Anda di halaman 1dari 9

KEHADIRAN Escherichia coli PADA AIR MINUM ISI ULANG DI

JALAN SEPAKAT 2 PONTIANAK DENGAN IMPLEMENTASI


VIDEO INTERAKTIF PADA MATERI PENCEMARAN AIR
KELAS X SMA

DESAIN PENELITIAN

OLEH

SITI FATIMAH

NIM F1072161021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2019
A. JUDUL

KEHADIRAN Escherichia coli PADA AIR MINUM ISI ULANG DI JALAN

SEPAKAT 2 PONTIANAK DENGAN IMPLEMENTASI VIDEO

INTERAKTIF PADA MATERI PENCEMARAN AIR KELAS X SMA.

B. LATAR BELAKANG

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan

baik bagi tumbuhan, hewan, maupun manusia. Air memiliki peranan yang

bermacam-macam seperti untuk memasak, mencuci, mandi, minum dan

sebagainya. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan akan air

bersih terutama air minum. Kebutuhan air minum dapat didapatkan melalui

berbagai macam sumber diantaranya berasal dari air tanah, sungai, air

pegunungan dan air laut. Air bersih secara umum yaitu air yang tidak berwarna,

tidak memiliki bau, dan tidak memiliki rasa.

Air adalah senyawa yang bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup di

bumi yang keberadaannya tidak dapat digantikan peranannya dengan senyawa

lain. Tidak ada satupun makhluk hidup dibumi ini yang tidak membutuhkan

air.

Menurut Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum. Air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang melalui syarat dan dapat

langsung diminum. Air minum harus terjamin dan aman bagi kesehatan, harus
memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang

dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Parameter wajib

merupakan persyaratan kualitas air minum yang wajib diikuti dan ditaati oleh

seluruh penyelenggara air minum, sedangkan parameter tambahan dapat

ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kondisi kualitas lingkungan

daerah masing-masing dengan mengacu pada parameter tambahan yang

ditentukan oleh Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum.

Selanjutnya menurut Sutrisno (1991:1) air minum dalam kehidupan

manusia merupakan salah satu kebutuhan paling esensial, sehingga kita perlu

memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Selain untuk

dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam

meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan derajat

kesehatan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa air minum

merupakan suatu kebutuhan utama untuk kelangsungan hidup seluruh makhluk

hidup, terutama manusia. Tanpa air minum, manusia tidak akan dapat

menjalankan kehidupannya dengan baik karena pada tubuh manusia hampir

seluruhnya terdiri dari air.

Perkembangan teknologi telah membawa kemajuan dalam berbagai

bidang kehidupan, salah satunya dibidang kesehatan, yaitu teknologi

pengolahan depot air minum (DAM). Teknologi ini mengubah air bersih
menjadi air minum tanpa dimasak terlebih dahulu, namun diolah dengan cara

disaring dan desinfeksi. Adaya DAM mempermudah masyarakat dalam

penyediaan air minum.

Air minum isi ulang banyak diminati oleh masyarakat karena harganya

yang relatif lebih murah dibandingkan dengan air minum dalam kemasan.

Selain itu, air minum isi ulang juga mudah didapatkan dimana-mana karena

sudah banyak masyarakat yang membuka usaha air minum isi ulang. Tetapi hal

tersebut tidak diiringi dengan peninjauan kualitas air minum baik secara fisik,

kimiawi, maupun mikrobiologis.

Manfaat air yang paling utama adalah untuk minum. Oleh karena itu,

air minum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, baik fisik, kimia, radioaktif

maupun mikrobiologis agar tidak menimbulkan berbagai macam gangguan

kesehatan. supaya air aman untuk dikonsumsi, dibutuhkan pengolahan air untuk

menghilangkan cemaran mikroba atau menurunkan kadar bahan tercemar

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Air tercemar dapat disebabkan oleh masuknya suatu zat, energi, dan

atau komponen lain kedalam air karena kegiatan manusia sehingga membuat

kualitas air turun sampai tingkat yang membahayakan, menyebabkan air tidak

berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Air yang sudah tercemar hanya

bisa digunakan untuk tujuan lain yang tidak beresiko terhadap makhluk hidup.

Masuknya bahan pencemar kedalam air berbeda. Pada cemaran mikroba,

mekanisme penyebarannya dari tinja ke air minum melalui air, tangan, tanah.
Seiring dengan kemajuan dan peningkatan taraf hidup manusia,

kebutuhan air bersih semakin meningkat setiap saat. Akibatnya, pengadaan air

bersih selalu dilaksanakan setiap waktu. Masalah mulai muncul karena semakin

banyak air yang dibutuhkan, maka semakin tinggi pula pencemaran yang

memasuki badan air, baik pencemaran melalui rumah tangga maupun industri.

Meningkatnya permintaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi

membuat usaha air minum atau Depot Air Minum Isi Ulang sangat banyak.

