diperlukan untuk membantu mengarahkan dan mempercepat
perubahan perilaku masyarakat kearah perilaku sehat.

Beban Kredit
Mata kuliah ini memiliki beban kredit sebesar 2 SKS

Kompetensi
Mampu melakukan komunikasi intrapribadi dan antarpribadi, komunikasi masa,
komunikasi public dan komunikasi antarbudaya untuk membantu mengarahkan
dan mempercepat perubahan perilaku masyarakat kearah perilaku sehat.

Tujuan Instruksional
Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami pengertian
dasar-dasar komunikasi yang meliputi batasan, komponen komunikasi dan fungsi
masing masing komponen tersebut dalam proses komunikasi. Mahasiswa juga
diharapkan memahami berbagai jenis komunikasi dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses komunikasi tersebut. Selanjutnya mahasiswa juga dapat
memahami berbagai cara untuk menjadi komunikator dan komunikan yang
efektif. Untuk itu mahasiswa akan diberikan berbagai cara untuk menjadi
pembicara maupun sebagai pendengar yang baik. Pada akhirnya mahasiswa
juga diharapkan mampu untuk menjadi pembicara yang efektif melalui

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 1


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

pengayaan teori penyusunan informasi, pengembangan media komunikasi dan


teknik-teknik presentasi berbagai upaya untuk meningkatkan kridibilitas sebagai
pembicara.

Staf Pengajar
No Nama Department Telp.
1 Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH Promkes IKM 087838322050
2. Dr. dr Dyah Paramita Duarsa, MSC IKK-IKP FK 0818357777

3 dr. Desak Putu Yuli Kurniati, M.KM Promkes IKM 081290802144

Situasi Pembelajaran
Metode pembelajaran yang diterapkan pada mata kuliah ini adalah metode
pembelajaran orang dewasa dan terpusat pada mahasiswa (student centered
learning). Dimana mahasiswa menjadi subjek dan dosen berfungsi sebagai nara
sumber dan sebagai fasilitator. Situasi pembelajaran yang akan di terapkan
adalah :
1. Perkuliahan tatap muka dan tanya jawab
2. Diskusi kelompok
3. Tugas dan presentasi mahasiswa

Penilaian
Hasil belajar mahasiswa akan dinilai pada tahap proses dan output sebagai
berikut :
1. Ujian tengah semester dengan bobot 40%
2. Ujian akhir semester, dengan bobot 40%
3. Tugas kelompok/individu, dengan bobot 20%

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 2


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Daftar Pustaka
1. Devito A Josep, (1997). Komunikasi antar manusia : Kuliah Dasar, hunter
College of the City University of New York
2. Devito A Josep, (1998). Essentials of Human Comunication, hunter College of
the City University of New York
3. Graeff A. Judith , (1996) Komunikasi untuk Kesehatan dan Perubahan
perilaku, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 3


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

JADWAL KOMUNIKASI
Hari : Jumat
Jam : 9.50 -11.30
Semester : I (Satu) Kelas Reguler (SKM 4 tahun)

Sesi Aktifitas Topik Pengampu


1. Jumat Ceramah  Housekeeping Dr dr Dyah
5 Feb 2016 Diskusi  Konsep dasar komunikasi Paramita
tanya  Komponen komunikasi
jawab  Prinsip-prinsip komunikasi Duarsa.M Si

2. Jumat 12 Feb Ceramah  Perpektif komunikasi Ni Komang


2016 Diskusi  Tipe –tipe komunikasi Ekawati,
tanya  Sumber-sumber hambatan S.Psi.,Psi.MPH
jawab penyampaian informasi
3. Jumat 19 Feb Ceramah  Bahasa sbg alat komunikasi dr . Desak Putu
2016 Diskusi dan Komunikasi verbal Yuli Kurniati.
kelompok  Latihan MKM
Latihan
4. Jumat 26 Feb Ceramah  Komunikasi non verbal dr . Desak Putu
2016 Diskusi  Latihan Yuli Kurniati.
kelompok MKM
Latihan
5. Jumat 4 Maret Ceramah Persepsi Ni Komang
2016 Diskusi  Pengertian Ekawati S.Psi,
kelompok  Faktor-faktor Psikologis yg Psi, MPH
mempengaruhi persepsi
 Membuat persepsi lebih
akurat

6. Jumat 11 Ceramah  Penyusunan pesan Ni Komang


Maret 2016 Diskusi  Pesan yang bersifat informative Ekawati,
tanya dan persuasif. S.Psi.,Psi.MPH
jawab
7. Jumat 18 Ceramah  Teori “Jo-Harry Window” Ni Komang
Maret 2016 Diskusi  Latihan “Jo-Harry Window” Ekawati,
kelompok S.Psi.,Psi.MPH
Latihan
Ujian Tengah Semester (UTS) Senin 28 maret s/d jumat 8 April 2016
8. Jumat 15 April Ceramah Mendengar secara aktif dan efektif Ni Komang
2016 Diskusi Ekawati,
kelompok S.Psi.,Psi.MPH
Latihan
9. Jumat 22 April Ceramah Konseling dan wawancara Ni Komang
2016 dan dan  Perbedaan teknik Eka, S.Psi,
latihan komunikasi antara Psi, MPH

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 4


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

konseling dan
wawancara
 Tahapan-tahapan
dalam melakukan
konseling dan
wawancara

10. Jumat 29 April Ceramah Komunikasi intra dan interpersonal Dr dr Dyah


2016 Diskusi
Paramita
kelompok
Duarsa.M Si

11. Jumat Ceramah Komunikasi antar budaya Dr dr Dyah


6 Mei 2016 Diskusi Paramita
kelompok Duarsa, M Si

12. Jumat 13 Mei Ceramah  Komunikasi Massa Ni Komang


2016 dan  Mass media Ekawati,
diskusi  Pengembangan media S.Psi.,Psi.MPH
kelompok
13. Jumat 20 Mei Ceramah Komunikasi Publik: Ni Komang
2016 Diskusi  Definisi komunikasi publik Ekawati,
kelompok  Bentuk dan fungsi komunikasi S.Psi.,Psi.MPH
publik
 Faktor-faktor pendukung
kredibilitas pembicara public
(public speaking)
 Latihan
14. Jumat 27 Mei Ceramah Teknik-teknik presentasi Ni Komang
2016 dan  Hal-hal yang perlu dipersiapan Eka, S.Psi,
diskusi dalam melakukan presentasi Psi, MPH
kelompok

Ujian Akhir Semester (UAS) Senin 30 Mei s/d Jumat 10 Juni 2016

MATERI PEMBELAJARAN

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 5


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Teori Johari Window


Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH
A. Deskripsi Topik
Dalam kehidupan sosial, setiap orang (individu) dengan orang lain
(individu lain) selalu berinteraksi karena semua orang atau manusia adalah
makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan orang lain. Proses
interaksi sosial terjadi melalui kontak sosial dan komunikasi. Tanpa
keduanya,proses interaksi sosial takkan pernah terjadi karena keduanya
merupakan syarat mutlak untuk melakukan interaksi. Kontak sosial dapat terjadi
walaupun tanpa komunikasi.
Dalam berkomunikasi seharusnya seorang komunikator mengetahui siapa
dirinya dan siapa lawan yang di ajaknya untuk berkomunikasi. Maka oleh sebab
itu, diperlukan untuk mempelajari teori johari window. Dimana seseorang dapat
melihat siapa dirinya dari segala kekurangan dan kelebihan. Dari sifat uang
tertutup sampai sifat yang terbuka diketahui oleh orang lain. Hal ini sangat
dibutuhkan dalam berkomunikasi. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif.
Joseph Luft dan Harrington Ingham (Higgins, 1982), mengembangkan konsep
Johari Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan
orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri
dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang
terbuka maupun yang disembunyikan

B. Tujuan mempelajari topik


Konsep diri adalah sistem operasi yang menjalankan komputer mental,
yang mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri ini setelah ter-
install akan masuk di pikiran bawah sadar dan mempunyai bobot pengaruh
sebesar 88% terhadap level kesadaran seseorang dalam suatu saat. Semakin baik

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 6


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

konsep diri maka akan semakin mudah seseorang untuk berhasil, demikian pula
sebaliknya.
Adapaun tujuan untuk mempelajari teori ini agar kita dapat melihat konsep
diri seseorang dari sikap mereka. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa
tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal
yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa
diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak
perilaku inferior lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani
mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa
diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positip, dan
dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.Komunikasi sebagai kegiatan
sehari-hari yang dilaksanakan individu berhubungan erat dengan perilaku individu
itu sendiri. Perbedaan perilaku individu dalam melakukan komunikasi dan atau
berhubungan dengan orang lain merupakan situasi yang berkaitan dengan
psikologis individu. Komunikasi juga berkaitan dengan asumsi manusia.
Contohnya seorang anak kecil akan merasa takut dan terancam bila ia tidak
memahami hal yang terjadi disekitarnya.

C. Pokok Bahasan
Teori Johari Window (Jedela Johari) merupakan perangkat sederhana dan
berguna dalam mengilustrasikan dan meningkatkan kesadaran diri serta
pengertian bersama individu-individu yang ada dalam suatu kelompok tertentu.
Model ini juga berfungsi dalam meningkatkan hubungan antar kelompok yang
sekaligus mengilustrasikan kembali proses memberi maupun menerima feedback.
Jendela Johari sendiri dikembangkan atau dipelopori oleh Psikolog
Amerika, Joseph Luft dan Harry Ingham pada tahun 1950-an ketika meneliti
untuk program proses dari kelompok mereka. Uniknya, nama "Johari" sendiri
sebenarnya diambil dari potongan masing-masing nama mereka. "Jo" untuk Luft,
dan "Harry" untuk Ingham. Dalam selang waktu yang tak lama, Jendela Johari
banyak dimanfaatkan sebagai pengertian dan latihan kesadaran diri, peningkatan

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 7


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

personal & komunikasi. Hubungan inter-personal, kelompok-kelompok dinamis,


dan peningkatan tim dan hubungan inter-grup.
Terdapat 4 perspektif Jendela Johari yang biasa disebut dengan 'daerah'
atau 'kuadran'. Masing-masing daerah mengandung informasi perasaan, motivasi,
dan lain- lain yang dikenali oleh individu, dengan catatan apakah informasi
tersebut dikenali ataupun tidak terdeteksi oleh si individu, dan apakah informasi
tersebut juga bisa dikenali oleh kelompok lain, atau malah tidak tahu sama sekali.
Keempat kuadran tersebut Antara lain:

- Open
Adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti
nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika memulai
sebuah hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri
kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara
vertical sehingga mengurangi hidden area.
Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan
interpersonal kita. Menggambarkan keadaan atau hal yang diketahui diri sendiri
dan orang lain. Hal-hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan
motivasi-motivasinya.
Orang yang “Open” bila bertemu dengan seseorang akan selalu membuka
diri dengan menjabat tangan atau secara formal memperkenalkan diri bila
berjumpa dengan seseorang. Diri yang terbuka, mengetahui kelebihan dan
kekurangan diri sendiri demikian juga orang lain diluar dirinya dapat

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 8


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

mengenalinya. (Open) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang


diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain.
- Blind
Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang sifat-sifat,
perasaan-perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain
melihatnya. Sebagai contoh, ia bersikap seolah-olah seorang yang sok akrab,
padahal orang lain melihatnya begitu berhati-hati dan sangat tertutup, tampak
formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan.
Orang ini sering disebut sebagai seseorang yang buta karena dia tidak
dapat melihat dirinya sendiri, tidak jujur dalam menampilkan dirinya namun orang
lain dapat melihat ketidak tulusannya. yang menentukan bahwa orang lain sadar
akan sesuatu tapi kita tidak. Misalnya bagaimana cara mengurangi grogi,
bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll. Sehingga dengan mendapatkan
masukan dari orang lain, blind area akan berkurang. Makin kita memahami
kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan bagus
dalam bekerja tim. (Blind) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang
diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh diri kita sendiri.
- Hidden
Adalah berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi
orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan,
keuangan, keluarga, kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area,
biasanya akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat
orang lain miskomunikasi tentang kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan
mengurangi tingkat kepercayaan orang. Ada hal-hal atau bagian yang saya sendiri
tahu, tetapi orang lain tidak. Hal ini sering teramati, ketika seseorang menjelaskan
mengenai keadaan hubungannya dengan seseorang. “Saya ingat betul bagaimana
rasanya dikhianati pada waktu itu, padahal aku begitu mempercayainya”. Luka
hati masa lalunya tidak diketahui orang lain, tetapi ia sendiri tak pernah
melupakannya. (Hidden) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang
diketahui oleh diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain.
- Unknown

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 9


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya.
Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu
akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika
pertama kali seneng sama orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak
pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan
kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman.
(Hidden) merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh
diri kita sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain.

Jendela Ideal
Adapun jendela ideal itu ialah sebuah jendela diri yang bisa dilihat dari
tingginya tingkat kepercayaan dalam kelompok ataupun hubungan dengan
individu lain, jika berada pada jendela ini ukuran arena atau diri terbuka akan
meningkat, dikarenakan tingginya tingkat kepercayaan dalam kelompok sosial.
Norma-norma pun dikembangkan oleh kelompok untuk saling memberi feedback
dan difasilitasi tentunya untuk pertukaran ini.
Daerah diri terbuka menyarankan kita untuk membuka diri kepada anggota
kelompok lainnya, karena dengan adanya keterbukaan, anggota kelompok lain
tidak akan bersikap intropert (tertutup) atau malah akan lebih memberikan
pengertiannya. Mereka akan mengerti bagaimana sikap dan sifat kita, dan
mengatahui kita bisa dikritik yang pada akhirnya akan memberikan feedback yang
positif pula.
Faktor-faktor yang menghambat individu dalam memperbaiki jendela
dirinya, adalah dari faktor lingkungan dan hubungan dari individu itu sendiri.
a. Faktor penghambat dari lingkungan
Adalah sistem yang dianut oleh lingkungan sekitar kita, misalnya; ada pihak
yang lebih dominan sehingga menghambat pengembangan diri.
b. Faktor Intern
Merupakan faktor yang menyebabkan kita enggan untuk menelaah diri,
terkadang kita tidak bisa menerima kenyataan, misalnya saja faktor tujuan hidup
dan usia.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 10


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

1. Faktor tujuan hidup yang belum tergambarkan dengan jelas, faktor


motivasi dan keenganan untuk menelaah diri, kadang-kadang manusia
takut untuk menerima kenyataan bahwa ia memiliki kekurangan ataupun
kelebihan pada dirinya.
2. Faktor Usia. Kadang-kadang orang yang sudah tua dalam usia tidak
melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan dapat dicapainya, mereka
cenderung usia muda lebih hebat karena produktif.

