PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui penentuan waktu panen pada kangkung
2. Mengetahui cara memanen kangkung yang benar
3. Mengetahui cara penanganan pasca panen pada kangkung
1
1.4. Manfaat
Makalah ini dibuat untuk memberikan manfaat bagi para pembacanya. Manfaat
tersebut baik dari segi pengetahuan maupun pemahaman dari penanganan pasca
panen pada kangkung.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
kekeringan, tekstur, dan mutu visual keseluruhan, tetapi tidak berpehgaruh
terhadap warna caisim selama penyimpanan. Perlakuan pengemasan dengan
plastik polyethilene tanpa lubang dapat mempertahankan mutu fisik (warna,
tingkat kekeringan, tekstur, dan mutu visual keseluruhan) caisim lebih dari 4 hari
(Nocianitri et.al 2008).
Genus Brassica yang mencakup beberapa tanaman dan spesies besar
kepentingan ekonomi di seluruh dunia seperti Brassica oleracea L., Brassica napus
L. dan Brassica rapa L. spesies yang sama dapat dimanfaatkan untuk beberapa
penggunaan sesuai dengan bentuk yang berbeda atau jenis. Brassicaceae sayuran
merupakan bagian penting dari diet manusia di seluruh dunia, yang dikonsumsi
oleh orang di seluruh dunia dan dianggap tanaman pangan penting dalam China,
Jepang, India, dan negara-negara Eropa. Spesies sayuran utama adalah B.
oleracea, yang termasuk bentuk sayuran dan makanan ternak, seperti kangkung,
kubis, brokoli, kubis Brussel, kembang kol dan lain; B. rapa termasuk bentuk
sayuran, seperti lobak, sawi dan pak choi, bersama dengan hijauan dan biji
minyak jenis, B. napus tanaman terutama digunakan seperti biji minyak
(rapeseed) (Cartea et.al 2011).
Beberapa syarat yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kemasan
yaitu:
1. Tidak toksik, tidak ada bahan yang mengandung zat berbahaya untuk tubuh
manusia.
2. Cocok dengan jenis sayur yang akan dikemas,
3. Menjamin sanitasi. Kemasan harus bersih, mengalami pembersihan dan
penyucian misalnya.
4. Dapat mencegah pemalsuan
5. Desain menarik
6. Biaya rendah
7. Pengawetan dilakukan pada sayur. Setiap sayur berbeda, seperti dengan
pengalengan, pengeringan yang akhirnya akan direhidrasi, pendinginan, dan
pemberian garam (Tim Penulis PS, 2000).
4
Sawi dan Kangkung selepas panen dilakukan pembersihan pada daun, batang
dan akar, setelah itu dilakukan sortasi untuk membedakan antara sawi dan
Kangkung bermutu baik dan bermutu kurang baik. Sortasi dilakukan berdasarkan
ukuran dan karakteristik fisik sayur. Pengemasan dilakukan dengan hati-hati,
dapat dilakukan dengan pengemasan dengan plastik, atau dengan keranjang sayur
serta seperti pada pemasaran sayur di supermarket yang hanya diikat dengan tali
atau plastik. Akan tetapi hal itu dapat memperbesar gesekan hingga membuat
sayuran mudah rusak (Haryanto et.al 2007).
5
BAB III
PEMBAHASAN
Cara Panen
Cara pemanenan kangkung air hampir sama dengan kangkung darat. Cara
memanen, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas
permukaan tanah atau meninggalkan 2-3 buku tua. Panen dilakukan pada sore
hari. Panenan dilakukan dengan cara memotong kangkung yang siap panen
dengan ciri batang besar dan berdaun lebar. Dengan menggunakan alat pemotong.
Pemungutan hasil kangkung darat dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya
6
sampai akar, kemudian dicuci dalam air. Selama dilakukan proses panen, lahan
penanaman harus tetap basah tapi tidak berair, atau dalam keadaan lembab.
Pasca Panen
Panen kangkung dilakukan 2-3 minggu sekali dan setiap kali habis panen,
biasanya akan terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali
panen maka produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Jika sudah terlihat berbunga, sisakan ± 2 m2 untuk dikembangkan terus
menjadi biji yang kira-kira memakan waktu kurang lebih 40 hari sampai dapat
dikeringkan.