Terutama diberbagai pusat kos-kosan seperti di wilayah Jalan Sepakat 2

Pontianak. Karena banyaknya Universitas-universitas pilihan di Pontianak

yang dekat dengan daerah tersebut, membuat kos-kos mahasiswa mulai

menjamur disekitar daerah tersebut. Hal tersebut dapat menjadi jawaban atas

tingginya permintaan air yang layak minum. Kondisi ini didukung juga dengan

semakin banyaknya toko-toko maupun usaha-usaha disekitarnya,

Mahalnya harga Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) menjadikan

Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) menjadi salah satu alternatif sumber air

minum. Air minum yang dibeli dari DAMIU memiliki harga yang jauh lebih

murah jika dibandingkan dengan air minum kemasan dengan berbagai merek.

Sehingga tidak diherankan apabila banyak masyarakat konsumen, terutama dari

kalangan mahasiswa dan anak kos yang beralih pada layanan air minum isi

ulang.

Pemerintah dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 492/Menkes/per/IV/2010 telah mengatur tentang syarat-syarat kualitas


air minum yang meliputi syarat mikrobiologi, kimia, radioaktifitas dan fisik.

Menurut Notoatmodjo (2007), air minum harus memenuhi berbagai

persyaratan kualitas, meliputi persyaratan fisik, kimia, dan bakteriologis.

Persyaratan fisik meliputi warna, bau, rasa, suhu, dan kekeruhan (Sutrisno dan

Suciati dalam Byna et al.,2009).

Persyaratan bakteriologis air minum telah standarisasi oleh pemerintah

melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

907/Menkes/SK/VII/ 2002. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492

Tahun 2010 tentang standar baku mutu air minum juga menyebutkan bahwa

parameter mikrobiologi kadar maksimum keberadaan bakteri coliform yaitu

sebesar 0/100 ml sampel. Hal ini berarti tidak boleh ada kandungan bakteri

coliform dalam air minum, baik dalam AMDK maupun DAMIU. Salah satu

penyakit yang ditimbulkan dari buruknya kualitas mikrobiologis suatu air

minum adalah penyakit diare (Sual et al., 2016).

E. coli atau sering disebut coliform fekal merupakan indikator

kontaminan yang berasal dari sumber fekal atau saluran pencernaan, sesuai

dengan habitat alaminya dala saluran pencernaan bawah baik pada manusia

maupun hewan. Golongan Enterobacter, seperti Streptococcus faecalis dan S.

faecium merupakan flora alami dalam saluran pencernaan. Golongan ini tidak

banyak digunakan untuk indikator kontaminasi fekal, tetapi lebih dikaitkan

pada tingkat sanitasi proses produksi yang buruk. Sedangkan keberadaan

kelompok Staphylococci seperti Staphylococcus aureus dalam makanan bisa


berasal dari kulit, mulut maupun rongga hidung tenaga pengolah atau produksi

yang merupakan indikator dari kondisi sanitasi yang tidak memadai (Badan

POM, 2008).

Penyediaan air minum yang aman harus diupayakan, karena

memungkinkan adanya pencemaran mikroorganisme pada air minum, seperti

bakteri yang berasal dari tinja atau kotoran hewan adalah Escherichia coli yang

dapat menimbulkan diare. Escherichia coli adalah kuman oportunis yang

banyak ditemukan didalam usus besar manusia sebagai flora normal.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan implementasi video interaktif

sebagai media pembelajaran karena dirasa lebih efektif dan menarik dalam

menyampaikan materi kepada siswa.

Munadi (2010:7) mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala

sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan darisumber secara

terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Jadi media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat digunakan guru

untuk menyampaikan informasi kepada siswa dengan merangsang panca indra

sehingga siswa lebih antusias saat mengikuti pembelajaran.

Azhar Arsyad (2011:49) menyatakan bahwa video merupakan gambar-

gambar dalam frame, dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa

proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup. Dari

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa video adalah salah satu jenis media
audio-visual yang dapat memperlihatkan gambar yang bergerak beserta suara

secara bersamaan. Oleh karena itu peneliti tertarik menggunakan video

interaktif sebagai media penyampaian informasi kepada siswa.

Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang kualitas air minum isi ulang di Jalan Sepakat 2

Pontianak dengan cara memeriksa dan mengidentifikasi cemaran bakteri

Escherichia coli yang terdapat di dalam air minum isi ulang. Selain itu, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian ini karena belum pernah ada penelitian

yang seperti ini sebelumnya dan diharapkan penelitian ini dapat ikut berperan

dalam mengurangi angka penyebaran penyakit yang menyebar melalui air.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah agar

penelitian ini menjadi terarah. Adapun masalah umum penelitian ini adalah

‘’Kehadiran Escherichia Coli Pada Air Minum Isi Ulang Di Jalan Sepakat 2

Pontianak dengan Implementasi Video Interaktif ‘’. Untuk membatasi masalah

umum, maka penulis membatasinya dengan sub masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat bakteri Escherichia coli pada sampel air minum isi

ulang yang di uji ?

2. Berapa total bakteri Escherichia coli pada setiap depot di jalan

sepakat 2 Pontianak ?
3. Berapa banyak depot air minum isi ulang yang layak untuk

dikonsumsi ?

Anda mungkin juga menyukai