D. Metode Pembelajaran
Adapun metode pembelajaran yang di gunakan ialah bermain peran. Untuk
memahami maksud dari teori johari window ini, bias dilihat pada film Harry
Potter. Harry Potter adalah seri tujuh novel fantasi dan di filmkan yang dikarang
oleh penulis InggrisJ. K. Rowling. Novel ini mengisahkan tentang petualangan
seorang penyihir remaja bernama Harry Potter dan sahabatnya, Ronald Weasley
dan Hermione Granger, yang merupakan pelajar di Sekolah Sihir Hogwarts. Inti
cerita dalam novel-novel ini berpusat pada upaya Harry untuk mengalahkan
penyihir hitam jahat bernama Lord Voldemort, yang berambisi untuk menjadi
makhluk abadi, menaklukkan dunia sihir, menguasai orang-orang nonpenyihir,
dan membinasakan siapapun yang menghalangi jalannya, terutama Harry Potter.
Film “Harry Potter and The Philoshoper’s Stone” ini adalah film Harry
Potter pertama yang menceritakan awal mula kehidupan Harry menjadi seorang
penyihir. Sejak dia lahir Harry tinggal bersama paman dan bibinya di London,
Inggris, karena hanya mereka satu-satunya keluarga Harry yang tersisa. saat Harry
berumur 11 tahun, untuk pertama kalinya Harry pergi ke dunia penyihir bersama
Hagrid. Setelah itu Harry bertemu teman-temannya di Hogwarts Express ketika
menuju sekolah Hogwarts. Dalam bagian ini mulai terlihat bagian-bagian mana
yang termasuk dalam jendela Johari. Harry, Hermione, dan Ron Weasly masuk
dalam satu asrama yang sama, yaitu Griffindor yang di kepalai oleh Profesor
McGonagal.
Saat Harry mengikuti kelas penerbangan pertamanya dia tidak menyadari
baha dia merupakan seorang seeker (pemain Quiditch) handal, hal ini baru ia

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 11


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

sadari saat Profesor McGonagal melihat Harry terbang dan menangkap


remembrall yang dilempar oleh Draco Malvoy, lalu Profesor McGonagal
memasukkan Haary kedalam tim Quiditch Griffindor. Kemampuan Harry ini dia
dapat dari ayahnya “James Potter” yang juga seorang seeker.Disaat bersamaan
saat kelas penerbangan berlangsung, terjadi suatu hal yang misterius. Tiba-tiba
sapu terbang milik Neville Longbottom terbang tak terkendali yang membuat
semua siswa dan Madam Hooch terheran-heran karena tidak seorang pun yang
mengetahui penyebabnya.
Dalam film ini ada seorang guru yang merupakan pengikut Lord
Voldemort “Proffesor Quirrel”, dia menyamar sebagai guru untuk mendapatkan
batu philoshoper. Tetapi Harry tidak memberitahukan kepadanya, bahwa batu
tersebut ada ditangannya. Lalu Harry melenyapkan Profesor Quirrel dengan
menempelkan tangannya ke wajah dan badan Professor Quirrel, dan walla.
Profesor tersebut hancur menjadi pasir. Akhirnya batu philoshoper aman ditangan
Albus Dumbledore.
Berikut ini merupakan beberapa pemeran yang termasuk dalam analisis
film Harry Potter and The Philosopher’s Stone dalam relationship theory,
diantaranya:
a. Daniel Jacob Radcliffe, berperan sebagai Harry Potter yang merapakan
penyihir terkenal di dunia sihir semenjak dia dilahirkan.
b. Grint adalah anak laki-laki yang berasal dari Watton-at-Stone,
Hertfordshire. Dia dala film ini berpran sebagai Ronald Weasly, anak ke-
tiga dari keluarga Weasly.
c. Emma Chalotte Duerre watson yang beran sebagai gadis pintar, disiplin,
setia kawan bernama Hermione Granger dan merupakan keturunan darah
lumpur.
d. Matthew David Lewis adalah seorang anak laki-laki dari Leeds,
Yorkshire Barat, Inggris. Dalam film Harry Potter dia berperan sebagai
siswa yang pintar dalam pelajaran herbiologi bernama Neville
Longbottom.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 12


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

e. Minerva McGonagal merupakan kepala asrama Gryffindor yang juga


sebagai wakil kepala sekolah. Di sekolah Hogwarts ia menjabat sebagai
guru transfigurasi, karakteristik yang melekat padanya adalah baju hijau
jamrud, rambut rapi, dan tampang galaknya, tapi didalam erdapat hati yang
hangat.
f. Profesor Quirrel yang menjabat sebagai gur pertahanan terhadap ilmu
hitam di sekolah sihir Hogwarts. Sebenarnya dia adalah pengikut Lord
Voldemort, dia menyamar sebagai guru untuk mendapat batu philosopher.
g. Madam Rolanda Hooch adalh seorang instruktur penerbangan yang juga
sebagai wasit dalam pertandingan Quiditch di sekolah sihir Hogwarts.
Sesuai dengan teori Jendela Johari yang membagi areanya menjadi 4
bagian, yaiut: open area, blind area, hidden area, dan unknown area. Dalam film
Harry Potter and The Philoshoper’s Stone ni juga terdapat beberapa adegan yang
termasuk dalam kategori area sesuai dengan teori Jendela Johari.
Pesan yang disampaikan juga meliputi beberpa faktor yang menjadikan
analisis ini termasuk dalam teori hubungan interpersonal, komunikasi antar
pribadi. Salah satunya adalah adegan dimana Harry Potter ketika dalam perjalan
menuju sekolah sihir Hogwarts dia bertemu dengan Hermine dan Ron weasly
yang di point erkenalan diri itulah terjadi komunikais interpersonal, yaitu
komunikasi yang terjadi diantara dua atau tiga orang secara langsung dan
menimbulkan feedback.

E. Model dan Strategi yang digunakan


UMPAN BALIK (FEEDBACK)
Pada saat siswa sudah mampu melaksanakan tugas gerak dan memiliki
pemahaman tentang apa yang sudah dilakukannya, maka pada saat itu guru tidak
harus memberikan tantangan sebab siswa telah belajar sesuatu yang sesuai dengan
tujuan dan harapan guru. Sebagai penggantinya, pada saat itu guru dapat
memberikan umpan balik (feedback) yaitu sebagai salah satu upaya
mengobservasi siswa berkaitan dengan bagaimana ia melakukan aktivitas serta
apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 13


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Guru yang baik harus berterus terang memberikan hasil observasinya


terhadap kemampuan siswa dengan menceritakan hal yang sesungguhnya dengan
cara yang tidak membuat siswa semakin terpuruk, semakin minder akibat
kehilangan kepercayaan pada dirinya. Misalnya guru harus menghindarkan kata-
kata “kamu tidak bisa”, “kamu tidak mengerti apa-apa”, tetapi diutarakan dengan
kata “belum bisa” ketika siswa belum mampu melaksanakan tugas gerak sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan harapan guru. Hal terpenting lagi adalah guru
tetap memiliki pendirian yang konsisten terhadap ucapan dan perilakunya. Guru
penjas yang baik adalah guru yang selalu berupaya mendengarkan dan
memperhatikan segala hal yang diutarakan siswa untuk memperbaiki kinerja
pembelajaran penjas. Guru penjas yang baik pun adalah orang yang mampu
mengerti dan menerima perasaan orang lain (berempati), termasuk perasaan siswa.
Indikator-indikator yang termuat dalam komunikasi yang efektif seperti uraian di
atas sesungguhnya merupakan proses pemberian feedback atau umpan balik yang
dilakukan guru selama proses pembelajaran. Hal itu dilakukan sebaiknya tidak
saja dalam kegiatan belajar mengajar di kelas atau di lapangan melainkan ketika
aktivitas belajar telah selesai dilaksanakan.
Misalnya di sela-sela waktu istirahat, guru biasanya melakukan
percakapan dengan siswa sambil mengingatkan siswa untuk terus berlatih atau
aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan cabang olahraga yang dipilih
siswa. Secara tidak langsung, peristiwa komunikasi tersebut dapat menjadi umpan
balik (feedback) bagi siswa untuk selalu diingatkan akan keharusannya berlatih.
Umpan balik dikatakan oleh Johnson (1993) ditujukan untuk membuktikan
informasi yang konstruktif dalam rangka membantu seseorang untuk menjadi
sadar bagaimana perilaku seseorang mempengarui orang lain. Umpan balik
bermakna dalam kegiatan pembelajaran penjas akan mampu terwujud apabila
guru penjas telah benar-benar memahami pengertian (konsep) umpan balik, fungsi
umpan balik, jenis-jenis umpan balik, dan siapa yang harus dengan cepat dan tepat
diberikan umpan balik selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan
memahami konsep-konsep ini maka pemberian umpan balik akan tepat sasaran.
Pemberian umpan balik tidak malah menghambat kegiatan belajar siswa

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 14


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

melainkan semakin meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran


penjas yang sedang dilaksanakan.

1. Pengertian Umpan Balik (Feedback)


Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami
kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa
sehingga lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik yang
dilakukan guru antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Umpan balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban
atas respon siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. Umpan balik adalah suatu
proses dengan hasil atau akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya.
Menurut Apruebo (2005), “Feedback is information that athletes would
receive from coach/trainer or environment regarding the level of their motor skill
or performance. It serves as a groundwork for the athletes learning development”.
Feedback menurut Apruebo lebih menekankan kepada aktivitas latihan berkenaan
dengan informasi dari pelatih terkait dengan tingkat motor skill atau penampilan
atletnya sebagai dasar dalam mengembangkan penampilan atlet. Rink (1985:34)
mengemukakan “Feedback is sensory information that a person receives as a
result of a response”. Feedback yang dikemukakan Rink lebih bersifat umum
sebagai sensori informasi yang diterima seseorang sebagai hasil meresponnya.
Menurut Rusli Lutan (1988), “Umpan balik adalah pengetahuan yang
diperoleh berkenaan dengan sesuatu tugas, perbuatan atau respons yang telah
diberikan”. Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani, Adang Suherman
(1998:124) mengemukakan, “Umpan balik (feedback) yaitu guru mengobservasi
siswa secara individu dan menilai bagaimana siswa melakukan aktivitas serta apa
yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa umpan balik
(feedback) adalah infromasi yang berkenaan dengan kemampuan siswa dan guru
guna lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh keduanya, baik dalam

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 15


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

konteks pembelajaran maupun dalam pelatihan olahraga. Infromasi yang dimasud


adalah berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, dan apa
yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

2. Manfaat dan Fungsi Umpan Balik (Feedback)


Manfaat umpan balik bagi guru, dapat dipergunakan dalam mengambil
keputusan, apakah mata pelajaran yang telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau
dilanjutkan (Cooper,1982) dan bagi siswa akan meningkatkan prestasi belajar
secara konsisten (Blocks, J.H., 1971)
Beberapa keuntungan penggunaan umpan balik menurut Adang Suherman (1998)
antara lain sebagai berikut :
a. Mendorong siswa untuk terus berlatih. Proses pemberian umpan balik
kepada siswa secara tidak langsung akan memberi tahu siswa bahwa
latihannya selalu dilihat dan diperhatikan oleh gurunya.
b. Mencerminkan perilaku guru yang efektif. Dalam prosesnya, umpan
balik hanya akan diperoleh apabila guru aktif selama kegiatan
pembelajaran. Guru harus selalu memperhatikan siswa, bergerak untuk
memantau dan mengamati aktivitas belajar yang dilakukan oleh setiap
siswa di sekitar tempat belajar (berlatih).
c. Membantu siswa untuk menilai penampilan (kemampuan) yang tidak
bisa dilihat dan dirasakannya sendiri.
d. Mendorong guru untuk menilai seberapa relevansi antara aspek-aspek
pembelajaran dengan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai tugas
gerak (bahan ajar) seperti yang diinginkan oleh gurunya.
3. Jenis-Jenis Umpan Balik (Feedback)
Secara umum umpan balik atau feedback terbagi ke dalam dua jenis yaitu
intrinsic feedback dan extrinsic feedback (Apruebo, 2005). Intrinsik feedback atau
umpan balik intrinsik berkaitan dengan penilaian terhadap dirinya sendiri, tentang
sikap, aktivitas dan atau perilaku yang telah dilakukannya, derta tentang
kemampuan yang telah ditunjukkannya. Misalnya dalam melaksanakan tugas
gerak, apakah aktivitas yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diinstruksikan

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 16


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

guru, apakah sudah mampu menyelesaikan keseluruhan tugas gerak, apakah


merasa nyaman dengan alat bantu yang digunakan, atau menilai bahwa rangkaian
gerakan senam telah sesuai dengan urutan yang harus dilakukan. Sedangkan
extrinsik feedback adalah umpan balik yang berasal dari luar dirinya. Misalnya
koreksi dari guru penjas atas gerakan yang sudah dilakukan, cemoohan rekan
karena salah memberikan umpan ketika bermain bola, atau dari lingkungan sekitar
seperti cuaca yang terlalu panas sehingga mengharuskannya sering beristirahat di
tempat yang teduh.
Umpan balik dapat diberikan dalam beberapa jenis, misalnya seperti
knowledge of result, objective measures, self monitoring, snap judgement, video
playback (Butler, 1996 dalam Apruebo, 2005).
Adang Suherman (1998:124-16) mengemukakan beberapa jenis umpan
balik berdasarkan kajian dari beberapa literatur. Jenis-jenis umpan balik tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. General dan specific feedback
General feedback atau umpan balik umum misalnya berkaitan dengan
gerakan umum, tingkah laku siswa, atau pakaian yang digunakan. General
feedback digunakan guru untuk mendorong siswa terus belajar dan mencobanya.
Biasanya feedback jenis ini diungkapkan dengan kata-kata seperti: bagus, hebat,
mengagumkan. Ungkapan dengan kata-kata itu masih bersifat umum sehingga
tidak mencerminkan informasi yang spesifik untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan siswa.
Spesifik feedback atau umpan balik khusus adalah berisikan informasi
yang menyebabkan siswa mengetahui apa yang harus dilakukan dan mengetahui
bagaimana seharusnya siswa melakukan tugas gerak dengan benar dan bagaimana
harus berlatih. Feedback ini diberikan manakala siswa menyadari bahwa ia
melakukan kesalahan akan tetapi belum atau tidak tahu bagaimana cara
memperbaikinya. Contoh ungkapan specific feedback misalnya: “ Bagus! Mata
kamu tidak terpejam pada saat menyundul bola itu!”, atau “Dapatkah lututmu
lebih ditekuk lagi !”.
b. Congruent dan Incongruent feedback

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 17


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Congruent feedback adalah umpan balik yang terfokus pada aktivitas


belajar yang sedang dipelajari siswa. Misalnya pada saat siswa sedang
mempelajari footwork dalam stroke bulu tangkis. Umpan balik yang berhubungan
dengan footworks tersebut dapat dikatakan congruent feedback. Sedangkan yang
berhubungan dengan stroke sebagai incongruent feedback. Misalnya yang
berkaitan dengan stroke dalam bulu tangkis adalah cara memegang raket, follow
through, dan aspek lainnya selain footworks.
c. Simple Feedback
Simple feedback adalah umpan balik yang hanya terfokus pada satu
komponen keterampilan dalam satu saat. Simple feedback biasanya berisi satu
atau dua buah kata kunci (key words) yang menggambarkan aktivitas
penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai umpan balik selama pembelajaran
berlangsung.
Keuntungan dari penggunaan simple feedback diantaranya adalah:
- Guru lebih mudah dan lebih akurat dalam memberikan umpan balik
karena hanya terfokus pada satu komponen saja.
- Memudahkan siswa menerima dan melatih penyempurnaan gerakan yang
menjadi fokus pembelajarannya.
- Siswa akan mengingat terus apa yang dipelajarinya pada kegiatan belajar
tersebut.
d. Positive, Netral, dan Negatif Feedback
Jenis umpan balik yang lain dikemukakan oleh Adang Suherman (1998)
yaitu umpan balik positif, umpan balik netral, dan umpan balik negatif. Ketiga
jenis umpan balik ini paling sering dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar
penjas yang bersifat praktik di lapangan dan lebih mudah dilakukan oleh guru.
a. Umpan balik positif adalah umpan balik yang diungkapkan dengan
kata-kata bagus, menyenangkan, pintar, menarik, dan hebat.
b. Umpan balik netral adalah umpan balik yang tidak merujuk secara
khusus kepada siswa yang melakukan kesalahan melakukan tugas gerak,
tetapi secara netral mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 18


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

melakukan tugas gerak. Misalnya ketika berlatih menyundul bola, guru


berkata “lihat bola !”
c. Umpan balik negatif adalah lawan dari umpan balik positif, meskipun
jarang dianjurkan mengingat khawatir akan merusak kepercayaan diri
siswa tetapi pemberian negatif feedback dilakukan cara-cara:
1. Implisit (tidak langsung), misalnya “Pakai awalan sebelum melempar,
jangan asal lempar saja !”.
2. Diberikan pada siswa yang tidak mengerti setelah beberapa kali
diberikan umpan balik.
3. Diberikan pada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan gurunya
(biasanya siswa yang menjadi atlet atau yang sudah terampil).
F. Refrensi/buku yang digunakan
Johnson, D.W. 1993 Reaching Out : Interpersonal Effeciveness and Self-
actualization. Boston : Allyn and Bacon
Devito A Josep, (1998). Essentials of Human Comunication, hunter College of the City
University of New York.
Graeff A. Judith , (1996) Komunikasi untuk Kesehatan dan Perubahan perilaku, Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta
Koentjoro. 1989. Konsep Pengenalan Diri dalam AMT. Makalah. Dalam Modul
Pelatihan AMT. Jurusan Psikologi Sosial UGM, dalam rangka Lustrum V Fak.
Psikologi UGM, Yogyakarta
Helmi, A. F. Dan Ramdhani, N. 1992. Konsep Diri dan Kemampuan Bergaul.
Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM
Higgins, J.M. 1982. Human Relations. Concepts and Skills. New York : Random
House, Inc.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 19


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

MENDENGAR AKTIF DAN EFEKTIF


Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH
Deskripsi :
Materi yang ditujukan kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat mengerti
bagaimana cara menjadi pendengar yang baik. Cara menjadi pendengar yang baik
yaitu menjadi pendengar yang aktif.
Tujuan mempelajari:
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mendengar aktif .
 Untuk mempelajari bagaimana cara
menjadi pendengan yang baik.