Pasca panen kangkung dilakukan mulai dari pengumpulan potongan kangkung
setelah dipanen, penyortiran dan grading, penyimpanan, pengemasan dan
pengangkutan.
Kegiatan pasca panen kangkung secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1). Pengumpulan, seluruh batang kangkung yang sudah dipotong atau dicabut lalu
dikumpulkan pada tempat teduh yang ada naungannya dan diberi alas. Tempat
khusus dan strategis seperti gudang penyimpanan hasil, dipinggir kebun/ lahan
yang teduh dapat juga dipergunakan.
2). Pembersihan, bersihkan tiap batang dari kotoran yang melekat pada daun,
tangkai dan batang serta akar dari tanah yang menempel, sisakan tangkai daun
sesuai kebutuhan.
3). Pencucian, lakukan pencucian batang kangkung terpilih dengan air bersih yang
mengalir, atau cara lain dengan memasukkan batang kangkung tersebut kedalam
bak pencuci kemudian disemprot dengan air bersih baru. Pencucian dimaksudkan
juga untuk mengurangi residu pestisida yang masih terbawa pada tanaman
kangkung.
4). Penirisan, kangkung yang sudah dicuci lalu ditiriskan agar air yang tersisa
dapat turun dengan baik, dapat menggunakan rak- rak penirisan.
5). Penyortiran dan grading, kumpulan kangkung terpilih tersebut dipisahkan
antara batang dengan daun yang sehat, daun utuh dan warna hijau dari daun serta
7
batang yang rusak, busuk, dan cacat secara tersendiri. Kangkung hasil grading
dikumpulkan dan kemudian disatukan sebanyak 15-20 batang kangkung dalam
satu ikatan. Kemudian kangkung terpilih dan baik diklasifikasikan atau di grading
berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam atau sesuai SNI kangkung. SNI
kangkung No. 7387-2009 menyatakan batas maksimum cemaran logam berat
yang diperbolehkan dalam sayuran adalah 0,5 μg/g untuk timbal dan 0,2 μg/g
untuk kadmium.
6). Penyimpanan, kangkung dimasukkan kedalam wadah dan disimpan dalam
ruangan dengan suhu dingin dan berventilasi atau cukup sirkulasi udaranya.
Dalam penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu, kangkung yang
telah diikat celupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan menggunakan
anjang-anjang.
7). Pengemasan dan pengangkutan, kangkung diikat menjadi ikatan-ikatan dengan
berat tertentu, sehingga mudah dan praktis untuk diangkut dan disimpan. Ikatan
kangkung siap diangkut menuju pasar dengan menggunakan alat angkut yang
tersedia di pelaku usaha. Kemasan kangkung untuk tujuan pasar swalayan dan
Supermarket bahkan Hypermarket di kota -kota besar, biasanya kangkung
dikemas menggunakan kantong plastik dengan berbagai ukuran berat sesuai
pesanan, misalnya 100 gram, 200 gram.
Pertanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 ton/ha
sepanjang beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10 m2. Hal
yang perlu mendapatkan perhatian adalah kegiatan pemenuhan terhadap tindakan
grading yang mempunyai tujuan untuk memberikan nilai lebih atau harga lebih
tinggi untuk kualitas yang lebih baik. Standar yang digunakan untuk pemilahan/
kriteria dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar.
Standardisasi merupakan ketentuan mengenai kualitas atau kondisi komoditas
berikut kemasannya yang dibuat untuk kelancaran pemasaran. Oleh karena itu
dapat dimulai dengan membiasakan bekerja dengan menetapkan kriteria mutu
yang akan diacu guna memenuhi kebutuhan pasarnya.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Kangkung adalah jenis sayuran berdaun yang memiliki daya simpan yang
relatif pendek
2. Pasca panen kangkung dilakukan mulai dari pengumpulan potongan kangkung
setelah dipanen, penyortiran dan grading, penyimpanan, pengemasan dan
pengangkutan.