Pokok Bahasan
1. Pengertian Mendengar aktif dan efektif

Suatu proses psikologis dalam usaha memahami/memandang ide dan sikap yang
diekspresikan seseorang dari sudut pandang orang tersebut. Mempersepsikan
suatu keadaan atau situasi dari sudut persepsi orang lain. Dengan ketrampilan
mendengar, kita akan membuat orang yang diajak berkomunikasi merasa nyaman
dan memberikan informasi yang kita inginkan. Mendengar menunjukkan bahwa
kita memperhatikan orang lain. Perhatian merupakan salah satu ketrampilan dasar
dalam komunikasi. Mendengar adalah sengaja, ada unsur keinginan atau niat
untuk mengetahui isi atau apa yang dibicarakan orang lain. Mendengar adalah
ketrampilan yang dibutuhkan dalam berkomunikasi. Seorang pendengar yang aktif
harus peka terhadap bahasa verbal dan nonverbal dari orang yang diajak
berkomunikasi. Mendengar orang lain dapat ditunjukkan melalui ekspresi yang
tepat (non verbal) ,seperti : Tatapan mata, Sikap duduk, Posisi duduk, Ekspresi
wajah, Pertanyaan lanjutan.
Dengan ketrampilan mendengar akan tercipta suasana yang menyenangkan dalam
berkomunikasi. Seringkali hanya dengan ketrampilan mendengar, seorang

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 20


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

konselor mendapatkan kepercayaan yang sangat besar dari orang lain (klien).
Sikap yang diperlukan dalam mendengar aktif, yaitu : bersedia mendengar,
bersedia membantu, menerima perasaan konseli, mempercayai, dan tidak
melibatkan diri ke dalam masalah konseli.
Manfaat mendengar aktif, yaitu: mengurangi rasa takut kepada perasaan-perasaan
negative, menimbulkan hubungan yang hangat, menfasilitasi pemecahan masalah,
membuat orang menjadi lebih bersedia mendengarkan orang lain, dan meletakkan
‘kendali’ ke tangan orang lain itu.
Cara atau tips untuk menjadi pendengar aktif, yaitu:
1. Bertanya jika tidak jelas.
2. Hindari gangguan/fokus pada penutur.
3. Kontak mata (jangan buat hal lain).
4. Jangan potong pembicaraan/interupsi .
5. Perhatikan bahasa verbal dan nonverbal.
6. Bersikap empati.
7. Uraikan pendapat kita untuk hindari misinterpretasi .
8. Evaluasi pesan setelah informasi selesai disampaikan.
9. Fokus/konsentrasi pada pemberi pesan.
10. Beri feedback untuk pastikan akurasi informasi.
11. Mendengarkan dengan totalitas tubuh.
12. Jangan terlalu banyak berbicara.

Metode :
Diskusi
Mendengarkan dan memberikan pendapat tentang topik yang di diskusikan.
1. Metode Tanya Jawab
Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa. Contoh: Dosen memberikan
materi pembelajaran dan mahasiwa mendengarkan materi yang
disampaikan oleh dosen, apabila mahasiswa kurang mengerti terhadap
materi yang disampaikan oleh dosen mahasiswa dapat bertanya ke
dosen, dan dosen akan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 21


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

mahasiswa. Begitu juga sebaliknya, apabila dosen memberikan


pertanyaan ke mahasiswa, mahasiswa dapat menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh dosen.

Referensi :
Thomas, Nikodemus. 2014. Keterampilan Mendengarkan Secara Aktif Dalam
Komunikasi Interpersonal. Character Building Development Center,
BINUS University : Jakarta
Devito A Josep. 1997. Komunikasi antar manusia : Kuliah Dasar. hunter College
of the City University of New York
Devito A Josep. 1998. Essentials of Human Comunication. hunter College of the
City University of New York
Graeff A. Judith . 1996. Komunikasi untuk Kesehatan dan Perubahan perilaku.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 22


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

PENYUSUNAN PESAN
Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH
Deskripsi

Materi yang ditujukan kepada mahasiwa agar mahasiswa dapat mengerti


bagaiman cara dalam menyusun pesan . pesan yang disampaikan ada 2 yaitu
pesan Informaf dan Persuasif .

Tujuan mempelajari :

1. Untuk mempelajari bagaimana cara


meyusun pesan yang bersifat informatif.
2. Untuk mempelajari bagaimana cara
meyusun pesan yang bersifat persuasif agar
dapat mempengaruhi individu atau
kelompok.
Pokok bahasan :

1. Pesan Informatif
Informatif merupakan segala hal yang bersifat memberikan atau
menerkan hal yang berupa fakta yang bertujuan untuk menambah
wawasan pembaca pesan tersebut. Pesan informatif biasa dapat kita temui
pada buku panduan barang- barang elekronik seperti : Mesin cuci, Kulkas
dan lain lain.

A. Prinsip-prinsip Komunikasi informatif


1.Jumlah Informasi.

Batasi jumlah informasi yang akan dikomunikasikan dan kembangkan


presentasinya. Akan lebih baik menyajikan 2 informasi baru dan
menjelaskan dengan contoh dan ilustrasi.

2. Manfaat

Pendengar akan mengingat informasi dengan baik bila mreka merasa


informasi itu bermanfaat utk kebutuhan atau tujuan mereka. Jika kita ingin
audience mendengarkan pembicaraan kita kaitkan informasi dengan
kebutuhan, keinginan dan tujuan mereka.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 23


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

3.Kaitkan informasi baru dengan yang lama

Para pendengar akan lebih mudah mencerna informasi dan mengingatnya


lebih lama bila kita mengkaitkan dengan apa yang telah mereka ketahui.

4. Sajikan informasi melalui beberapa alat indera

Pendengar akan mengingat dengan baik informasi yg mereka terima


melalui bbrapa alat indera yaitu pendengar, penglihatan,penciuman,
pengecap dan peraba.

B. Teknik pengelolaan penyusunan pesan yang bersifat informatif


Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan
pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak. Prosesnya lebih banyak bersifat
difusi, sederhana, jelas dan tidak banyak menggunakan jargon yang kurang
populer di kalangan masyarakat.
Ada 4 macam penyusunan pesan bersifat informatif:
1) Space Order
Penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti: Internasional,
Nasional dan Daerah.
2) Time Order
Penyusunan pesan berdasarkan waktu atau periode yang disusun secara
kronologis.
3) Deductive Order
Penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada yang khusus,
misalnya: Penyusunan GBHN
4) Inductive Order
Kebalikan dari Deductive Order, Penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal
khusus kepada yang bersifat umum.
Model penyusunan pesan informatif biasanya banyak dilakukan dalam
layanan iklan masyarakat ketika ada program pemerintah baru yang ingin
masyrakat sekedar tahu saja dulu, sebelum kemudian pesan tersebut akan
berlanjut dalam proses tuntutan untuk seperti dalam pesan tersebut. Contoh
misalnya, program kartu jakarta sehat kemarin di Jakart, sebelum jakarta sehat
diberlakukan, pemerintah giat dalam memperkenalkan Kartu Jakarta Sehat.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 24


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

2. Pesan Pesuasif
Persuasif merupakan segala hal yang bersifat mengajak atau
mempengaruhi orang lain akan suatu hal yang bertujuan agar orang lain
mau mengikuti isi dari pesan yang disampaikan . Pesan persuasif biasa
ada pada iklan.
A. Ruang Lingkup komunikasi persuasi
1. Sumber
2. pesan
3. saluran
4. penerima
5. efek
6. umpan balik
7. kontek sosial

B. Teknik pengelolaan penyusunan pesan yang bersifat persuasif


Model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk
mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Oleh karena itu penyusunan
pesan yang bersifat persuasif mrmiliki sebuah proposisi. Proposisi disini ialah apa
yang dikehendaki sumber terhadap penerima sebagai hasil pesan yang
disampaikannya, artinya setiap pesan yang dibuat diinginkan adanya perubahan.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang
memakai teknik persuasi, antara lain:
a. Fear Appeal
Metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan
pada khalayak
b. Emotional Appeal
Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan berusaha menggugah
emosional khalayak. Bentuk lain dari emotional appeal ialah propoganda.
c. Reward Appeal
Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan menawarkan janji-janji pada
khalayak. Mengenai metode reward appeal, Heilman dan Garner (1975) dalam
risetnya menemukan bahwa khalayak cenderung menerima pesan atau ide yang
penuh janji-janji daripada pesan yang disertai ancaman.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 25


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

d. Motivational Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang dibuat bukan karena janji-janji,
tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka
dapat mengikuti pesan-pesan itu.
e. Humorious Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang disertai dengan gaya humor,
sehingga dalam penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh. Pesan yang
disertai humor mudah diterima, enak dan menyegarkan tetapi diusahakan jangan
sampai terjadi humor yang lebih dominan daripada materi yang ingin
disampaikan.
Penyusunan bersifat persuasif ini sangat efektif untuk membujuk
masyrakat dalam penyampaian pesan kesehatan. Sebagai komunikator atau
sumber pesan akan sangat terbantu dalam bentuk penyusunan seperti ini, karena
masyrakat akan lebih cepat meresap pesan dan menerapkannya dalam kehiudpan
sehari-hari.
Metode :

1. Diskusi
mengemukakan pendapat sendiri, serta ikut memberikan sumbangan
pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak alternatif
jawaban.
2. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan
pengajar mengajukan pertanyaan dan mahasiswa memberikan jawaban.
Contoh : Ada Sebuah iklan . dari pesan yang disampaikan iklan pengajar
dapat memberikan pertanyaan kalimat mana yang merupakan kalimat
pesusiat dan kalimanat yang merupakan kalimay yang besisikan pesan
informatif.
Strategi :

1. Dalam menyampaikan materi bisa menggunakan Power Ponit.


2. Melibatkan mahasiswa agar dapat menarik perhatian.
3. Memberikan kuis di akhir sesi agar dapat mengetahui atau mengukur
sejauh mana pemahaman mahasiwa.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 26


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Referensi :

Effendy, M.A. Prof. Drs. Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi.


Bandung; PT. Remaja Rosdakary
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta; Raja Grafindo
Persada
Devito A Josep, (1997). Komunikasi antar manusia : Kuliah Dasar, hunter College
of the City University of New York
Devito A Josep, (1998). Essentials of Human Comunication, hunter College of the
City University of New York
Jufri. M.Si, Drs. Muhammad. 2012. Komunikasi Kesehatan. Palu (Modul
Pembelajaran Jurusan Ilmu Komunikasi)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 27


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Komunikasi Massa
Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S.Psi.Psi.MPH
Deskripsi Topik :
Joseph A. Devito ( dalam Effendy, 2000 : 61) Komunikasi interpersonal
adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau
diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika. Kompetensi komunikasi interpersonal adalah tingkat
dimana perilaku seseorang dalam berkomunikasi secara interpersonal sesuai dan
cocok dengan situasi sehingga dapat membantu untuk mencapai tujuan
komunikasi interpersonal. Tujuan ini mencakup isi pesan komunikasi yang
disampaikan, dan tujuan hubungan dengan orang lain yang berkomunikasi.
Menurut Liliweri (2011: 3), Komunikasi massa merupakan bentuk
komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan
komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal
yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan meninggalkan efek tertentu.
Elvinaro dan Lukiati (2007:3) mengatakan bahwa “mass communication is
technologically and institutionally based production and distribution of the most
broadly shared continous flow of messages in industrial societies” (Komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga
dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat
industry).
Beberapa cirri-ciri komunikasi massa yaitu : Memiliki sifat terbuka,
Sumber dan penerima pesan dihubungkan oleh saluran yang diproses secara
mekanik, Komunikasi berlangsung satu arah, Sifat penyebaran pesan berlangsung
cepat dan serempak serta memiliki sifat luas yang mampu melampaui jarak dan
waktu.
Komunikasi Massa memiliki fungsi pengawasan, fungsi pertalian, fungsi
penyebaran nilai-nilai dan berfungsi sebagai hiburan.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 28


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Pelaksanaan komunikasi massa dapat berefek kognitif yaitu memberikan


pengetahuan, efek afektif yaitu komunikasi yang mempengaruhi perasaan dan
emosi dan efek behavioral yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Tujuan Mempelajari Topik :
- Untuk mengkomunikasi sesuatu kepada khalayak yang tersebar di tempat
yang berbeda.
- Untuk memberikan informasi yang dapat diterima serentak dan sesaat.
- Untuk memberikan informasi secara luas kepada masyarakat.
- Untuk menghubungkan masyarakat dengan informasi yang diterima oleh
masyarakat.
- Digunakan juga untuk menggerakan massa sebagai tujuan mempersuasi
atau mempengaruhi masyarakat.

Pokok Bahasan Yang Dibahas :


- Ciri-ciri Komunikasi Massa
- Fungsi Komunikasi Massa
- Tujuan Penggunaan Komunikasi Massa
- Perbedaan Komunikasi Massa dengan Komunikasi Publik
- Cara Mengaplikasikan Komunikasi Massa

Metode Pembelajaran :
Metode pembelajaran yang digunakan antara lain dengan tatap muka atau
dengan melakukan praktik langsung dalam menggunakan komunikasi massa.
Metode dan Strategi Pembelajaran :
Metode pembelajaran dengan tatap muka dilakukan dengan strategi
memberikan tutorial kepada mahasiswa dengan menggunakan Power Point
atau dengan menayangkan video tentang komunikasi massa. Selain itu metode
yang dapat dilakukan dengan melaksanakan praktik langsung seperti
melakukan orasi.
Pada saat melakukan praktik langsung sebaiknya diajarkan oleh seseorang
yang sudah berpengalaman melakukan orasi agar mahasiswa dapat lebih
mengerti langkah-langkah yang tepat dalam melakukan orasi.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 29


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Referensi/Bahan Bacaan :
Joseph Devito A., 2004, The Interpersonal Communication Book (10th, Ed,
Person, New York)
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi, Jakarta
Franklin Lakes. Effendy., Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat
Komunikasi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti
Jurnal Iqra, Pemanfaatan Media Komunikasi Massa seperti televise, radio dan
surat kabar sebagai sumber informasi, Volume 02 Nomor 01 2008.73
Diakses dari http://oaji.net/articles/2015/1937-1429525135.pdf

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 30


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Komunikasi Interpersonal Dan


Intrapersonal
DOSEN PENGAJAR : Dr. dr. Diah PradnyaParamita Duarsa,
M.Si
Deskripsi Mata Kuliah :

Kegiatan komunikasi selau terjadi dalam kehidupan sehari-hari, terutama


dalam kehidupan public relations. Bagi public relations dalam melaksanakan
fungsi dan kegiatannya, berpusat pada komunikasi. Ini berarti bahwa tidak ada
aktivitas tanpa ada komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
komunikasi di bidang kesehatan merupakan pengiriman pesan antara pengirim
dan penerima disertai interaksi di antara keduanya. Hal ini bertujuan untuk
menumbuhkan kepercayaan, menyebabkan kenyamanan, menimbulkan kepuasan,
meningkatkan pengobatan, dan menuju kesembuhan. Menurut Rasmuson dkk.
(1988), komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk memengaruhi prilaku
kesehatan penduduk besar jumlahnya dengan menggunakan prinsip dan metode
komunikasi massa, desain instruksional, pemasaran sosial, analisi prilaku, dan
antropologi kesehatan.

Dengan meningkatkan perhatian pada pemeliharaan kesehatan dasar,


teknologi kesehatan, kampanye massa, komunikasi pembangunan, prinsip
pemasaran sosial dan analisis perilaku berkontribusi terhadap perkembangan
komunikasi kesehatan masyarakat. Perkembangan yang terjadi telah
menyebabkan pergeseran komunikasi kesehatan masyarakat dari strategi yang
sebagian demi sebagian kearah proses yang menyeluruh berdasarkan hasil
penelitian dan perencanaan yang berfokus pada konsumen. Bentuk komunikasi
yang yang sering digunakan dalam program-program kesehatan adalah
komunikasi di dalam diri, komunikasi antarpribadim, dan komunikasi massa.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 31


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Komunikasi dalam diri individu (intrapersonal communication)

Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dengan diri


sendiri. Ini merupakan dialog internal dan bahkan dapat terjadi saat bersama
dengan orang lain sekalipun. Sebagai contoh: ketika anda bersama seseorang, apa
yang anda pikirkan termasuk dengan komunikasi intrapersonal. Pada komunikasi
intrapersonal seringkali mempelajari peran kognisi dalam perilaku manusia.
Dalam konteks ini biasanya dilakukan berulangulang daripada dengan komunikasi
lainnya. Uniknya lagi, komunikasi intrapersonal mencakup dimana kita bisa
membayangkan, melamun, mempersepsikan dan memecahkan masalah dalam
pikiran kita.

Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang


lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis
seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya
komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi
ketika orang saling berkomunikasi, makaseseorang perlu untuk mengenal diri
mereka sendiri dan orang lain.

Dijelaskan oleh Devito (1997), komunikasi intrapersonal atau komunikasi


intrapribadi merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk
berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung. Menurut Nina
(2011) menjelaskan komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi
pada diri manusia, meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori dan
berpikir. Sedangkan menurut Effendy seperti yang dikutip oleh Rosmawaty
(2010) mengatakan bahwa komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi
merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu
berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara
kepada dirinya sendiri. Dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya dengan
dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri. Selanjutnya Rakhmat seperti

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 32


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

dikutip oleh Rosmawaty (2010) mengatakan komunikasi intrapersonal adalah


suatu proses pengolahan informasi, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan
berpikir. Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli
komunikasi penulis mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah
komunikasi pada diri sendiri atau dengan dirinya sendiri. Tipe komunikasi
intrapribadi sama dengan proses berpikir, yaitu ketika seseorang secara sadar
(sengaja) mengirimkan informasi pada dirinya untuk menganalisis sebuah situasi
dan mengambil sikap atau keputusan. Ketika kita ingin memecahkan suatu
masalah, membuat keputusan, ataupun mencari sebab dan akibat, kita akan
berinteraksi dengan diri kita sendiri apa yang baik, apa yang buruk, serta apa yang
dapat kita lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. komunikasi seseorang
dengan dirinya sendiri (communication with the self). Tipe komunikasi
intrapribadi sama dengan proses berpikir, yaitu ketika seseorang secara sadar
(sengaja) mengirimkan informasi pada dirinya untuk menganalisis sebuah situasi
dan mengambil sikap atau keputusan.

Contoh Komunikasi Intrapersonal

Ketika anda ingin membeli sebuah ice cream di sebuah toko, Anda melihat
ada banyak pilihan rasa ice cream di toko tersebut. Kemudian anda berfikir untuk
memutuskan rasa seperti apa yang anda inginkan, apakah anda ingin mencoba
rasa baru atau membeli rasa favorit anda. Mampu berdialog dengan diri sendiri,
menunjukan bahwa kita mampu mengenali dan memahami diri kita. Dengan
begitu kita dapat belajar bagaimana kita bisa mengamati dan memberikan makna
(intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita.

Dari konsep tentang komunikasi intrapersonal dari beberapa ahli


komunikasi penulis mensintesakan bahwa komunikasi intrapersonal adalah
komunikasi dengan diri sendiri meliputi proses sensasi, asosiasi, persepsi memori
dan berpikir dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran, menganalisis
dan merenung.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 33


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Dalam komunikasi intrapersonal, seorang komunikator (encoder)


melakukan proses komunikasi intrapersonal dengan menggunakan seluruh energi
yang dimilikinya agar pesan yang akan disampaikan kepada komunikan (decoder)
dapat diterima dengan jelas, dan komunikan pun dapat melakukan umpan balik
(feedback) terhadap pesan tersebut.

Adapun proses komunikasi intrapersonal sebagai berikut :

Sensasi

Sensasi adalah proses pencerapan informasi (energy/stimulus) yang


datang dari luar melalui panca indra. Sebagai contoh: Ketika kita sedang
mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh seseorang. Di sini terjadi
proses pencerapan informasi dengan melalui indera pendengaran.

Asosiasi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 34


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Asosiasi adalah pengalaman dan kepribadian yang mempengaruhi proses


sensasi. Thorndike seperti yang dikutip oleh Nina (2011) mengemukakan bahwa
terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons ini megikuti hukum-hukum
berikut, yaitu:

Hukum latihan (law of exercise), yaitu apabila asosiasi antara stimulus


dan respons sering terjadi, asosiasi itu akan terbentuk semakin kuat. Interpretasi
dari hukum ini adalah semakin sering suatu pengetahuan yang telah terbentuk
akibat terjadinya asosiasi antara stimulus dan respons dilatih (digunakan), maka
asosiasi tersebut akan semakin kuat.

Hukum akibat (law of effect), yaitu apabila asosiasi yang terbentuk antara
stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan, maka asosiasi akan semakin
meningkat. Ini berarti (idealnya), jika suatu respon yang diberikan oleh seseorang
terhadap suatu stimulus adalah benar dan ia mengetahuinya, maka kepuasan akan
tercapai dan asosiasi akan diperkuat.

Dari pendapat Thorndike ini , kita dapat mengetahui bahwa sering


terjadinya pengalaman yang terjadi terhadap suatu peristiwa, maka semakin
menguatkan asosiasi dan pada gilirannya akan semakin menguatkan sensasi kita
terhadap peristiwa tersebut. Selain itu penguatan asosiasi juga terbentuk karena
akibat dari suatu peristiwa (asosiasi stimulus dan respon).

Persepsi

Persepsi adalah pemaknaan/arti terhadap informasi (energy/stimulus)


yang masuk ke dalam kognisi manusia. Persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli
indrawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Meskipun
demikian Desiderato seperti yang dikutip oleh Nina (1976) menafsirkan makna

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 35


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi (perhatian),
ekspektasi, motivasi, dan memori

Memori

Memori adalah stimuli yang telah diberi makna, direkam, dan kemudian
disimpan dalam otak manusia. Secara singkat memori meliputi 3 proses, yaitu

a. Perekaman (encoding) yaitu pencatatan informasi melalui


reseptor indra dan sirkuit syaraf internal.
b. Penyimpanan (storage) yang menentukan berapa lama informasi
itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana.
Penyimpanan bisa bersifat aktif atau pasif.
c. Pemanggilan (retrieval), yang dalam sehari-hari disebut
mengingat kembali adalah menggunakan informasi yang
disimpan.
Berpikir

Berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori
yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan. Selain itu berpikir juga diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka
mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem
solving) dan menghasilkan sesuatu yang baru (creativity).

Salah satu fungsi berfikir adalah menetapkan keputusan. Keputusan yang kita
ambil sangatlah beraneka ragam. Adapun tanda-tanda umumnya adalah:

a. Keputusan merupakan hasil berpikir, dan merupakan hasil usaha


intelektual.
b. Keputusan merupakan pilihan berbagai alternatif.
c. Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya
boleh ditangguhkan atau dilupakan.
Adapun faktor-faktor personal yang sangat menentukan terhadap apa yang
diputuskan, antara lain:

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 36


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

a. Kognisi.
Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki.
b. Motif.
Biasa disebut konatif/konasi, dorongan, gairah yang amat memengaruhi
pengambilan keputusan.
c. Sikap.
Disebut juga afektif/afeksi/emosi yang menjadi faktor penentu lainnya.
Menurut Perry dan Potter (2005), komunikasi intrapersonal merupakan
model bicara seorang diri atau dialog internal yang terjadi secara konstan dan
tanpa disadari. Howard Gardner, dalam buku Frames of Mind, mendefinisikan
intrapersonal intelligence (skill) sebagai sensitivitas seseorang terhadap
perasaannya, keinginannya, hal-hal yang mengancam dirinya, riwayat hidupnya.
Termasuk dalam pengertian kesadaran seseorang terhadap kekuatan, kelemahan,
rencana, dan tujuannya. Intrapersonal komunikasi mengacu pada kemampuan
seseorang dalam memahami dirinya, siapa dirinya, apa yang dapat dilakukan, apa
yang ingin dicapai, bagaimana dirinya memberikan respon terhadap keadaannya,
apa saja yang perlu di pelajari, dan lain-lain.

Ini merupakan dialog internal dan bahkan dapat terjadi bahkan saat bersama
dengan orang lain sekalipun. Sebagai contoh, ketika anda sedang bersama
seseorang, apa yang anda pikirkan merupakan komunikasi intrapersonal. Para
teoritikus komunikasi intraoersonal sering kali mempelajari peran kognisi dalam
prilaku manusia. Komunikasi intrapersonal biasanya lebih sering berulang
daripada komunikasi lainnya. Lance Morrow dalam majalah Time mengatakan
bahwa “berbicara dengan diri sendiri seringkali merupakan hal yang tidak
bermatabat pikiran jahat, pembenaran terhadap diri sendiri, serta makian-makian”.
Joan Aitken dan leonard Shedletsky (1997) menyatakan bahwa komunikasi
intrapersonal sebenarnya lebih dari itu. Komunikasi macam ini juga melibatkan
banyak penilaian akan prilaku orang lain. Contohnya, seorang atasan mungkin
akan ingin tahu mengapa seorang karyawannya datang selalu datang terlambat
dan berantakan ke kantor. Si supervisor mungkin akan menduga bahwa
keterlambatan dan sikap si karyawan merupakan akinat dari permasalahan rumah

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 37


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

tangga. Padahal, mungkin saja pada kenyataannya si karyawan sebenarnya sedang


bekerja di tempat lain juga demi membayar biaya kuliah anakanya. Kita semua
memiliki dialog internal, dan suara-suara di dalam batin ini dapat bervariasi dari
satu orang ke orang lainnya.

Selain membuat penilaian terhadap orang lain, komunikasi intrapersonal


dapat dibedakan dari konteks lainnya karena komunikasi ini juga memberikan
kesempatan bagi komunikator untuk menilai dirinya sendiri. Walaupun beberapa
orang berpendapat bahwa berbicara dengan diri sendiri adalah hal yang aneh,
Virginia Setir (1988) berpendapat bahwa dialog-dialog internal ini dapat
membantu individu-individu untuk memperkuat penghargaan diri seseorang suatu
orientasi positif yang dimiliki orang terhadap dirinya sendiri. Sering kali,
komunikasi intrapersonal sangatlah sulit hal ini mengharuskan seseorang untuk
menerima prestasi mereka dan menghadapi ketakutan dan kekhawatiran mereka.

Tujuan komunikasi intrapersonal adalah kesadaran diri yang memengaruhi


konsep diri dan perasaan dihargai. Konsep diri yang positif dan kesadaran diri
yang datang melalui dialog internal dapat membantu petugas kesehatan
mengekspresikan diri secara tepat kepada orang lain.

Metode Pembelajaran Komunikasi Intrapersonal

Cermin diri (reflective self) terjadi saat kita menjadi subyek dan obyek
diwaktu yang bersamaan, sebagai contoh orang yang memiliki kepercayaan diri
yang tinggi biasanya lebih mandiri.

Pribadi sosial (social self) adalah saat kita menggunakan orang lain
sebagai kriteria untuk menilai konsep diri kita, hal ini terjadi saat kita berinteraksi.
Dalam interaksi, reakasi orang lain merupakan informasi mengenai diri kita, dan
kemudian kita menggunakan informasi tersebut untuk menyimpulkan,
mengartikan, dan mengevaluasi konsep diri kita. Menurut pakar psikologi Jane
Piaglet, konstruksi pribadi sosial terjadi saat seseorang beraktivitas pada
lingkungannya dan menyadari apa yang bisa dan apa yang tidak bisa ia lakukan

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 38


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Contoh: Seseorang yang optimis tidak melihat kekalahan sebagai


salahnya, bila ia mengalami kekalahan, ia akan berpikir bahwa ia mengalami
nasib sial saja saat itu, atau kekalahan itu adalah kesalahan orang lain. Sementara
seseorang yang pesimis akan melihat sebuah kekalahan itu sebagai salahnya,
menyalahkan diri sendiri dalam waktu yang lama dan akan memengaruhi apapun
yang mereka lakukan selanjutnya, karena itulah seseorang yang pesimis akan
menyerah lebih mudah.

Perwujudan diri (becoming self). Dalam perwujudan diri (becoming self)


perubahan konsep diri tidak terjadi secara mendadak atau drastis, melainkan
terjadi tahap demi tahap melalui aktivitas serhari hari kita. Walaupun hidup kita
senantiasa mengalami perubahan, tetapi begitu konsep diri kita terbentuk, teori
akan siapa kita akan menjadi lebih stabil dan sulit untuk diubah secara drastis.

Contoh, bila kita mencoba mengubah pendapat orang tua kita dengan
memberi tahu bahwa penilaian mereka itu harus diubah - biasanya ini merupakan
usaha yang sulit. Pendapat pribadi kita akan 'siapa saya' tumbuh menjadi lebih
kuat dan lebih sulit untuk diubah sejalan dengan waktu dengan anggapan
bertambahnya umur maka bertambah bijak pula kita.Konsep diri adalah
bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita lakukan dengan
penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)

Tidak asing bagi kita membaca atau mendengar istilah komunikasi


interpersonal atau komunikasi antarpribadi. Istilah ini nampak sederhana.
Pemahaman masyarakat luas mengenai komunikasi, justeru mengesankan
pengertian komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal merupakan suatu
proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain/pihak lain. Menurut
pemahaman seperti ini, komunikasi dikaitkan dengan pertukaran informasi yang
bermakna dan harus membawa hasil di antara orang-orang yang berkomunikasi.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 39


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Komunikasi interpersonal menghendaki informasi atau pesan dapat tersampaikan


dan hubungan di antara orang yang berkomunikasi dapat terjalin. Oleh karena itu
setiap orang apapun tujuan mereka, dituntut memiliki keterampilan komunikasi
interpersonal agar mereka bisa berbagi informasi, bergaul dan menjalin kerjasama
untuk bisa bertahan hidup.

Dalam teori kompetensi, keahlian interpersonal ini diartikan sebagai


keinginan untuk memahami orang lain, dapat juga diartikan sebagai kempuan
dalam menyimak secara akurat atau kemampuan dalam memahami muatan
perasaan dan pikiran yang tak terucapkan melalui mulut orang lain sacara objektif.

Dalam konsep komunikasi, Thomas F. Mader dan Diane C. Mader


membedakan antara impersonal dan interpersonal communication. Komunikasi
impersonal ketika masing-masing kita saling memahami namun sebetulnya tidak
ada keterlibatan emosi secara pribadi. Menurut kedua pakar ini, interpersonal
mempunyai kualitas kedekatan yang lebih tinggi daripada impersonal.
Interpersonal adalah komunikasi anatar dua orang atau lebih yang masing-
masingnya mempunyai keterlibatan emosi personal, komitmen dalam menjalani
hubungan itu.

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi langsung bertatap muka, baik


secara individu maupun kelompok. Menurut Devito (1997) komunikasi
interpersonal adalah pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain
dengan efek dan umpan balik yang langsung. Menurut Effendi yang dikutip
Liliweri (1991) komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara seorang
komunikator dan seorang komunikan yang sangat efektif dalam upaya mengubah
sifat, pendapat dan perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis berupa percakapan
dan arus balik yang bersifat langsung dimana komunikan pada saat itu juga yaitu
pada saat komunikasi berlangsung. Sehingga dapat disimpulkan komunikasi
interpersonal adalah pengiriman pesan yang terjadi antara komunikator dan
komunikan atau pribadi yang satu dengan pribadi yang lain dengan efek dan
umpan balik secara langsung yang sangat efektif dalam upaya mengubah sifat,

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 40


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

pendapat dan perilaku seseorang. Kekurangan komunikasi antarpribadi adalah


membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya lebih dengan keterbatasan sasaran yang
terjangkau. Komunikasi antarpribadi yang sehat dapat menghasilkan pemecahan
masalah, menumbuhkan berbagai ide, pengambilan keputusan, dan perkembangan
pribadi yang bermakna.

Dalam pandangan Bocner (1978); Cappella (1987); Miller (1990)


sebagaimana dikutip DeVito (1997) membahas tiga hampiran untuk
membicarakan komunikasi interpersonal ini.

1. Konsep yang Mendasarkan Pada Komponen Komunikasi

Pengertian ini menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal dipahami


dengan mengamati komponen-komponen utamanya. Komponen-komponen itu

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 41


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

diidentifikasi dari dan dalam proses penyampaian dan penerimaan pesan dari
seseorang kepada orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampak dan peluang untuk memberikan umpan balik segera. DeVito (1996; alih
bahasa Maulana, 1997: 26) mengemukakan komponen-komponen itu dapat
ditelusuri dari bagan komunikasi antarmanusia secara universal berikut ini.

Pada dasarnya setiap proses komunikasi bertujuan menyampaikan suatu


pesan atau informasi hingga pesan tersebut dapat diterima oleh si-penerima
setepat mungkin; apapun bentuk dan cara penyampaiannya. Namun demikian, apa
yang sering terjadi; pesan atau informasi itu berubah arti (distorsi) dari pesan yang
diharapkan untuk diterima. Suatu distorsi (penyimpangan/kekeliruan) terjadi
akibat gangguan (noise) dalam proses komunikasi. Distorsi sebenarnya tidak
boleh terlalu banyak dan sering terjadi. Kalaupun tidak bisa dihindari keterjadian
distorsi berlangsung secara minimal. Untuk itu hendaknya dapat ditelusuri dan
dipelajari komponen-komponen komunikasi yang terlibat sebagai potensi
terjadinya distorsi tersebut. Dengan cara demikian komunikasi kita akan menjadi
lebih hati-hati dan efektif. Bagan di atas memperlihatkan 8 (delapan) komponen
dari proses komunikasi yang perlu dicermati setiap komunikator, yaitu: (1)
Konteks (lingkungan) komunikasi, (2) Sumber-penerima, (3) Enkoding-dekoding
(4) Kompetensi komunikasi, (5) Pesan dan saluran, (6) Umpan balik, (7)
Gangguan, dan (8) Efek komunikasi. Pertama: Konteks (lingkungan) merupakan
sesuatu yang kompleks. Antara dimensi fisik, sosial-psikologis dan dimensi
temporal saling mempengaruhi satu sama lain. Kita mesti memahami bahwa
kenyamanan ruangan, peranan seseorang dan tafsir budaya serta hitungan waktu,
merupakan contoh dari sekian banyak unsur lingkungan komunikasi. Komunikasi
sering berubah-ubah, tidak pernah statis melainkan selalu dinamis. Kedua:
Komponen sumber-penerima menunjukkan bahwa keterlibatan seseorang dalam
berkomunikasi bahwa ia adalah sumber yang juga penerima. Sebagai sumber
dalam berkomunikasi menunjukkan bahwa Anda mengirim pesan. Anda
mengirim pesan berarti Anda berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh atau
tersenyum. Tetapi ingat, pada saat Anda mengirim pesan, Andapun menerima

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 42


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

pesan. Anda menerima pesan berarti Anda menerima pesan Anda sendiri dengan
mendengar diri sendiri dan merasakan gerakan atau isyarat tubuh Anda sendiri.
Anda menerima pesan orang lain, berati Anda mendengarkan, melihat secara
visual bahkan melalui merabanya atau menciumnya. Pada saat Anda berbicara
dengan orang lain, Anda berusaha memAndangnya untuk memperoleh tanggapan:
dukungan, pengertian, simpati, dan sebagainya; dan pada saat Anda menyerap
isyarat-isyarat non-verbal, Anda menjalankan fungsdi penerima dalam
berkomunikasi.

Ketiga: Enkoding-Dekoding. Baik sebagai sumber ataupun sebagai


penerima, seseorang mengawali proses komunikasi dengan mengemas pesan
(pikiran atau suatu ide) yang dituangkan ke dalam gelombang suara (lembut,
berapi-api, tegas, marah dan sebagainya) atau ke dalam selembar kertas. Kode-
kode yang dihasilkan ini berlangsung melalui proses pengkodean (enkoding).
Bagaimana suatu pesan terkodifikasi, amat tergantung pada keterampilan, sikap,
pengetahuan dan sistem sosial budaya yang mempengaruhi. Artinya, keyakinan
dan nilai-nilai yang dianut memiliki peranan dalam menentukan tingkat efektivitas
sumber komunikasi. Proses kodifikasi (pengkodean) di pihak sumber komunikasi
hingga pesan itu terkode, pada dasarnya mengandung unsur penafsiran subjektif
atas simbol-simbol atau artifak yang dari perspektif sosial budaya bisa
menimbulkan distorsi bahkan makna yang berlainan sama sekali. Distorsi atau
erat dengan istilah ini adalah istilah noise atau gangguan seringkali semakin sulit
diatasi karena terjadi oleh perbedaan persepsi yang dilAndasi motivasi
kebudayaan yang berbeda. Sebelum suatu pesan itu disampaikan atau diterimakan,
dalam berkomunikasi kita berusaha menghasilkan pesan simbol-simbol patut
diterjemahkan lebih dahulu kedalam ragam kode atau simbol tertentu oleh si-
penerima melalui mendengarkan atau membaca. Inilah pengkoden kembali
(dekoding) dari pesan yang dikirim dan tentu saja tidak akan lepas dari adanya
keterbatasan penafsiran pesan. Sepertihalnya kodifikasi pesan oleh sipengirim,
pengkodean di pihak si-penerimapun dibatasi oleh keterampilan, sikap,
pengetahuan dan sistem sosial budaya yang dianut. Suatu distorsi komunikasi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 43


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

akan terjadi di sini. Karena itu, jika si-pengirim harus terampil berbicara dan
menulis, si-penerima pesan harus terampil mendengarkan dan membaca.

Keempat: Kompetensi Komunikasi; mengacu pada kemampuan Anda


berkomunikasi secara efektif (dari Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini
mencakup pengetahuan tentang peran lingkungan dalam mempengaruhi isi dan
bentuk pesan komunikasi. Suatu topik pembicaraan dapat dipahami bahwa hal itu
layak dikomunikasikan pada orang tertentu dalam lingkungan tertentu, tetapi hal
itu pula tidak layak untuk orang dan lingkungan yang lain. Kompetensi
komunikasi juga mencakup kemampuan tentang tatacara perilaku non-verbal
seperti kedekatan, sentuhan fisik, dan suara keras. Masalah kompetensi
komunikasi dapat mengungkapkan mengapa seseorang begitu mudah
menyelesaikan studi, begitu cepat membina karir, begitu menyenangkan dalam
berbicara, sedang yang lainnya tidak. Anda di sini dituntut dapat meningkatkan
kompetensi komunikasi, sehingga menjadi banyak pilihan untuk Anda
berperilaku. Kelima: Pesan dan Saluran. Pesan sebenarnya merupakan produk
fisik dari proses kodifikasi. Jika seseorang itu berbicara, maka pembicaraan itu
adalah pesan. Jika seseorang itu menulis, maka tulisan itu adalah pesan. Bila kita
melakukan suatu gerakan, maka gerakan itu adalah pesan. Pesan itu dipengaruhi
oleh kode atau kelompok simbol yang digunakan untuk mentransfer makna atau
isi dari pesan itu sendiri dan dipengaruhi oleh keputusan memilih dan menata
kode dan isi tersebut. Menurut Sendjaja (1994) mengutip pendapat Reardon
bahwa kendala utama dalam berkomunikasi seringkali lambang atau simbol yang
sama mempunyai makna yang berbeda. Artinya, kekurangcermatan di dalam
memilih kode atau mentransfer makna dan menata kode dan isi pesan, dapat
menjadi sumber distorsi komunikasi. Karena itu komunikasi menurut mereka
seharusnya dipertimbangkan sebagai aktivitas dimana tidak ada tindakan atau
ungkapan yang diberi makna secara penuh, kecuali jika diinterpretasikan oleh
partisipan yang terlibat.

Saluran merupakan medium; lewat mana suatu pesan itu berjalan. Saluran
dipilih oleh sumber komunikasi. Sumber komunikasi dalam organisasi biasanya

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 44


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

ditetapkan menurut jaringan otoritas yang berlaku bertalian dengan pelaksanaan


pekerjaan secara formal dalam organisasi itu. Sedangkan saluran informal
biasanya biasanya digunakan untuk meneruskan pesan-pesan pribadi atau pesan-
pesan sosial yang menyertai pesan-pesan yang disampaikan secara formal. Dalam
memilih saluran atau medium untuk penyampaian pesan inipun tidak pernah luput
dari kelemahan dan kekurangan yang ada yang menimbulkan suatu distorsi dalam
komunikasi. Keenam: Umpan Balik dan Maju. Suatu cara yang dapat
dipertimbangkan untuk menghindari dan mengoreksi terjadinya distorsi
disarankan untuk menggunakan komunikasi interpersonal; dan menghidupkan
proses umpan balik secara efektif. Umpan balik merupakan pengecekan tentang
sejauhmana sukses dicapai dalam mentransfer makna pesan sebagaiman
dimaksudkan semula. Setelah si-penerima pesan melaksanakan pengkodean
kembali, maka yang bersangkutan sesungguhnya telah berubah menjadi sumber.
Maksudnya bahwa yang bersangkutan mempunyai tujuan tertentu, yakni untuk
memberikan respon atas pesan yang diterima, dan ia harus melakukan penkodean
sebuah pesan dan mengirimkannya melalui saluran tertentu kepada pihak yang
semula bertindak sebagai pengirim. Umpan balik menentukan apakah suatu pesan
telah benar-benar dipahami atau belum dan adakah suatu perbaikan patut
dilakukan. Karena itu umpan balik harus dihidupkan! Ketujuh: Gangguan;
merupakan komponen yang mendistorsi pesan. Gangguan merintangi sumber
dalam mengirim pesan dan merintangi penerima dalam menerima pesan.
Gangguan ini dapat berupa fisik, psikologis dan semantik. Bukankah desingan
suara mobil, pAndangan atau pikiran yang sempit dan penggunaan istilah yang
menimbulkan arti yang berbeda-beda, merupakan contoh dari masing-masing
jenis gangguan yang dapat mendistorsi pesan yang dimaksudkan dalam
komunikasi. Kedelapan: Efek Komunikasi. Pada setiap peristiwa komunikasi
selalu mempunyai konsekuensi atau dampak atas satu atau lebih yang terlibat.
Dampak itu berupa perolehan pengetahuan, sikap-sikap baru atau memperoleh
cara-cara/gerakan baru sebagai refleksi psiko-motorik.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 45


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Komunikasi (interpersonal) adalah alat yang sebenarnya sangat ampuh


untuk mengefektifkan pelaksanaan pekerjaan, tetapi prosesnya bisa sangat rawan,
karena mudah sekali menimbulkan distorsi dengan akibat-akibat yang kerapkali
sangat gawat. Distorsi menjadi fatal bila tidak ditangani secara serius, lebih-lebih
dalam tempo yang terhitung amat panjang.

2. Konsep yang Mendasarkan Pada Hubungan Diadik

Konsep komunikasi interpersonal yang mendasarkan pada hubungan


diungkapkan sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang
mempunyai hubungan yang mantap dan jelas, misalnya komunikasi antara
seorang anak dengan ayahnya, komunikasi di antara dua orang dalam suatu
wawancara, dan seterusnya. Dengan definisi ini hampir tidak mungkin ada
komunikasi diadik (dua orang) yang bukan komunikasi interpersonal. Dari konsep
ini lebih lanjut dapat dipelajari masalah hubungan interpersonal pada bagian lain
modul ini.

3. Konsep yang Mendasarkan Pada Perkembangan Komunikasi

Konsep komunikasi interpersonal yang mendasartkan pada perkembangan


dilihat sebagai akhir dari rentang perkembangan komunikasi yang bersifat tak
pribadi (impersonal) pada ekstrim yang satu menjadi komunikasi pribadi atau
intim pada ekstrim yang lain. Perkembangan ini mengisyaratkan perkembangan
komunikasi interpersonal yang menurut DeVito (1997) mengutip Gerald Miller
(1978) ditAndai oleh dan dibedakan sedikitnya dari tiga faktor, yaitu:

a. Prediksi Berdasarkan Data Psikologis

Untuk komunikasi interpersonal kita merespon pihak lain berdasarkan data


psikologis, yakni bagaimana seseorang itu berbeda dari yang lain (kelompoknya).
Akan tetapi untuk, suatu perjumpaan impersonal (tak pribadi) kita menanggapi
orang lain berdasarkan data sosiologis, yakni berdasarkan atribut sosialnya seperti
kelas, kelompok atau organisasi tempat yang bersangkutan menjadi anggotanya.
Sebagai contoh, Anda berperilaku terhadap profesor X seperti halnya Anda

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 46


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

berperilaku terhadap profesor-profesor lainnya. Tetapi, pada saat hubungan Anda


berkembang menjadi lebih pribadi (interpersonal) baik profesor ataupun Anda
sendiri mulai berinteraksi satu sama lain sebagai pribadi, tidak lagi sebagai
anggota dari kelompoknya masing-masing (guru besar pada perguruan tinggi
versus seorang pengawas/penilik).

b. Pengetahuan yang Menjelaskan (explanatory knowledge)

Komunikasi interpersonal mendasarkan pada pengetahuan yang


menjelaskan masing-masing pihak yang berkomunikasi. Saat Anda mengenal
seseorang, Anda akan menduga-duga bagaimana orang itu bertindak dalam
beberapa situasi. Untuk situasi komunikasi interpersonal perilaku Anda tidak
hanya menduga-duga bagaimana orang itu akan bertindak, melainkan Anda dapat
menjelaskan tindakan orang itu. Seorang pengawas secara impersonal akan
melihat guru baru itu belum dapat menyesuaikan diri dalam situasi pekerjaannya.
Akan tetapi, untuk komunikasi interpersonal pengawas tersebut menyatakan
bahwa guru itu tidak akan kaku dalam bekerja karena ia tahu bahwa guru tersebut
seorang yang lincah bergaul dan gesit dalam bekerja.

c. Aturan Yang Ditetapkan Secara Pribadi

Setiap masyarakat selalu memiliki dan menetapkan aturan-aturan interaksi


secara impersonal. Hubungan pengawas-kepala sekolah akan menunjukkan
perilaku satu tehadap lainnya menurut aturan atau kultur yang berlaku (birokratik
atau bahkan feodalistik?). Akan tetapi, saat hubungan terjalin secara interpersonal,
maka aturan itu menjadi tidak begitu penting, hubungan peroranganlah yang
menetapkan aturan. Perkembangan ini sering terpeleset, bentuk komunikasi
interpersonal berubah menjadi suatu hubungan kolusi, korupsi dan nepotisme.
Perkembangan yang diharapkan adalah bentuk hubungan profesional yang
menunjang budaya kerja produktif, inovatif dan dinamis. Mulyana (2000: 73)
menjelaskan keberhasilan komunikasi interpersonal sesungguhnya menjadi
tanggungjawab para peserta komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang
berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon non-verbal

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 47


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat
dekat. Meskipun setiap orang dalam komunikasi interpersonal bebas mengubah
topik pembicaraan, kenyataannya bisa saja komunikasi tersebut didominasi oleh
seseorang atau satu pihak. Kesemua indra adalah potensial sebagai alat sensasi
dalam komunikasi interpersonal meskipun nampak bahwa pendengaran,
penglihatan menjadi primer. Komunikasi interpersonal akan selalu berperan
penting sampai kapanpun selama manusia masih memiliki emosi.

Safaria (2005) mengungkapkan ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan


interpersonal yang tinggi dan yang rendah. Berikut karakteristik anak yang
memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi, yaitu:

1. Anak mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial baru secara


efektif.
2. Anak mampu berempati dengan orang lain atau memahami orang lain
secara total.
3. Anak mampu mempertahankan relasi sosialnya secara efektif sehingga
tidak musnah dimakan waktu dan senantiasa berkembang semakin
intim/mendalam/penuh makna.
4. Anak mampu menyadari komunikasi verbal maupun non verbal yang
dimunculkan orang lain, atau dengan kata lain sensitif terhadap perubahan
situasi sosial dan tuntutan-tuntutannya. Sehingga anak mampu
menyesuaikan dirinya secara efektif dalam segala macam situasi.
5. Anak mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya
dengan pendekatan win-win solution, serta yang paling penting adalah
mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya.
6. Anak memiliki ketrampilan komunikasi yang mencakup ketrampilan
mendengarkan efektif, berbicara efektif dan menulis secara efektif.
Termasuk pula di dalamnya mampu menampilkan penampilan fisik
(model busana) yang sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya.
Individu yang memiliki tingkat kecerdasan interpersonal yang rendah
memiliki ciri-ciri sebagi berikut:

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 48


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

1. Tidak suka berbaur dengan teman yang lain atau orang lain
2. Lebih suka menyendiri
3. Tidak memiliki keterampilan sosial yang baik
4. Berperilaku agresif seperti menendang atau memukul orang lain
5. Sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan tidak
suka mendengarkan pendapat orang lain
6. Merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang baru
Menurut Supratiknya (2000) menunjukkan beberapa peranan yang diberikan
oleh komunikasi interpersonal dalam menciptakan kebahagiaan manusia, yaitu:
1. Komunikasi interpersonal membantu kemampuan intelektual.
2. Identitas atau jati diri terbentuk lewat komunikasi yang kita lakukan
dengan orang lain.
3. Membantu individu dalam memahami realitas di sekeliling individu
serta untuk menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang
dimiliki tentang dunia di sekitar, yaitu dengan membandingkan
dengan orang lain.
4. Kesehatan mental sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas
komunikasi atau hubungan dengan orang lain

Muhari (1998) mengatakan bahwa semakin baik hubungan interpersonal


akan menyebabkan:
1. Semakin terbuka klien mengungkapkan pendapatnya.
2. Semakin cenderung ia meneliti pesannya secara mendalam bersama
penolongnya.
3. Semakin cenderung ia mendengarkan dengan penuh perhatian dan
bertindak atas nasehat yang diberikan penolongnya (konselor).
Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik komunikasi interpersonal yang
dilakukan akan membuat hubungan sosial antar pribadi menjadi lebih baik.
Menurut Effendi (dalam Wita, 2011) terdapat dua macam komunikasi
interpersonal:

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 49


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

1. Komunikasi diadik (dyadic communication)

Komunikasi diadik adalah komunikasi interpersonal yang berlangsung


antara dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan
pesan dari seorang lagi komunikan yang menerima pesan, oleh karena itu perilaku
komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara intens,
komunikator memusatkan perhatianya kepada diri komunikan seorang itu.

2. Komunikasi triadik (triadik communication)

Komunikasi triadik adalah komunikasi interpersonal (antar persona) yang


pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang
komunikan. Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi
diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada
seorang komunikan, sehingga ia dapat menguasai frame of reference(kerangka
acuan) komunikan sepenuhnya juga umpan balik yang berlangsung, kedua faktor
yang sangat berpengaruh terhadap efektif atau tidaknya proses komunikasi.

Rakhmat (2005) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


komunikasi interpersonal adalah:

a.Persepsi interpersonal

Persepsi interpersonal adalah pengalaman tentang manusia, perasaan atau


hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menyampaikan pesan.

b.Konsep diri

Konsep diri adalah pandangan seseorang dalam perasaannya tentang


dirinya, konsep diri sangat mempengaruhi komunikasi interpersonal.

c.Atraksi interpersonal

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 50


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Atraksi interpersonal adalah suatu kesukaan pada orang lain, sikap positif,
daya tarik yang dapat memperbesar kecenderungan seseorang untuk
berkomunikasi dengan orang lain.

d.Hubungan interpersonal

Setiap melakukan komunikasibukan hanya menyampaikan isi pesan tetapi


juga menentukan kadar hubungan interpersonal.

Menurut Devito (1997) efektivitas komunikasi interpersonal dimulai


dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness),
empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness),
dan kesetaraan (equality).

1.Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi


interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka
kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus
dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin
menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada
kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.

Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator


untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam,
tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang
menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita
ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk
daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap
orang lain.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 51


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Terbuka


dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda
lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara
terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).

2.Empati (empathy)

Devito (1997) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang


untuk mengetahui‟ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu,
dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di
pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan
berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di
kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain,
perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa
mendatang.

Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non


verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan
gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur
tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian
yang sepantasnya.

3.Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat


sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan
berdasarkan karya Jack Gibb (1961). Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak
dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan
sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan,
bukan strategik, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 52


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

4.Sikap positif (positiveness)

Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal


dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu
pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi
interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka
sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat
penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan
daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak
bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5.Kesetaraan (Equality)

Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang


mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis
daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam
segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih
efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam
bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing
pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu
hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan
konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada
daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak
mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal
dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain.

Tujuan Komunikasi Interpersonal

Tujuan komunikasi interpersonal sebagaimana dikemukakan DeVito (1992: 13-


14), nampaknya bisa gayut dengan kehidupan para pengawas/penilik, yaitu:

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 53


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

1. Untuk mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek,
peristiwa dan orang lain. Meskipun informasi tentang dunia luar itu kita kenal
umumnya melalui mass-media, tetapi hal itu pada akhirnya seringkali
didiskusikan, dipelajari, diinternalisasi melalui komunikasi interpersonal. Nilai-
nilai, sistem kepercayaan, dan sikap-sikap nampaknya lebih banyak dipengaruhi
oleh pertemuan interpersonal daripada dipengaruhi media bahkan sekolah. Oleh
karena itu komunikasi interpersonal sebenarnya memberi peluang kepada kita
untuk belajar tentang diri kita sendiri. Sangat mungkin hal itu menarik perhatian
atau mengejutkan dan bahkan amat berguna karena yang dibicarakan perasaan
kita, pemikiran kita dan perilaku kita sendiri. Selanjutnya, melalui komunikasi
interpersonal kita mengevaluasi keadaan diri kita untuk kemudian kita
membandingkannya dengan kondisi sosial orang lain. Cara seperti ini
menghasilkan self-concept yang makin berkembang dan mendorong perluasan
pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya melakukan perubahan/inovasi.

2. Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau


keakraban. Melalui komunikasi interpersonalkita berkeinginan untuk menjalin
rasa cinta dan kasih sayang. Di samping cara demikian mengurangi rasa kesepian
atau rasa depresi, komunikasi interpersonal bertujuan membagi dan meningkatkan
rasa bahagia yang pada akhirnya mengembangkan perasaan positif tentang diri
kita sendiri. Kita diajari tidak boleh iri, dengki, dendam, saling fitnah dan saling
bunuh; kita semua akan mati dan dikuburkan orang lain.

3. Untuk mempengaruhi sikap-sikap dan perilaku orang lain. Dalam


kehidupan bermasyarakat, kita sering mengajak dan membujuk seseorang untuk
menetapkan cara-cara tertentu yang lebih menguntungkan, untuk mendengarkan
musik atau isi suatu rekaman, untuk mengambil kursus tertentu, untuk
menggunakan obat atau ramuan tertentu, untuk bersama-sama terlibat dalam
kegiatan dan sebagainya. Upaya mempengaruhi pihak lain menjadi demikian
penting bagi pengawas/penilik kependidikan yang memang tugasnya melakukan
pembinaan.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 54


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

4. Untuk menghibur diri atau bermain. Kita bisa mendengarkan pelawak,


pembicaraan, dan musik. Kita juga bisa menghibur orang lain, mengutarakan
lelucon menceriterakan kisah-kisah yang menarik. Tujuan demikian menjadi
penting manakala orang-orang sudah demikian serius dan beranjak stres dalam
melaksanakan pekerjaan.

Arni Muhammad (2005:168) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal


mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1) Menemukan Diri Sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau


pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita
belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi
interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa
yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan
mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita
sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan
sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

2) Menemukan Dunia Luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak


tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak
informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun
banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu
seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi
interpersonal.

3) Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara
hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 55


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan


sosial dengan orang lain.

4) Berubah Sikap Dan Tingkah Laku

Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain
dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara
tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film,
menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu
benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi
interpersonal.

5) Untuk Bermain Dan Kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah


mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu
akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu
pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan
waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat
memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks
dari semua keseriusan di lingkungan kita.

6) Untuk Membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi


interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya.
Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita
sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta,
berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan
lain sebagainya

Metode Komunikasi Interpersonal

Bentuk komunikasi interpersonal yang paling baik dan paling banyak


digunakan adalah konseling. Bentuk komunikasi interpersonal ini banyak

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 56


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

digunakan di dunia pendidikan, perusahaan atau masyarakat, misalnya konseling


perkawinan.

Komunikasi interpersonal dapat digunakan untuk konseling. Pada


pokoknya konseling merupakan usaha dari pihak konselor, yaitu orang yang
membantu untuk menjernihkan masalah orang yang meminta bantuan dengan
mendampinginya dalam melihat masalah, memutuskan masalah, menemukan
cara-cara pemecahan yang tepat dan (mungkin) dalam menemukan cara yang
paling tepat untuk pelaksanaan keputusan itu.

Bahan atau materi yang pada umumnya dijadikan bahasan konsultasi,


antara lain frustasi konflik dan stress. Frustasi adalah rasa yang tidak enak,
kecewa, loyo, kehabisan semangat, energi dan motivasi sebagai akibat dari rasa
kebutuhan yang dihalangi. Yang dilaksanakan hanyalah membantu agar orang
yang meminta konseling dapat melihat masalahnya dengan benar, merumuskan
dengan baik, mencari cara-cara pemecahan yang mungkin, membantu menilai
cara-cara itu secara objektif, dan sejauh mana dapat memecahkan masalahnya.

Jika orang yang meminta konseling sudah memutuskan, konselor


membantu mempertimbangkan langkah-langkah pelaksanaan pemecahannya. Dia
tidak boleh mendikte orang yang meminta konseling dengan langkah-langkah
tertentu, betapun baiknya. Biarlah orang orang yang minta konsultasi
menetapkannya sendiri.

Agar dapat menjadi konselor yang baik dan memberi konseling yang baik,
sebaiknya konselor :

1. Memiliki pengetahuan teori psikologi tentang perkembangan hidup


manusia, kepribadian yang sehat, dan hidup yang produktif.
Dengan demikian, dalam konseling tidak hanya berbicara subjektif,
tetapi ada dasarnya;
2. Tahu hakikat konseling dan metode-metode dasarnya;
3. Memiliki kepribadian yang seimbang, matang, dan dewasa;

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 57


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

4. Memiliki human skill (kecakapan hubungan dengan manusia) yang


cukup seperti mendengarkan, menanggapi, bertanya, memberi
umpan baik, dan sebagainya;
5. Menguasai secara cukup teknik-teknik konseling;
6. Memiliki cinta yang tinggi kepada sesame. Untuk tugas konselor,
orang memang akan membalas jasanya, tetapi konselor tidak
membantu orang sekedar untuk mendapatkan uang. Tugas utama
konselor adalah membantu manusia agar dapat berkembang dan
mampu mengatasi sendir hambatan dan halangan menuju
perkembanganitu. Konselor haruslah bermotif cinta sesame, bukan
sekedar mencari uang.
Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok yang memungkinkan siswa memperoleh


kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui
dinamika kelompok. Layanan konseling kelompok diselenggarakan dalam
suasana kelompok. Pelaksanaan dilakukan di seting sekolah maupun diluar
sekolah seperti di masyarakat luas. Konseling kelompok bersifat pencegahan
dalam arti klien-klien yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk berfungsi
secara wajar dalam masyarakat tetapi mungkin memiliki titik lemaah dalam
kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran dalam berhubungan dengan
orang lain. Apabila konseling kelompok berhasil, titik lemah itu akan dapat
ditanggulangi tanpa terjadi gangguan kepribadian yang gawat (Rochman
Natawidjaja, 1987). Konseling kelompok bersifat memberi kemudahan dalam
pertumbuhan dan perkembangan individu dalam arti bahwa konseling kelompok
itu menyajikan dan memberikan dorongan kepada individu yang bersangkutan
untuk mengubah dirinya selaras dengan minatnya sendiri. Dalam hal ini, individu-
individu tersebut di dorong untuk melakukan tindakan yang selaras dengan
kemampuannya semaksimal mungkin melalui prilaku perwujudan diri. Menilik
berbagai aspek penting konseling kelompok, dapat dimengerti bahwa layanan
tersebut dapat menyajikan pengalaman terapiutik bagi individu-individu normal

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 58


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

yang tidak mengalami permasalahan emosional serius. Tujuan yang ingin dicapai
dalam konseling kelompok yaitu :

a) Pemecahan masalah
b) Pengembangan komunikasi dan interaksi sosial (Parytno, 1994)
Tenaga yang diandalkan untuk dapat menyelenggarakan konseling kelompok
adalah konselor. Konselor yang efektif dalam konseling perorangan akan efektif
juga dalam konselor kelompok. Menurut George M. Gazda (1971), konseling
kelompok adalah proses interpersonal yang dinamis yang memusatkan pada
kesadaran berfikirdan bertingkah laku, serta melibatkan pada fungsi-fungsi terapi
yang dimungkinkan, serta berorientasi pada kenyataan-kenyataan, mebersihkan
jiwa, saling mempercayai, pemeliharaan, pengertian, penerimaan dan bantuan.
Merle M. Ohlen (1970) menyatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu
hubungan antara konselor dengan satu atau lebih klien yang penuh perasaan,
penerimaan, kepercayaan dan rasa aman. Dalam hubungan ini klien belajar
menghadapi, mengekspresikan dan menguasai perasaan-perasaan, serta
pemikiran-pemikiran yang mengganggunya dan merupakan suatu masalah
baginya. Mereka mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri sendiri,
mengamalkan apa yang dipelajarinya dalam mengubah tingkah lakunya.

Konseling kelompok bersifat penyembuhan diri bagi klien yang “terperangkap”


dalam prilaku yang cenderung menyalahkan diri sendiri, akan tetapi persoalan dan
kesalahan tindakannya itu tidak terlalu parah (Rochman Natawidjaja, 1997).
Sesungguhnya klien yang bersangkutan masih dapat menyelesaikan sendiri tanpa
bimbingan, dalam hal ini konseling kelompok hanya mempercepat dan
memperlancar penyelesaian masalah yang dihadapi oleh individu-individu yang
bersangkutan.

Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (students center) antara lain
metode belajar kooperatif (cooperative learning). Belajar kooperatif merupakan
suatu metode pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil. Siswa belajar dalam
kelompok yang masing-masing anggotanya memiliki kemampuan yang berbeda-
beda. Jumlah anggota kelompok antara empat sampai enam siswa yang

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 59


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

bekerjasama antara yang satu dengan yang lain dalam kegiatan belajar. Kelompok
biasanya diberi rewards sesuai dengan seberapa banyak setiap anggota kelompok
telah belajar (Slavin,1991). Pada pembelajaran kooperatif guru bukan lagi
berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam proses belajar mengajar, tetapi
berperan sebagai mediator, stabilisator dan menejer pembelajaran. Iklim belajar
yang berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis akan memberikan
kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih
banyak mengenai materi yang dibelajarkan dan sekaligus melatih sikap
keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam kehidupannya dimasyarakat, sehingga
perolehan dan hasil belajar siswa akan meningkat (Umar, 2011)

Jadi belajar kooperatif secara tepat dirancang untuk melengkapi dan membantu
sehingga siswa dapat saling mengajar dengan sesama siswa lainnya dan menjadi
bergairah. Siswa yang kurang bergairah dalam belajar akan dibantu oleh siswa
lain yang mempunyai gairah tinggi dan memiliki kemampuan untuk menerapkan
apa yang telah dipelajarinya. Suasana belajar seperti itu, disamping proses belajar
berlangsung lebih efektif, juga akan terbina nilai-nilai seperti gotongroyong,
kepedulian sosial, saling percaya, kesediaan menerima dan memberi serta
tanggung jawab siswa, baik terhadap dirinya ataupun terhadap kelompoknya.
Belajar kooperatif merupakan strategi yang dilakukan dengan cara siswa
berinteraksi satu dengan lainnya untuk memahami isi pelajaran dan bekerja sama
secara aktif dalam menyelesaikan tugas. Ditambahkan ditambahkan oleh Tran and
lewis (2012) bahwa model pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan harga
diri mahasiswa dalam situasi kooperatif. Salah satu bentuk belajar kooperatif
adalah metode jigsaw, yang dalam penelitian ini, akan diuji dampaknya terhadap
keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok. Pada
pembelajaran dengan metode jigsaw, siswa belajar dalam kelompok yang
anggotanya berkemampuan heterogen dan masing-masing siswa
bertanggungjawab atas satu bagian dari materi (Arends, 2007). Topik
pembelajaran ditentukan oleh guru, sedangkan tugas siswa adalah mempelajari
dan mendiskusikan berbagai materi di kelompok ahli, selanjutnya saling berbagi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 60


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

(sharing) berbagai materi di kelompok asal. Menurut Crouch dan Mazur (dalam
Amador, 2013) bahwa jigsaw adalah metode yang menekankan belajar bersama
dengan membagi ke dalam kelompokkelompok kecil. Jigsaw dibentuk untuk
meningkatkan kerja sama antar kelompok dan melakukan pembiasaan bekerja
bersama dalam kelompok (Lopiccolo, 2012). Model

pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat digunakan untuk meningkatkan kerjasama,


keterampilan sosial, interaksi antar siswa, dan mengurangi kesenjangan prestasi
diantara para siswa yang berbeda budaya, dapat mengembangkan sifat positif,
kemampuan berkomunikasi serta dapat meningkatkan prestasi akademik siswa
terutama pada siswa yang memiliki kemampuan rendah dan sedang (Saguni,
2010).

MASALAH HUBUNGAN INTERPERSONAL

Hasil Penelitian. Masalah kesamaan dan ketidak-samaan seringkali menjadi


sorotan dalam komunikasi interpersonal, sehingga penelitian yang dilakukan
sering menekankan pada analisa hubungan di antara pihak yang berkomunikasi.
Tidak semua hubungan dalam komunikasi interpersonal harus diarahkan agar
menjadi akrab dan keputusan rasional dapat dibuat. Perspektif hasil penelitian
Delia (1980) sebagaimana dikutip Stewart dan Sylvia (1991: 202-203)
memperlihatkan bahwa:

1. Bentuk suatu hubungan seringkali tidak sebagai sesuatu yang dibutuhkan untuk
kebaikan hubungan itu. Hubungan muncul bukan karena keinginan terjalinnya
hubungan tetapi lebih disebabkan oleh sesuatu yang tumbuh dalam pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan bersama, misalnya Anda diminta untuk mengerjakan
sebagain dari kegiatan suatu proyek.

2. Tuntutan keadaan seringkali mengatur dugaan dan persepsi, membentuk


harapan mengenai suatu hubungan dan membentuk cara pengungkapannya,
misalnya Anda tertarik dengan sebuah sepatu untuk kemudian Anda memiliki

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 61


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

harapan untuk membelinya dan menjelaskan bagaimana Anda menawar harganya


supaya lebih murah dibeli Anda.

3. Banyak hubungan yang berlangsung lama dibatasi oleh suatu konteks khusus
atau rentang konteks dan tidak mengakibatkan peningkatan keakraban, misalnya
dua orang mitra kerja berhubungan baik namun tidak pernah berkomunikasi
secara interpersonal di luar jam kerja.

4. Meskipun derajat kepuasan yang diperoleh (Anda) dari hubungan dan cara
hubungan itu berkembang akan didasarkan atas penilaian implisit tentang orang
(lain) itu, penilaian berubah mengikuti konteks dan sifat hubungan itu. Artinya,
beberapa kualitas dan penilaian adalah penting dalam suatu hubungan, tetapi
beberapa sifat dan penialaian lainnya

Dapat disimpulkan bahwa ketika melakukan komunikasi interpersonal, setiap


individu dapat mempunyai tujuan yang berbedabeda, sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.

Komunikasi Intrapersonal Pondasi Komunikasi Interpersonal

Komunikasi intrapersonal merupakan pondasi untuk melakukan komunikasi


interpersonal. Mampu berdialog dengan diri sendiri berarti mampu mengenal diri
sendiri. Suatu hal yang penting bagi seseorang untuk mengenal diri sendiri.
Belajar mengenai diri sendiri berarti belajar bagaimana kita berpikir, merasakan,
dan bagaimana kita mengamati, menginterprestasikan dan mereaksi lingkungan
kita. Dengan memahami komunikasi intrapersonal memudahkan kita untuk
mengenal pribadi kita.

G. Wiseman dan L. Barker dalam karyanya “speech-interpersonal


communication” seperti yang dikutip oleh Rosmawaty (2010) menjelaskan
mengenai proses komunikasi intrapersonal yang terjadi pada diri komunikator.
Pada prinsipnya komunikasi intrapersonal dipengaruhi oleh perangsang internal
dan perangsang eksternal. Perangsang internal dipengaruhi oleh kondisi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 62


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

psikologis atau fisiologis, misalnya rasa lapar atau gelisah. Sedangkan perangsang
eksternal datang dari lingkungan sekitar komunikator baik secara terbuka dan
sengaja atau secara tertutup dan tidak disadari.

Alurnya adalah sebagai berikut :

1. Rangsangan baik internal maupun eksternal itu diterima oleh organisme


sebagai getaran-getaran syaraf yang disampaikan kepada otak dan ini pada
gilirannya memutuskan perangsang mana yang diperhatikan dan
diperkirakan (proses diskriminasi).
2. Perangsang-perangsang yang dipilih pada tahap diskriminasi itu kemudian
dikelompokkan lagi yaitu ditata menjadi beberapa susunan yang bermakna
bagi komunikator. Sekali dikelompokkan, perangsang-perangsang yang
didiskriminasi disandi balik ke dalam lambang (symbol decoded) diubah
menjadi lambang-lambang pikiran di dalam diri komunikator, suatu tahap
yang diperlukan jika perangsang akan diberi makna.
3. Setelah penyandibalikan (decoding), proses bergerak menuju proses ideasi
(ideation) pemikiran, perencanaan, dan pengorganisasian pikiran. Di sini
lambang-lambang yang datang dihubungkan dengan pengetahuan dan
pengalaman terdahulu, maka terumuskan pesan yang direncanakan
komunikator untuk dilontarkan.
4. Tahap ini diikuti oleh inkubasi (incubation), apabila ide-ide dibagikan
menetas menjadi bentuk-bentuk tertentu.Pada titik ini lambang-lambang
pikiran siap untuk disandi (encoded) diubah menjadi kata atau kial
(gesture) yang bermakna.
5. Pada tahap transmisi (transmission) yang terakhir, lambang-lambang kata
atau kial yang disandi, secara fisik dipancarkan, dalam bentuk ucapan,
tulisan, dan lain-lain, yang dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan
yang dituju. Terjadilah komunikasi interpersonal.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 63


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Daftar Pustaka

Agus. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books

Devito, Joseph A. (1996). Human Communication. Alih bahasa oleh Maulana,.

Maulana, Heri D.J. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Rumanti, Maria Assumpta. 2005. Dasar-Dasar Public Relations. Jakarta :
Grasindo.
Rakhmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Ubaedy, AN. 2008. Berkarier di Era Global. Jakarta : Elex Media Komputindo
West, Richard dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta :
Salemba Humanika.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 64


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Komunikasi Publik
Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S,Psi.,Psi.MPH

Deskripsi Topik Komunikasi Publik :

Komunikasi publik merupakan bentuk komunikasi dari satu orang kepada


banyak orang. Tujuannya adalah untuk menyebarkan informasi, menghibur, dan
membujuk khalayak (West, Richard. 2008). Komunikasi publik cenderung
bersifat formal dan disengaja, sehingga peristiwa komunikasi publik telah
terencana dan melalui proses persiapan yang baik (Mulyana, 2009 dalam
Supratman, 2016).

Komunikasi publik mengutamakan pengalihan pesan yang tersusun


dengan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, yang dimulai dengan proses satu
arah kemudian dibuka dialog antara pembicara dengan audiens. Komunikasi
publik dapat menggunakan sarana media massa cetak maupun elektronik. Contoh
dari peristiwa komunikasi publik yaitu pidato, orasi, ceramah, public speaking,
seminar dan lain sebagainya (Supratman, 2016).

Filosof Yunani, Aristoteles adalah tokoh paling dini yang mengkaji


komunikasi, yang intinya adalah persuasi. Beliau berjasa dalam merumuskan
model komunikasi verbal pertama. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara
menyampaikan pembiacaraanya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap
mereka. Tepatnya, ia mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu
pembicara, pesan, dan pendengar (Mulyana, D., 2008).

Tujuan Mempelajari Topik Komunikasi Publik :

Tujuan mempelajari topik komunikasi publik dalam mata kuliah


komunikasi kesehatan adalah agar mahasiswa dapat memahami dan
mempraktekan bagaimana cara berkomunikasi dengan benar, baik itu dalam

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 65


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

organisasi maupun ketika menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat


atau bahkan mengajak masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.

Pokok Bahasan yang Dibahas :

1. Definisi komunikasi publik.


Komunikasi publik merupakan bentuk komunikasi dari satu orang kepada
banyak orang dan terdapat pesan atau informasi yang disampaikan
(Mulyana,D, 2008).
2. Bentuk dan fungsi komunikasi publik.
Komunikasi publik berbentuk verbal dan nonverbal, berlangsung
komunikasi satu arah dan berasal dari satu orang untuk disampaikan
kepada banyak orang/publik/masyarakat dan terdapat informasi yang
disampaikan. Dapat disampaikan melalui media cetak (surat kabar,
majalah, brosur) dan elektronik (internet, wordpress, blog, televisi, radio).
Fungsinya komunikasi publik adalah sebagai komunikasi sosial,
komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, serta komunikasi instrumental
yang mengandung muatan persuasif (Mulyana, D., 2008)
3. Faktor-faktor pendukung kredibilitas pembicara publik (public speaking).
Faktor-faktor pendukung kredibilitas/kualitas seorang pembicara publik
yaitu personality, knowledge, dan skill. Ketiga faktor tersebut diperlukan
oleh seorang public speaker untuk memilih topik yang sesuai dan agar
dapat diterima dengan baik oleh audiens (Wahyu, 2013).

Metode Pembelajaran :

Metode yang digunakan dalam pembelajaran komunikasi publik adalah

1. Ceramah
Dosen akan menjelaskan dan memaparkan materi mengenai komunikasi
publik kepada mahasiswa. Mahasiswa menyimak dan mencatat penjelasan
tersebut.
2. Diskusi kelompok

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 66


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Setelah diberikan materi siswa akan diberi tugas dan membuat kelompok
diskusi yang terdiri dari 4-5 orang yang membahas mengenai tugas
tersebut.
3. Powerpoint/slide show
Merupakan alat bantu untuk menampilkan ringkasan dan penjelasan topik
komunikasi publik kepada mahasiswa agar mudah dipahami.
Metode dan Strategi yang Digunakan:

Metode yang digunakan dalam peyampaian pesan/informasi/gagasan ke hadapan


publik yaitu impromptu (tanpa persiapan dan catatan), ekstemporer (terencana
dengan persiapan), manuskrip (berbicara dengan menggunakan catatan yang
berisi detail pokok bahasan yang ingin disampaikan oleh pembicara), dan
memorization (menyiapkan dan menghapal seluruh pokok bahasan dan kata yang
ingin disampaikan) (Griffin, Michael A. 2015).

Dalam berbicara di hadapan khalayak diperlukan strategi-strategi untuk bisa


menarik perhatian audiens menurut Michael A. Griffin (2015) yaitu:

1. Eye contact
Untuk menarik perhatian audiens diperlukan kontak mata antara
komunikator dengan audiens.
2. Conversational style
Menggunakan kalimat dan parafrase lengkap yang disesuaikan dengan
intonasi dan nada suara agar pendengan merasa nyaman untuk
mendengarkan dan pesan dapat diterima dengan baik.
3. Pronunciation
Pembicara menguasai topik dan pronunciation yang diucapkannya kepada
audiens.
4. Gesture
Menggunakan gestur atau gerak tubuh untuk menegaskan apa yang
disampaikan .
5. Vocal changes

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 67


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Pembicara memerlukan variasi nada suara dan hindari nada yang monoton
atau datar saja untuk mencegah audiens merasa bosan dan berhenti
mendengarkan.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 68


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Daftar Pustaka

1. Griffin, Michael A. 2015. Public Speaking Basics. University Press of


America: USA.
2. Mulyana, Dedy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja
Rosdakarya: Bandung.
3. Supratman, Lucy Pujasari dan Adi Bayu Mahadian. 2016. Psikologi
Komunikasi. Edisi pertama. Deepublish: Yogyakarta.
4. Wahyu, Ardian S. 2013. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi
Publik: The Art of Public Speaking. Diakses melalui laman
http://www.slideshare.net/ardiansetiawan/public-speaking-
mengembangkan-kemampuan-komunikasi-publik?qid=0f27cb5c-b79f-
4b4f-afb6-6e2b262e05e3&v=&b=&from_search=1 [disitasi pada tanggal
31 Juli 2016 pukul 13.42]
5. West, Richard dan Turner, Lynn H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi:
Analisis dan Aplikasi. Edisi ketiga. Salemba Humanika: Jakarta.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 69


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

PERSEPSI
Dosen Pengajar : Ni Komang Ekawati, S.Psi.,Psi.MPH

Deskripsi
Teori persepsi berhubungan untuk memahami ketika individu-individu
mengamati perilaku untuk menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal
atau eksternal
Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami Pengertian Persepsi
2. Memahami perbedaab Persepsi dan Sensasi
3. Memahami Jenis Persepsi
4. Memahami Pengertian Persepsi dalam Komunikasi
5. Memahami Proses Persepsi

Pokok Bahasan
Persepsi (dari bahasa Latin perceptio, percipio) adalah tindakan menyusun,
mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memeberikan gambaran dan
pemahaman tentang lingkungan. Persepsi meliputi semua sinyal dalam sistem
saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra.]
Seperti misalnya penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada
mata, pencium yang memakai media molekul bau (aroma), dan pendengaran yang
melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif,
tetapi dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian. Persepsi
bergantung pada fungsi kompleks sistem saraf, tetapi tampak tidak ada karena
terjadi di luar kesadaran.
Sejak ditemukannya psikologi eksperimen pada abad ke-19, pemahaman psikologi
terhadap persepsi telah berkembang melalui penggabungan berbagai teknik.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 70


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Dalam bidang psikofisika telah dijelaskan secara kuantitatif hubungan antara sifat-
sifat fisika dari suatu rangsangan dan persepsi. Ilmu saraf sensoris mempelajari
tentang mekanisme otak yang mendasari persepsi. Sistem persepsi juga bisa
dipelajari melalui komputasi, dari informasi yang diproses oleh sistem tersebut.
Persepsi dalam filosofi adalah sejauh mana unsur-unsur sensori seperti suara,
aroma, atau warna ada dalam realitas objektif, bukan dalam pikiran perseptor.

Perbedaan Persepsi dengan Sensasi

Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan
sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan
stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut.
Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap
meja.
Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat
otak mendapat stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang
banyak coretan, dan kenangan pada masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu
tulisan menjadi jelek.

Jenis
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera
menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis

Persepsi visual

Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan Persepsi ini adalah persepsi
yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk
memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan
persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan
dalam konteks sehari-hari. Persepsi kaum muslimin harus mengacu pada Al-
Qur'an dan As-Sunnah, ini yang kemudian disebut Islamic Worldview. Persepsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 71


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

visual merupakan hasil dari apa yang kita lihat baik sebelum kita melihat atau
masih membayangkan dan sesudah melakukan pada objek yang dituju

Persepsi auditori

Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

Persepsi perabaan

Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit

Persepsi penciuman

Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.

Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

Persepsi selektif

Persepsi selektif adalah menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat


seseorang yang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap
seseorang.

Pengertian Persepsi Dalam Komunikasi

Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti


komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik
dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak
jelas pada defenisi John R Wenburg dan William W Wilmot: ”Persepsi
didefenisikan sebagai cara organisme memberikan makna”, atau definisi Rudolf
F.Verderber: ”Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi”
(Mulyana,2005:167).
Persepsi Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal
dari bahasa latin perception dari percipere yang artinya menerima atau
mengambil. Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 72


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau
pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu
(Sobur, 2003:445).
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi
(sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah
bagian dari persepsi. Walaupun begitu , menafsirkan makna informasi indrawi
tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan
memori. (Rakhmat 2005:51).
Sementara menurut Brian Fellows persepsi adalah proses yang
memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisa informasi. Persepsi
meliputi pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra kita (yakni indra peraba,
indra penglihat, indra pencium, indra pengecap, atau indra pendengar), atensi, dan
interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan yang di kirimkan ke otak lewat
penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Persepsi
manusia sebenarnya terbagi dua yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik)
dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan
kompleks karena manusia bersifat dianmis. Persepsi sosial adalah proses
menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam
lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap mereka
mengandung resiko(Mulyana 2005:168).
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terjadi dalam
pengamatan seseorang terhadap orang lain. Persepsi juga bisa diartikan sebagai
proses. Pemahaman terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh orang lain
yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau bekerjasama, jadi setiap
orang tidak terlepas dari proses persepsi. Kita biasanya menganggap bahwa kita
bisa melihat hal-hal yang benar-benar faktual atau nyata didunia sekitar kita. Kita
mengira bahwa benda-benda yang kita lihat atau persepsi adlah hal-hal yang
nyata, sedangkan hal-hal lain seperti ide dan etori merupakan sesuatu yang kurang

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 73


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

nyata, bagi setiap orang apa yang dipersepsikan adalah kenyataan (Matsumono,
2004:59)
Persepsi itu bersifat kompleks dengan pesan yang akhirnya memasuki otak
kita dan apa yang terjadi diluar dapat sangat berbeda denga apa yang mencapai
otak kita. Mempelajari bagaimana dan mengapa pesan-pesan ini berbeda sangat
penting dalam memahami komunikasi. Kita dapat mengilustrasikan bagaimana
persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga langkah yang terlibat dala proses ini.
Tahapan-tahapan ini tidak saling terpisah, dalam kenyataan ketiganya bersifat
kontiniu, bercampur baur, dan bertumpang tindih satu sama lain (lihat gambar),

Gambar 2
Proses persepsi

Sumber: Sobur,2003:449

1. Terjadinya stimulasi alat indra


Pada tahap pertama, alat-alat indra distimulasi (dirangsang), kita mendengar suara
musik, kita melihat orang yang telah lama tidak kita jumpai, kita mencium parfum
orang yang berdekatan dengan kita. Meskipun memiliki kemampuan pengindraan
untuk merasaka stimulus (rangsangan), kita tidak selalu menggunakannya.sebagai
contoh bila kita melamun di kelas, anda tidak mendengar apa yang dikatakan
dosen sampai dia memanggil nama anda, barulah. anda sadar. Anda tahu bahwa
anda mendengar nama anda disebut-sebut tetapi anda tidak tahu apa penyebabnya.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 74


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

2. Stimulasi terhadap alat indar diatur


Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagi prinsip.
Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proksimitas atau
kemiripan. Orang atau pesan yang secara fisik mirip satu sama lain dipersepsikan
bersama-sama atau sebagai satu kesatuan (unity). Kita mempersepsikan orang
yang sering bersama-sama sebagai satu unity (sebagai satu pasangan). Prinsip lain
adalah kelengkapan (closure), kita memandang atau mempersepsikan suatu
gambar atau pesan yang dalam kenyataan lengkap sebagai gambar atau pesan
yang lengkap, sebagai contoh kita mempersepsikan gambar potongan lingkaran
sebagai lingkaran penuh meskipun sebagian dari lingkaran itu tidak ada. Atau kita
akan mempersepsikan serangkaian titik atau garis putus yang ditata dalam pola
melingkar sebagai lingkaran.

3. Stimulasi alat indra ditafsirkan-dievaluasi


Langkah ketiga dari proses perseptual adalah penafsiran-evaluasi. Kedua istilah
penafsiran-evaluasi digabungkan untuk menegaskan bahwa keduanya tidak dapat
dipisahkan. Langkah ketiga ini merupakan proses subjektifyang melibatkan
evaluasi di pihak pertama. Penafsiran masa lalu tidak semata-mata didasarkan
pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa
lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan, tentang yang seharusnya,
keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita
(Sobur,2003:449).

Definisi Persepsi Menurut Para Ahli

Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak
mungkin berkomunikasi dengan efektif. Perepsilah yang menentukan kita
memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi drajat

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 75


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

kesamaan persepsi antar individu, semakin sering dan semakin mudah mereka
berkomunikasi (Mulyana, 2005:167-268).

Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia, kita ingin mengenali
dunia dan lingkungan yang mengenalinya. Pengetahuan adalah kekuasaan. Tanpa
pengetahuan kita tidak apat bertindak secara efektif. Persepsi adalah sumber
utama dari pengetahuan itu. Dari defenisi yang dikemukakan oleh Pareek (dalam
Sobur, 2003:451) yaitu ” proses menerima, menyeleksi, mengorganisir,
mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra dan
data”, tercakup beberapa segi atau proses yang selanjutnya dijelaskan sebagai
berikut:

1. Proses menerima rangsangan

Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data dari
berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indra. Kita
melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan atau menyentuhnya,
sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.

2. Proses menyeleksi rangsangan

Setelah rangsangan diterima atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk


memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat
perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsanga itu disaring dan diseleksi
untuk proses yang lebih lanjut.

3. Proses pengorganisasian

Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu


bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan,
yakni pengelompokan (berbagai rangsanga yang diterima dikelompokkan

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 76


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

dalam suatu bentuk), bentuk timbul dan latar (dalam melihat rangsangan
atau gejala, ada kecendrungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-
gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan gejala atau rangsangan
yang lain berada di latar belakang), kemantapan persepsi (ada suatu
kecendrunan untuk menstabilkan perepsi, dan perubahan- perubahan
konteks tidak mempengaruhinya).

4. Proses penafsiran

Setelah rangsanga atau data diterima dan diatur, si penerima lalu


menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi
persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan
arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.

5. Proses pengecekan

Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil tindakan


untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses
pengecekan ini terlalu cepat dan orang mungkin tidak menyadarinya.

6. Proses reaksi

Tahap terakhir dari proses perseptual adalah bertindak sehubungan dengan


apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakuka jika seseorang bertindak
sehubungan denga persepsinya. Misalnya seseorang bertindak sehubungan
dengan persepsi yang baik atau buruk sesuai dengan yang dibentuknya.
Lingkaran persepsi tersebut sebenarnya belum sempurna sebelum
menimbulkan suatu tindakan . tindakan ini bisa tersembunyi dan bisa pula
terbuka. Tindakan tersembunyi berupa pembentukan pendapat atau sikap,
sedangkan tindakan yang terbuka berupa tindakan nyata sehubungan
dengan persepsi tersebut. Satu gejala yang telah menarik perhatian
sehubungan dengan tindakan tersembunyi ialah ”pembentukan
kesan”(Sobur, 2003:463).

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 77


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Persepsi sering dimaknakan dengan pendapat, sikap, penilaian, perasaan dan lain-
lain. Yang pasti tindakan persepsi, penilaian, perasaan, bahkan sikap selalu
berhadapan dengan suatu objek atau peristiwa tertentu. Berhubung persepsi
melibatkan aktivitas manusia terhadap objek tertentu, maka persepsi selalu
menggambarkan pengalaman manusia tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
tentang objek terebut.

Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua yaitu persepsi terhadap objek


(lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia (lingkungan sosial). Lebih sulit
dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis.

Persepsi terhadap lingkungan fisik sangat berbeda dengan persepsi terhadap


lingkungan sosial, perbedaan tersebut mencakup hal-hal berikut:

1. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan


persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal maupun non
verbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit
diramalkan.
2. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi
terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif,
harapan, dan sebagainya).
3. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain objek
bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu
persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat
daripada persepsi terhadap objek.

Persepsi juga ditentukan oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor
fungsional atau faktor yang bersifat personal antara lain kebutuhan individu,
pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 78


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

bersifat subjektif. Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain
lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam
masyarakat. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi perepsi terdiri dari faktor
personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses
belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap objek psikologis. Faktor-
faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-
nilai dalam masyarakat (Rakhmat, 2005:58).

Proses Persepsi

Salah satu pandangan yang dianut secara luas menyatakan


bahwa psikologi sebagai telaah ilmiah berhubungan dengan unsur dan proses
yang merupakan perantara rangsangan di luar organisme dengan tanggapan fisik
organisme yang dapat diamati terhadap rangsangan. Menurut rumus ini, yang
dikenal dengan teori rangsangan-tanggapan (stimulus-responden/S-R), persepsi
merupakan bagian dari keseluruhan proses yang mengahasilkan tanggapan setelah
rangsangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainnya adalah
pengenalan, penalaran, perasaan, tanggapan.
Seperti dinyatakan dalam bagan berikut, persepsi dan kognisi diperlukan
dalam semua kegiatan psikologis. Bahkan diperlukan bagi orang yang paling
sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan
suatu cara menahan dampak dari rangsangan.

Variabel psikologis di antaran rangsangan dan tangapan

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 79


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Sumber: Sobur,2003:447

Rasa dan nalar merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi rangsanga-
tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan indivdu yang sadar dan bebas
terhadap satu rangsangan atau terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat
tertentu dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi, atau kedua-duanya.

Secara singkat persepsi dapat didefenisikan sebagai cara manusia menangkap


rangsangan. Kognisi adalah cara manusia memberi arti terhadap rangsangan.
Penalaranadalah proses sewaktu rangsangan dihubungkan dengan rangsangan
lainnya pada tingkat pembentukan psikologi. Perasaan adalah konotasi emosional
yang dihasilkan oleh rangsangan baik sendiri atau bersama-sama dengan
rangsangan lain pada tingkat kognitif atau konseptual.

Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi ari
cara di amemandang. Oleh sebab itu untuk mengubah tingkah laku seseorang
harus dimulai dengan mengubah persepsinya. Dalam persepsi terdapat tiga
komponen utama berikut (Sobur, 2003:446):

1. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari


luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisikan informasi sehingga mempunyai
arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi kepribadian, dan
kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang
untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu
proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah
laku sebagai reaksi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 80


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu


Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang


terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
 Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya
informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi
usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya.
Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda
sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
 Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan
untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan
fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang
berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga
berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu
obyek.
 Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada
seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan
untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan
kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari
stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
 Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana
kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang
dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. ·
 Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung
pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat
kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam
pengertian luas. ·
 Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang,
mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 81


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima,


bereaksi dan mengingat.
2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik
dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen
tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia
sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau
menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
persepsi adalah : ·
 Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini
menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka
semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi
persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek
individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk
persepsi.
 Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya
lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived)
dibandingkan dengan yang sedikit.
 Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang
penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama
sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik
perhatian.
 Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan
memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan
dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus
merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi
persepsi.
 Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian
terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan
pandangan dibandingkan obyek yang diam.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 82


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Metode :
3. Diskusi dan Latihan
mengemukakan pendapat sendiri, serta ikut memberikan sumbangan
pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak alternatif
jawaban.
4. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan
pengajar mengajukan pertanyaan dan mahasiswa memberikan jawaban.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 83


KURIKULUM PS IKM 2016
MODUL MATA KULIAH KOMUNIKASI
KESEHATAN DAN STUDY GUIDE

Daftar Pustaka

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja


Rosdakarya, Bandung.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi umum. Pustaka Setia, Bandung. Sunarwinadi, Ilya.
1993. Komunikasi Antar Budaya.UI Pers,Jakarta

Rakhmat, Jalaluddin.2005.Psikologi Komunikasi. PT.Remaja Rosdakarya,


Bandung
Schacter, Daniel (2011). Psychology. Worth Publishers.
Gregory, Richard. "Perception" in Gregory, Zangwill (1987) pp. 598–601.
Fechner, Gustav Theodor. 1860. Elemente der Psychophysik. Leipzig.
Kelley, H. "Attribution in Social Interaction," Attribution, Morristown, NJ:
General Learning Press, 1972, hal. 7-10
Murphy, K. R. "Is Halo a Property of a Rater, the Ratees, or the Specific
Behaviors Observed?" Journal of Applied Psychology, Juni 1992, hal. 494-500.
Asch, S. E. "Forming Impressions of Personality," Journal of Abnormal and
Social Psychology, Juli 1946, hal. 258-290.
Bjorklund, D.V (2000) Children's Thinking: Developmental Function and
individual Differences. 3rd Ed. Belmont, CA : Wadsworth, hal. 2-13

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 84

Anda mungkin juga menyukai